Standar Kompetensi
1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur
molekul, dan sifat sifat senyawa
Kompetensi Dasar
1.1 Menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum untuk menuliskan
konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan letak unsur dalam tabel
periodik.
Mengkaji teori atom Bohr dan hubungannya dengan teori kuantum, prinsip
ketidakpastian dan mekanika gelombang melalui diskusi kelompok
Menemukan pengertian bilangan kuantum
Menentukan kedudukan elektron dengan bilangan kuantum
Mengilustrasikan bentuk orbital s, p, d dengan bantuan alat peraga melalui kerja
kelompok
Mnentukan konfigurasi elektron berdasarkan sub kulit
Mendiskusikan hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam sistem
periodik unsur
Ringkasan Materi
Anda telah mempelajari perkembangan model atom mulai dari Dalton sampai dengan
Niels Bohr pada modul Kimia kelas X pada semester 1. Masih ingat bukan ?
Model atom Niels Bohr dapat menjelaskan inti atom yang bermuatan positif yang
dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan. Elektron dapat
berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi
sehingga energi elektron atom itu tidak berkurang.
Model atom Bohr ini merupakan model atom yang mudah dipahami, namun Bohr
hanya dapat menjelaskan untuk atom berelektron sedikit dan tidak dapat menjelaskan
bagaimana adanya sub lintasan-lintasan yang terbentuk diantara lintasan-lintasan
elektron. Karena itu dalam perkembangan selanjutnya, teori atom dikaji dengan
menggambarkan pendekatan teori atom mekanika kuantum.
Perkembangan muktahir di bidang mekanika kuantum dimulai dari teori Max
Planck yang mengemukakan kuanta-kuanta energi dilanjutkan oleh Louis de Broglie
tentang dualisme partikel, kemudian oleh Werner Heisenberg tentang prinsip
ketidakpastian dan yang terakhir saat ini adalah Erwin Schrodinger tentang persamaan
gelombang.
Mekanika kuantum ini dapat menerangkan kelamahan teori atom Bohr tentang
garis-garis terpisah yang sedikit berbeda panjang gelombangnya dan memperbaiki model
atom Bohr dalam hal bentuk lintasan elektron dari yang berupa lingkaran dengan jari-jari
tertentu menjadi orbital dengan bentuk ruang tiga dimensi yang tertentu.
A. Teori Kuantum
Teori kuantum dari Max Planck mencoba menerangkan radiasi karakteristik yang
dipancarkan oleh benda mampat.Radiasi inilah yang menunjukan sifat partikel dari
gelombang.Radiasi yang dipancarkan setiap benda terjadi secara tidak kontinyu
(discontinue) dipancarkan dalam satuan kecil yang disebut kuanta (energi kuantum).
Planck berpendapat bahwa kuanta yang berbanding lurus
dengan frekuensi tertentu dari cahaya, semuanya harus berenergi
sama dan energi ini E berbanding lurus dengan h dan V.
Jadi,
Max Planck
E=hV
Keterangan :
E = Energi kuantum
h = Tetapan Planck (6,626 x 10-34 J.s)
V = Frekuensi
Albert Einstein
Hipotesa dari Max Planck dan Einstein menghasilkan rumusan empiris tentang efek
fotolistrik yaitu :
h V = Kmaks + h Vo
Keterangan :
Analogi ini dapat menjelaskan energi yang dibawa cahaya terdistribusi secara
kontinyu ke seluruh pola gelombang.Hal ini menurut tinjauan teori gelombang
sedangkan menurut teori kuantum, cahaya menyebar dari sumbernya sebagai sederetan
konsentrasi energi yang teralokalisasi masing-masing cukup kecil sehingga dapat
diserap oleh sebuah elektron.
Teori gelombang cahaya menjelaskan difraksi dan interferensi yang tidak dapat
dijelaskan oleh teori kuantum.Sedangkan teori kuantum menjelaskan efek fotolistrik
yang tidak dapat dijelaskan oleh teori gelombang.
Perhatikan gambar berikut :
(b)
(a)
Sifat partikel dan gelombang suatu materi tidak tampak sekaligus, sifat yang
tampak jelas tergantung pada perbandingan panjang gelombang de Broglie dengan
dimensinya serta dimensi sesuatu yang berinteraksi dengannya.
Partikel yang bergerak memiliki sifat gelombang. Fakta yang mendukung teori ini
adalah petir dan kilat. Pernahkah Anda mendengar bunyi petir dan kilat. Pernahkah
Anda mendengar bunyi petir dan melihat kilat ketika hujan turun ? Manakah yang lebih
dulu terjadi, kilat atau petir ?
Kilat akan lebih dulu terjadi daripada petir. Kilat menunjukan sifat gelombang
berbentuk cahaya, sedangkan petir menunjukan sifat pertikel berbentuk suara.
