Anda di halaman 1dari 28

PARADIGMA KONSEP HUNIAN (INTERIOR-ARSITEKTUR)

YANG PALING BERPELUANG DALAM 5 TAHUN KE DEPAN


ABSTRAK
Faktor energi menambah suatu pijakan baru untuk memahami perencanaan arsitektur dan interior secara
lebih baik. Tetapi sebenarnya, subyek arsitektur-interior dan konteks lingkungannya bukanlah suatu hal yang
baru., karena tujuan dari suatu disain adalah untuk meningkatkan kwalitas dari hasil arsitektur dan
lingkungannya. Dalam perspektif lebih luas, lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan global alami yang
meliputi unsur bumi, udara, air, dan energi yang perlu dilestarikan. Dalam dekadenya, desain arsitektur dan
interior memiliki perkembangan yang pesat mulai dari gaya dan fungsi bahkan memiliki arti sendiri pada setiap
estetika.

PENDAHULUAN
Pada tiap dekade nya desainer interior arsitektur sudah berlomba lomba kepada
khalayak ramai untuk mengeksplorasi hasil
karya nya pada setiap rancangannya, mulai dari
segi estetis dan fungsional. Beragam hal dan
konsep baru di tuangkan pada era dan tahun ke
tahun. Maka munculah pertanyaan dibenak
publik Adakah konsep baru yang lebih aktual
dan fungsional ? , Seberapa jauh para
desainer arsitektur dan interior beradaptasi pada
era vertikal ? . Tetapi peran budaya juga harus
ditanamkan pada era futuristik ini, melupakan
tugas-tugas budaya yang dibebankan diatas
pundaknya karena semua berlomba-lomba
menampilkan rancangan interior yang baik dan
unik demi menarik pembeli, sehingga
pertimbangan-pertimbangan komersial, sensasi
visual, menjadi sangat mengedepan perannya
(Widagdo, 2001:1). Padahal yang terpenting
dalam sebuah tugas perancangan interior adalah
menciptakan
suasana
dan
perlambang
lingkungan sosial yang mengisyaratkan bahwa
perwujudan estetika interior harus menyangkut
nilai-nilai umum, gagasan-gagasan empirik, dan
filosofis, norma-norma moral, keyakinan
ideologi, kondisi ekonomi, teknologi dan lainlain (Suptandar, 1999:43). Hal ini disebabkan
karena arsitektur pada hakekatnya merupakan
ruang perwujudan dari suatu konsepsi
kehidupan yang terikat dengan lingkungannya
serta mempunyai hubungan yang saling terbuka

arsitektur mcmpunyai kaitan yang erat sekali


dengan lingkungan dan kebudayaan dimana
ruang itu berada (Kartono, 1992:1-2). Kaitan
yang erat antara ruang dalam arsitektur dengan
lingkungan dan kebudayaan dimana ruang itu
berada
menunjukkan
adanya
interaksi,
hubungan yang saling mempengaruhi antara
ruang dalam dengan lingkungan dan
kebudayaan di sekitarnya, inilah yang sudah
dilupakan oleh para desainer interior akhirakhir ini.
Menyikapi situasi aktual yang dialami dunia
desain interior dan arsitektur di atas dan
sehubungan pula dengan tugas desain interior
yang sebenamya, maka penulis melakukan
penelitian mengenai konsep apakah yang paling
berpeluang pada perancangan arsitektur dan
interior dalam 5 tahun kedepan ? .

Dalam Hakikatnya desainer arsitektur interior selain melibatkan aspek fungsi dan budaya para
desainer seharusnya juga tidak luput menanamkan aspek lingkungan dan global pada karyanya.
Berikut artikel tentang aspek lingkungan dan isu global;
LINGKUNGAN HIDUP DAN ISU ISU GLOBAL
Dalam belajar perspektif global menyadarkan pada kita semua bahwa tanggung jawab untuk
memelihara bumi dan isinya ini merupakan tugas kita semua. Segala masalah yang ada di sekitar
kita seperti : penipisan lapisan ozon, pemanasan global, penggundulan hutan, polusi, semakin
langkanya spesies tanaman maupun hewan, krisis energi dan sebagainya. Prof. Lester R. Browen
seorang peneliti yang sangat prihatin terhadap permasalahan lingkungan hidup dunia menyatakan
bahwa pengeksplotasian alam dengan memakai bantuan teknologi terutama industri sudah saatnya
untuk dihentikan dan mereka harus membayar hasil yang diperoleh.
Permasalahan lingkungan hidup berkaitan dengan kenyataan-kenyataan bahwa :
1.
Sumber daya alam merupakan milik bersama dan ada beberapa aktor (kelompok ) seperti
negara-negara dan perusahaan-perusahaan multinasional yang berupaya mengontrol,
memanfaatkan, dan menglola sumber daya alam tersebut.
2. Kuantitas dan pemanfaatan sumber daya itu terbatas.
3.
Sumber daya yang dimiliki bersama ini bila dieksploitasi semena-mena akan menimbulkan
ancaman yang harus dihadapi bersama juga.
Kemajuan teknologi telah memungkinkan umat manusia untuk mengeksploitasi alam ini.
Contohnya bila tidak diketemukan mesin penggergaji kayu pasti kerusakan hutan tidak akan
separah sekarang ini. Kemampuan kampak untuk menebang kayu tidak mampu menandingi mesin
penggergaji.
A. Pendapat Environmentalis dan Biologis vs Economis
Para pencinta lingkungan dan biologi menyatakan bahwa bumi telah menanggung beban yang
melampaui kekuatannya dengan jumlahnya sangat terbatas yang terlihat dari semakin punahnya
spesies tanaman maupun hewan, pemanasan global, dan semakin banyaknya orang yang hidup
miskin. Berbeda dari pendapat Julian Simon seorang ekonom yang menyatakan bahwa sumbersumber alam di dunia ini sifatnya tak terbatas. Terjadinya kelangkaan (air bersih, energi, dan
sebagainya) sifatnya hanya sementara. Menurutnya kesuksesan akan tercapai apabila tingkat
harapan hidup meningkat, terjadi pertumbuhan ekonomi global, dan menurunnya energi.
Lester Brown sebagai presiden/pimpinan Worldwatch Institute menentang pendapat ekonom
Julian Simon dengan mengajukan argumentasinya bahwa persediaan-persediaan yang esensial dari
sumber-sumber yang dapat diperbaharui telah merosot dan teknologi yang adapun tidak akan
mampu mengembalikan pada keadaan semula. Kenyataan menunjukkan bahwa dari 17 perikanan
di lautan besar yang ada di dunia ini, hanya 4 yang diambil hasilnya sesuai dengan kapasitasnya,
sedangkan 13 lagi sisanya sudah merosot.
Pendapat-pendapat antara ekonom dengan pencinta lingkungan dan biologi ini tidak hanya pada
masalah terbatasnya atau tidaknya sumber alam ini, akan tetapi juga pada penggolongan air dan
udara ke dalam kelompok barang bebas yang bernilai ekonomis rendah, sehingga cenderung
mendorong orang-orang dan juga perusahaan mengunakannya secara bebas. Hal ini diperburuk
dengan kenyataan bahwa masih ada negara-negara yang memanfaatkan laut maupun pulau-pulau
terpencil di pasifik selatan untuk tempat percobaan teknologi nuklir mereka, negara-negara besar
malahan menunjukkan ketidakmauannya untuk menandatangani perjanjian pelarangan uji coba
nuklir.
B. Pendapat Environmentalis dan Ekolog
Walaupun istilah ini berhubungan satu sama lain, tapi konsep ini sebenarnya
berbeda. Ekologi mengacu pada studi yang mempelajari hubungan antara berbagai organisme
dengan lingkungan alamiah mereka. Lingkungan Hidupmeliputi lingkungan fisik di sekitar kita

