Anda di halaman 1dari 9

Tugas 6

FISIKA MODERN
"TEORI KUANTUM ATOM HIDROGEN"

OLEH :

NAMA : FERA DESNAWATI


NIM : 17033013
PRODI/TAHUN : PENDIDIKAN FISIKA B /2017
MATA KULIAH : FISIKA MODERN
DOSEN PEMBIMBING : Dr.Hj.FATNIMUFIT,S.PdM.Si

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
TEORI KUANTUM ATOM HIDROGEN

A. Mekanika Kuantum Atom Hidrogen

Pada tahun 1900, Max Planck memperkenalkan ide bahwa energi dapat dibagi-bagi

menjadi beberapa paket atau kuanta. Ide ini secara khusus digunakan untuk menjelaskan sebaran

intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam. Pada tahun 1905, Albert

Einsteinmenjelaskan efek fotoelektrik dengan menyimpulkan bahwa energi cahaya datang dalam

bentuk kuanta yang disebut foton. Pada tahun 1913, Niels Bohr menjelaskan garis

spektrumdari atom hidrogen, lagi dengan menggunakan kuantisasi. Pada tahun 1924, Louis de

Broglie memberikan teorinya tentang gelombang benda.

Teori-teori di atas, meskipun sukses, tetapi sangat fenomenologikal tidak ada penjelasan

jelas untuk kuantisasi. Mereka dikenal sebagai teori kuantum lama. Heisenberg

merumuskan prinsip ketidakpastiannya pada tahun 1927, dan interpretasi Kopenhagen terbentuk

dalam waktu yang hampir bersamaan. Pada 1927, Paul Dirac menggabungkan mekanika

kuantum dengan relativitas khusus. Dia juga membuka penggunaan teori operator,

termasuk notasi yang berpengaruh. Pada tahun 1932, Neumann Janos merumuskan dasar

matematika yang kuat untuk mekanika kuantum sebagai teori operator.

Bidang kimia kuantum dibuka oleh Walter Heitler dan Fritz London, yang

mempublikasikan penelitian ikatan kovalen dari molekul hidrogen pada tahun 1927. Kimia

kuantum beberapa kali dikembangkan oleh pekerja dalam jumlah besar, termasuk kimiawan

Amerika Linus Pauling.


Berawal pada 1927, percobaan dimulai untuk menggunakan mekanika kuantum ke dalam

bidang di luar partikel satuan, yang menghasilkan teori medan kuantum. Pekerja awal dalam

bidang ini termasuk Dirac, Wolfgang Pauli, Victor Weisskopf dan Pascaul Jordan. Bidang riset

area ini dikembangkan dalam formulasi elektrodinamika kuantum oleh Richard

Feynman,Freeman Dyson, Julian Schwinger, dan Tomonaga Shin’ichirō pada tahun 1940-an.

Elektrodinamika kuantum adalah teori kuantum elektron, positron, dan Medan elektromagnetik,

dan berlaku sebagai contoh untuk teori kuantum berikutnya.

Penjelasan tentang struktur atom yang lebih lengkap diperlukan untuk mengetahui

struktur yang lebih detil tentang elektron di dalam atom. Model atom yang lengkap harus dapat

menerangkan misteri efek Zeeman dan sesuai untuk atom berelektron banyak. Dua gejala ini

tidak dapat diterangkan oleh model atom Bohr.

B. Persamaan Scrodinger

Persaman Schrodinger untuk atom Hidrogen tidak lain adalah persamaan Schrodinger

untuk sebuah partikel yang berupa elektron yang bergerak dalam medan potensial Coulomb yang

dihasilkan oleh gaya tarik-menarik antara elektron dengan inti, maka massa partikel tersebut

sebenarnya merupakan massa sistem proton-elektron yang tereduksi, yaitu . Karena m=1836 m,

maka dalam prakteknya biasanya menggunakan massa elektron saja karena antara m dan m e

selisihnya sangat kecil. Untuk penyerdahanaan pembahasan, proton diasumsikan diam di pusat

koordinat dan elektron bergerak mengelilinginya di bawah pengaruh medan atau gaya coloumb.