Hipotesis de Broglie dibuktikan oleh C. Davidson an LH Giermer (Amerika Serikat)
dan GP Thomas (Inggris).
Prinsip dualitas inilah menjadi titik pangkal berkembangnya mekanika kuantum
oleh Erwin Schrodinger.
Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg
mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian
yaitu
“Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara
seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian
menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom”.
BILANGAN KUANTUM
Contoh:
Kulit ke-4 (n=4) dapat ditempati maksimum= 2 x 42 elektron = 32
elektron
2. Bilangan kuantum azimuth (l) : menunjukkan sub kulit dimana elektron itu
bergerak sekaligus menunjukkan sub kulit yang merupakan penyusun suatu kulit.
Bilangan kuantum azimuth mempunyai harga dari 0 sampai dengan (n-1).
- n = 1 ; l= 0 ; sesuai kulit K
- n = 2 ; l = 0, 1 ; sesuai kulit L
- n = 3 ; l = 0, 1, 2 ; sesuai kulit M
- n = 4 ; l = 0, 1, 2, 3 ; sesuai kulit N
- dan seterusnya
Pertanyaan :
Jawab:
Sebagaimana telah kita ketahui sebelumnya bahwa arah orbital ditentukan oleh
bilangan kuantum magnetik.Orbital s yang berbentuk bola tidak menunjukan arah ruang
tertentu karena kebolehjadian ditemukan elektron dengan bentuk ini berjarak sama
jauhnya ke segala arah dari inti atom.
Inti atom terdapat pada pusat bola. Perhatikanlah gambar arah ruang orbital s
berikut ini !
Subkulit p terdiri dari tiga orbital p. Karena nilai bilangan kuantum magnetiknya
ada tiga yaitu –1, 0, dan +1. Ketiga orbital ini mempunyai tingkat energi yang sama
tetapi arah ruangnya masing-masing berbeda. Jika digabungkan, ketiga orbital ini saling
tegak lurus satu sama lain. Bila digambarkan pada sistem koordinat cartesius yang
memiliki sumbu X, Y, dan Z maka orbital p yang terletak pada sumbu X disebut orbital
PX, sedangkan yang terletak pada sumbu Y disebut orbital PY. Begitu pula halnya
dengan orbital p yang terletak pada sumbu Z disebut orbital PZ.
Dapatkah Anda bayangkan penjelasan tersebut?
Bagaimana orbital f yang terdiri dari 7 orbital? Tentunya orbital f ini akan lebih
rumit dan lebih sukar dipaparkan.
Tugas Terstruktur
1 2 3 4 5
Yang merupakan gambar bentuk orbital dxy adalah...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
4. Suatu atom X memiliki elektron valensi 3d7. Bilangan kuantum dari elektron
valensi itu adalah....
a. n = 3 l=1 m=0 s=-½
b. n = 3 l=2 m = -2 s=-½
c. n = 3 l=1 m = +2 s=-½
d. n = 3 l=2 m = -1 s=-½
e. n = 3 l=0 m = -2 s=-½
SISTEM PERIODIK UNSUR
Dalam setiap atom telah tersedia orbital-orbital, akan tetapi belum tentu semua
orbital ini terisi penuh.
Bagaimanakah pengisian elektron dalam orbital-orbital tersebut ?
Pengisian elektron dalam orbital-orbital memenuhi beberapa peraturan antara lain:
2. Prinsip Pauli : tidak mungkin di dalam atom terdapat 2 elektron dengan keempat
bilangan kuantum yang sama. Hal ini berarti, bila ada dua elektron yang mempunyai
bilangan kuantum utama, azimuth dan magnetik yang sama, maka bilangan kuantum
spinnya harus berlawanan.
3. Prinsip Hund : cara pengisian elektron dalam orbital pada suatu sub kulit ialah
bahwa elektron-elektron tidak membentuk pasangan elektron sebelum masing-
masing orbital terisi dengan sebuah elektron.
Contoh:
Atom C dengan nomor atom 6, berarti memiliki 6 elektron dan cara Pengisian
orbitalnya adalah :
Unsur yang terletak pada satu golongan mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip
(hampir sama).
Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan unsur-unsur
golongan B disebut unsur transisi (peralihan), semua unsur transisi diberi simbol B
kecuali untuk triade besi, paladium dan platina disebut "golongan VIII''.
Lambang Unsur-unsur Golongan A
(n - 1) d1 ns2 III - B
(n - 1) d2 ns2 IV - B
(n - 1) d3 ns2 V-B
(n - 1) d4 ns2 VI - B
(n - 1) d5 ns2 VII - B
(n - 1) d6-8 ns2 VIII
(n - 1) d9 ns2 I-B
(n - 1) d10 ns2 II - B
nS2 (n-2)f1-14
Jika :
n = 6 adalah lantanida
n = 7 adalah laktanida
Cara Penentuan Periode dan
Golongan :
1. Unsur dengan nomor atom 11, konfigurasinya : 1s2 2s2 2p6 3s1
n = 3, berarti periode 3 (kulit M).
elektron valensi (terluar) 3s sebanyak 1 elektron, berarti termasuk golongan IA.
