Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“System File dan Objek Basis Data, Model Data Relasional, Perancangan
Basis Data, dan Normalisasi”
DOSEN PENGAMPU: Bahriddin Abapihi, S.Si., M.Si.

DISUSUN OLEH:

NAMA : SITI HAPSAH


NIM : F1A120039
PRODI : MATEMATIKA
KELAS : GASAL

UNIVERSITAS HALU OLEO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA
sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah yang berjudul “System File dan
Objek Basis Data, Model Data Relasional, Perancangan Basis Data, dan
Normalisasi”
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh masyarakat Indonesia khususnya para
mahasiswa untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
dalam pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 20 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Sistem File dan Objek Basis Data .............................................................. 4
2.1.1. Pengertian File dan Objek Basis Data .............................................. 4
2.1.2. Fungsi File dan Objek Basis Data ..................................................... 4
2.1.3. Komponen File dan Objek Basis Data .............................................. 5
2.1.4. Cara Kerja Sistem Data....................................................................... 5
2.2. Model Data Relasoinal ............................................................................ …7
2.2.1. Pengertian Model Data Relasoinal ..................................................... 7
2.2.2. Manfaat Model Data Relasoinal ......................................................... 7
2.2.3. Istilah-istilah dalam Model Data Relasoinal....................................... 7
2.2.4. Jenis-jenis Key pada Model Data Relasoinal ..................................... 8
2.2.5. Bahasa pada Model Data Relasoinal .................................................. 8
2.3. Perancangan Basis Data .............................................................................. 8
2.3.1. Pengertian Perancangan Basis Data.................................................... 9
2.3.2. Manfaat Perancangan Basis Data ....................................................... 9
2.3.3. Tujuan Perancangan Basis Data ......................................................... 9
2.3.4. Fase dalam Proses Peracangan Perancangan Basis Data.................. 10
2.4. Normalisasi Basis Data ............................................................................. 13
2.4.1. Pengertian Normalisasi Basis Data................................................... 13
2.4.2. Tujuan Normalisasi Basis Data......................................................... 14
2.4.3. Pentingnya Normalisasi Basis Data .................................................. 14
2.4.4. Tahapan dalam Normalisasi Basis Data .......................................... 15

ii
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .............................................................................................. 17
3.2. Saran .......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Basis data merupakan teknologi informasi yang mempelajari


bagaimana cara pengolahan data berbasis elektronik mulai dari
penyuntingan, pengelompokan, sampai dimana akan melakukan manajemen
data yang terstruktur agar dicapai hasil yang sesuai dengan yang diinginkan.
Basis data memiliki isi sekumpulan file yang mempunyai hubungan antara
satu dengan yang lainnya sehingga membentuk informasi yang disebut data.
Basis data merupakan sebuah sistem yang dimana sistem akan mengatur
basis data disebut Database Management System ( DBMS ), yang
memungkinkan beberapa pengguna agar bisa mengakses dan manipulasi
file-file tersebut.
Terdapat beberapa model basis data, salah satu model basis data yang
banyak digunakan saat ini adalah model basis data relasional. Dalam
pengelolaan basis data tersebut, institusi dan perusahaan menggunakan
Database Managemen System (DBMS) karena kelebihannya dalam hal
pemulihan (recovery), kecepatan mengambil data (performance), dan
keamanan (security). DBMS sendiri merupakan suatu program komputer
yang digunakan untuk memasukkan, mengubah, menghapus,
memanipulasi, dan memperoleh data / informasi dengan praktis dan efisien.
Database dapat digunakan jika diperlukan sistem yang ditujukan untuk
mengatasi database tersebut dengan sebutan DBMS (database management
system). Contoh database dalam kehidupan sehari hari yang merupakan
suatu kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer
dan dapat diolah atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak program
aplikasi untuk memberikan hasil informasi yang sangat berguna untuk
kehidupan sehari-hari.