atau habitat dati mana makhluk hidup biasanya melangsungkan kehidupannya, sebagai gerak, dan
tumbuh-tumbuhan serta hewan untuk makanannya.
Ekologi manusia (human ecology) adalah studi yang mempelajari hubungan antara manusia
dengan sistem alamiah yang melingkupinya.Adanya keterkaitan antara ekosistem, daya dukung
(carrying capacity) dan bencana yang melanda seluruh umat manusia (tragedy of the commons)
dapat di jelaskan sebagai berikut :
a.
Ekosistem
Menggambarkan adanya saling keterkaitan antara bermacam-macam spesies dalam satu
lingkungan tertentu. Konsep ini menekankan pada perubahan pada satu bagian sistem bisa
berpengaruh pada bagian-bagian lain dari kita menganalisa sistem sebagai satu kesatuan. Dan juga
bahwa semakin beranekaragam sebuah ekosistem (yakni semakin banya jenis spesies yang hidup
dalam ekosistem) berarti semakin stabil, tahan, dan adaptif pula ekosistem itu.
b.
Daya dukung
Menunjukkan bahwa ekosistem itu memiliki batas eksploitasi maksimum. Sebuah ekosistem
dengan sendirinya akan terganggu keseimbangannya apabila menampung terlalu banyak spesies
dan apabila dimanfaatkan secara berlebihan oleh spesies yang hidup di dalamnya. Dengan inilah
manusia mulai mengembangkan usaha pengelolaan ekosistem, seperti usaha perikanan dan
peternakan, dimana jumlah hewan yang diternakkan haruslah disesuikan dengan kemampuan
ekosistem ladang peternakan itu untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
c.
Tragedy of the commons
Istilah ini menjelaskan tentang kepentingan-kepentingan jangka pendek tanpa mempertimbangkan
akibatnya di masa datang, istilah ini deperkenalkan oleh ahli biologi Inggris yang bernama Garrett
Hardin. Hal ini mengacu pada tindakan spesies dalam hal ini manusia yang secara tidak sadar
mengakibatkan kerusakan ekosistem.
Metafora tragedy of the commons bisa dianalogikan sekarang ini seperti kasus pemanfaatan hutan
dunia. Kebutuhan akan devisa dan meningkatnya permintaan akan produk-produk hutan seperti :
Kayu lapis dan pohon untuk pulp (bahan dasar kertas) oleh negara maju menyebabkan banyak
negara-negara pemilik hutan mengekspoitasi hutannya dengan pikiran ini akan hutan yang ada di
negara saya, padahal negara-negara pemilik hutan tropis lainnya seperti Brazil juga berpikiran
yang sama. Mereka lupa bahwa hutan merupakan paru-paru dunia dan sekaligus tempat hidup
beraneka macam spesies hewan maupun tumbuhan.
C. Perhatian PBB Terhadap Masalah Lingkungan Hidup Dunia
Sebagai sebuah organisasi duni yang keanggotaannya terbuka bagi semua negara, PBB baru mulai
menaruh perhatiannya (concern) pada permasalahan lingkungan setelah 27 tahun berdiri.
Konfrensi Lingkungan Hidup Dunia di Stockholm tahun 1972 berhasil menerapkan sebuah
lembaga yang menangani masalah lingkungan hidup, yaitu : United Nations Enveironmental
Programme (UNEP). Hal ini merupakan awal kesadaran masyarakat dunia terhadap masalah
lingkungan hidup dunia. Maka untuk memelihara tempat tinggal seluruh umat manusia PBB
mengadakan beberapa konferensi Khusus seperti :
1.
Kependudukan (Bucharest, 1974)
2.
Pangan (Roma, 1974)
3.
Wanita (Mexico City)
4.
Hunian Manusia ( Vancouver, 1974)
5.
Air (Mar del Plata, 1977)
6.
Pengundulan Tanah (Nairobi, 1977)
7.
Pembangunan Dunia (New York City, 1978)
Konferensi-konferensi ini mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi terpeliharanya
lingkungan hidup dunia, namun permasalahan yang timbul tidaklah berarti sudah bisa diatasi.

Fakta menunjukkan bahwa masih ter4jadi kemerosotan kondisi fisik bumi yang ditandai dengan
meningkatnya konsentrasi karbon dioksida (CO2) di atmofir sebanyak 9%, semakin menipisnya
lapisan ozon di stratosfir sehingga meningkatnya radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan
penyakit kanker kulit.
PBB mengadakan KTT bumi yang diselenggarakan di Rio di Janeiro, Brazil tahun 1992. Tempat
ini dipilih karena negara ini memiliki paru-paru dunia terbesar di hutan amazone, pertemuan ini
menghasilkan Deklarasi Rio mengenai Lingkungan Hidup dan Pembangunan yang ditandatangani
oleh lebih dari 170 kepala negar/pemerintahan. Dan berhasil membuat kesepakatan bahwa
pemanasan global merupakan masalah yang serius, dan para pemerintah yang telah
menandatangani kesepakatan harus melaporkan perubahan emisi karbon dioksida (CO2) yang
terjadi di negaranya masing-masing setiap tahunnya.
Adanya persoalan-persoalan penting yang belum terselesaikan memaksa PBB untuk mengadakan
pertemuan lagi pada bulan juni 1998 di New York, pada saat itu Kanselir Helmut Kohl
melontarkan ide pembentukan sebuah lembaga yang menangani masalah lingkungan, adanya
berbagai macam kepentingan dari negara-negara menyebabkan keputusan bulat sulit untuk
diambil, seperti :
1.
Penghentian penggunaan bensin berimbal yang mendapatkan tentangan/penolakan dari
negara-negara berkembang,
2.
Pengurangan subsidi bahan bakar fosil yang ditolak oleh negara-negara penghasil bahan
bakar fosil.
D. Isu-isu Global Masa Kini dan Masa Depan
Secara garis besar permasalahan pokok yang dihadapi umat manusia di masa kini dan masa depan
adalah :
1.
Bahan Makanan
Pentingnya permasalahan ini dikarenakan banyaknya kasus kekurangan bahan makanan, berupa
bencana kelaparan. Jumlah manusia yang meninggal akibat bencana ini sudah jutaan orang karena
kelaparan yang terjadi di China, India, dan sebagainya. Masalah ini berkaitan dengan :
a.
Kebutuhan Obyektif pangan
Semakin baiknya kondisi manusia sejak beberapa dasa warsa terakhir ini telah menyebabkan
terjadinya pertumbuhan penduduk secara cepat, tentu keadaan ini menyebabkan meningkatnya
kebutuhan pangan.
Ketika PBB melaporkan bahwa jumlah kalori yang dimakan oleh orang-orang Amerika Utara dan
Eropa per harinya ternyata berlebihan 1/3 dari yang diperlukan oleh tubuh mereka, sementara
orang-orang Afrika jumlah kalori yang dimakan masih kurang 6%. Untuk menutupi kekurangan
kproduksi dan konsumsi, negara-negara berkembang semakin tergantung kepada negara-negara
maju dalam impor bahan pangan utama yang semakin meningkat dari 12 juta ton pada tahun 1950an menjadi 36 juta ton pada tahun 1972 hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk pertahun yang
mencapai 10%, sedangkan pertumbuhan pengan hanya meningkat 2% saja. Dan juga akan
semakin meningkat pada tahun-tahun mendatang.
b.
Permintaan efektif (effective demand)
Kebutuhan obyektif harus diubah menjadi permintaan efektif dalam pasar bahan pangan dunia.
Masalahnya adalah bahwa pasar itu diorganisasikan berdasarkan daya beli dalam mata uang yang
kuat yaitu US$. Keadaan ini diperburuk oleh kenyataan-kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan
swasta internasionallah yang banyak menguasai produksi pangan tersebut. Sebagai perusahaan
swasta internasional yang tujuan utamanya mencari keuntungan, maka ia hanya akan tanggap pada
permintaan efektif.
c.