2. Unsur Ga dengan nomor atom 31, konfigurasinya : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
3d10 4p1
n = 4, berarti perioda 4 (kulit N).
elektronvalensi 4s2 4p1, berarti golongan IIIA.
3. Unsur Sc dengan nomor atom 21, konfigurasinya : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1
n = 4, berarti perioda 4 (kulit N).
3d1 4s2 berarti golongan IIIB.
4. Unsur Fe dengan nomor atom 26, konfigurasinya : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
3d10
n = 4, berarti perioda 4 (kulit N).
3d64s2 , berarti golongan VIII.
Tugas Terstruktur
1. Berapakah jumlah elektron maksimum dalam suatu atom yang dimiliki
oleh bilangan kuantum berikut?
a. n = 2, l= 0, ml = 0, ms = + ½
b. n = 4, l=2, ml = +1, ms = + ½
c. n = 3, l = 2, ml = 0, ms = + ½
d. n = 2, l = 0, ml = 0, ms = - ½
e. n = 4, l = 3, ml = +2, ms = - ½
2. Tuliskan konfigurasi elektron dalam keadaan dasar (ground state) untuk:
a. atom neon;
b. kation litium, Li+;
c. atom mangan;
d. atom fluorin;
e. kation kobalt, Co2+;
f. ion klorida, Cl-.
3. Tuliskan konfigurasi elektron (dengan penyingkatan) atom-atom berikut dan
tentukan letaknya dalam sistem periodik unsur.
a. oksigen (Z = 8)
b. aluminium (Z = 13)
c. tembaga (Z = 29)
d. kripton (Z = 36)
IKATAN KIMIA
Standar Kompetensi
1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur
molekul, dan sifat sifat senyawa
Kompetensi Dasar
1.2. Menjelaskan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom dan teori
hibridisasi untuk meramalkan bentuk molekul.
1.3. Menjelaskan interaksi antar molekul (gaya antar molekul) dengan sifatnya.
Dalam kegiatan belajar ini Anda akan mempelajari bentuk molekul dari atom-atom
yang berikatan.
Sebelum Anda mempelajari materi-materi berikut ini, sebaiknya Anda mengingat
kembali modul Kim X.04 tentang Ikatan Kimia Bagian Struktur Lewis.
Struktur Lewis menggambarkan susunan elektron dari atom-atom yang berikatan
dan dapat menunjukkan jumlah pasangan elektron bebas dan jumlah pasangan elektron
ikatan sekitar atom pusat.
Teori Domain Elektron akan menjelaskan susunan elektron dalam suatu atom yang
berikatan. Posisi elektron ini akan mempengaruhi bentuk geometri molekulnya dan
bentuk geometri ini akan dijelaskan melalui teori VSEPR.
Geometri (bentuk) molekul adalah gambaran tentang susunan atom-atom dalam
molekul berdasarkan susunan ruang pasangan elektron atom dalam pusat dalam molekul,
pasangan elektron ini baik yang berikatan maupun yang bebas.
Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pain Repulsion) yaitu teori tolak menolak
pasangan – pasangan elektron pada kulit terluar atom pusat.Teori ini menekankan pada
kekuatan tolak menolak diantara pasangan -pasangan elektron pada atom pusat urutan
kekuatannya adalah sebagai berikut :Pasangan Elektron Terikat (PET) ; Pasangan
Elektron Bebas (PEB)
A. Bentuk-bentuk Molekul
2 Linear 180°
4 Tetrahedron 109,5°
Bipiramidal 90°
5
Trigonal 120°
6 Oktahedron 90°
Tabel 2. Berbagai kemungkinan bentuk molekul berdasarkan PEI dan PEB
2 2 0 Linear Linear
5 5 0 Segitiga piramidal
Tetrahedral tak
5 4 1
Bipiramidal Trigonal simetris (bidang 4)
5 3 2 Huruf 'T'
5 2 3 Linear
6 6 0 Oktahedral
6 5 1 Segiempat Bipiramidal
Oktahedron
6 4 2 Segiempat datar
6 2 4 Linear
Elektron valensi C = 4
Cl = 7
Jumlah elektron valensi ( 1 x 4) + (4 x 7) = 32 buah = 16 pasang
Jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) = 4 pasang
Jumlah pasangan elektron bebas (PEB) = 16 – 3 = 12 pasang
Disebarkan sekitar atom pusat secara merata sehingga memenuhi kaidah
oktet, jika masih ada sisa letakkan pada atom pusat.