1
1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan pemaparan latar belakang di atas


tentang System File dan Objek Basis Data, Model Data Relasional,
Perancangan Basis Data, dan Normalisasi adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari sistem keuangan dan objek basis data?
2. Apa Fungsi Sistem File dan Objek Basis Data?
3. Apa komponen dan sistem file basis data ?
4. Bagaimana cara kerja sistem data ?
5. Apa pengertian model data relasional ?
6. Apa saja manfaat model data relasional?
7. Apa saja istilah -istilah pada model data relasional?
8. Apa saja jenis-jenis key pada model data relasional?
9. Apa saja bahasa model data relasional?
10. Apa pengertian perancangan basis data ?
11. Apa manfaat perancangan basis data ?
12. Apa tujuan perancangan basis data ?
13. Bagaimana proses dalam perancangan basis data ?
14. Apa pengertian normalisasi basis data ?
15. Apa tujuan normalisasi basis data ?
16. Apa pentingnya normalisasi basis data ?
17. Bagaimana proses dalam menormalisasi basis data ?
1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah


tentang System File dan Objek Basis Data, Model Data Relasional,
Perancangan Basis Data, dan Normalisasi adalah sebagai berikut:
1. Untuk Apa definisi dari sistem keuangan dan objek basis data
2. Untuk Apa Fungsi Sistem File dan Objek Basis Data
3. Untuk Apa komponen dan sistem file basis data
4. Untuk menegtahui bagaimana cara kerja sistem data

2
5. Untuk Apa pengertian model data relasional
6. Untuk Apa saja manfaat model data relasional
7. Untuk Apa saja istilah -istilah pada model data relasional
8. Untuk Apa saja jenis-jenis key pada model data relasional
9. Untuk Apa saja bahasa model data relasional
10. Untuk Apa pengertian perancangan basis data
11. Untuk Apa manfaat perancangan basis data
12. Untuk Apa tujuan perancangan basis data
13. Untuk Bagaimana proses dalam perancangan basis data
14. Untuk Apa pengertian normalisasi basis data
15. Untuk Apa tujuan normalisasi basis data
16. Untuk Apa pentingnya normalisasi basis data
17. Untuk Bagaimana proses dalam menormalisasi basis data

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sistem File dan Objek Basis Data


2.1.1. Pengertian Sistem File dan Objek Basis Data
Sistem file adalah pengaturan penyimpanan data yang sangat
mempermudah pekerjaanmu sehari-hari. Sistem file adalah cara sederhana
untuk mengatur dan menyimpan file pada hard drive, flash drive atau
perangkat penyimpanan lainnya. Setiap perangkat penyimpanan memiliki
satu atau lebih partisi, dan masing-masing partisi diformat dengan Sistem file.
Proses pemformatan hanya menciptakan Sistem file kosong pada perangkat.
Objek Basis Data adalah sistem manajemen basis data di mana
informasi direpresentasikan dalam bentuk objek seperti yang digunakan
dalam pemrograman berorientasi objek. Sementara Objek database dalam
database relasional adalah struktur data yang digunakan untuk menyimpan
atau referensi data. Objek paling umum yang berinteraksi dengan orang
adalah tabel. Objek lainnya adalah indeks, prosedur tersimpan, urutan,
tampilan, dan banyak lagi.
2.1.2. Fungsi Sistem File dan Objek Basis Data
a. Fungsi Sistem File
Sistem file berfungsi untuk file ini mengatur pengoperasian di dalam
sebuah disk yang terhubung ke komputer, tetapi tidak bisa terlihat oleh
user atau manusia yang menggunakan komputer tersebut.
Fungsi lain dari Sistem file adalah penamaan dokumen. Hal itu
mulai dari jumlah kata maksimal dari nama file, karakter apa yang bisa
dan tak bisa digunakan (misalkan simbol seperti :, ?, dan lainnya), dan
masih banyak lagi.
File system juga berisikan informasi penting lainnya, seperti ukuran
sebuah dokumen, hierarkinya dalam drive penyimpanan, dan atribut-
atribut di dalamnya.

