PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAAMPUNG
2021
1
RUMUSAN MASALAH
2
DAFTAR ISI
BAB II KESIMPULAN.......................................................................................................................
3
BAB I
PEMBAHASAN
Lingkungan adalah kombinasi dari kondisi fisik meliputi keadaan sumber daya alam
seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di darat
dan di laut, dengan lembaga-lembaga yang mencakup penciptaan manusia sebagai
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik. Lingkungan juga dapat diartikan
ke dalam segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia.
Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat
mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian
dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang
berlebihan.lingkungan secara umum adalah kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang
tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan. Secara singkat, definisi lingkungan
secara umum adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia.
Masalah lingkungan hisup dapat diakibatkan berbagai kegiatan, baik dalam skala
terbatas (sempit) maupun dalam skala luas. Pada umumnya masalah lingkungan
hidup disebabkan oleh peristiwa alam, pertumbuhan penduduk yang pesat,
pemanfaatan sumber daya alam secara berebihan, industrialisasi, dan transportasi.
4
1. Peristiwa alam atau kejadian yang terjadi secara alamiah, seperti gempa bumi,
longsor, badai, kebakaran hutan karna petir, banjir, letusan gunung berapi dan
yang lainnya.
2. Pertumbuhan penduduk yang pesat, di suatu wilayah atau Negara dapat
dipastikan akan menimbulkan berbagai masalah lingkungan hidup.
Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali menimbulkan masalah dalam
penyediaan lahan untuk pemukiman dan untuk usaha, fasilitas pelayanansosial,
air bersih, dan transportasi. Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan
Nasional oleh Universitas Pajajaran Bandung pada tanggal 15-18 Mei 1972
(Aziz, 2011). Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah
besarnya populasi manusia (laju pertumbuhan penduduk). Pertumbuhan
penduduk yang pesat menimbulkan tantangan yang dicoba diatasi dengan
pembangunan dan industrialisasi. Namun industrialisasi di samping
mempercepat persediaan segala kebutuhan hidup manusia juga memberi
dampak negatif terhadap manusia akibat terjadinya pencemaran lingkungan. 1
3. Pemanfaatan sumber daya alam secara berebihan, yang dilakukan secara
berlebihan atau kurang bijaksana akan menimbulkan berbagai macam
lingkungan hidup. Seharusnya, pemanfaatan sumber daya alam dilakukan
dengan memperhatikan dan menerapkan asas-asas pelestarian lingkungan
hidup. Kemajuan terknologi produksi dalam eksploitasi atau penambangan batu
bara, minyak bumi, bijih besi, emas, timah, bauksit, dan sumber daya alam
lainnya, telah mengakibatkan kerusakan dan pencemaran lingkunganhidup.
4. Industrialisasi, pada tahap ini kerusakan dan pencemaran lingkungan dapat
terjadi pada kegiatan land clearing, mobilisasi peralatan berat, pengangkutan
bahan bangunan, dan kegiatan lainnya. Dalam proses produksinya, semua
industri akan menghasilkan produk sampingan yang tidak atau kurang bernilai
ekonomis. Prosuk sampingan ini disebut sebagi limbah. Limbah ini akan
mencemari lingkungan perairan, tanh, dan udara.
1
Vania Zulfa, dkk, p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020, “ISU-ISU KRITIS LINGKUNGAN
DAN PERSPEKTIF GLOBAL”, Vol.5 No.1 Juli 2016,Hlm: 30
5
5. Transportasi memegang peranan penting dalam aktivitas manusia, baik
tranportasi darat, laut, dan udara. Pencemaran udara yang diakibatkan
transportasi darat, terutama adalah gas CO, Pb, NO, dan SO2. 2
Penyusunan RUU Lingkungan Hidup telah dimulai tahun 1976 dan ditingkatkan
dengan dibentuknya Kelompok Kerja Pembinaan Hukum dan Aparatur dalam
Pengelolaan Sumber Alam dan Lingkungan Hidup dalam bulan Maret 1979 oleh
Menteri Negara P P L H.Pada tanggal 16-18 Maret Tahun 1981. Telah diadakan rapat
antar Departemen bertempat di Puncak guna membicarakan naskah R U U yang
disiapkan oleh Kelompok Kerja P P L H. Berdasarkan hasil pembicaraan dalam rapat
antar departemen ini telah diadakan perubahan perubahan dalam naskah R U U
tersebut. Pada tanggal 21 Maret 1981. Menteri Negara P P L H menyerukan konsep
RUU hasil pembahasan antar Departemen untuk minta persetujuan para Menteri yang
4
Januari Siregar, Muaz Zul, ISSN No: 1979 – 8652, “PENEGAKAN HUKUM DALAM TINDAK PIDANA
LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA”, Mercatoria Vol. 8 No. 2/Desember 2015,hlm: 128
5
Risno Mina, “DESENTRALISASI PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
SEBAGAI ALTERNATIF MENYELESAIKAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP”, ARENA HUKUM
Volume 9, Nomor 2, Agustus 2016, hlm 150
7