Struktur Lewis :
Atom C sebagai atom pusat, atom Cl yang mengelilingi atom C
Teori Hibridisasi
Ikatan kovalen yang dibentuk melalui pertumpang tindihan (overlapping) orbital-
orbital atom secara sederhana.Hanya dapat menjelaskan ikatan yang terbentuk antara
dua atom.Untuk menjelaskan ikatan polliatom digunakan perluasan teori ikatan valensi
yaitu teori hibridisasi. Menurut teori ini, orbital-orbital ketika overlap membentuk
ikatan melalui proses hibridisasi.
Secara umum proses hibridisasi adalah sebagai berikut :
1) Promosi elektron dari orbital yanng penuh (terisi 2 buah elektron) ke orbital
yang masih kosong, sehingga orbital kosong ini menjadi ½ penuh (terisi 1
elektron).
2) Pencampuran orbital-orbital pada kulit valensi (baik yang penuh maupun ½
penuh) sehingga diperoleh orbital-orbital yang baru yang sama tingkat energi
ataupun bentuknya. Orbital baru inilah selanjutnya nanti terlibat dalam
pembentukan ikatan sigma atau phi dengan orbital ½ penuh dari atom lain.
sp Linear
sp2 Trigonal
sp3 Tetrahedral
sp3d2 oktahedral
Teori hibridisasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kimia organik dan secara
umum didisukusikan bersama dengan teori orbital molekul dalam buku pelajaran kimia
organik tingkat lanjut. Walaupun teori ini masih digunakan secara luas dalam kimia
organik, teori hibridisasi secara luas telah ditinggalkan pada kebanyakan cabang kimia
lainnya. Masalah dengan teori hibridisasi ini adalah kegagalan teori ini dalam
memprediksikan spektra fotoelektron dari kebanyakan molekul, meliputi senyawa yang
paling dasar seperti air dan metana. Dari sudut pandang pedagogi, pendekatan
hibridisasi ini cenderung terlalu menekankan lokalisasi elektron-elektron ikatan dan
tidak secara efektif mencakup simetri molekul seperti yang ada pada teori orbital
molekul.
TUGAS TERSTRUKTUR
1. Berdasarkan teori hibridisasi, jenis orbital hibrid pada ikatan kovalen dari CH4
adalah ...
a. sp d. sp3d
b. sp2 e. sp3d2
c. sp3
2. Berdasarkan teori hibridisasi, jenis orbital hibrid pada ikatan kovalen dari BF3
adalah ...
a. sp d. sp3d
b. sp2 e. sp3d2
c. sp3
3. Sudut ikatan dalam molekul air adalah 104,5o bukan 109,5o karena...
a. Tolak menolak pasangan elektron bebas dan pasangan elektron ikatan
b. Tolak menolak pasangan elektron bebas dan pasangan elektron bebas
c. Tolak menolak pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron bebas
d. Tolak menolak pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron ikatan
e. Ikatan antara sesama molekul air
4. Unsur X memiliki konfigurasi elektron 2, 2 sedang unsur Y memiliki konfigurasi
elektron 2,8, 7. Jika kedua unsur membentuk senyawa rumusnya adalah....
a. X2Y d. XY3
b. XY2 e. X2Y3
c. XY
5. Unsur X dengan konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1 biasanya membentuk
senyawa brom dengan rumus...
a. XBr
b. XBr2
c. XBr3
d. X2Br
e. X2Br3
A. Gaya Tarik Antar Molekul
Jika Molekul – molekul membentuk senyawa tentunya ada interaksi antar molekul
tersebut seperti halnya keluarga, jika suatu keluarga dinyatakan sebagai senyawa dan
anggota keluarga sebagai molekul, maka setelah kita mempelajari sifat masing – masing
anggota keluarga tentunya kita akan mempelajari hubungan (interaksi) antar anggota
keluarga tersebut. Gaya antar molekul pada modul ini dibatasi pada gaya tarik antara
dua molekul atau lebih dari satu zat murni.
Pada bagian ini, akan dipelajari tiga macam gaya tarik antar molekul. Dua
diantaranya sekaligus disebut gaya tarik Van der Waals. Gaya tarik yang lemah
disebabkan oleh dipol imbasan sesaat, yang terjadi antara semua molekul, bahkan juga
molekul yang non polar sekalipun, Gaya tarik Van der Waals yang kuat, disebut gaya
tarik dipol-dipol, terjadi antara molekul yang memiliki momen dipol permanen. Gaya
tarik ketiga lebih kuat dari gaya Van der Waals yang terjadi hanya antar molekul
tertentu dan kemudian disebut Ikatan Hidrogen.
1. Gaya London
Seorang ahli fisika dari Jerman Fritz London, tahun 1930 menguraikan
terjadinya tarikan yang lemah disebabkan oleh dipol imbasan sekejap atau sesaat
yang kemudian dikenal Gaya London.