Karena proton dianggap diam, maka kontribusi energi sistem hanya diberikan oleh

SEJARAH PERSAMAAN SCHRODINGER


Persamaan Schrodinger diajukan pada tahun 1925 oleh fisikawan Erwin Schrodinger
(1887-1961). Persamaan ini pada awalnya merupakan jawaban dari dualitas partikel-gelombang
yang lahir dari gagasan de Broglie yang menggunakan persamaan kuantisasi cahaya Planck dan
prinsip fotolistrik Einstein untuk melakukan kuantisasi pada orbit elektron. Selain Schrodinger
dua orang fisikawan lainnya yang mengajukan teorinya masing-masing adalah Werner
Heisenberg dengan Mekanika Matriks dan Paul Dirac dengan Aljabar Kuantum. Ketiga teori ini
merupakan tiga teori kuantum lengkap yang berbeda dan dikerjakan terpisah namun ketiganya
setara. Teori Schrodinger kemudian lebih sering digunakan karena rumusan matematisnya yang
relatif lebih sederhana. Meskipun banyak mendapat kritikan persamaan Schrodinger telah
diterima secara luas sebagai persamaan yang menjadi postulat dasar mekanika kuantum.
Persamaan Schrodinger merupakan persamaan pokok dalam mekanika kuantum – seperti
halnya hukum gerak kedua yang merupakan persamaan pokok dalam mekanika Newton – dan
seperti persamaan fisika umumnya persamaan Schrodinger berbentuk persamaan diferensial.
Bentuk umum persamaan Schrodinger adalah sebagai berikut, dengan adalah fungsi Schrodinger
yang mendefinisikan partikel yang bergerak dalam tiga dimensi dengan energi tertentu dan
berada di bawah pengaruh medan potensial V tertentu. Bentuk khusus persamaan Schrodinger
yaitu persamaan Schrodinger bebas waktu adalaH Bentuk ini lebih sering digunakan karena
energi dan medan potensial sistem fisika umumnya hanya bergantung pada posisi.
Walaupun rumusan matematis persamaan Schrodinger lebih sederhana dibandingkan
Mekanika Matriks dan Aljabar Kuantum, pemecahan persamaan ini tetap membutuhkan
pengetahuan matematika lanjut. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan energi
kinetik dan potensial sistem dan mensubstitusikannya ke dalam persamaan di atas. Langkah
kedua adalah merubah persamaan di atas kedalam sistem koordinat yang sesuai dengan sistem
yang ditinjau. Untuk sistem atom hidrogen sistem koordinat yang sesuai adalah sistem koordinat
bola. Langkah kedua adalah melakukan pemisahan variabel. Persamaan Schrodinger
mengandung tiga koordinat ruang yang saling ortogonal dan harus dipisahkan menjadi 3
persamaan berbeda yang hanya mengandung satu koordinat ruang. Langkah ketiga adalah
memecahkan ketiga persamaan tersebut secara simultan. Hasil yang diperoleh merupakan
bilangan-bilangan kuantum yang memerikan struktur sistem berdasarkan tingka-tingkat energi
yang menyusun sistem tersebut. Struktur sistem ini selanjutnya dipergunakan untuk meramalkan
perilaku sistem dan interaksinya dengan sistem lain.
Penerapan persamaan Schrodinger pada sistem fisika memungkinkan kita mempelajari
sistem tersebut dengan ketelitian yang tinggi. Penerapan ini telah memungkinkan perkembangan
teknologi saat ini yang telah mencapai tingkatan nano. Penerapan ini juga sering melahirkan
ramalan-ramalan baru yang selanjutnya diuji dengan eksperimen. Penemuan positron – yang
merupakan anti materi dari elektron – adalah salah satu ramalan yang kemudian terbukti.
Perkembangan teknologi dengan kecenderungan alat yang semakin kecil ukurannya pada
gilirannya akan menempatkan persamaan Schrodinger sebagai persamaan sentral seperti halnya
yang terjadi pada persamaan Newton selama ini.