Kendala fisik ataupun ekonomi dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian.

Terbatasnya tanah subur, apakah karena penanaman 1 jenis pohon yang sama secara terus menerus
dan keterbatasan air minum dan irigasi telah menyebabkan produksi bahan makan sulit untuk
dipertahankan apalagi bencana alam seperti : El Nino, banjir, kekeringan, dan sebagainya
menyebabkan terjadinya krisis bahan makanan.
Ramalan Thomas Robert Malthus, seorang ekonom berkebangsaan Inggris pada abad ke-19 (1798)
bahwa pertumbuhan penduduk akan melebihi pertumbuhan bahan makanan. Pendapat dia bahwa
pertumbuhan penduduk dan bahan makanan akan seimbang jika terjadi bencana kelaparan, kurang
makan, dan wabah penyakit, tidak terbukti karena penemuan teknologi kedokteran telah berjasa
menyelamatkan jutaan umat manusia. Karena pentingnya bahan makanan ini menyebabkan FAO
mengadakan Pertemuan Puncak Bahan Makanan dunia (World Food Summit) di Roma tahun
1997, yang membahas pembuatan pokok penanggulangan masalah bahan makanan di abad yang
akan datang.
2.
Penduduk
Meningkatnya kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan semakin berkembangnya sarana
kesehatan sehingga mengurangi angka kematian/mortalitas bayi merupakan hal-hal yang
menebabkan terjadinya pertumbuhan penduduk yang cepat pada abad-abad belakangan ini.
Pertumbuhan penduduk akan berakibat pada banyak aspek kehidupan pendidikan,
ketenagakerjaan, dan lingkungan hidup.
Semakin banyak penghuni pelanet bumi ini semakin banyak pula bahan makanan, air, energi,
papan, dan sebagainya yang dibutuhkan oleh manusia yang berarti makin banyak tanah yang harus
diolah, pemakian pupuk dan pestisida, merosotnya kualitas air, pembangunan proyek-proyek
pembangkit tenaga listrik dan pemompaan sumur-sumur minyak. Yang tentu saja akan berakibat
semakin parahnya erosi tanah, pelusi air dan udara. Dan akhirnya akan melimbas pada merosotnya
produksi bahan makanan, masalah kesehatan karena sanitasi, berkurangnya habitat yang nantinya
menjadi penyebab hilangnya keanekaragaman hayati (biodiversity). Namun umat manusia tidak
hanya memerlukan tempat untuk tinggal beserta pekarangan saja, tetapi juga setiap individu
setidak-tidaknya memerlukan beberapa meter persegi tanah untuk menghasilkan bahan makanan
pokok untuk melangsungkan kehidupan dasar saja.
3.
Sejarah perkembangan penduduk dunia
Sekarang ini pertumbuhan penduduk dunia terus meningkat pertahunnya dan diperkirakan akan
terus meningkat pada masa-masa yang akan datang. Sejarah kependudukan dimulai lebih dari 120
abad yang lalu, pada saat orang-orang nomaden (hidup berpindah-pindah) datang ke lembahlembah sungai yang besar, seperti : Nil, Efrat, Tigris, dll. Untuk membangun tempat pemukiman
yang tetap/tidak berpindah-pindah lagi, jumlah penduduk dimasa itu diperkirakan baru 5 sampai
10 juta saja. Jumlah penduduk pada saat itu relatif stabil, karena kehidupan sangatlah berbahaya.
Usia harapan hidup sangatlah pendek, mungkin hanya berkisar antara 25-30 tahun saja.
Dengan dimulai jaman pertanian, kira-kira 10.000 hingga 12.000 tahun yang lalu ketika kehidupan
umat manusia mulai menjadi makmur, terjadi beberapa perubahan. Peningkatan produktivitas
karena dikembangkannya alat-alat yang membantu menwujudkan kesejahteraan manusia, seperti :
alat bajak, kincir angin, dan juga semakin meningkatnya pengetahuan dalam bidang peternakan
dan perikanan menyebabkan suplai bahan makanan meningkat berarti menigkat pula jumlah
penduduk. Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya tempat habitat.
Sekitar tahun 1500 sesudah masehi inilah masa perluasan kolonial barat dimulai. Bencana-bencana
mulai terjadi seperti : kelaparan, peperangan, maupun wabah penyakit seringkali menghancurkan
kebudayaan lokal. Pertambahan penduduk telah memunculkan pola sejarah umat manusia yang
lain yaitu peledakan jumlah penduduk dan pengeksploitasian sumber-sumber alam secara
berlebihan.
4.
Era pertambahan penduduk yang pesat
Revolusi Industri yang terjdi di Eropa dan menyebar ke Amerika Utara sebelum pertengahan abad
ke-18 telah menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penduduk secara tajam. Penemuan

