Anda di halaman 1dari 11

TEORI KUANTUM LAMA OLEH NIELS BOHR

Sejarah Awal Munculnya Mekanika Kuantum


Kondisi psikologis Heisenberg merupakan salah satu pemicu perkembangan revolusioner
dunia atom. Benda atau materi yang diciptakan berkeinginan untuk sesuai dengan fungsi dan
kedudukannya dalam suatu fenomena. Absurd yang dimaksud adalah absurditas subatom yang
dipandang sebagai benda atau materi sudah tidak memadai lagi. Subatom merupakan
kesinambungan pembentuk jaringan dinamis yang terpola, sehingga subatom bukan banda atau
materi. Sub-subatom merupakan jaring-jaring pembentuk dasar materi, bukan sebagai blok-blok
dasar pembentuk materi.
Mekanika kuantum merupakan paradigma sains revolusioner pada awal abad 20. Lahirnya
mekanika kuantum tidak terlepas dari teori-teori yang sudah diciptakan sebelumnya, utamanya teori
atom. Mekanika kuantum merupakan bentuk perkembangan teori atom yang berperan untuk
merevisi teori-teori yang sudah ada sebelumnya sesuai dengan perkembangan fenomena yang
terjadi, terutama dunia mikroskosmik. Menurut Gary Zukaf (2003:22) Mekanika adalah kajian ilmu
tentang gerak, sedangkan kuantum merupakan kuantitas ukuran sesuatu dengan besar tertentu.
Mekanika kuantum adalah kajian ilmu tentang fenomena gerak kuantum. Secara sederhana
mekanika kuantum menyatakan bahwa partikel pada tingkat subatomik tidak sesuai dengan hukum
fisika klasik. Entitas elektron dapat berwujud materi atau energi yang bergantung pada cara
pengukurannya.
Perkembangan Mekanika Kuantum
Fisika Kuantum
Pembahasan tentang produksi cahaya dan cara pengkajiannya di dalam tahun 1900
merupakan babak baru yang menandai lahirnya fisika kuantum. Sumber-sumber cahaya seperti
benda benda padat yang dipanaskan dan gas-gas yang dihasilkan oleh sebuah lecutan listrik
merupakan awal dari penelitian tentang bagaimana kuatnya radiasi pada berbagai panjang
gelombang. Joseph Stefan dan Ludwig Boltzman telah melakukan pengukuran laju energi kalor
radiasi yang dipancarkan oleh suatu benda, kemudian dikenal dengan Hukum Stefan-Boltzman.
Selanjutnya Wilhelm Wien seorang fisikawan Jerman menemukan suatu hubungan yang empiris
sederhana antara panjang gelombang yang dipancarkan untuk intensitas maksimum (λm) dengan
suhu mutlak (T) sebuah benda yang dikenal sebagai Hukum Pergeseran Wien. Berikut ini terdapat
dua teori klasik yang mencoba menjelaskan spektrum radiasi benda hitam yaitu teori Wien dan teori
Rayleigh Jeans :
1
Teori Wien menyatakan hubungan antara intensitas radiasi dengan panjang gelombang
menggunakan analogi antara radiasi dalam ruangan dan distribusi kelajuan molekul gas. Ternyata
persamaan tersebut hanya mampu menjelaskan radiasi benda hitam untuk λ pendek, tetapi gagal
untuk λ panjang.
Teori Rayleigh-Jeans menyatakan hubungan antara intensitas dan panjang gelombang
radiasi dengan menggunakan penurunan dari teori klasik murni. Ternyata persamaan tersebut
berhasil menjelaskan radiasi benda hitam untuk λ yang panjang, tetapi gagal untuk λ yang pendek
Pada tahun 1900, fisikawan berkebangsaan Jerman Max Planck (1858-1947), memutuskan untuk
mempelajari radiasi benda hitam. Beliau berusaha untuk mendapatkan persamaan matematika yang
menyangkut bentuk dan posisi kurva pada grafik distribusi spektrum. Planck menganggap bahwa
permukaan benda hitam memancarkan radiasi secara terus-menerus, sesuai dengan hukum-hukum
fisika yang diakui pada saat itu. Hukum-hukum itu diturunkan dari hukum dasar mekanika yang
dikembangkan oleh Sir Isaac Newton. Namun dengan asumsi tersebut ternyata Planck gagal untuk
mendapatkan persamaan matematika yang dicarinya. Kegagalan ini telah mendorong Planck untuk
berpendapat bahwa hukum mekanika yang berkenaan dengan kerja suatu atom sedikit banyak
berbeda dengan Hukum Newton.