4
b. Fungsi objek basis data
Berikut beberapa fungsi dari basis data :
1) Mengelompokan data dan informasi sehingga lebih mudah
dimengerti
2) Mencegah terjadinya duplikat data maupun inkonsistensi data,
mempermudah proses penyimpanan, akses, pembaharuan, dan
menghapus data
3) Menjaga kualitas data dan informasi yang diakses sesuai dengan yng
diinput
2.1.3. Komponen Sistem File dan Objek Basis Data
a. Komponen sistem file
Adapun beberapa komponen dari sistem file sebagai berikut :
1) Nama file
Dari semua atribut yang ada di dalam file system, nama dokumen
adalah satu dari dua informasi yang bisa dibaca oleh manusia.
Sisanya berupa kumpulan huruf dan angka yang membentuknya.
2) Penanda
Atribut selanjutnya adalah identifier atau penanda. Dalam file
system, setiap dokumen bisa dibedakan berdasarkan angka unik
yang ditempelkan, yaitu identifier.
3) Lokasi
Atribut ini menunjukkan di mana letak file dalam sebuah perangkat.
4) Jenis file
Tiap sistem memiliki persyaratannya tersendiri. Supaya file system
bisa mendukung penggunaan berbagai macam jenis dokumen,
atribut ini adalah kuncinya.
5) Ukuran
Atribut ini berguna untuk memperlihatkan ukuran dokumen yang
ada.
6) Perlindungan

5
Perlindungan ini adalah salah satu atribut paling penting dalam file
system, karena menjadi penentu akses sebuah dokumen. Baik itu
untuk membaca atau melihat saja, menulis ulang sebuah dokumen,
atau menghapusnya.
7) Jam, tanggal, dan keamanan
Atribut yang satu ini tak hanya ditujukan untuk perlindungan, tetapi
juga untuk pemantauan lebih lanjut.Menurut How-To Geek, alasan
terdapat begitu banyaknya file system adalah karena masing-masing
memiliki keunikan tersendiri, terutama dalam pengaturan data di
dalamnya.
b. Komponen objek basis data
Beberapa komponen objek basis data sebagai berikut :
1) Tables, berupa tempat untuk menyimpan sekumpulan data yang
sejenis. Tabel merupakan komponen utama dari sebuah database.
2) Queries, digunakan untuk mencari dan menampilkan data yang
memenuhi syarat tertentu dari suatu tabel atau lebih. Query dapat
digunakan untuk meng-update atau menghapus beberapa record data
pada saat yang sama. Selain itu query dapat dipergunakan untuk
menjalankan perhitungan terhadap selekompok data.
3) Forms, untuk menampilkan data dari tabel dan query sehingga data
tersebut dapat dilihat, ditambah, dihapus, dan sebagainya sesuai
dengan operasi database.
4) Report, dipergunakan untuk menampilkan laporan hasil analisa data.
Laporan ini dapat dikelompokkan sesuai dengan criteria tertentu, dan
juga laporan dapat berupa grafik atau label data.
5) Pages, fungsinya untuk membuat halaman Web (page) berupa data
access page yang dapat ditempatkan di server jaringan intranet dan
internet.
6) Macro, mengotomasikan perintah yang sering dipergunakan untuk
mengelola basis data.

6
7) Module, digunakan untuk merancang berbagai modul aplikasi
pengelolaan database tingkat lanjut.
2.1.4. Cara Kerja Sistem File
Menurut Tech Target, cara kerja file system adalah memisahkan
informasi yang tersimpan ke dalam masing-masing dokumen secara
individual. Sistem ini menciptakan berbagai macam kemungkinan dan
kemudahan bagi pengguna. Salah satunya adalah memungkinkan kita untuk
melihat daftar dokumen yang ada dalam drive dan mengetahui letak file
tersebut secara mudah. Katakanlah anda sedang membuka drive
penyimpanan “Data (D:)”. Di dalamnya, terdapat daftar serangkaian
dokumen yang ada di dalamnya. Alih-alih mencari ke seluruh drive
penyimpanan tersebut dan lainnya (misalnya Data (C:) atau Program Files),
kamu bisa langsung melihatnya dari daftar tersebut.
2.2. Model Data Relasional

2.2.1 Pengertian Model Data Relsional

Model data relasional atau sering juga disebut sebagai model relasional
atau basis data relasional. Pada model data relasional, basis data akan disebar
kedalam berbagai tabel dua dimensi. Setiap tabel akan berisi baris sebagai
lajur yang mendatar dan kolom sebagai lajur vertikal.