teknologi untuk meningkatkan hasil pertanian, perternakan, dan perikanan sehingga suplai bahan
makanan terpenuhi dan juga kemajuan teknologi kesehatan yang mampu meningkatkan
pemiliharaan kesehatan manusia, seperti penemuan pinisilin pada abad ke-19 dan awal abad ke-20
menurunkan angka kematian manusia secara tajam, mulainya orang-orang memakai sabun, baju
yang terbuat dari katun yang dapat menjaga dari parasit yang menular.
Setelah PD II selesai juga merupakan awal terjadinya pertambahan penduduk di abad ke-20.
pemilikan akan tanah yang subur, air yang melimpah, mineral, kekayaan hutan, minyak dan
sebagainya, mempengaruhi budaya masing-masing kawasan. Semakin meningkat jumlah
penduduk semakin meningkat pula pengekspoitasian terhadap sumber bahan mentah yahg ada,
sehingga mencapai titik batas kemampuan alam sehingga menyebabkan sumber-sumber alam
tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduk. Keadaan ini telah menyebabkan terjadinya
masalah-masalah yang diakibatkan oleh jumlah penduduk, dari yang namanya krisis ekonomi,
sosial, kelaparan, mingrasi, sampai peperangan.
5.
Energi dan konservasi
Embargo minyak yang dilakuka oleh OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) atau
organisasi negara-negara pengespor minyak termasuk Indonesia terhadap negara industri barat di
tahun 1973 menydarkan kepada kita betapa pentingnya energi terutama yang berupa minyak.
Minyak merupakan sumber energi alam yang non-renewable artinya begitu habis ya sudah.
Seluk beluk energi dinyatakan oleh Jarolimeck sebagai berikut :
1.
Seluruh kehidupan tergantung pada energi dan matahari merupakan sumber energi yang
utama
2. Makanan menghasilkan energi bagi seluruh bagian tubuh manusia
3. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja
4.
Energi yang ada di alam ini jumlahnya tetap, energi tidak bisa diciptakan ataupun
dumusnahkan, hanya bentuknya saja yang berubah
5.
Energi dapat diubah bentuknya, dari energi mekanis ke energi listrik, listrik ke panas, dari
energi kimia ke energi listrik dan demikian seterusnya
6. Selam bertahun-tahun manusia telah menemukan sumber-sumber energi yang baru
7.
Sebagian besar dari masalah lingkungan yang serius yang dihadapi oleh umat manusia saat
ini disebabkan oleh andanya perumbuhan yang menyebabkan semakin meningkatnya konsumsi
energi
8.
Standar kehidupan suatu masyarakat ditentukan oleh produktivitasnya dan pruduktivitas ini
dipengaruhi oleh penggunaan energi
9.
Sumber-sumber energi berukut penggunaanya berkaitan erat dengan tingkat perkembangan
teknologi dan budayanya. Artinya mesyarakat masyarakat yang sudah mencapai tingakta industri
semakin membutuhkan energi yang sangat besar
10. Perkembangan ekonomi sangat dipengaruhi oleh industrialisasi yang pada gilirannya juga
membutuhkan energi dalam jumlah besar
11. penemuan dan penggunan sumber-sumber energi yang baru menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan sosial.
12. Sumber-sumber energi di dunia ini dan distribusinya sangat merata sehingga ada bangsa yang
sudah maju namun demikian saling ketergantungan antar bangsa yang merupakan suatu keharusan
belaum berjalan sebagaiana mestinya/masih terjadi ketimpangan.

Dalam bab berikutnya membahas macam macam tren konsep desain arsitektur dan interior, disini mencoba
membeberkan dan memadukan konsep konsep untuk predeiksi tren kopnsep desain yang akan cocok untuk 5
tahun ke depan. Berikut ulasan tentang beberapa konsep desain ;

ARSITEKTUR TROPIS MODERN


Pemahaman Arsitektur & Iklim
Aritektur dan iklim dikenal salahsatunya sebagai pendekatan arsitektur bioklimatik. Bioklimatik
menggambarkan suatu pendekatan desain bangunan yang diinspirasikan keadaan alam dan menggunakan
logika yang berkelanjutan didalam setiap aspek suatu proyek, memfokuskan pada optimasi dan penggunaan
lingkungan. Logika logika tersebut meliputi kondisi peruntukan lahan, ekonomi, konstruksi, manajemen
bangunan, serta kesehatan dan kesejahteraan manusia melalui keadaan fisik bangunan

Bangunan bioklimatik adalah bangunan yang memanfaatkan lingkungan dan iklim untuk membangun suatu
bangunan. Ada beberapa faktor dalam merancang bangunan bioclimatik. Beberapa pernyataan sbb :

@ Key yeang
@Jones,Lioyd

- Bangunan yang memanfaatkan alam dan iklim


- Bioclimatic harus mempergunakan unsur logika
seperti,tapak, kesehatan, manajemen bangunan, kesejahteraan manusia melalui
keadaan fisik bangunan

@George Lippsmeier - sinar matahari yang mengarah pada empat sisi bangunan tidak sama
@ Bryan Lawson

- ventilasi silang upaya untuk terlindungi terhadap matahari angin dan hujan pada
dinding luar

Sumber:
Agus, studi pustaka arsitektur bioklimatik, skripsi A. 2008

Arsitektur Tradisional
Arsitektur tradisional dikenal sangat responsif terhadap alam. Karya arsitektur pada masa lalu maupun pada
masa kini banyak terinspirasi oleh arsitektur tradisional. Perhatikan ilustrasi berikut.

Tinjauan Karya Arsitek Indonesia Modern


Tinjauan karya arsitektur dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang konsep dasar
perancangan karya arsitektur khususnya respons atas iklim tropis. Karya arsitektur yang diamati
terutama adalah karya arsitektur kontemporer di Indonesia (karya diatas tahun 1970-an, atau
periode arsitektur post-modern). Karya arsitektur pada periode tersebut diantaranya
menggambarkan tentang adaptasi atau transformasi pandangan arsitektur post-modern atas budaya
dan iklim di Indonesia.
Respons atas iklim dilakukan dengan mengambil beberapa kaidah arsitektur tradisional (tropis)
walaupun secara tidak lengkap. Rumah Jaya Ibrahim karya Jaya Ibrahim, dirancang dengan pola
dasar simetri, memiliki beranda yang cukup luas, bagian dalam dengan taman yang sejuk, dengan
aksen material setempat. Pada bagian lain, proporsi atap khususnya teritis dirancang tidak
sepenuhnya melindungi badan bangunan seperti layaknya bangunan tradisional. Pengolahan salah
satu fasade mengambarkan geometri yang rasional dengan ornamen oriental yang didominasi
bidang lengkung. Pengolahan rancangan berekspresi neo-vernakuler. Gagasan karya bangunan
setempat yang ditransformasikan menjadi karya arsitektur kontemporer, secara sederhana dapat
dilihat pada rancangan rumah Pia Alisyahbana yang mengambil padanan bangunan anjungan.
Rumah tinggal karya Tan Tjiang Ay, secara tegas menggambarkan ekspresi neo-vernakuler lebih
lengkap. Pengolahan tapak dan denah rumah menggambarkan konsistensi kaidah arsitektur
modern yang sangat rasional. Rancangan garis dan bidang mengingatkan pada rancangan karya
para minimalist. Pada sisi lain, secara konsisten kaidah arsitektur tropis diupayakan hadir secara
lengkap, aksen panggung, interior dan eksterior yang dihadirkan secara terbuka (dengan bukaan
kaca lebar), aliran udara ruang dalam tetap mengandalkan ventilasi silang, serta rancangan atap,
teritis dan utilitas (saluran air hujan) yang dirancang fungsional. Rancangan elemen bangunan
memberikan gambaran bahwa respons atas iklim perlu diperhitungkan secara cermat.
Beberapa karya Arsitek Muda Indonesia, mencerminkan ekspresi ruang post-modern, grid-plan
merupakan distorsi dari bentuk persegi-empat serta bidang-bidang lengkung yang mengeliminir
tepi atau batas bangunan dengan ruang luar (ambiguity space). Distorsi ruang seperti pada karya
Robert Stern serta Peter Einsenman serta eliminasi dari tepi bangunan pada beberapa karya Robert
Venturi tampaknya menjadi inspirasi. Sesuatu yang berbeda adalah pengembangan bidang atap
dengan sudut curam sebagai respons atas iklim (curah hujan ?) yang turut memperkuat kesan
complexity. Tata udara rumah tersebut menggunakan pendingin udara (air conditioner/AC),
Sarjono Sani menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan pula respons atas iklim sama sepertihalnya penggunaan heater pada bangunan di iklim dingin. Penjelasan tersebut tampaknya
berkaitan dengan peran dan fungsi alat hasil teknologi pada konsep dan ekspresi arsitektur
(khususnya arsitektur tropis).
Post-modern clasicism menjelaskan arah ekspresi arsitektur sebagai alat komunikasi melalui
simbol dan teknik membangun. Antara simbol sebagai sistem pertanda dalam arsitektur dengan
teknik membangun ( termasuk penggunaan teknologi) merupakan suatu kesatuan. Termasuk
sebagai sign dan simbol adalah kaidah arsitektur tropis, sehingga penggunaan teknologi (mengacu
pada konsep arsitektur post-modern) harus selaras dengan simbol yang digunakan.
Hotel Novotel, Surabaya karya Duta Cermat Mandiri/DCM dirancang untuk menghidupkan pola
arsitektur disekitarnya. Rancangan ditekankan pada ekspresi tampak muka bangunan. Geometri
yang dihadirkan merupakan eklektisisme radikal atas pola rancangan bangunan disekitarnya,
dengan transformasi bentuk lokal kedalam kaidah arsitektur modern ( menonjol dengan geometri