Terjadinya tarikan antar elektron satu molekul dan inti molekul yang lain
dapat dibayangkan sebagai akibat menggesernya posisi atau getaran (Vibrasi)
elektron dan inti-inti itu. Suatu getaran dalam sebuah molekul mengimbas
(menginduksi) suatu geseran elektron-elektron suatu molekul yang disebelahnya
seperti gambar 5.
Gambar 5. Diagram getaran elektron terhadap inti-inti dalam dua atom dari
suatu gas mulia.
Atom simetris (tengah bersifat non polar) tetapi getaran yang mengimbas
gaya tarik dipol sesaat antara atom-atom sebelahnya.
Perhatikan bahwa posisi inti tidak berubah.Bila beberapa molekul berkumpul
bersama-sama seperti dalam cair, geseran-geseran disingkronkan, sehingga
terdapat suatu tarikan total antara banyak molekul yang bersebelahan. Dipol-dipol
ini dikatakan bersifat sesaat, karena getaran itu milyaran kali dalam suatu detik.
Pada saat berikutnya dipol itu hilang, atau mungkin arah polaritas telah dibalik.
Gaya London ini yang menyebabkan adanya tarikan antara molekul-molekul
senyawa non polar.
Ingatkah Anda bagaimana caranya membedakan molekul polar dengan non polar?
Jika tidak bukalah dan baca kembali modul Kim X.04 bagian kepolaran.
Molekul-molekul polar besar lebih efektif ditarik satu sama lain daripada molekul
kecil. Marilah kita bandingkan molekul metana, CH4 dengan propana CH3 CH2 CH3.
Perhatikan rumus struktur keduanya.
Bagaimanakah akibat pergerakan elektron dalam orbital pada molekul polar? Pelajarilah
uraian berikut?
IKATAN HIDROGEN
Dalam kimia, ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antarmolekul yang
terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Walaupun
lebih kuat dari kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari
ikatan kovalen dan ikatan ion. Dalam makromolekul seperti protein dan asam nukleat,
ikatan ini dapat terjadi antara dua bagian dari molekul yang sama. dan berperan sebagai
penentu bentuk molekul keseluruhan yang penting.
Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau F yang
mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen dari molekul lain
akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen
dengan besar ikatan bervariasi mulai dari yang lemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi (>155
kJ mol-1).
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara
atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan
hidrogen yang terbentuk.Ikatan hidrogen mempengaruhi titik didih suatu senyawa.
Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada
air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total
ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki
ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya)
sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.
Contoh:
- Molekul H2O
Tugas Terstruktur
1. Ikatan antara atom-atom karbon dan hidrogen dalam molekul n-butana adalah...
a. Ikatan elektrovalen
b. Ikatan polar
c. Ikatan kovalen
d. Ikatan semipolar
e. Ikatan koordinasi
2. Dari pasangan senyawa di bawah ini, manakah yang mempunyai ikatan kovalen
pada kedua senyawanya ?
a. NH3 – KCl
b. CO2 – BaCl2
c. H2O – CCl4
d. NaCl – KBr
e. HF - LiCl
3. Dari senyawa-senyawa berikut, yang mempunyai ikatan kovalen dan bersifat polar
adalah ...
a. NH3
b. KCl
c. BF3
d. CH4
e. NaCl
Tugas Mandiri
1. Bentuk dan ukuran orbital atom ditentukan oleh bilangan kuantum ... .
A. utama (n) dan magnetik (m)
B. azimut (l) dan utama (n)
C. magnetik (m) dan spin (s)
D. azimut (l) dan magnetik (m)
E. spin (s) dan azimut (l)
2. Semua elektron dalam sub kulit d harus mempunyai bilangan kuantum ... .
A. n = 3
B. m = 2
C. l = 2
D. n = 4
E. s = ½
3. Elektron terakhir dalam atom suatu unsur mempunyai bilangan kuantum : n=3, l
=2, m = 0, dan s = 12 . Unsur tersebut mempunyai nomor atom ...
A. 21
B. 24
C. 25
D. 26
E. 28
4. Konfigurasi elektron X3+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3d6 dalam sistem periodik unsur X
terletak pada…
A. golongan VIIIA periode 3
B. golongan VIIA periode 3
C. golongan IIIA periode 4
D. golongan IIIB periode 4
E. golongan VIIIB periode 4
5. Suatu atom unsur memilki bilangan kuantum elektron terluar n = 2, l = 1, m = -1, dan
s = -1/2. Unsur tersebut terletak pada golongan dan periode…
A. golongan IV periode 2
B. golongan IV periode 4
C. golongan VI periode 2
D. golongan VI periode 4
E. golongan II periode 2
6. Unsur besi pada sistem periodik pada periode keempat dan golongan…
A. IVB
B. IV A
C. VI A
D. VI B
E. VIII B
7. Diketahui nomor atom:
H = 1; B = 5; C = 6; N = 7; O = 8 dan F = 9
Maka pasangan senyawa dan tipe molekul yang benar adalah … .