diwakili dalam rapat antar departemen Berdasarkan saran para Menteri, konsep RUU
Hasil pembahasan antar Departemen diperbaiki dan disampaikan kepada Menteri/
Seketaris Negara pada tanggal 3- Juli- 1981. Pada tanggal 14 Nopember 1981. Kepala
Biro hukum dan per undang undangan Seketaris Kabinet mengirimkan naskah konsep
R U U yang telah diperbaiki kepada beberapa Menteri untuk penyempurnaan lebih
lanjut. Hasil perbaikan akhir kemudian diajukan kepada Prisiden dan dengan syrat
Prisiden tertanggal 12 – Januari- 1982 RUU Lingkungan Hidup disampaikan pada
pimpinan DPR. Badan musyawarah memutuskan untuk dibentuknya Panitia Khusus
(pansus) guna menanggani RUU L H.6
6
Ketut Meta ISSN: 2356-4962, “PERSPEKTIF HISTORIS DAN PERBANDINGAN PENGATURAN
MASALAH LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA”, Jurnal Cakrawala Hukum, Vol.6, No.1 Juni 2015, hlm
68-69
8
pencemarandan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Sejalan dengan Otonomi Daerah dimana menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan setelah diubah menjadi Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dalam Pasal 1 butir (6)
menyebutkan bahwa “otonomi daerah adalah Hak, wewenang dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Dalam hal
pelimpahan wewenang kepada pemerintah daerah di bidang pengelolaan sumber
daya alam dan pelestarian lingkungan mengandung maksud untuk meningkatkan
peran masyarakat lokal dalam Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 7
7
Risno Mina, “DESENTRALISASI PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
SEBAGAI ALTERNATIF MENYELESAIKAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP”, ARENA HUKUM
Volume 9, Nomor 2, Agustus 2016, Hlm: 150-151
9
ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, selanjutnya, UU No. 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan lebih lanjut merinci kawasan hutan konservasi ke dalam 3 (tiga) kawasan,
yaitu: pertama, Kawasan hutan suaka alam. Ialah kawasan hutan negara dengan ciri
khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok sebagai suatu kawasan pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi
sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan; kedua Kawasan hutan pelestarian
alam, yaitu kawasan hutan negara dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi
pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya; ketiga, Taman buru yakni kawasan hutan negara yang ditetapkan
sebagai tempat wisata berburu.
Kawasan Pelestarian Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di da-
ratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga
kehidup-an, pengawetan keanekaragaman jenis tum-buhan dan satwa, serta
pemanfaatan secara les-tari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. PP No. 28
Tahun 2011, sebagaimana juga UU No. 05 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber-
daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, tidak membatasi lingkupnya hanya pada hutan
atau kawasan hutan Negara. PP tersebut merinci yang termasuk ke dalam Kawasan
Suaka Alam (KSA) adalah cagar alam dan suaka margasatwa, sedangkan yang
tergolong Kawasan Pelestarian Alam (KPA) adalah taman nasional, taman hutan raya
(tahura), serta taman wisata alam. Uraian mengenai kawasan yang dilindungi yang
paling luas cakupannya termuat di dalam Keppres No. 32 Tahun 1990. Keppres yang
terbit sebelum UU No. 05 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati
dan Ekosistemnya ini mencantumkan: Kawasan yang memberikan perlindungan
kawasan bawahannya, terdiri dari: kawasan hutan lindung, kawasan bergambut,
kawasan resapan air. Kawasan perlindungan setempat, terdiri dari: Sempadan pantai,
Sempadan sungai, Kawasan sekitar danau/waduk, Kawasan sekitar mata air.
Kawasan suaka alam dan cagar budaya, yakni kawasan suaka alam, kawasan suaka
alam laut dan perairan lainnya, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional,
10
taman hutan raya dan taman wisata alam, kawasan cagar budaya dan ilmu
pengetahuan serta kawasan rawan bencana. 8
Soekanto (1990, h.39) mendefinisikan peranan adalah aspek yang dinamis dari
kedudukan seseorang dan karena kedudukan itu ia melakukan suatu tindakan atau
gerak perubahan yang dinamis dimana dari usaha itu diharapkan akan tercipta suatu
keadaan atau hasil yang diinginkan. Tindakan tersebut dijalankan dengan
memanfaatkan kewenangan, kekuasaan, serta fasilitas yang dimiliki karena
kedudukannya”. Dengan adanya peranan ini menimbulkan konsekuensi tertentu yaitu
adanya suatu kewajiban yang harus dilaksanakan seseorang sesuai dengan peranan
atau status kedudukannya. Sedangkan jika peran dihubungkan dengan pemerintah
dalam mengatasi pencemaran limbah industri adalah posisi terkait dengan tugas
maupun kewajiban yang seharusnya pemerintah lakukan dalam mengatasi
pencemaran limbah industri agar mampu mengurangi tingkat pencemaran yang ada.