rasional pola a-b-c-b-a, serta back lighting). Ekspresi tampak muka tersebut juga menghadirkan
metafora seperti susunan gunungan (atau orang berbaris?). Rancangan respons atas iklim
dilakukan secara tradisional dengan melindungi bukaan (pintu dan jendela) dengan teritis lebar
(dari elemen atap maupun beton) serta permainan bidang (bukaan pada bidang masuk).
Tata udara (memperhatikan bukaan besar ditutup kaca) tampaknya mengunakan AC karena
pertimbangan fungsi bagi kenyamanan penghuni hotel.
Melalui tinjauan karya diatas, dapat disusun klasifikasi pola rancangan khususnya respons
terhadap iklim sbb:
a) Pola rancangan beradaptasi penuh terhadap iklim
Kaidah arsitektur tropis (tradisional) secara cermat diikuti, secara bersamaan digunakan pula
rancangan arsitektur modern hingga detail elemen bangunan.
b) Pola rancangan beradaptasi terhadap iklim, dilengkapi alat kenyamanan suhu
Kaidah arsitektur tropis diikuti, namun dengan pertimbangan tertentu digunakan alat
kenyamanan suhu.
c) Pola rancangan menggunakan sebagian kaidah adaptasi terhadap iklim, dilengkapi alat
kenyamanan suhu
Kaidah arsitektur tropis pada beberapa elemen rancangan diterapkan, pada bagian lain
d) Pola rancangan mengunakan bentuk tradisional tanpa memperhatikan kaidah iklim Pola
rancangan tidak menggunakan kaidah adaptasi terhadap iklim
Tinjauan Karya Arsitektur Lainnya
Tinjauan karya arsitektur dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang konsep dasar perancangan karya
arsitektur khususnya respons atas iklim tropis. Karya arsitektur modern dengan memperhatikan gagasan
respon atas iklim dapat diperhatikan pada ilustrasi berikut.

Green Complex di Singapura

Menara Mesiniaga di Kuala Lumpur, Malaysia

Shanghai armoury tower Cities in sky

Arsitektur Hemat Energi merupakan salah satu tipologi arsitektur yang berorientasi pada konservasi
lingkungan global alami. Makalah ini membahas eksistensi arsitektur hemat energi ini dalam konteks wawasan
arsitektur hijau (green architecture).

ARSITEKTUR DAN ENERGI DALAM


Sistim struktur yang menjadi andalan
PERSPEKTIF HISTORIS konstruksi bangunan pada masa itu adalah
konstruksi dinding pemikul, konstruksi
Efisiensi energi sebenarnya bukanlah busur, dengan ketebalan dinding bata merupakan kriteria
baru dalam disain arsitektur. masif, relatif menerus, modul struktur Konteks keberadaan suatu
bangunan selalu terbatas yang mengakibatkan terbatasnya ditentukan oleh batasan batasan iklim
dan lebar pembukaan pembukaan, dengan material bangunan. Sepanjang sejarah , iklim, material
utama kayu dan batu. energi dan kebutuhan kebutuhan sumber daya Pengendalian lingkungan
pada bangunan merupakan hal hal fundamental dalam seni dan mengandalkan kemampuan
selubung tatanan arsitektur. Bahkan dalam kondisi kondisi bangunan (dinding dan atap) sebagai
iklim yang ekstrim sekalipun tidak menghalangi mediator utama antara kondisi eksternal para
perancangnya untuk menghadirkan karya dan internal. Kenyamanan dalam ruang arsitektur
anggun yang merupakan solusi atas diperoleh dari perapian, sedangkan permasalahan
lingkungannya. kebutuhan penerangan alami didapatkan
Ditinjau dari konteks energi, evolusi dari keterbatasan ukuran dan perletakan arsitektur dapat
diklasifikasikan dalam periode jendela dengan suplemen penerangan periode berikut ini : lampu
minyak, obor, lilin.
Penampilan arsitektur yang dihasilkan
A. Arsitektur Pra Industri (sebelum periode adalah bangunan dinding pemikul dengan
1800): kwalitas isolasi panas baik (iklim dingin,
Karakteristik periode ini adalah sumber panas kering), dinding kayu/bambu olahan daya
berlimpah dan keterbatasan teknologi yang semi permanen (iklim panas lembab), akses
terbatas untuk iluminasi alamiah,
seperti yang terdapat dalam arsitektur gotik,
elektrikal yang mengandalkan energi
renaisans, romaneski (iklim temperate dan
disertai dengan pengembangan material
dingin), arsitektur tradisional (iklim panas
beton bertulang, baja, kaca, aluminium.
lembab).
Penampilan arsitektur pada masa ini di
dominasi oleh arsitektur modern dengan
B. Arsitektur Industri (periode 1800-1900):
paham
internasionalismenya,
dimana
Karakteristik periode ini adalah sumber
bangunan arsitektur merupakan hasil
daya berlimpah dan inovasi teknologi.
produksi manufaktur industri. Komponen
Sistim struktur yang dikembangkan pada
komponen bangunan dapat di produksi
masa ini adalah sistim rangka dengan
secara masal dan dipergunakan dimana saja
konstruksi baja maupun beton bertulang.
tanpa
terlalu
mempertimbangkan
Modul dan bentang struktur menjadi lebih
karakteristik iklim dan budaya lokal dan
lebar,
pembukaan
besar
dengan
minimalisasi ornamentasi. Karya arsitektur
pengembangan teknologi material kaca,
pada masa ini mengandalkan konsumsi
energi secara besar besaran baik pada masa
dinding bata ringan.
pembangunannya maupun pada masa
Kontrol lingkungan menjadi lebih mudah
operasionalnya.
dengan penemuan lampu menggantikan
penerangan
alami,
penemuan
AC
menggantikan
penghawaan
alami, C. Arsitektur Pasca Industri (sesudah periode
1900):
penemuan bahan baku refrigeran freon
Karakteristik periode ini adalah
dalam sistim AC, penemuan elevator
keterbatasan sumber daya dan
melengkapi
tangga,
penemuan
dan
pengembangan peralatan mekanikal dan