Menurut Planck, benda hitam menyerap energi dalam berkas-berkas kecil dan memancarkan
energi yang diserapnya dalam berkas-berkas kecil pula. Berkas-berkas kecil itu selanjutnya disebut
kuantum. Teori kuantum ini bias diibaratkan dengan naik atau turun menggunakan tangga. Dengan
hipotesis yang revolusioner ini, Planck berhasil menemukan suatu persamaan matematika untuk
radiasi benda hitam yang benar-benar sesuai dengan data percobaan yang diperolehnya. Persamaan
tersebut selanjutnya disebut Hukum Radiasi Benda Hitam Planck yang menyatakan bahwa
intensitas cahaya yang dipancarkan dari suatu benda hitam berbeda-beda sesuai dengan panjang
gelombang cahaya. Planck mendapatkan suatu persamaan :
E = hf
Keterangan:
E adalah energi (Joule)
h adalah tetapan Planck, h = 6.63× (Js)
f adalah frekuensi dari cahaya (Hz)
Hipotesis Planck berlawanan dengan teori klasik tentang gelombang elektromagnetik yang
merupakan titik awal dari lahirnya teori kuantum sebagai penanda terjadinya revolusi dalam bidang
fisika. Teori kuantum sangat penting dalam ilmu pengetahuan karena pada prinsipnya teori ini dapat
digunakan untuk meramalkan sifat-sifat kimia dan fisika suatu zat. Pengakuan terhadap hasil karya
Planck datang perlahan-lahan karena pendekatan yang ditempuh merupakan cara berfikir yang sama
sekali baru. Albert Einstein menggunakan konsep kuantum untuk menjelaskan efek fotolistrik yang
2
diamati. Efek fotolistrik merupakan fenomena fisika berupa pancaran elektron dari permukaan
benda apabila cahaya dengan energi tertentu menimpa permukaan benda itu. Semua logam dapat
menunjukkan fenomena ini. Penjelasan Einstein mengenai efek fotolistrik itu terbilang sangat
radikal, sehingga untuk beberapa waktu tidak diterima secara umum. Einstein melakukan
eksperimen dengan menembakkan cahaya pada permukaan logam Natrium (Sodium) dan
mengamati partikel-partikel atau elektron-elektron pada permukaan logam terhambur dengan
kecepatan tertentu.
Elektron-elektron yang terhambur memiliki energi kinetik sebesar ½ mv2, dimana m adalah
masa elektron dan v adalah kecepatan elektron yang terhambur. Peristiwa pergerakan elektron
dengan kecepatan tertentu merupakan sifat dari partikel, sehingga dikatakan bahwa gelombang
cahaya dapat berperilaku seperti partikel. Namun hanya cahaya dengan frekuensi atau energi
tertentu yang mampu menghamburkan elektron-elektron pada permukaan logam Natrium, yaitu
energi foton harus sama dengan energi yang diperlukan untuk memindahkan elektron (fungsi kerja
logam) ditambah dengan energi kinetik dari elektron yang terhambur. Dengan demikian, penerapan
teori kuantum untuk menjelaskan efek fotolistrik telah mendorong ke arah perhatian yang luar biasa
terhadap teori kuantum dari Planck yang sebelumnya diabaikan.
Eksperimen Davison-Germer
Sebelum eksperimen Davison-Germer, pada tahun 1924 Louis-Victor de Broglie
merumuskan secara empiris bahwa semua partikel atau materi, tidak hanya cahaya, memilki sifat
alami seperti gelombang. Gelombang dalam mekanika klasik memiliki sifat-sifat seperti
interferensi, difraksi dan polarisasi. Pada tahun 1927, hipotesa de Broglie ini dikonfirmasi oleh dua
eksperimen yang dilakukan secara terpisah oleh George Paget Thomson (anak dari J.J. Thomson,
penemu elektron, peraih Nobel Fisika tahun 1906) yang melakukan eksperimen dengan melewatkan
berkas elektron ke dalam film tipis logam dan mengamati pola difraksi (sifat gelombang) dari
elektron yang terhambur dari permukaan logam. Atas jasanya G.P. Thomson dianugerahi Nobel
Fisika pada tahun 1934. Sedangkan di tempat terpisah C.J. Davisson dan L.H. Germer (Bell Labs)
menembakkan elektron-elektron dengan kecepatan rendah ke dalam kristal Nikel dan mengukur
intensitas elektron-elektron yang terhambur dari permukaan kristal Nikel pada sudut hamburan
yang berbeda. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa elektron-elektron yang terhambur memiliki
pola difraksi seperti yang diperkirakan oleh Bragg dalam difraksi sinar-X dari kristal Nikel. De
Broglie dianugerahi Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1929 dan Davison dianugerahi Nobel Fisika
pada tahun 1934 atas penemuan difraksi elektron atas jasa merumuskan hipotesanya.