2.2.2. Manfaat Model Data Relasional

Hingga saat ini model data relasional merupakan model data yang
paling banyak dipakai untuk menerapkan basis data. Beberapa keuntungan
model data relasional dibandingkan model data yang lain adalah :
1) Model data relasional memiliki kemudahan-kemudahan dalam
penerapan dan kemampuannya dalam mengakomodasi berbagai
kebutuhan pengelolaan basis data yang ada di dunia nyata (real word) .
2) Tabel merupakan bentuk natural/alamiah dalam menyatakan fakta/data
yang sering digunakan.

7
3) Model data relasional dibuat berdasarkan pemahaman matematika yaitu
menggunakan teori himpunan sehingga memudahkan untuk melakukan
perintah.
Dengan kelebihan yang dimiliki oleh model data relasional,
menyebabkan model data relasional merupakan model data yang masi
populer saat ini dan banyak digunakan.

2.2.3. Istilah-Istilah dalam Model Data Relasional

Di dalam model data relasional terdapat beberapa istilah yang sering


ditemui yaitu :

1) Relasi, relasi (relation) merupakan tabel dua dimensi yang memiliki


karakteristik khusus. Meskipun relasi dikatakan sama dengan tabel,
tetapi dalam beberapa literatur banyak yang menyebutkan istilah relasi
ketika membicarakan struktur logis sedangkan istilah tabel ketika
membicarakan basis data fisik.
2) Atribut, merupakan kolom dalam sebuah tabel/relasi
3) Tupel, merupakan baris dalam sebuah tabel/relasi
4) Domain, himpunan nilai yang berlaku bagi suatu atribut
5) Derajat, jumlah atribut dalam suatu relasi
6) f.Kardinalitas, jumlah tupel pada suatu relasi
2.2.4. Jenis -jenis key pada Model Data Relasional

Suatu key adalah satu atau lebih kolom relasi yang mengidentifikasikan
suatu baris. Suatu key dapat bersifat unik atau tidak sama sekali. Berikut ini
merupakan macam-macam key, yaitu :

1) Candidate key (kunci calon)


Sebuah atribut atau lebih yang secara unik mengidentifikasikan
sebuah record. Fungsi dari candidate key adalah sebagai calon primary
key.

8
2) Primary key (kunci utama)
Merupakan candidate key yang telah dipilih untuk
mengidentifikasikan setiap record secara unik. Primary key harus
merupakan field yang benar-benar unik dan tidak boleh ada nilai NULL.
3) Foreign key (kunci tamu)
Foreign key merupakan kunci penghubung dengan entitas/relasi
lain. Sebuah atribut akan menjadi foreign key jika dya adalah primary key
di satu buah relasi/entitas tetapi di entitas/relasi lain menjadi atribut biasa.

2.2.5. Bahasa Pada Model Data Relasional


Berikut beberapa Bahasa yang digunakan dalam model data relasional,
yaitu :

1) Bahasa Query Formal Prosedural : Aljabar relasional


2) Operasi Dasar (Select, Project, Cartesian Product, Union, Set Difference)
3) Operasi Tambahan (Natural Join, Theta Join, Intersection, Devide)
4) Bahasa Query Formal Non Prosedural : Kalkulus Relasional
5) Kalkulus relasional tupel
6) Kalkulus relasional domain
7) Bahasa Query Komersial (QUEL, QBE dan Overview SQL)
2.3. Perancangan Basis Data
2.3.1. Pengertian Perancangan Basis Data
Perancangan Basis data adalah proses untuk menentukan isi dan
pengaturan data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan
sistem. Basis data sangat diperlukan sebagai fundamental dari materi
pembelajaran ini, tetapi jangan kuatir mahasiswa didik, kami akan mengulas
materi ini agar dapat dapat dimengerti peserta didik dan peserta yang ingin
memperdalam materi dari perancangan basis data.
2.3.2. Manfaat Peracangan Basis Data
Secara lengkap, pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi
sejumlah tujuan sebagai berikut :