pengembangan teknologi lanjutan


(advance technology ).
Sistim struktur yang berkembang
hingga sekarang adalah multi sistim,
konstruksi baja, beton pra-tekan,
metal, gabungan (hybrid) , modul dan
bentang struktur fleksibel dan lebar
dengan konsekwensi pembukaan yang
fleksibel pula. Ditunjang pula dengan
teknologi material lanjutan yang
menghasilkan
material
baru
berkwalitas tinggi seperti kaca,
plastik, tekstil, fiberglass, serat optik.
Kontrol lingkungan dicapai dengan
integrasi sistim penerangan artifisial
maupun alamiah dengan aplikasi
teknologi tata cahaya, implementasi
teknologi hemat energi untuk sistim
tata udara dengan keseluruhan sistim
kontrol
elektronik,
penggunaan
material yang hemat energi, peralatan
building automation system dengan
pengendalian
komputer,
dan
peralatan simulasi digital untuk
memprediksi
konsumsi
energi
sepanjang tahun.
Penampilan arsitektur dipelopori
dengan langgam post-modern yang
memberi tempat pada aspek iklim
maupun budaya regional, ber karakter
spesifik sesuai dengan konteks lokal,
rekonseptualisasi
tentang
arti
arsitektur ditengah lingkungan global
alami, kontemporer, inovasi disain
berorientasi pada energi, arsitektur
sebagai obyek riset dan experimen
empiris
untuk
pengembangan
teknologi efisiensi energi, disain sadar
energi (energy conscious design)
mulai mendapat tempat dan parameter
hemat energi mulai menjadi salah satu
kriteria dalam perancangan arsitektur.
SISTIM OPERASIONAL BANGUNAN
Untuk mencapai kenyamanan thermal
maupun visual dalam bangunan, kondisi
lingkungan
internal
(temperatur,
kelembaban, tingkat iluminasi) dapat diatur
tanpa ataupun dengan menggunakan
peralatan teknologi mekanikal elektrikal
yang menggunakan energi dari sumber yang
tidak dapat diperbarui, yaitu pembangkit
listrik dari tenaga uap (minyak bumi, batu

bara, gas alam yang merupakan sisa sisa


fosil yang telah punah).
Terdapat beberapa tingkat sistim
operasional
yang
digunakan
dalam
bangunan dengan kategori berikut ( menurut
Worthington, J, 1997 yang dikutip dari
Yeang, Ken, 1999) :
Sistim Pasif ( passive mode )
Tingkat konsumsi energi paling
rendah, tanpa ataupun minimal
penggunaan peralatan ME (
mekanikal elektrikal) dari sumber
daya yang tidak dapat diperbarui
(non renewable resources)
Sistim Hybrid ( mixed mode )
Sebagian tergantung dari energi (
energy dependent) atau sebagian
dibantu dengan penggunaan ME.
Sistim Aktif (active mode/ full
mode) Seluruhnya menggunakan
peralatan ME yang bersumber dari
energi yang tidak dapat diperbarui
(energy dependent)
Sistim
Produktif
(productive
mode)
Sistim
yang
dapat
mengadakan/
membangkitkan
energi nya sendiri (on-site energy)
dari sumber daya yang dapat
diperbarui
(renewable resources) misalnya pada
sistim sel surya (fotovoltaik) maupun
kolektor surya (termosiphoning).
Interval kenyamanan yang akan dicapai dari
beberapa tingkat sistim operasional tersebut
dapat dilihat pada skema berikut ini:

INTERVAL KENYAMANAN SISTIM OPERASIONAL

Dikutip dari: Yeang, Ken, The Green


Skyscraper, p. 201.
Target konsumsi energi dari beberapa sistim

operasional bangunan dan keterkaitannya denganmenimbulkan dampak krisis energi pada negara
teknologi dapat dilihat pada skema berikut ini: negara maju yang energy dependent. Seluruh
potensi riset dan pengembangan dikerahkan untuk
mengatasi krisis tersebut yang tentunya juga
termasuk sektor bangunan gedung maupun
perumahan yang tentunya akan menentukan
perancangan
arsitektur.
Rekonseptualisi
perancangan arsitektur perlu dilakukan dengan
pertimbangan pertimbangan efisiensi energi,
mengingat 36-45% kebutuhan energi nasional
terserap dalam sektor bangunan. Krisis energi ini
ternyata memacu perkembangan arsitektur baru
TIPE TIPE SISTIM OPERASIONAL
dengan disain sadar energi (energy conscious
design) yang berdasarkan paradigmanya dapat di
klasifikasikan sebagai berikut :
Arsitektur Bioklimatik
(Bioclimatic Architecture/Low
Energy
Architecture)
Arsitektur
yang
berlandaskan
pada
pendekatan disain pasif dan minimum energi
dengan memanfaatkan energi alam iklim setempat
untuk menciptakan kondisi kenyamanan bagi
TARGET KONSUMSI ENERGI TIPE TIPE SISTIM
penghuninya.
OPERASIONAL
Dicapai
dengan organisasi morfologi
Dikutip dari: Yeang, Ken, The Green Skyscra
bangunan dengan metode pasif antara lain
per, p. 198, 201.
konfigurasi bentuk massa bangunan dan
ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SEBAGAI
perencanaan tapak, orientasi bangunan, disain
MANIFESTO DISAIN SADAR ENERGI
fasade, peralatan pembayangan, instrumen
Pengaruh konteks energi dalam arsitektur penerangan alam, warna selubung bangunan,
sebenarnya sudah dipahami oleh para arsitek pada lansekap horisontal dan vertikal, ventilasi alamiah.
Tercatat para arsitek pelopor disain
awal abad keduapuluh melalui kontribusi karya
bioklimatik
antara lain Ken Yeang, Norman
karyanya dalam gerakan arsitektur modern,
dimana sebagai para perancang Bauhaus mereka Foster, Renzo Piano, Thomas Herzog, Donald
berpendapat bahwa karya disain arsitektur Watson, Jeffry Cook.
merupakan hasil akhir dari analisa rasional yang
diwujudkan melalui expresi formal dari proses dan Arsitektur Hemat Energi
material konstruksi baru. Terbilang Walter
(Energy-Efficient Architecture)
Gropius dengan sun-tempered home, Keck
Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran
brothers dengan Crystal House, Buckminster meminimalkan penggunaan energi tanpa
Fuller dengan Dymaxion house yang berdasarkan membatasi atau merubah fungsi bangunan,
konsep efisiensi energi dan produksi industri, Le kenyamanan maupun produktivitas penghuninya
Corbusier dengan proposal Mediterranean House, dengan memanfaatkan sains dan teknologi
dan kontribusi akademik dari Olgyay bersaudara mutakhir secara aktif..
dalam publikasi ilmiahnya Design with Climate
Meng-optimasikan sistim tata udara-tata
memberikan justifikasi keterlibatan para arsitek cahaya, integrasi antara sistim tata udara
dalam isu efisienArsitektur Bioklimatiksi energi, buatanalamiah, sistim tata cahaya buatan-alamiah
meskipun gaungnya teredam oleh euforia revolusi serta sinergi antara metode pasif dan aktif dengan
industri dan international movement dari arsitektur material dan instrumen hemat energi. Credo form
modern.
follows function bergeser menjadi form follows
Embargo minyak 1973 merupakan suatu energy yang berdasarkan pada prinsip konservasi
momen kebangkitan kesadaran energi dimana energi (non-renewable resources). Para pelopor
eskalasi harga minyak bumi yang membubung