Teori Kuantum Modern dikembangkan dalam perhitungan energi partikel atau elektron
menggunakan persamaan gelombang yang dirumuskan oleh Erwin Schroedinger, sehingga dikenal
dengan persamaan Schroedinger. Persamaan ini bersama dengan prinsip ekslusi Pauli yang
3
menyatakan bahwa elektron dan partikel Fermion lain tidak dapat memiliki keadaan kuantum yang
sama (energi, orbital, spin dan lain-lain) merupakan dasar bagi penerapan teori kuantum modern
dalam menjelaskan efek zeeman, atom berelektron banyak, osilator harmonis dan atom hidrogen.
Diantara kedua teori kuantum klasik dan modern, terdapat beberapa model atom dikembangkan
oleh Thomson, Rutherford, Bohr dan Sommerfeld-Bohr. Model atom tersebut berdasarkan teori
kuantum lama (besaran diskrit) dan sebagai dasar bagi penerapakan teori kuantum modern
khusunya dalam atom hidrogen dan atom berlektron banyak.
Pada tahun 1906, J.J. Thomson menemukan besaran perbandingan antara muatan dan massa
elektron (muatan spesifik elektron) yang berkesimpulan bahwa elektron merupakan partikel paling
dasar dari setiap materi. Dengan demikian model atom Dalton yang menyatakan bahwa atom
merupakan bagian terkecil dari materi gugur. Thomson menyatakan bahwa atom mengandung
banyak sekali elektron-elektron yang bermuatan negatif. Karena atom bersifat netral, maka di dalam
atom terdapat muatan-muatan positif yang menyeimbangkan elektron yang bermuatan negatif.
Thomson membuat model bahwa atom berbentuk bola padat dengan muatan-muatan listrik positif
tersebar merata di seluruh bagian bola. Muatan-muatan positif dinetralkan oleh elektron-elektron
bermuatan negatif yang melekat pada bola segaram pada bola bermuatan positif seperti kismis yang
melekat pada kue. Sehingga model atom Thomson dikenal dengan model atom kue kismis. J. J.
Thomson akhirnya diberi hadiah Nobel Fisika pada tahun 1906 .
Ernest Rutherford dibantu asistennya yaitu Geiger dan Marsden pada tahun 1911 melakukan
eksperimen menembakkan partikel alfa (α) melalui celah pelat timbal yang akhirnya menumbuk
lempeng tipis emas. Untuk mendeteksi partikel alfa yang terhambur dari lempeng emas, dipasang
lempeng lapisan seng sulfida. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar partikel alfa dilewatkan
tanpa mengalami pembelokkan oleh lapisan emas dan hanya sedikit yang dibelokkan atau
dipantulkan. Hasil eksperimen Rutherford menunjukkan bahwa model atom Thomson yang
menyatakan bahwa muatan positif tersebar merata di dalam atom tidak dapat diterima. Model atom
Rutherford menyatakan bahwa semua muatan positif berkumpul di tengah atom (inti atom) dan inti
atom dikelilingi oleh elektron-elektron pada jarak yang relatif jauh. Elektron-elektron ini berputar
pada lintasan-lintasannya seperti planet mengelilingi matahari dalam sistem tata surya. Model atom
Rutherford tidak mampu menjelaskan dua pertanyaan yaitu pertama, mengapa elektron yang
dipercepat hingga memancarkan gelombang elektromagnetik tidak dapat jatuh ke dalam inti atom?
Karena dengan model tadi diperkirakan bahwa elektron akan jatuh ke dalam inti atom dalam waktu
10-8 detik, namun kenyataannya elektron bergerak stabil di lintasannya. Kedua, hasil pengamatan
spektrum atom hidrogen melalui spektrometer menunjukkan bahwa spektrum berbentuk garis (deret
Balmer) sedangkan menurut model atom Rutherford, spektrum atom hidrogen harus.
Pada tahun 1911 Niels Bohr membuat model atom seperti berikut:
4
Elektron bergerak dalam orbitnya yang melingkar di sekitar inti atom (proton) dibawah
pengaruh gaya Coulomb.
Elektron tidak dapat berputar di sekitar inti melalui setiap orbit, tetapi elektron hanya melalui orbit
stabil (orbit stasioner) tanpa memancarkan energi.