Pemerintah dalam hal ini adalah Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Pemerintah Pusat yaitu Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan.
12
Pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, beserta para Menteri
dan Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen. Sedangkan Pemerintah Daerah
dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dijelaskan
bahwa Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Walikota, Bupati dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. Pemerintah mengatur dan
mengurusi sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan. Dalam proses pembangunan nasional, pemerintah beserta seluruh
aparaturnya tidak hanya bertanggungjawab dalam penyusunan kebijaksanaan,
strategi, rencana, program, dan proyek akan tetapi juga dalam seluruh segi proses
penyelenggaraan kegiatankegiatan pembangunan nasional, sehingga peranan
pemerintah sangat penting dalam pembangunan. 9
BAB II
KESIMPULAN
2.1 Kesimpulan
9
Ima Maghfiro, M.,Dkk, “ANALISIS PERAN PEMERINTAH DALAM MENGATASI LIMBAH INDUSTRI
PABRIK GULA TJOEKIR”, Jurnal Administrasi Publik (JAP,) Vol.1, No.3,hlm:95-97
13
Masalah lingkungan adalah aspek negatif dari aktivitas manusia terhadap
lingkungan biofisik environmentalisme. Faktor penyebab terjadinya masalah
lingkungan adalah teknologi, pertumbuhan penduduk, motif ekonomi dan tata nilai yang
berlaku.
Masalah lingkungan hisup dapat diakibatkan berbagai kegiatan, baik dalam skala
terbatas (sempit) maupun dalam skala luas. Pada umumnya masalah lingkungan hidup
disebabkan oleh peristiwa alam, pertumbuhan penduduk yang pesat, pemanfaatan
sumber daya alam secara berebihan, industrialisasi, dan transportasi.
Penyusunan RUU Lingkungan Hidup telah dimulai tahun 1976 dan ditingkatkan
dengan dibentuknya Kelompok Kerja Pembinaan Hukum dan Aparatur dalam Pengelolaan
Sumber Alam dan Lingkungan Hidup dalam bulan Maret 1979 oleh Menteri Negara P P L
H.Pada tanggal 16-18 Maret Tahun 1981. Telah diadakan rapat antar Departemen
bertempat di Puncak guna membicarakan naskah R U U yang disiapkan oleh Kelompok
Kerja P P L H. Berdasarkan hasil pembicaraan dalam rapat antar departemen ini telah
diadakan perubahan perubahan dalam naskah R U U tersebut. Pada tanggal 21 Maret
1981. Menteri Negara P P L H menyerukan konsep RUU hasil pembahasan antar
Departemen untuk minta persetujuan para Menteri yang diwakili dalam rapat antar
departemen Berdasarkan saran para Menteri, konsep RUU Hasil pembahasan antar
Departemen diperbaiki dan disampaikan kepada Menteri/ Seketaris Negara pada tanggal
3- Juli- 1981. Pada tanggal 14 Nopember 1981. Kepala Biro hukum dan per undang
undangan Seketaris Kabinet mengirimkan naskah konsep R U U yang telah diperbaiki
kepada beberapa Menteri untuk penyempurnaan lebih lanjut. Hasil perbaikan akhir
kemudian diajukan kepada Prisiden dan dengan syrat Prisiden tertanggal 12 – Januari-
1982 RUU Lingkungan Hidup disampaikan pada pimpinan DPR. Badan musyawarah
memutuskan untuk dibentuknya Panitia Khusus (pansus) guna menanggani RUU L H.
DAFTAR PUSTAKA
15
MASALAH LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA. Jurnal Cakrawala Hukum,
Vol.6, No.1 Juni 2015, hlm. 67–76 ISSN: 2356-4962.
https://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jch/article/view/686/352. 27 JUNI 2021.
Maghfiro Ima, dkk. 2010. Analisis Peran Pemerintah Dalam Mengatasi Limbah Industri
Pabrik gula Tjoekir. Jurnal Administrasi Publik (JAP,) Vol.1, No.3 h. 94-102.
file:///C:/Users/Acer/Downloads/102-691-1-PB.pdf. 28 JUNI 2021
Zulfa Vania, dkk. 2016. Isu-Isu Kritis Lingkungan Dan Perspektif Global. Vol.5 No.1 Juli
2016 p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020. 28 Juni 2021
16