arsitektur ini tercatat Norman Foster, Jean Nouvel,


Ingenhoven Overdiek & partners.
Arsitektur Surya (Solar Architecture)
Arsitektur yang memanfaatkan energi surya
baik secara langsung (radiasi cahaya dan termal),
maupun secara tidak langsung (energi angin)
kedalam bangunan, dimana elemen elemen ruang
arsitektur (lantai,dinding,atap) secara integratif
berfungsi sebagai sistim surya aktif ataupun sistim
surya pasif.
Diawali dengan arsitektur surya pasif yang
memanfaatkan atap dan dinding sebagai kolektor
panas dan dikembangkan dengan sistim surya
aktif yang meng implementasikan keseluruhan
sistim surya termosiphoning dan berintegrasi
penuh dengan keseluruhan elemen arsitektur.
Inovasi teknologi lanjutan dalam sel photovoltaik
menghasilkan prototipe arsitektur baru yang
spesifik.
Perkembangan arsitektur surya di USA
dipresentasikan dengan Skytherm System of
Harold Hay, Steve Baers Zome House dan
dilanjutkan di Eropah dengan Hysolar Institute
Stutgart di Jerman, Achen power utilities dan
Flachglas AG headquarter merupakan demontrasi
panel photovoltaik sebagai fasade bangunan
tinggi.
Arsitektur surya ini bertitik tolak dari
prinsip diversifikasi energi yang mengeksplorasi sumber daya yang dapat
diperbarui ( renewable energy).
ARSITEKTUR HIJAU DAN
HEMAT ENERGI
Dekade 1980-1990 merupakan tonggak
bersejarah dimana dalam masa ini terjadi
pengungkapan saintifik tentang fenomena
kerusakkan pada planet bumi dan atmosfeer
yang akan terus berlanjut. Jurnal saintifik
(1985) melaporkan terjadinya lubang besar
pada lapisan ozon di atmosfer diatas
Antartica yang selanjutnya dikenal dengan
fenomena Ozone Depletion (pelubangan
ozon). Fenomena ini terjadi akibat
konsentrasi gas CFC
(chlorofluorocarbon) di atmosfeer yang
akan terus menerus terjadi apabila tidak ada
langkah langkah pencegahan yang serius.
Tahun 1988 para ahli klimatologi
sepakat menyatakan bahwa suatu problema
riil sedang terjadi. Pengukuran di volkano di

Hawai membuktikan adanya peningkatan


suhu bumi yang terus berlangsung yang
menimbulkan
peningkatan
temperatur
global yang akan mempengaruhi pola iklim
dan kerusakkan serius pada bumi. Gejala
yang dikenal dengan istilah Global
Warming atau Greenhouse Effect ini
merupakan akibat dari peningkatan polusi
udara berasal dari industri manufaktur,
transportasi , bangunan dan penggunaan
energi secara besar besaran pada semua
sektor untuk menunjang kehidupan modern
manusia. Mengingat 50 % konsumsi energi
fosil dunia adalah berhubungan dengan
kebutuhan energi bangunan, bearti 50 % gas
buang karbon dioksida yang menimbulkan
kontaminasi udara, atau 25% dari seluruh
gas greenhouse berasal dari bangunan.
Keprihatinan ini yang mendorong timbulnya
pemikiran
baru
dalam
perancangan
arsitektur yang kemudian dikenal sebagai
arsitektur hijau.
Arsitektur Hijau ( Green Architecture )
Arsitektur
yang
berwawasan
lingkungan dan berlandaskan kepedulian
tentang konservasi lingkungan global alami
dengan penekanan pada efisiensi energi
(energy-efficient),
pola
berkelanjutan
(sustainable) dan pendekatan holistik
(holistic approach).
Bertitik tolak dari pemikiran disain
ekologi yang menekankan pada saling
ketergantungan (interdependencies) dan
keterkaitan (interconnectedness) antara
semua sistim ( artifisial maupun natural)
dengan lingkungan lokalnya dan biosfeer.
Credo form follows energy diperluas
menjadi form follows environment yang
berdasarkan pada prinsip recycle, reuse,
reconfigure.
Karya karya arsitektur hijau yang
terkemuka antara lain NMB Bank (arsitek
Ton AlbertsAmsterdam), Four Times
Square (Fox & Fowle architects), The
Helicoidal Skyscraper (proposal Prof.
Manfredi Nicoletti), Frankfurt Max
Tower, Nagoya 2005 Tower, Bishopsgate
Tower, Elephant and Castle Tower yang
kesemuanya merupakan vertical urban
design karya T.R. Hamzah & Yeang,
Glasshouse (LOG ID/Dieter Schempp,Fred
Mollring) Germany, 17-18 Apartments, Les

Garennes,France (L. Bouat et al), Audubon


House, New York City ( Croxton
Collaborative Architects).
Prinsip dasar perancangan tipologi
arsitektur sadar energi dan arsitektur hijau
dapat di formulasikan dalam matriks berikut
ini :

CIVIC CENTER,CHICAGO (SOM) ARSITEKTUR


INDUSTRI

( Sumber : The Green Skyscraper, Ken Yeang, p. 12


dengan penambahan dari penulis)

CHURCH OF THE HOLY APOSTLES-GREECE


ARSITEKTUR PRA INDUSTRI

NMB BANK ,AMSTERDAM (Ton Alberts)


ARSITEKTUR HIJAU
( Green Architecture )

MENARA MESINIAGA, MALAYSIA ( Ken Yeang)


ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
(
Biocli
matic
Archit
ecture
)

4 TIMES SQUARE,NEW YORK


( Fox & Fowle Architects )
INSTITUT DU MONDE ARABE,FRANCE(J.Nouvel)
ARSITEKTUR HEMAT ENERGI
( Energy-efficient Architecture )

ARSITEKTUR PASCA INDUSTRI

SHANGHAI ARMOURY TOWER,CHINA(K.Yeang)


THE BRITISH PAVILION,SEVILLE(N.Grimshaw)
ARSITEKTUR SURYA

( Solar Architecture )

ARSITEKTUR HIJAU ( Green Architecture )

FASADE ARSITEKTUR HEMAT


ENERGI
Untuk mencapai efisiensi energi,
Indonesia (maupun negara negara Asean)
menetapkan suatu kriteria konservasi energi
untuk fasade yang didalam istilah tekniknya
disebut sebagai
Overall Thermal Transfer Value (OTTV)
atau
Harga
Perpindahan
Termal
Menyeluruh, yaitu suatu nilai yang
ditentukan sebagai kriteria perancangan
untuk membatasi perolehan panas akibat
radiasi matahari lewat selubung bangunan
(fasade).
Standar Nasional Indonesia 2000
mengenai Konservasi Energi Selubung
Bangunan pada
Bangunan Gedung, harga dari OTTV setiap
bidang dinding dihitung sebagai berikut :
OTTVI = {Uw x (1-WWR)} x TDeq + (SC x WWR x
SF) + (U f x WWR x T)