Radiasi dipancarkan oleh atom jika elektron melompat dari suatu orbit stasioner yang energinya
lebih tinggi ke dalam orbit yang energinya lebih rendah.
Ukuran orbit-orbit yang diperbolehkan ditentukan oleh keadaan kuantum tambahan yaitu
momentum sudut orbital elektron.
Pada tahun 1913, Niels Bohr seorang fisikawan berkebangsaan Swedia mengikuti jejak
Einstein menerapkan Teori Kuantum untuk menerangkan hasil studinya mengenai spektrum atom
hidrogen. Bohr mengemukakan teori baru mengenai struktur dan sifat-sifat atom. Teori atom Bohr
pada prinsipnya menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom dari Ernest Rutherford yang
dikemukakan pada tahun 1911. Bohr mengemukakan bahwa apabila elektron dalam orbit atom
menyerap suatu kuantum energi, elektron akan meloncat keluar menuju orbit yang lebih tinggi.
Sebaliknya, jika elektron itu memancarkan suatu kuantum energi, elektron akan jatuh ke orbit yang
lebih dekat dengan inti atom. Melalui teori kuantum, Bohr juga menemukan rumus matematika
yang dapat dipergunakan untuk menghitung panjang gelombang dari semua garis yang muncul
dalam spektrum atom hidrogen. Nilai hasil perhitungan ternyata sangat cocok dengan yang
diperoleh dari percobaan langsung. Namun, untuk unsur yang lebih rumit dari hidrogen, teori Bohr
tidak cocok dalam meramalkan panjang gelombang garis spektrum. Meskipun demikian, teori ini
diakui sebagai langkah maju dalam menjelaskan fenomena-fenomena fisika yang terjadi dalam
tingkatan atomik.
Teori kuantum dari Planck diakui kebenarannya karena dapat dipakai untuk menjelaskan
berbagai fenomena fisika yang saat itu tidak bisa diterangkan dengan teori klasik. Pada tahun 1918
Planck memperoleh Hadiah Nobel bidang fisika berkat teori kuantumnya. Dengan memanfaatkan
teori kuantum untuk menjelaskan efek fotolistrik, Einstein memenangkan hadiah nobel bidang
fisika pada tahun 1921. Selanjutnya Bohr yang mengikuti jejak Einstein menggunakan teori
kuantum untuk teori atomnya juga dianugerahi Hadiah Nobel Bidang Fisika tahun 1922. Tiga
hadiah Nobel fisika dalam waktu yang hampir berurutan di awal abad ke-20 sebagai penanda
pengakuan secara luas terhadap lahirnya teori mekanika kuantum. Teori ini mempunyai arti penting
dan fundamental dalam fisika.
Di antara perkembangan beberapa bidang ilmu pengetahuan di abad ke-20, perkembangan
mekanika kuantum memiliki arti yang paling penting, jauh lebih penting dibandingkan teori
relativitas dari Einstein. Oleh sebab itu, Planck dianggap sebagai Bapak Mekanika Kuantum yang
telah mengalihkan perhatian penelitian dari fisika makro yang mempelajari objek-objek tampak ke
5
fisika mikro yang mempelajari objek-objek sub-atomik. Perombakan dalam penelitian fisika sejak
memasuki abad ke-20, perhatian orang mulai tertuju ke arah penelitian atom. Melalui penjelasan
teori kuantum inilah manusia mampu mengenali atom dengan baik. Sebagai konsekuensi atas
beralihnya bidang kajian dalam fisika, maka muncul beberapa disipilin ilmu spesialis seperti fisika
nuklir dan fisika zat padat. Fisika nuklir yang perkembangannya cukup kontroversial kini
menawarkan berbagai macam aplikasi praktis yang sangat bermanfaat dalam kehidupan. Energi
nuklir misalnya, saat ini telah mensuplai sekitar 17 % kebutuhan energi listrik dunia. Sedang
perkembangan dalam fisika zat pada telah mengantarkan ke arah revolusi dalam bidang mikro-
elektronika, dan kini sedang menuju ke arah nano-elektronika.
Tokoh-Tokoh Pelopor Mekanika Kuantum
Max Planck
Lahir pada tahun 1858 di kota Kiel, Jerman. Dia belajar di Universitas Berlin dan Munich
diperoleh gelar Doktor dalam ilmu fisika dengan summa cum laude dari Universitas Munich saat
berumur dua puluh satu tahun. Dia mengajar di Universitas Munich, kemudian di Universitas Kiel.
Di tahun 1889 dia jadi mahaguru Univeristas Berlin sampai pensiunnya tiba tatkala usianya
mencapai tujuh puluh. Saat itu tahun 1928.