9
1) Kecepatan dan kemudahan (Speed)
2) Efisiensi ruang penyimpanan (Space)
3) Keakuratan (Accuracy)
4) Ketersediaan (Availability)
5) Kelengkapan (Completeness)
6) Keamanan (Security)
7) Kebersamaan pemakai
2.3.3. Tujuan Perancangan Database
Tujuan awal dan utama dalam pengolahan data pada sebuah basis data
adalah agar dapat menentukan kembali data (data yang dicari) dengan
mudah dan cepat. Di samping itu, pemanfaatan data untuk pengolahan data
juga memiliki tujuan-tujuan tertentu. Berikut beberapa tujuan perancangan
database:
1) Untuk memenuhi informasi yang berisikan kebutuhan-kebutuhan user
secara khusus dan aplikasi-aplikasinya.
2) Memudahkan pengertian struktur informasi.
3) Mendukung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek
penampilan (response time, processing time, dan storage space).
2.3.4. Fase-Fase dalam Proses Perancangan Database
Fase-fase dalam proses perancangan data base di sajikan dalam
penjelasan berikut :
1) Fase 1 :
Pengumpulan data dan Analisa, Proses identifikasi dan analisa
kebutuhan-kebutuhan data disebut pengumpulan data dan analisa. Untuk
menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu sistem database, pertama-tama
harus mengenal bagian-bagian lain dari sistem informasi yang akan
berinteraksi dengan sistem database, termasuk para pemakai yang ada dan
para pemakai yang baru serta aplikasi-aplikasinya. Kebutuhan-kebutuhan
dari para pemakai dan aplikasi-aplikasi inilah yang kemudian
dikumpulkan dan dianalisa.
Aktifitas-aktifitas yang dilakukan dalam fase ini:

10
a. Mengidentifikasikan kelompok dari pemakai dan area aplikasi
b. Mempelajari dokumen-dokumen yang ada (bentuk-bentuk formulir,
laporan, aturan-aturan)
c. Menganalisis lingkungan operasional dan pemrosesan permintaan
d. Mengadakan questioner dan interview
2) Fase 2 :
Perancangan database konseptual, Tujuan dari fase ini adalah
menghasilkan conceptual schema untuk database yang tergantung pada
sebuah DBMS/RDMS yang spesifik. Sering menggunakan sebuah high-
level data model seperti ER/EER model selama fase ini. Dalam
conceptual schema, kita harus merinci aplikasi-aplikasi database yang
diketahui dan transaksi-transaksi yang mungkin. Pada fase-2 ini
dilakukan dua aktifitas:
a. Perancangan skema konseptual
Menguji kebutuhan-kebutuhan data dari suatu database yang
merupakan hasil dari fase 1, dan menghasilkan sebuah conceptual
database schema pada DBMS independent model data tingkat tinggi
seperti EER (enhanced entity relationship) model.
b. Perancangan transaksi :
Menguji aplikasi-aplikasi database dimana kebutuhan-
kebutuhannya telah dianalisa pada fase 1, dan menghasilkan
perincian transaksi-transaksi ini.
3) Fase 3 :
Pemilihan DBMS, Pemilihan database ditentukan oleh beberapa
faktor, diantaranya:
a. Struktur data, Jika data yang disimpan dalam database mengikuti
struktur hirarki, maka suatu jenis hirarki dari DBMS harus dipikirkan.
b. Personal yang telah terbiasa dengan suatu sistem, Jika staf
programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan suatu
DBMS, maka hal ini dapat mengurangi biaya latihan dan waktu
belajar.

11
c. Tersedianya layanan penjual, Keberadaan fasilitas pelayanan penjual
sangat dibutuhkan untuk membantu memecahkan beberapa masalah
sistem.
d. Teknik, Keberadaan DBMS dalam menjalankan tugasnya seperti
jenis-jenis DBMS (relational, network, hierarchical, dll),
strukturpenyimpanan, dan jalur akses yang mendukung DBMS,
pemakai, dll.
4) Fase 4 :
Perancangan database secara logika (pemetaan model data) Fase
selanjutnya dari perancangan database adalah membuat sebuah skema
konseptual dan skema eksternal pada model data dari DBMS yang
terpilih. Fase ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual dan skema
eksternal yang dihasilkan pada fase 2. Pada fase ini, skema konseptual
ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada
fase 2 ke dalam model data dari DBMS yang dipilih pada fase 3.