Senyawa Tipe molekul
A. NH3 AY3
B. CH4 AY2
C. H2O AY2E2
D. BF3 AY3E
E. CO2 AY2E2
8. Molekul yang dikelilingi atom pusatnya terdapat 4 pasang elektron ikatan akan
membentuk geometri molekul…
A. linier
B. tetrahedral
C. piramida trigonal
D. piramida segiempat
E. octahedal
9. Gaya London dapat terjadi karena adanya tarik-menarik antara…
A. ion positif dan ion negatif pada molekul
B. molekul-molekul polar yang berbeda
C. dipol-dipol sementara pada mokelul non polar
D. unsur-unsur elektronegatif antar molekul polar
E. dipol-dipol permanent pada molekul non polar
10. Antar molekul berikut yang dapat membentuk ikatan hidrogen adalah ... .
A. NaH
B. HF
C. HCl
D. Mg(OH)2
E. H2S
TERMOKIMIA
Standar Kompetensi
2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan cara pengukurannya
Kompetensi Dasar
2.1. Mendeskripsikan perubahan entalpi suatu reaksi, reaksi eksoterm, dan reaksi
endoterm.
2.2. Menentukan H reaksi berdasarkan percobaan, hukum Hess, data perubahan
entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan.
Ringkasan Materi
Sistem adalah sesuatu yang menjadi pusat perhatian kita dalam hal ini merupakan
seluruh proses kimia yang terjadi.
Reaksi Eksoterm
Pada reaksi eksoterm terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau padareaksi
tersebut dikeluarkan panas.Pada reaksi eksoterm harga ∆H = ( - )
Reaksi Endoterm
Pada reaksi endoterm terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem atau pada
reaksi tersebut dibutuhkan panas.Pada reaksi endoterm harga ∆H = ( + )
A. ENTALPI
Entalpi= H = Kalor reaksi pada tekanan tetap = Qp. Perubahan entalpi adalah
perubahan energi yang menyertai peristiwa perubahan kimia pada tekanan tetap.
a. Pemutusan ikatan membutuhkan energi = endoterm
b. Pembentukan ikatan memberikan energi = eksoterm
q = m c ΔT
Keterangan :
q = jumlah kalor (J atau kJ)
m = massa campuran (g atau kg)
c = kalor jenis larutan (J/goC atau J/kg K)
Δt= kenaikan suhu (oCatau K)
b. Kapasitas kalor
Kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
zat atau sistem sebesar sebesar 1oC atau 1 K. Satuannya adalah J/K atau J/oC.
Besarnya kalor ini diukur berdasarkan rumus berikut ini :
q = C ΔT
Perubahan entalpi dengan kalorimeter sederhana dapat diukur dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Pada tekanan tetap, perubahan entalpi (∆H) sama dengan kalor (q) yang diserap
atau dilepas.
∆H = - q
∆H = - m · c · Δt
2. Hukum Hess
Hukum Hess adalah sebuah hukum dalam kimia fisik untuk ekspansi Hess dalam
siklus Hess. Hukum ini digunakan untuk memprediksi perubahan entalpi dari hukum
kekekalan energi (dinyatakan sebagai fungsi keadaan ΔH). Menurut hukum Hess,
karena entalpi adalah fungsi keadaan, perubahan entalpi dari suatu reaksi kimia adalah
sama, walaupun langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda.
Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan
entalpi, bukan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapainya.
Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung sekalipun
tidak dapat diukur secara langsung.Caranya adalah dengan melakukan operasi
aritmatika pada beberapa persamaan reaksi yang perubahan entalpinya diketahui.
Persamaan-persamaan reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga penjumlahan
semua persamaan akan menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika suatu persamaan
reaksi dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka, perubahan entalpinya juga harus
dikali (dibagi).Jika persamaan itu dibalik, maka tanda perubahan entalpi harus dibalik
pula (yaitu menjadi -ΔH).Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga
dapat diketahui dengan pengurangan entalpi pembentukan produk-produk dikurangi
entalpi pembentukan reaktan. Secara matematis
.
Hukum Hess dapat dinyatakan dalam bentuk diagram siklus atau diagram tingkat
energi.