Albert Einstein
Albert Einstein adalah seorang ilmuan fisika yang dipandang luas sebagai ilmuan terbesar di
abad ke-20. Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang dalam
pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistik, dan kosmologi. Dia dianugerahi
penghargaan nobel dalam fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek foto elektrik dan
pengabdiannya bagi fisika teoretis. Setelah teori relativitas umum dirumuskan, Einstein menjadi
terkenal ke seluruh dunia, hal ini merupakan pencapaian yang tidak biasa bagi seorang ilmuan. Di
masa tuanya, keterkenalan Einstein melampaui ketenaran semua ilmuan dalam sejarah dan dalam
budaya populer. Kata Einstein dianggap bersinonim dengan kecerdasan atau bahkan jenius. Einstein
dinamakan “Orang Abad Ini” oleh majalah time pada tahun 1999. Kepopulerannya juga membuat
nama “Einstein” digunakan secara luas dalam iklan dan barang dagang lain, dan akhirnya “Albert
Eisntein” didaftarkan sebagai merk dagang. Sebagai salah satu penghargaan baginya, sebuah satuan
fotokimia diberi nama einstein, sebuah unsur kimia diberi nama einsteinium, dans ebuah asteroid
diberi nama 2001 Einstein. Einstein dilahirkan di Ulm di Württemberg, Jerman (sekitar 100 km
sebelah timur Stuttgart). Ayah Einstein bernama Hermann Einstein dan ibunya bernama Peuline.
Ayahnya adalah seorang penjual ranjang bulu yang kemudian menjalani pekerjaan elektrokimia.
Mereka menikah di Stuttgart-Bad Cannstatt. Keluarga mereka keturunan yahudi. Albert Einstein
disekolahkan di sekolah katolik dan atas keinginan ibunya dia diberi pelajaran biola. Saat berumur
lima tahun, ayahnya menunjukkan kompas kantung, dan Einstein menyadari bahwa sesuatu diruang
6
kosong akan bereaksi terhadap jarum di kompas tersebut. Dia kemudian menjelaskan
pengalamannya sebagai salah satu saat yang paling menggugah dalam hidupnya. Meskipun dia
membuat model dan alat mekanik sebagai hobi, dia dianggap sebagai pelajar yang lambat.
Kemungkinannya disebabakan oleh dyslexia, sifat pemalu, atau karena struktur yang tidak biasa
pada otaknya (setelah diteliti kematiannya).
Niels Bohr
Niels Henrik Dacid Bohr merupakan seorang bapak teori struktur atom yang lahir pada
tahun 1885 di Kompenhagen. Dia meraih gelar doktor fisika dari Universitas Compenhagen pada
tahun 1911. Tak lama kemudian, dia pergi ke Cambridge, Inggris. Di sana dia belajar di bawah
asuhan J.J. Thomson seorang ilmuan yang menemukan elektron. Beberapa bulan kemudian, dia
pindah lagi ke Manchester untuk belajar pada Ernest Rutherford yang beberapa tahun sebelumnya
menemukan nucleus atau bagian inti atom. Rutherford menegaskan bahwa atom umumnya kosong,
denga bagian pokok berat pada tengahnya dan elektron dibagian luarnya. Tak lama kemudian, Bohr
mengembangkan teorinya sendiri yang baru serta radikal tentang struktur atom. Kertas kerja Bohr
bagaikan membuai dalam sejarah “On the Constitution of Atoms and Molecules” diterbitkan dalam
Philosophical Magazine tahun 1933.
Louis de Broglie
Louis Victor Pierre Raymon de Broglie lahir pada 15 Agustus 1892 di Dieppe, Perancis.
Keturunan de Broglie berasal dari Piedmont Italia barat laut cukup dikenal dalam sejarah Perancis
karena mereka telah melayani raja-raja Perancis baik dalam perang dan jabatan diplomatik selama
beratus tahun.
Pada tahun 1740, Raja Louis XI mengangkat salah satu anggota keluarga de Broglie,
Francois Marie (1671-1745) sebagai Duc (seperti Duke di Inggris), yaitu suatu gelar keturunan yang
hanya disandang oleh anggota keluarga tertua. Putra Duc pertama ini ternyata membantu Austria
dalam Perang Tujuh Tahun (1756-1763). Karena itu, Kaisar Perancis I dari Austria
menganugerahkan gelar Prinz yang berhak disandang seluruh anggota keluarga de Broglie.