1) Pemetaan system-independent :Pemetaan ke dalam model data DBMS


dengan tidak mempertimbangkan karakteristik atau hal-hal yang
khusus yang berlaku pada implementasi DBMS dari model data tsb.
2) Penyesuaian skema ke DBMS yang spesifik : mengatur skema yang
dihasilkan pada langkah 1 untuk disesuaikan pada implementasi yang
khusus di masa yang akan datang dari suatu model data yang
digunakan pada DBMS yang dipilih.
5) Fase 5 :
Perancangan database fisik, Perancangan database secara fisik
merupakan proses pemilihan struktur-struktur penyimpanan dan jalur-
jalur akses pada file-file database untuk mencapai penampilan yang
terbaik pada bermacam-macam aplikasi. Selama fase ini, dirancang
spesifikasi-spesifikasi untuk database yang disimpan yang berhubungan
dengan struktur-struktur penyimpanan fisik, penempatan record dan jalur
akses. Tujuan Pemanfaatan perancangan database secara fisik :

12
a. Response time
Waktu yang telah berlalu dari suatu transaksi database yang
diajukan Untuk menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh utama pada
response time adalah di bawah pengawasan DBMS yaitu : waktu
akses database untuk data item yang ditunjuk oleh suatu transaksi.
Response time juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak
berada di bawah pengawasan DBMS, seperti penjadwalan sistem
operasi atau penundaan komunikasi.
b. Space Utility
Jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file
database dan struktur-Struktur jalur akses.
c. Transaction throughput :
Rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh
sistem database, dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi
(misal, digunakan pada pemesanan tempat di pesawat, bank, dll).
Hasil dari fase ini adalah penentuan awal dari struktur penyimpanan
dan jalur akses untuk file-file database.
6) Fase 6 :
Implementasi sistem database, Setelah perancangan secara logika
dan secara fisik lengkap,kita dapat melaksanakan sistem database.
Perintah-perintah dalam DDL(Data Definition language) dan
SDL(storage definition language) dari DBMS yang dipilih, dihimpun dan
digunakan untuk membuat skema database dan file-file database (yang
kosong) kemudian database tsb dimuat (disatukan) dengan datanya.
Jika data harus dirubah dari sistem komputer sebelumnya,
perubahan-perubahan yang rutin mungkin diperlukan untuk format ulang
datanya yang kemudian dimasukkan ke database yang baru. Transaksi-
transaksi database sekarang harus dilaksanakan oleh para programmmer
aplikasi.
a. Pembentukan database file
b. Pengisian data

13
c. Konversi data (bila perbaikan system lama)
d. Implementasi transaksi database
e. Testing dan validasi
2.4. Normalisasi Basis Data
2.4.1. Pengertian Normalisasi Basis Data
Normalisasi Databse adalah proses pengelompokan atribut data yang
membentuk entitas sederhana, nonredundan, fleksibel, dan mudah
beradaptasi, Sehingga dapat dipastikan bahwa database yang dibuat
berkualitas baik.
Normalisasi database terdiri dari banyak bentuk, dalam ilmu basis data
ada setidaknya 9 bentuk normalisasi yang ada yaitu 1NF, 2NF, 3NF, EKNF,
BCNF, 4NF, 5NF, DKNF, dan 6NF. Database 1NF, 2NF, dan 3NF akan
sering ditemui ketika akan membuat sebuah database yang optimal. Jika Anda
ingin menjadi seorang Database Administrator (DBA), harus tahu bagaimana
cara normalisasi database yang optimal. Misalkan suatu saat ketika website
yang Anda buat mengalami penurunan kinerja, mungkin Anda akan ditanya
apakah database tersebut sudah dinormalisasi dengan benar.
2.4.2. Tujuan Normalisasi Basis Data
Tujuannya adalah untuk menghilangkan dan mengurangi redudansi data
dan tujuan yang kedua adalah memastikan dependensi data (Data berada pada
tabel yang tepat). Jika data dalam database tersebut belum di normalisasi
maka akan terjadi 3 kemungkinan yang akan merugikan sistem secara
keseluruhan yaitu sebagai berikut :
1) Insert Anomali : Situasi dimana tidak memungkinkan memasukkan
beberapa jenis data secara langsung di database.
2) Delete Anomali: Penghapusan data yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan, artinya data yang harusnya tidak terhapus mungkin ikut
terhapus.
3) Update Anomali: Situasi dimana nilai yang diubah menyebabkan
inkonsistensi database, dalam artian data yang diubah tidak sesuai dengan
yang diperintahkan atau yang diinginkan. Tidak semua database bisa

