Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN MATERI

Interdependensi Lingkungan Abiotik, Biotik dan Kultural dalam


Keberlanjutan Ekosistem, termasuk Isu Perubahan Iklim

Lingkungan abiotik, biotik, dan kultural dalam keberlanjutan ekosistem


Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Adapun
unsur lingkungan hidup, yaitu :
1. Lingkungan biotik yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme.
• Produsen, organisme yang dapat mensintesis zat makanan sendiri dengan
bantuan energi matahari.
• Konsumen, organisme yang tidak mampu mensintesis makanan sendiri.
• Pengurai, organisme yang berperan dalam menguraikan sisa-sisa makhluk
hidup.
2. Lingkungan abiotik, berfungsi sebagai media untuk berlangsungnya kehidupan.
Contohnya adalah udara, air, matahari, tanah.
3. Lingkungan kultural, keseluruhan sistem nilai gagasan, tindakan dan kewajiban yang
dimiliki manusia untuk menentukan perilaku sebagai makhluk sosial. Lingkungan
kultural berorietasi kembali pada kepentingan manusia dan dapat dikembangkan
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini dapat memberikan pengaruh
yang positif maupun negatif bagi lingkungan biotik dan abiotik.

Menurut Tansley (1935) ekosistem merupakan suatu unit ekologi yang didalamnya
terdapat struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan yaitu berhubungan dengan
keanekaragaman spesies. Sedangkan fungsi yang dimaksud dalam ekosistem ialah
berhubungan siklus materi dan arus energi melalui komponen-komponen ekosistem. Tansley
mengidentifikasikan ekosistem merupakan kombinasi makhluk hidup dan lingkungannya
sebagai satu konsep, sistem dan kesatuan. Sementara Soemarwoto (1983) menjelaskan
ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Keseimbangan suatu ekosistem akan terjadi, bila
komponen-komponen ekosistem dalam jumlah yang berimbang. Diantara komponen
ekosistem terjadi interaksi, saling membutuhkan dan saling memberikan apa yang menjadi
kebutuhannya. Keseimbangan tersebut harus tetap terjaga sehingga akan menjadi
keberlanjutan dan aliran energi dalam ekosistem akan tetap terjaga. Berkelanjutan memiliki
arti yang cukup luas, yaitu kemampuan untuk melanjutkan sesuatu yang didefinisikan tanpa
batasan waktu. Berkelanjutan dapat dimaksudkan dengan ketahanan, keseimbangan,
keterkaitan.
Manusia dan lingkungan tidak dapat dipisahkan, keduanya berinteraksi dan saling
mempengaruhi. Lingkungan memberikan berbagai hal yang diperlukan bagi manusia, seperti
penghasil bahan makanan, sumberdaya tambang dan mineral, penghasil bahan mentah,
tempat tinggal, sumber tenaga, media ekosistem dan lain sebagainya. Kegiatan manusia dapat
memberikan pengaruh positif maupun negatif. Namun, seringkali manusia menyalahgunakan
manfaat yang diberikan oleh lingkungan, seperti penggundulan hutan yang dialihfungsikan
sebagai pemukiman, pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah yang tidak difilter,
membuang sampah ke sungai, penggunaan kendaraan bermotor yang berlebih.
Bentuk adaptasi bagi manusia dapat berupa interaksi yang kompleks dengan sesama
manusia dan unsur lingkungan lain di sekitarnya. Berbagai bentuk interaksi ini dapat disebut
sebagai budaya. Budaya-budaya yang dihasilkan berupa pemukiman, infrastruktur, pertanian,
pertambangan, industri, pariwisata, teknologi. Manusia yang memiliki cipta, rasa dan karsa
menjadikannya tidak hanya dapat menyesuaikan diri melainkan juga dapat memanfaatkan
potensi lingkungan untuk lebih mengembangkan kualitas kehidupannya. Dalam mewujudkan
budaya, manusia memerlukan sumber daya alam yang dapat memberikan dampak timbal
balik. Contohnya jika manusia melakukan eksploitasi sumberdaya tanpa memperhatikan
lingkungan seperti penggundulan hutan, pencemaran udara, perusakan habitat, pencemaran
air. Hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan ekosistem dan akan berdampak pada
kehidupan manusia, alam akan memberikan reaksi untuk memperbaiki keseimbangan alam
itu sendiri. Dampak yang akan diterima oleh manusia dapat berupa bencana tanah longsor,
banjir, gempa bumi, erupsi gunungapi, kebakaran, maupun perubahan iklim.
Upaya pelestarian lingkungan untuk memperbaiki kerusakan dilakukan dengan
pelestarian tanah, sumber daya air, sumber daya udara, keanekaragaman hayati, dan
pembangunan berkelanjutan. Hakikat pembangunan berkelanjutan adalah seperangkat usaha
yang berencana dan terarah untuk menghasilkan sesuatu yang berguna untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Berikut ciri-ciri pembangunan berkelanjutan :
1. Menjamin pemerataan dan keadilan
2. Menghargai dan melestarikan lingkungan
3. Menggunakan pendekatan integratif
4. Menggunakan pandangan jangka panjang
5. Meningkatkan kesejahteraan
6. Memenuhi kebutuhan masa sekarang
Adapun tindakan yang cermat untuk mencapai keberhasilan pembangunan berkelanjutan :
1. Melakukan gerakan pelestarian dan pemanfaatan flora dan fauna secara
optimal
2. Memadukan pemanfaatan sumber daya alam dengan sumber daya manusia
3. Berusaha mengurangi risiko pencemaran dan kerusakan lingkungan
4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam melestarikan lingkungan dan
pengawasan pembangunan.
5. Mengembangkan sarana informasi dan komunikasi
Sedangkan dalam lingkup ekologis, Herman Daly (1990) yang merupakan salah satu
perintis awal keberlanjutan ekologis mengusulkan agar :
1. Untuk sumber daya terbarukan, tingkat panen tidak boleh melebihi tingkat
regenerasi (hasil lestari)
2. Tingkat pembangkitan limbah dari proyek tidak boleh melebihi kapasitas
asimilasi lingkungan (pembuangan limbah berkelanjutan)
3. Untuk sumber daya tak terbarukan, penipisan sumber daya tak terbarukan
harus memerlukan pengembangan pengganti terbarukan yang sebanding untuk
sumber daya tersebut.