Setelah meninggalnya saudara tertua Louis de Broglie yaitu Maurice yang juga fisikawan
(eksperimen) pada 1960, Louis serempak menjadi Duc Perancis (ke-7) dan Prinz Austria. Louis
mulanya belajar pada Lycee Janson de Sailly di Paris dan memperoleh gelar dalam sejarah pada
1909. Ia menjadi tertarik pada ilmu pengetahuan alam karena katanya, “terpengaruh oleh filsafat
dan buku-buku Henry Poincare (1854-1912)” seorang matematikawan besar Perancis.
Werner Karl Heisenberg
Pada tahun 1925 Werner Karl Heisenberg mengajukan rumus baru dibidang fisika. Rumus
tersebut merupakan suatu rumus yang teramat sangat radikal, jauh berbeda dalam pokok konsep
dengan rumus klasik Newton. Teori rumus baru ini telah mengalami beberapa perbaikan dan
7
berhasil oleh orang-orang sesudah Heisenberg. Kini rumus tersebut diterima dan digunakan
terhadap semua sistem fisika. Secara matematik dapat dibuktikan hanya dengan menggunakan
sistem mikroskopik untuk di ukur. Atas dasar ini, mekanika klasik secara matematik lebih
sederhana dari mekanika kuantum. Ketika dihadapkan pada sistem dimensi atom, perkiraan tentang
mekanika kuantum lebih tepat daripada mekanika klasik.
Erwin Schrodinger
Erwin rudolf Josef Alexander Schrödinger (1887-1961) ialah fisikawan Austria. Ia lahir di
Wina, Austria-Hongaria. Ibunya berasal dari Inggris dan ayahnya berasal dari Austria. Ia
memperoleh gelar doktor di kota itu di bawah bimbingan mantan murid Ludwig Boltzmann.
Selama PD I, ia menjadi perwira artileri. Setelah perang, ia mengajar di zurich, Swiss. Disana ia
menangkap pengertian Louis Victor de Broglie yang menyatakan bahwa partikel yang bergerak
memilik sifat gelombang dan mengembangkan pengertian itu menjadi suatu teori yang terperinci
dengan baik. Setelah ia menemukan persamaannya yang terkenal, ia dan ilmuan lainnya
memecahkan persamaan itu untuk berbagai masalah. Di sini kuantisasi muncul secara alamiah,
misalnya dalam masalah tali yang bergetar. Setahun sebelumnya, Werner Karl Heisenberg telah
mengemukakan formulasi mekanika kuantum, namun perumusannya agak sulit dipahami ilmuan
masa itu. Schrödinger memperlihatkan bahwa kedua formulasi itu setara secara matematis.
Paul Dirac
Pada tanggal 8 Agustus 1902 lahirlah seorang anak yang diberi nama Paul Andrien Maurice
Dirac di Bristol Inggris. Siapa sangka di kemudian hari anak yang dikenal sebagai Paul Dirac ini
akan menjadi fisikawan besar Inggris yang dapat disejajarkan dengan Newton, Thomson, dan
Maxwell. Melalui teori kuantumnya yang menjelaskan tentang elektron, Dirac menjelma menjadi
fisikawan ternama di dunia dan namanya kemudian diabadikan bagi persamaan relativistik yang
dikembangkannya, yaitu persamaan Dirac. Tulisan ini dibuat untuk mengenang kembali perjalanan
karirnya yang cemerlang dalam bidang fisika teori. Dirac kecil tumbuh dan besar di Bristol.
Ayahnya yang berasal dari Swiss bernama Charles lahir di kota Monthey dekat Geneva pada tahun
1866 dan kemudian pindah ke Bristol Inggris, untuk menjadi guru bahasa Prancis di Akademi
Teknik Merchant Venturers. Ibunya bernama Florence Holten, wanita yang lahir di Liskeard pada
tahun 1878 dan menjadi pustakawan di kota Bristol. Ayah dan Ibu Dirac menikah di Bristol pada
tahun 1899 dan memiliki tiga orang, dua laki-laki (di mana Paul adalah yang lebih muda) dan
seorang perempuan.