14
dinormalisasi, hanya tipe “relational database“ yang bisa dinormalisasi.
Banyak vendor DBMS (Database Management System) diantaranya
Oracle, MySQL, SQL Server, PostgreSQL, dll.
2.4.3. Pentingnya Normalisasi
Normalisasi sangat penting karena suatu rancangan database disebut
buruk jika :
1) Data yang sama tersimpan di beberapa tempat (file atau record).
2) Ketidakmampuan untuk menghasilkan informasi tertentu.
3) Terjadi kehilangan informasi.
4) Terjadi adanya redudansi (pengulangan) atau duplikasi data sehingga
memboroskan ruang penyimpanan dan menyulitkan saat proses updating
data.
5) Timbul adanya NULL VALUE..
6) Kehilangan informasi bisa terjadi bila pada waktu merancang database
(melakukan proses dekomposisi yang keliru).
7) Bentuk normalisasi yang sering digunakan adalah 1st NF, 2nd NF, 3rd
NF,dan BCNF.
2.4.4. Tahapan Normalisasi Database
Untuk melakukan normalisasi database kita harus mengidentifikasi data
seperti apa yang akan disimpan, dan berikut adalah contohnya:
1) Bentuk Tidak Normal (unnormalize)
Bentuk tidak normal (unnormalized) merupakan kumpulan data
yang direkam tidak ada keharusan dengan mengikuti suatu format
tertentu. Pada bentuk tidak normal terdapat repeating group
(Pengulangan Group), sehingga pada kondisi ini data menjadi
permasalahan dalam melakukan manipulasi data (insert, update, dan
delete) atau biasa disebut anomali.
2) 1NF / First Normal Form
1NF mensyaratkan beberapa kondisi dalam sebuah database, berikut
adalah fungsi dari bentuk normal pertama ini. Menghilangkan duplikasi
kolom dari tabel yang sama.

15
Buat tabel terpisah untuk masing-masing kelompok data terkait dan
mengidentifikasi setiap baris dengan kolom yang unik (primary key).
Pada intinya bentuk normalisasi 1NF ini mengelompokkan beberapa tipe
data atau kelompok data yang sejenis agar dapat dipisahkan sehingga
anomali data dapat di atasi. Contoh adalah ketika kita ingin menghapus,
mengupdate, atau menambahkan data peminjam, maka kita tidak
bersinggungan dengan data buku atau data penerbit. Sehingga
inkonsistensi data dapat mulai di jaga.

3) 2NF
Syarat untuk menerapkan normalisasi bentuk kedua ini adalah data
telah dibentuk dalam 1NF, berikut adalah beberapa fungsi normalisasi 2NF.
Menghapus beberapa subset data yang ada pada tabel dan menempatkan
mereka pada tabel terpisah.
Menciptakan hubungan antara tabel baru dan tabel lama dengan
menciptakan foreign key. Tidak ada atribut dalam tabel yang secara
fungsional bergantung pada candidate key tabel tersebut.
Bentuk normal kedua dengan melakukan dekomposisi tabel diatas
menjadi beberapa tabel dan mencari kunci primer dari tiap-tiap tabel
tersebut dan atribut kunci haruslah unik.
4) 3NF
Pada 3NF tidak diperkenankan adanya partial “transitive dependency“
dalam sebuah tabel. Transitive dependency biasanya terjadi pada tabel hasil
relasi, atau kondisi dimana terdapat tiga atribut A, B, C. Kondisinya adalah
A ⇒ B dan B ⇒ C. Maka C dikatakan sebagai transitive dependency
terhadap A melalui B.
Intinya pada 3NF ini, jika terdapat suatu atribut yang tidak bergantung
pada primary key tapi bergantung pada field yang lain maka atribut-atribut
tersebut perlu dipisah ke tabel baru.
5) BCNF Boyce–Codd normal form

16
Merupakan sebuah teknik normalisasi database yang sering
disebut 3.5NF, memiliki hubungan yang sangat erat dengan bentuk 3NF.
Pada dasarnya adalah untuk menghandle anomali dan overlooping yang
tidak dapat di handle dalam bentuk 3NF. Normalisasi database bentuk ini
tergantung dari kasus yang disediakan, tidak semua tabel wajib di
normalisasi dalam bentuk BCNF. Untuk tabel untuk memenuhi Bentuk
Normal Boyce-Codd, harus memenuhi dua kondisi berikut:
Yaitu Table harus dalam Bentuk Normal Ketiga.
Dan, untuk ketergantungan apa pun A → B, A harus menjadi super key.
Poin kedua terdengar agak rumit, kan? Dengan kata sederhana, itu berarti,
bahwa untuk ketergantungan A → B, A tidak dapat menjadi atribut non-
prima, jika B adalah atribut utama.

