Anda di halaman 1dari 1

Fisika Klasik memiliki pengembangan dengan mengutamakan prinsip-prinsip tersendiri, yang

dikembangkan sebelum bangkitnya teori kuantum dan teori relativitas dari abad 17 hingga 19.
Pada akhir abad ke 19 ditemukan beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika
klasik. Hal ini menuntut pengembangan konsep fisika yang lebih mendasar lagi yang sekarang
disebut Fisika Modern. Fisika modern ini ditandai dengan pemikiran-pemikiran baru oleh para
ilmuwan fisika, dimana pemikiran baru ini lebih luas dari pemikiran di zaman fisika klasik.
Dengan kelamahankelemahan fisika klasik, fisika modern mampu mengembangkan dan
menjawab berbagai permasalahan yang tidak terjawab oleh pemikiran fisika klasik, sebagai hasil
dari ketidakmampuan konsep fisika klasik untuk menjelaskan gejala fisika yang muncul pada
waktu itu, sehingga diperkenalkan konsep baru yang disebut teori kuantum. . Fenomena
mikroskopis yaitu fenomena-fenomena yang tidak dapat dilihat secara langsung, seperti elektron,
proton, neutron, atom, dan sebagainya. Ahli fisika telah mencoba memecahkan persoalan tentang
struktur atom, elektron, radiasi dengan fisika klasik. Namun, tidak berhasil menerangkan
fenomena-fenomena tersebut. Karena itu para ahli fisika mencari ilmu dan model-model lain
yang baru. Dengan didapatnya teori-teori baru yang dapat menerangkan fenomena-fenomena
mikroskopis itu, maka fisika telah memperluas ilmu ke arah yang lebih jauh lagiDinamika
partikel dalam fisika klasik dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan hukum Newton
sehingga besaran-besaran seperti kecepatan, momentum dan energi dapat diketahui. Sementara
dalam mekanika kuantum untuk menentukan besaran-besaran yang terkait digunakan fungsi
gelombang yang diperoleh dari penyelesaian persamaan Schrödinger. Persamaan ini analog
dengan pernyataan hukum II Newton. Persamaan Schrödinger hanya bisa digunakan untuk
memecahkan persoalan partikel non-relativistik. Sementara untuk mendeskripsikan dinamika
partikel relativistik dapat diselesaikan menggunakan persamaan KleinGordon dan persamaan
Dirac. Persamaan Klein-Gordon digunakan untuk partikel dengan spin bilangan bulat yang
disebut dengan partikel boson, misalnya He-4. Sementara persamaan Dirac untuk menyelesaikan
fungsi gelombang dari partikel berspin ½. Partikel dengan spin ½ disebut dengan partikel
fermion, contohnya adalah proton, neutron dan elektron. Untuk mendapatkan fungsi gelombang
diperkenalkan beberapa model potensial. Beberapa jenis potensial misalnya potensial Coulomb,
Rosen Morse, Maning Rossen, Pöschl-Teller, Eckart.

Anda mungkin juga menyukai