Definisi Persamaan Schrodinger

Persamaan Schrödinger, diajukan oleh fisikawan Erwin Schrödinger pada tahun 1925.
Erwin menjelaskan hubungan ruang dan waktu pada sistem mekanika kuantum.
Persamaan ini merupakan hal penting dalam teori mekanika kuantum, sebagaimana
halnya hukum kedua Newton pada mekanika klasik. Selain itu, Persamaan Schrödinger
merupakan fungsi gelombang yang digunakan untuk memberikan informasi tentang perilaku
gelombang dari partikel.

C. Model Atom Mekanika Kuantum

Penjelasan tentang struktur atom yang lebih lengkap diperlukan untuk mengetahui

struktur yang lebih detil tentang elektron di dalam atom. Model atom yang lengkap harus dapat

menerangkan misteri efek Zeeman dan sesuai untuk atom berelektron banyak

Persamaan dinamika Newton yang sedianya digunakan untuk menjelaskan gerak elektron

digantikan oleh persamaan Schrodinger yang menyatakan fungsi gelombang untuk elektron.

Model atom yang didasarkan pada prinsip ini disebut model atom mekanika kuantum. Posisi dan

keberadaan elektron di dalam atom dinyatakan sebagai peluang terbesar elektron di dalam atom

Demi mendapatkan penjelasan yang lengkap dan umum dari struktur atom, prinsip dualisme

gelombang-partikel digunakan. Di sini gerak elektron digambarkan sebagai sebuah gejala

gelombang. Persamaan dinamika Newton yang sedianya digunakan untuk menjelaskan gerak

elektron digantikan oleh persamaan Schrodinger yang menyatakan fungsi gelombang untuk

elektron. Model atom yang didasarkan pada prinsip ini disebut model atom mekanika kuantum.

Persamaan Schrodinger untuk elektron di dalam atom dapat memberikan solusi yang

dapat diterima apabila ditetapkan bilangan bulat untuk tiga parameter yang berbeda yang
menghasilkan tiga bilangan kuantum. Ketiga bilangan kuantum ini adalah bilangan kuantum

utama, orbital, dan magnetik

posisi dan keberadaan elektron di dalam atom dinyatakan sebagai peluang terbesar elektron

didalam atom

D. Bilangan Kuantum Utama

Dalam model atom Bohr, elektron dikatakan berada di dalam lintasan stasioner dengan

tingkat energi tertentu. Tingkat energi ini berkaitan dengan bilangan kuantum utama dari

elektron. Bilangan kuantum utama dinyatakan dengan lambang n sebagaimana tingkat energi

elektron pada lintasan atau kulit ke-n. Adapun untuk atom berelektron banyak (terdiri atas lebih

dari satu elektron). Dimana Z adalah nomor atom. Nilai-nilai bilangan kuantum utama nadalah

bilangan bulat mulai dari 1.

n = 1, 2, 3, 4, ….

Bisa dikatakan bahwa bilangan kuantum utama berkaitan dengan kulit elektron di dalam

atom. Bilangan kuantum utama membatasi jumlah elektron yang dapat menempati satu lintasan

atau kulit berdasarkan persamaan berikut.

Jumlah maksimum elektron pada kulit ke-n adalah 2n2

E. Bilangan Kunatum Azimut (Orbital)

Elektron yang bergerak mengelilingi inti atom memiliki momentum sudut. Efek Zeeman

yang teramati ketika atom berada di dalam medan magnet berkaitan dengan orientasi atau arah

momentum sudut dari gerak elektron mengelilingi inti atom. Terpecahnya garis spektum atomik

menandakan orientasi momentum sudut elektron yang berbeda ketika elektron berada di dalam

medan magnet.
Tiap orientasi momentum sudut elektron memiliki tingkat energi yang berbeda.

Meskipun kecil perbedaan tingkat energi akan teramati apabila atom berada di dalam medan

magnet. Dimana Bilangan l disebut bilangan kuantum orbital. Jadi, bilangan kuantum

orbital l menentukan besar momentum sudut elektron. Nilai bilangan kuantum orbital l adalah

l = 0, 1, 2, 3, … (n – 1)

misalnya, untuk n = 2, nilai l yang diperbolehkan adalah l = 0 dan l = 1.