17
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Sistem file adalah pengaturan penyimpanan data yang sangat
mempermudah pekerjaanmu sehari-hari. Sistem file adalah cara
sederhana untuk mengatur dan menyimpan file pada hard drive, flash
drive atau perangkat penyimpanan lainnya. Setiap perangkat
penyimpanan memiliki satu atau lebih partisi, dan masing-masing partisi
diformat dengan Sistem file. Proses pemformatan hanya menciptakan
Sistem file kosong pada perangkat. Objek Basis Data adalah sistem
manajemen basis data di mana informasi direpresentasikan dalam bentuk
objek seperti yang digunakan dalam pemrograman berorientasi objek.
Sementara Objek database dalam database relasional adalah struktur data
yang digunakan untuk menyimpan atau referensi data.
2. Model data relasional atau sering juga disebut sebagai model relasional
atau basis data relasional. Pada model data relasional, basis data akan
disebar kedalam berbagai tabel dua dimensi. Setiap tabel akan berisi baris
sebagai lajur yang mendatar dan kolom sebagai lajur vertikal.

3. Perancangan Basis data adalah proses untuk menentukan isi dan


pengaturan data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan
sistem. Basis data sangat diperlukan sebagai fundamental dari materi
pembelajaran ini, tetapi jangan kuatir mahasiswa didik, kami akan
mengulas materi ini agar dapat dapat dimengerti peserta didik dan peserta
yang ingin memperdalam materi dari perancangan basis data.
4. Normalisasi Databse adalah proses pengelompokan atribut data yang
membentuk entitas sederhana, nonredundan, fleksibel, dan mudah
beradaptasi, Sehingga dapat dipastikan bahwa database yang dibuat
berkualitas baik.

18
3.2. Saran
Basis data merupakan teknologi informasi yang mempelajari bagaimana
cara pengolahan data berbasis elektronik mulai dari penyuntingan,
pengelompokan, sampai dimana akan melakukan manajemen data yang
terstruktur agar dicapai hasil yang sesuai dengan yang diinginkan. Basis data
memiliki isi sekumpulan file yang mempunyai hubungan antara satu dengan
yang lainnya sehingga membentuk informasi yang disebut data. Basis data
merupakan sebuah sistem yang dimana sistem akan mengatur basis data
disebut Database Management System ( DBMS ), yang memungkinkan
beberapa pengguna agar bisa mengakses dan manipulasi file-file tersebut.
Mengingat pentingnya basis data maka besar harapan saya agar penulisan
makalah ini dapat berguna untuk pembaca dan pendengar oleh karena itu kritik
dan saran sangan lah kami harapkan agar penulusan kedepannya menjadi lebih
baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

Azeharie, Kikit. 2022. System file adalah.


https://docs.google.com/document/u/0/d/1smHE3ILsS1eQ0SD0B200V3b
AP_cqBolaW9QhEmWVX0Q/mobilebasic
EOS teknologi. 2020. Data base dapat dinormalisasikan. https://eosteknologi-
com.cdn.ampproject.org/v/s/eosteknologi.com/fungsi-sistem-
keuangan/amp/?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArA
BIIACAw%3D%3D#aoh=16491421143126&referrer=https%3A%2F%2F
www.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2
F%2Feosteknologi.com%2Fdata base dapat dinormalisasikan %2F
Hutagalung, Juang N. 2013. Tahapan normalisasi data
basehttps://investor.id/opinion/70280/normalisasi data base
Wakalahmu. 2021. Model data relasional.
Religa, Arlyz Savan. 2021. Sistem file dan objek file basis data!.
https://blog.investree.id/ Sistem file apa-itu Sistem file -simak-
penjelasannya-disini/

20

Anda mungkin juga menyukai