Setelah menyelesaikan pendidikan SMA dan sekolah teknik, Paul Dirac melanjutkan studi di
Jurusan teknik elektro Universitas Bristol pada tahun 1918. Pilihannya ini diambil berdasarkan
anjuran ayahnya yang menginginkan Paul mendapatkan pekerjaan yang baik. Dirac menyelesaikan
kuliahnya dengan baik, tetapi dia tidak mendapatkan pekerjaan yang cocok paska berkecamuknya
8
perang dunia pada saat itu. Keinginannya adalah pergi ke Universitas Cambridge untuk meperdalam
matematika dan fisika. Dia diterima di akademi St John Cambridge pada tahun 1921, tetapi hanya
ditawarkan beasiswa yang tidak memadai untuk menyelesaikan kuliahnya. Untungnya dia sanggup
mengambil kuliah matematika terapan di Universitas Bristol selama dua tahun tanpa harus
membayar uang kuliah dan tetap dapat tinggal di rumah. Setelah itu pada tahun 1923 dia berhasil
mendapatkan beasiswa penuh di akademi St John dan dana penelitian dari Departemen
perindustrian dan sains, tetapi dana ini pun belum bisa menutupi jumlah biaya yang diperlukan
untuk kuliah di Cambridge. Pada akhirnya Paul Dirac berhasil mewujudkan keinginannya kuliah di
Akademi St John karena adanya permintaan dari pihak universitas. Di Cambridge Paul Dirac
mengerjakan semua pekerjaan sepanjang hidupnya sejak kuliah paska sarjananya pada tahun 1923
sampai pensiun sebagai profesor (lucasian professor) pada tahun 1969.
Pada tanggal 20 oktober 1984 Paul Dirac meninggal dunia pada usia 84 tahun, sebagai
peraih hadiah nobel fisika tahun 1933 dan anggota British order of merit tahun 1973. Paul Dirac
merupakan fisikawan teoritis Inggris terbesar di abad ke-20. Pada tahun 1995 perayaan besar
disellenggarakan di London untuk mengenang hasil karyanya dalam fisika. Sebuah monumen
dibuat di Westminster Abbey untuk mengabadikan namanya dan hasil karyanya, di mana di sini dia
bergabung bersama sejumlah monumen yang sama yang dibuat untuk Newton, Maxwell, Thomson,
Green dan fisikawan-fisikawan besar lainnya. Pada monumen itu disertakan pula Persamaan Dirac
dalam bentuk relativistik yang kompak. Sebenarnya persamaan ini bukanlah persamaan yang
digunakan Dirac pada saat itu, tetapi kemudian persamaan ini digunakan oleh mahasiswanya. Dirac
mengukuhkan teori mekanika kuantum dalam bentuk yang paling umum dan mengembangkan
persamaan relativistik untuk elektron, yang sekarang dinamakan menggunakan nama beliau yaitu
persamaan Dirac. Persamaan ini juga mengharuskan adanya keberadaan dari pasangan antipartikel
untuk setiap partikel misalnya positron sebagai antipartikel dari elektron. Dia adalah orang pertama
yang mengembangkan teori medan kuantum yang menjadi landasan bagi pengembangan seluruh
teori tentang partikel subatom atau partikel elementer. Pekerjaan ini memberikan dasar bagi
pemahaman kita tentang gaya-gaya alamiah. Dia mengajukan dan menyelidiki konsep kutub magnet
tunggal (magnetic monopole), sebuah obyek yang masih belum dapat dibuktikan keber-adaannya,
sebagai cara untuk memasukkan simetri yang lebih besar ke dalam persamaan medan
elektromagnetik Maxwell.
Paul Dirac melakukan kuantisasi medan gravitasi dan membangun teori medan kuantum
umum dengan konstrain dinamis, yang memberikan landasan bagi terbentuknya Teori Gauge dan
Teori Superstring, sebagai kandidat Teory Of Everything, yang berkembang sekarang. Teori-
teorinya masih berpengaruh dan penting dalam perkembangan fisika hingga saat ini, dan persamaan
dan konsep yang dikemukakannya menjadi bahan diskusi di kuliah-kuliah fisika teori di seluruh
9
dunia. Langkah awal menuju teori kuantum baru dimulai oleh Dirac pada akhir September 1925.
Saat itu, R H Fowler, pembimbing risetnya, menerima salinan makalah dari Werner Heisenberg
berisi penjelasan dan pembuktian teori kuantum lama Bohr dan Sommerfeld, yang masih mengacu
pada prinsip korespondensi Bohr tetapi berubah persamaannya sehingga teori ini mencakup secara
langsung kuantitas observabel. Fowler mengirimkan makalah Heisenberg kepada Dirac yang
sedang berlibur di Bristol dan menyuruhnya untuk mempelajari makalah itu secara teliti. Perhatian
Dirac langsung tertuju pada hubungan matematis yang aneh, pada saat itu, yang dikemukakan oleh
seorang seperti Werner Karl Heisenberg.
Beberapa pekan kemudian setelah kembali ke Cambridge, Dirac tersadar bahwa bentuk
matematika tersebut mempunyai bentuk yang sama dengan kurung poisson (poisson Bracket) yang
terdapat dalam fisika klasik dalam pembahasan tentang dinamika klasik dari gerak partikel.