F. Bilangan Kuantum Magnetik

Momentum sudut elektron L merupakan sebuah vektor. Jika vektor momentum

sudut L diproyeksikan ke arah sumbu yang tegak atau sumbu-z secara tiga dimensi akan

didapatkan besar komponen momentum sudut arah sumbu-z dinyatakan sebagai Lz. bilangan

bulat yang berkaitan dengan besar Lz adalah m. bilangan ini disebut bilangan kuantum magnetik.

Karena besar Lz bergantung pada besar momentum sudut elektron L, maka nilai m juga berkaitan

dengan nilail.

m = −l, … , 0, … , +l

misalnya, untuk nilai l = 1, nilai m yang diperbolehkan adalah −1, 0, +1.

G. Bilangan Kuantum Spin

Bilangan kuantum spin diperlukan untuk menjelaskan efek Zeeman anomali. Anomali ini

berupa terpecahnya garis spektrum menjadi lebih banyak garis dibanding yang diperkirakan. Jika

efek Zeeman disebabkan oleh adanya medan magnet eksternal, maka efek Zeeman anomali

disebabkan oleh rotasi dari elektron pada porosnya. Rotasi atau spin elektron menghasilkan

momentum sudut intrinsik elektron. Momentum sudut spin juga mempunyai dua orientasi yang

berbeda, yaitu spin atas dan spin bawah. Tiap orientasi spin elektron memiliki energi yang

berbeda tipis sehingga terlihat sebagai garis spektrum yang terpisah. Garis spektra atom yang
terpisah di dalam medan magnet berasal dari spin elektron Spin elektron diwakili oleh bilangan

kuantum tersendiri yang disebut bilangan kuantum magnetik spin (atau biasa disebut spin saja).

Nilai bilangan kuantum spin hanya boleh satu dari dua nilai +½ atau −½. jika ms adalah bilangan

kuantum spin, komponen momentum sudut arah sumbu-z dituliskan sebagai

Sz = msћ

Dimana

Spin ke atas dinyatakan dengan

Spin ke bawah dinyatakan dengan

H. Efek Zeeman

Efek Zeeman adalah gejala tambahan garis-garis spectrum jika atom-atom tereksitasi

diletakan dalam medan magnet (terpecahnya garis spectral oleh medan magnetik). Efek

Zeeman, nama ini diambil dari nama seorang fisikawan Belanda Zeeman yang mengamati efek

itu pada tahun 1896.

Spektrum garis atomik teramati saat arus listrik dialirkan melalui gas di dalam sebuah

tabung lecutan gas. Garis-garis tambahan dalam spektrum emisi teramati jika atom-atom

tereksitasi diletakkan di dalam medan magnet luar. Satu garis di dalam spektrum garis emisi

terlihat sebagai tiga garis (dengan dua garis tambahan) di dalam spektrum apabila atom

diletakkan di dalam medan magnet. Terpecahnya satu garis menjadi beberapa garis di dalam

medan magnet dikenal sebagai efek Zeeman. pemisahan garis spektrum atomik di dalam medan

magnet

Efek Zeeman tidak dapat dijelaskan menggunakan model atom Bohr. Dengan demikian,

diperlukan model atom yang lebih lengkap dan lebih umum yang dapat menjelaskan efek

Zeeman dan spektrum atom berelektron banyak. Dalam medan magnetik, energy keadaan
atomic tertentu bergantung pada harga ml seperti juga pada n. Keadaan dengan bilangan kuantum

total n terpecah menjadi beberapa sub-keadaan jika atom itu berada dalam medan magnetik, dan

energinya biasa sedikit lebih besar atau lebih kecil dari keadaan tanpa medan magnetik. Gejala

itu menyebabkan “terpecahnya” garis spektrum individual menjadi garis-garis terpisah jika atom

dipancarkan kedalam medan magnetik, dengan jarak antara garis bergantung dari besa rmedan

itu.

Anda mungkin juga menyukai