Perubahan entalpi pembentukan beberapa zat dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2. Data entalpi pembentukan standar beberapa zat
Zat Hof (kJ/mol) Zat Hof (kJ/mol)
H2(g) 0 CCl4(g) -96
O2(g) 0 C2H5OH(l) -277,6
N2(g) 0 SiO2(g) -910,9
C(s) 0 PbO(s) -219
Fe(s) 0 NH3(g) -45,9
Si(s) 0 NO2(g) +33,2
H2O(g) -241,8 SO2(g) -296,8
H2O(l) -285,8 H2S(g) -20
CO(g) -110,5 HF(g) -273
CO2(g) -393,5 HCl(g) -92,3
C2H4(g) +52,5 AgCl(s) -127
C2H6(g) -84,7 AgBr(s) -99,5
C6H6(g) +49,7 AgI(s) -62,4
CH3OH(l) -238,6 NO(g) +90,3
CS2(g) +177 CH4(g) -74,9
Pada dasarnya reaksi kimia terdiri dari dua proses, yaitu pemutusan ikatan antar
atom-atom dari senyawa yang bereaksi (proses yang memerlukan kalor/energi yaitu
endoterm) dan penggabungan ikatan kembali dari atom-atom yang terlibat reaksi
sehingga membentuk susunan baru (proses yang membebaskan kalor/energi yang
disebut eksoterm).
Entalpi dan kalor reaksi selain dapat ditentukan dengan kalorimeter atau dengan
cara hukum Hess , dapat pula ditentukan dengan menghitung energi ikatan yang
digunakan untuk melepas atau membentuk suatu ikatan. Kalor yang diperlukan untuk
memutuskan ikatan oleh 1 mol molekul gas menjadi atom-atom atau gugus dalam
kedaan gas disebut dengan energi ikatan.
Pada reaksi: H2(g) + Cl2(g) 2HCl(g)
Tahap 1: H2(g) 2H(g) diperlukan energi
2H(g) 2Cl(g) diperlukan energi
Tahap 2: 2H(g) + 2Cl(g) 2HCl(g) diperlukan energi
Energi Atomisasi merupakan energi yang diperlukan untuk memutuskan semua
ikatan 1 mol molekul menjadi atom-atom bebas dalam keadaan gas.
Energi Disosiasi ikatan merupakan energi yang diperlukan untuk memeutusakan
salah satu ikatan 1 mol suatu molekul gas menjadi gugus-gugus molekul gas.
CH4(g) CH3(g) + H(g)H = +425 kJ/mol
CH3(g) CH2(g) + H(g)H = +480 kJ/mol
Reaksi tersebut menunjukan bahwa untuk memutuskan sebuah ikatan C-H dari
molekul CH4menjadi gugus CH3dan atom gas H diperlukan energi sebesar +425 kJ/mol,
tetapi pada pemutusan ikatan C-H pada gugus CH3menjadi gugus CH2 dan atom gas H
diperlukan energi sebesar +480 kJ/mol. Jadi meskipun ikatannya sama tetapi dari gugus
yang berbeda diperlukan energi yang berbeda pula.
Energi Ikatan Rata-rata merupakan energi rata-rata yang diperlukan untuk
memutuskan sebuah ikatan dari seluruh ikatan suatu molekul gas menjadi atom-atom
gas.
Contoh
CH4(g) CH3(g) + H(g)H = +425 kJ/mol
CH3(g) CH2(g) + H(g)H = +480 kJ/mol
CH2(g) CH(g) + H(g)H = +425 kJ/mol
CH(g) C(g) + H(g)H = + 335 kJ/mol
Jika keempat reaksi tersebut dijumlahkan, akan diperlukan energi 1.665 kJ/mol,
sehingga jika diambil rata-ratanya maka untuk setiap ikatan didapatkan nilai +416,25
kJ/mol. Jadi, energi ikatan rata-rata dari ikatan C-H adalah +416,25 kJ/mol.
Energi ikatan rata-rata merupakan beasaran yang cukup berarti untuk meramalkan
besarnya energi dari suatu reaksi yang sukar ditentukan melalui pengukuran langsung
dengan kalorimeter meskipun yerdapat penyimpangan-penyimpangan.
Tabel 2.Data energi ikatan rata-rata dalam kJ/mol
Energi Ikatan Energi Ikatan Energi Ikatan
Ikatan Rata-rata Ikatan Rata-rata Ikatan Rata-rata
(kJ/mol) (kJ/mol) (kJ/mol)
Br – F 237 Cl – F 253 N – Br 243
Br – Cl 218 Cl – Cl 243 O–H 464
Br – Br 193 F–F 159 O–O 142
C–C 348 H–F 565 O=O 498
C=C 611 H – Cl 431 O–F 190
C C 837 H – Br 364 O – Cl 203
C–H 414 H–I 297 O–I 234
C–N 305 H–H 436 S–H 339
C=N 615 I – Cl 208 S–F 327
C N 891 I – Br 175 S – Cl 253
C–O 360 I–I 151 S – Br 218
C=O 799 N–H 389 S–S 266
C O 1072 N–N 163 S=S 418
C–F 485 N=N 418 S=O 323
C – Cl 339 NN 946 Si – H 323
C – Br 276 N–O 222 Si – Si 226
C–I 240 N–F 272 Si – C 301
C–S 259 N – Cl 200 Si – O 368
Energi ikatan dapat digunakan sebagai petunjuk kekuatan ikatan dan kestabilan
suatu molekul.Molekul dengan energi ikatan besar berarti ikatan dalam molekul tersebut
kuat, yang berarti stabil. M,olekul dengan energi ikatan kecil berarti mudah terurai.