Perubahan iklim
Iklim merupakan perwujudan sistem yang sangat rumit terdiri dari lima komponen
yang saling berinteraksi, yaitu atmosfer (udara), hidrosfer (air), kriosfer (bagian bumi yang
membeku), permukaan tanah, dan biosfer (bagian bumi tempat adanya kehidupan).
Perubahan iklim mengacu pada perubahan apapun pada iklim dalam satu kurun waktu, baik
karena variabilitas alami atau sebagai hasil dari aktivitas manusia (sebab-sebab
antropogenik). Perubahan iklim dapat disebabkan oleh interaksi atmosfer dan lautan.
UNFCCC (Konferensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim) lebih memberi tekanan
pada aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan iklim. Perubahan iklim yang kita alami
diakibatkan oleh ketergantungan umat manusia yang sangat besar pada bahan bakar,
khususnya bahan bakar berbasis karbon, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Bahan
bakar ini menghasilkan emisi gas rumah kaca. Gas rumah kaca (GRK) adalah senyawa kimia
seperti uap air, karbon dioksida, metana, nitrat oksida yang terdapat di atmosfer. Karbon
dioksida adalah GRK utama dan emisinya terutama berasal dari pembakaran bahan bakar
fosil. Saat manusia mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya
ke dalam atmosfer, efek rumah kaca menjadi kuat dan pemanasan global terjadi. Pemanasan
global adalah pertambahan rata-rata suhu permukaan bumi dan lautan yang tercatat
dibandingkan dengan abad sebelumnya.
Banyak orang yang mulai sadar akan lingkungan dan mulai mencari solusi untuk
pengurangan efek rumah kaca dengan lebih menggunakan teknologi ramah lingkungan.
Teknologi tersebut seperti pembangkit tenaga cahaya matahari, pembangkit tenaga angin,
pembangkit tenaga arus dalam laut, dan masih banyak lagi. Untuk mengurangi pengeluaran
emisi bahan bakar kendaraan, manusia mulai lebih menganjurkan penggunaan transportasi
umum maupun pribadi (mobil listrik) yang ramah lingkungan atau penggunaan sepeda untuk
berpergian seperti di Belanda dan Busan (Korea Utara). Di berbagai kota mencanangkan
memperluas RTH (ruang terbuka hijau) di perkotaan, mengurangi penggunaan listrik,
mengolah kembali sampah (recycle) dan barang bekas yang dapat diperbarui, menghemat
penggunaan air tanah dan lainnya.
Sudah banyak bukti dampak global warming, seperti berkurangnya gletzer di
beberapa puncak gunung di seluruh dunia, berkurangnya es di kutub utara dan selatan,
berlubangnya lapisan ozon di kutub selatan, bertambahnya suhu di perkotaan, matinya ribuan
burung dan ikan dengan misterius, cuaca yang berubah-ubah dan tidak bisa diprediksi, serta
naiknya permukaan laut secara signifikan.
Sumber
UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
http://laurentiuskapiarsa.blogspot.com/2013/04/lingkungan-abiotik-biotik-dan-kultural.html.
Diakses 21 Maret 2021.
https://turateamo.blogspot.com/2015/04/interaksi-antara-komponen-biotik.html. Diakses 21
Maret 2021.
https://www.porosilmu.com/2016/11/unsur-unsur-lingkungan-biotik-dan.html. Diakses 21
Maret 2021.
https://media.neliti.com/media/publications/269255-pemahaman-tentang-
lingkunganberkelanjut-0677a9fd.pdf. Diakses 21 Maret 2021.

Anda mungkin juga menyukai