Didasarkan pada pemikiran ini dengan cepat dia merumuskan ulang teori kuantum yang didasarkan
pada variabel dinamis non-komut (non-comuting dinamical variables). Cara ini membawanya
kepada formulasi mekanika kuantum yang lebih umum dibandingkan dengan yang telah
dirumuskan oleh fisikawan yang lain. Pekerjaan ini merupakan pencapaian terbaik yang dilakukan
oleh Dirac yang menempatkannya lebih tinggi dari fisikawan lain yang pada saat itu sama sama
mengembangkan teori kuantum. Sebagai fisikawan muda yang baru berusia 25 tahun, dia cepat
diterima oleh komunitas fisikawan teoritis pada masa itu. Dia diundang untuk berbicara di
konferensi-konferensi yang diselenggarakan oleh komunitas fisika teori, termasuk kongres Solvay
pada tahun 1927 dan tergabung sebagai anggota dengan hak-hak yang sama dengan anggota yang
lain yang terdiri dari para pakar fisika ternama dari seluruh dunia.
Formulasi umum tentang teori kuantum yang dikembangkan oleh Dirac memungkinkannya
untuk melangkah lebih jauh. Dengan formulasi ini, dia mampu mengembangkan teori transformasi
yang dapat menghubungkan berbagai formulasi-formulasi yang berbeda dari teori kuantum. Teori
tranformasi menunjukkan bahwa semua formulasi tersebut pada dasarnya memiliki konsekuensi
fisis yang sama, baik dalam persamaan mekanika gelombang Schrodinger maupun mekanika
matriknya Heisenberg. Ini merupakan pencapaian yang gemilang yang membawa pada pemahaman
dan kegunaan yang lebih luas dari mekanika kuantum. Teori tranformasi ini merupakan puncak dari
pengembangan mekanika kuantum oleh Dirac karena teori ini menyatukan berbagai versi dari
mekanika kuantum, yang juga memberikan jalan bagi pengembangan mekanika kuantum
selanjutnya. Di kemudian hari rumusan teori transformasi ini menjadi miliknya sebagaimana tidak
ada versi mekanika kuantum yang tidak menyertainya. Bersama dengan teori transformasi,
mekanika kuantum versi Dirac disajikan dalam bentuk yang sederhana dan indah, dengan struktur
yang menunjukkan kepraktisan dan konsep yang elegan, dan berkaitan erat dengan teori klasik.

10
Pada tahun 1927 Dirac berhasil mengembangkan teori elektron yang memenuhi kondisi yang
disyaratkan oleh teori relatifitas khusus dan mempublikasikan persamaan relativistik yang invarian
untuk elektron pada awal tahun 1928. Sebagian fisikawan lain sebenarnya memiliki pemikiran yang
sama dengan apa yang dilakukan oleh Dirac, meskipun demikian belum ada yang mampu
Eksperimen – Eksperimen yang Mendasari Mekanika Kuantum
Berikut eksperimen – eksperimen yang mendasari perkembangan mekanika kuantum :
Thomas Young mendemonstrasikan sifat gelombang cahaya pada tahun 1805 melalui eksperimen
celah ganda.
Henri Becquerel pada tahun 1896 menemukan radioaktivitas.
J.J. Thomson menemukan elektron pada tahun 1897 melalui eksperimen sinar katoda.
Penjelasan studi radiasi benda hitam antara tahun 1850 sampai 1900 tanpa menggunakan konsep
mekanika kuantum.
Einstein menjelaskan efek foto listrik pada tahun 1905 menggunakan konsep foton dan
partikel cahaya dengan energi terkuantisasi.
Robert Millikan pada tahun 1909 menunjukkan bahwa arus listrik bersifat seperti kuanta
dengan menggunakan eksperimen tetes minyak.
Ernest Rutherford pada tahun 1911 mengungkap model atom pudding yaitu massa dan
muatan positif dari atom terdistribusi merata pada percobaan lempeng emas.
Otti Stern dan Walther Gerlach pada tahun 1920 mendemonstrasikan sifata terkuantisasinya spin
partikel yang dikenal dengan eksperimen Stern-Gerlach.
Clinton davisson dan Lester Germer pada tahun 1927 mendemonstrasikan sifat gelombang
dalam elektron melalui percobaan difraksi elektron.
Clyde L. Cowan dan Frederick pada tahu 1955 menjelaskan keberadaan neutron.

11

Anda mungkin juga menyukai