Selain dapat digunakan untuk informasi kestabilan suatu molekul, nilai energi
ikatan rata-rata atau energi disosiasi ikatatan dapat digunakan untuk memperkirakan
perubahan entalpi suatu reaksi.Perubahan entalpi merupakan selisih dari energi yang
digunakan untuk memutuskan ikatan dengan energi yang terjadi dari penggabungan
ikatan.
H = ∑Energi ikatan zat pereaksi (kiri) - ∑Energi ikatan zat hasil reaksi (kanan)
TUGAS TERSTRUKTUR
Kompetensi Dasar
3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
3.2. Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu laju
dan orde reaksiserta terapannya dalam kehidupan sehari-hari.
MOLARITAS
Molaritas adalah jumlah satu mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
% = persentase larutan
LAJU REAKSI
B. Teori Tumbukan
ORDE REAKSI
Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi
kecepatan reaksi.Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi
tetapi hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan.
Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus
kecepatan reaksi :
v = k (A) (B) 2
Persamaan tersebut mengandung pengertian reaksi orde 1 terhadap zat A dan
merupakan reaksi orde 2 terhadap zat B. Secara keselurahan reaksi tersebut adalah
reaksi orde 3.
TUGAS TERSTRUKTUR
1. Hitunglah konsentrasi larutan-larutan berikut:
a. 4,0 g natrium hidroksida dalam 500 L larutan;
b. 7,4 g kalsium hidroksida dalam 5 L larutan;
2. Tentukan berapa banyak larutan yang harus diambil untuk membuat larutan
berikut(anggap larutan yang diambil jumlahnya berlebih):
a. 25 mL larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 0,5 M;
b. 1 L asam cuka 2,0 M dari asam cuka 16 M;
c. 100 mL larutan NaOH 0,5 M dari larutan NaOH 2 M;
d. 500 mL larutan KOH 0,25 M dari larutan KOH 1 M.
B. MENGGUNAKAN LOGIKA
Dengan menggunakan logika, kita harus bisa menganalisis pernyataan yang diberikan
dan menyimpulkan orde atau pangkat reaksinya.
Contoh soal :
Dari reaksi A + 2B C didapat:
Bila konsentrasi A tetap dan konsentrasi B dinaikkan 2 kali, kecepatan reaksinya 4
kali lebih cepat
Bila konsentrasi A dan B masing-masing dinaikkan 2 kali, kecepatan reaksinya 16
kali lebih cepat
Orde reaksi terhadap A dan B masing-masing adalah … .
Jawaban : V = [A]x[B]y
Pernyataan pertama : 4 = [1][2]y maka y = 2
Pernyataan kedua : 16 = [2]x[2]2 maka x = 2
Jadi dapat disimpulkan orde reaksi terhadap A = 2, dan orde reaksi terhadap B=2
KATALISATOR
Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud
memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak
mengalami perubahan kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi
katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum
reaksi.
Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi)
dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap
reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama
reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
KESETIMBANGAN KIMIA
Standar Kompetensi
3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya,
serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri
Kompetensi Dasar
3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
3.4 Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu
reaksi kesetimbangan
3.5 Menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari dan
industri
Reaksi yang dapat berlangsung dalam dua arah disebut reaksi dapat balik. Apabila
dalam suatu reaksi kimia, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke
kiri maka, reaksi dikatakan dalam keadaan setimbang. Secara umum reaksi
kesetimbangan dapat dinyatakan sebagai:
A + B C + D
KESETIMBANGAN DINAMIS
1. Prediksikan manakah yang akan terbentuk endapan PbI2 pada pencampuran reaksi
berikut:
a. 10 mL larutan KI 1 M ditambahkan 10 mL larutan Pb(NO3)2 0,2 M
b. 10 mL larutan KI 0,001 M ditambahkan 10 mL larutan Pb(NO3)2 0,001 M
(Diketahui Ksp PbI2 = 1,4 × 10-8.)
2. Bagaimana hubungan endapan dengan Qc dan Ksp ?
3. Hitunglah kelarutan AgCl (Ksp AgCl = 1×10-10 ) dalam:
a. Air
b. Larutan AgNO3 0,1 M
4. Jika Ksp larutan Mg(OH)2 = 32×10-18. Hitunglah kelarutan Mg(OH)2 dalam:
a. Air
b. MgCl2 0,02 M