Sedangkan harga OTTV untuk seluruh


dinding luar dihitung sebagai berikut:
OTTVi = (A o1 x OTTV1)+A(o1Ao2+
Axo2OTTV+.....2+)+A...oi + (Aoi x OTTVi)

45W/m

Sedangkan harga RTTV untuk atap dengan


orientasi tertentu dihitung sebagai berikut:
OTTVi =(A R x UR xTDEK )+(AAso x Us x T)+
(AsxSC xSF)

45W/m

dimana :
OTTV = Nilai Perpindahan Termal Menyeluruh seluruh dinding luar (W/m2 )
AR
= Luas atap yang tidak tembus cahaya
(m2)
A S = Luas atap yang tembus cahaya
(skylight) (m2)
AO
= Luas atap total (m2)
UR
= Transmitansi
Termal
atap tidak
tembus
cahaya
(W/m2.0K)
US
= Transmitansi
termal atap
tembus
cahaya
2 0
(skylight)(W/m . K)
RTTV = Nilai Perpindahan Termal Menyeluruh seluruh atap ( W/m2 )
Sumber : Standar Nasional
036389-2000

Indonesia

SNI

Konservasi Energi Selubung Bangunan


pada Bangunan Gedung
OTTVi = Nilai Perpindahan Termal Menyeluruh
pada dinding luar i pada arah tertentu( W/m2 )

= Absorptansi radiasi matahari untuk


dinding/atap
yang tidak
tembus cahaya
Uw
= Transmitansi
termal dinding
tak tembus cahaya (W/m2.0K)
Uf
= Transmitansi
termal fenestrasi
(W/m2.0K)
WWR = Perbandingan luas jendela dengan
luas seluruh dinding luar pada
orientasi tertentu
TD eq = Beda suhu ekivalen antara luar dan
dalam ( 0 K)
SF
= Faktor Radiasi Matahari (W/m2)
SC
= Koefisien
Peneduh
dari
sistim
fenestrasi/skylight
T = Selisih temperatur perencanaan antara
bagian luar dan bagian dalam ruang
(5 K )
A oi = Luas Total dinding + jendela pada
ARSITEKTUR

HEMAT

ENERGI

bagian dinding luar i (m2) GEDUNG


GRAHA PANGERAN SURABAYA

Kriteria OTTV untuk dinding fasade diatas


dapat dipergunakan sebagai tolok ukur efisiensi
energi pada bangunan tinggi. Penelitian
mengindikasikan bahwa semakin tinggi nilai
OTTV, semakin besar pula penggunaan energi
yang diperlukan oleh sistim tata udara
(pendinginan) pada bangunan tersebut. Disini
diperlukan kreativitas para perancang bangunan
untuk menampilkan komposisi material masif
maupun transparan , warna, tekstur dengan
karakter termalnya masing masing, silhoute terang
dan gelap, pembayangan dan ratio kaca-dinding
untuk memenuhi kriteria tersebut disamping
pertimbangan pertimbangan estetika umumnya.
Pada contoh Gedung Graha Pangeran,
komposisi bentuk dan material selubung
bangunan diambil sedemikian rupa melalui
modelling serangkaian kombinasi variabel
variabel bentuk bangunan dan material yang harus
memenuhi
perhitungan
OTTV
yang
dipersyaratkan sehingga didapat hasil akhir
sebagai berikut :
OTTV DINDING BARAT
= 39,38 W/M 2
OTTV DINDING TIMUR
= 21,36 W/M 2
OTTV DINDING UTARA
= 23,84 W/M 2
OTTV DINDING SELATAN = 19,30 W/M 2
OTTV TOTAL = 24,20 W/M 2
RTTV TOTAL = 24,25 W/M 2
Energy Efficiency Index = 144,40 Kwh/M2/Thn.
dengan spesifikasi material sebagai berikut :
Material Cladding Aluminium Alpolic 3 mm:
UW
= 2,12 W/0C.M2
Material Kaca Cool-Lite Blue 6mm: U
= 2,94 W/0C.M2 Koefisien
f
Peneduh Kaca:
SC
= 0,55
Material Atap Beton:
UR
= 1,41 W/0C.M2
Ratio Kaca Dinding Total:
WWR = 0,25
Faktor absorpsi dinding metal aluminium:
= 0,12
Beban Pendinginan AC rata rata:
Cooling= 0,0365 TR/M2 Load
AGENDA KONSERVASI DALAM DISAIN
ARSITEKTUR HEMAT ENERGI
Tidak dapat diragukan lagi bahwa para
perancang memainkan peran sentral untuk
menjamin
suatu
masa
depan
yang

berkesinambungan. Papanek (1985) dalam


bukunya: Design for the Real World: Human
Ecology and Social Change mengemukakan
bahwa :
In this age of mass production when
everything must be planned and
designed, design has become the most
powerful tool with which man shapes
his tools and environments. This
demands high social and moral
responsibility from the designer
Wells (Gentle Architecture, 1984)
mengumandangkan hal yang sama bahwa ,
.if ever we needed great designers, it is
now ! The environmental architecture of
America is almost without exception
depressingly ugly
Disain bioklimatik dan ekologis sering
diimplementasikan tanpa mengintegrasikan
gaya arsitektur. Sebenarnya kesempatan
terbaik untuk meningkatkan kinerja
lingkungan suatu bangunan terjadi pada
masa masa proses disain. Jelaslah bahwa
kita harus membuat bangunan bangunan
tidak saja tanggap lingkungan namun juga
menyenangkan
secara
estetika
jika
diinginkan disain berwawasan lingkungan
akan bertahan lama. Para arsitek semasa
studinya pernah mempelajari peraturan
proporsi dan langgam arsitektur klasik dari
kuil kuil zaman purbakala. Sekarang bumi
adalah kuil itu, dan peraturannya adalah
bahwa kita tinggal dan hidup diantara batas
batas keseimbangan sumberdaya dan energi
dunia.
Adalah hal yang menarik untuk
disimak, tepat pada masa dimana gerakan
disain sadar energi mulai tumbuh, suatu
gerakan arsitektur lainnya juga muncul
kepermukaan.
Langgam
postmodern
merupakan suatu reaksi terhadap kejemuan
visual arsitektur modern, dimana langgam
ini
mengumandangkan
kebangkitan
ornamen, warna dan karakteristik organisasi
ruang
dari
masa
sebelumnya.
Postmoderisme
menawarkan
suatu
kekayaan dan variasi yang merupakan
pelepasan
yang
diharapkan
dari
kungkungan arsitektur modern yang steril.
Mungkin saja, arah arsitektur masa depan
akan timbul sebagai kombinasi kekayaan
visual postmodernisme dengan kesadaran
penggunaan energi. Ornamen dinding

exterior
postmodernisme
bisa
saja
merupakan suatu selubung bangunan yang
sensitif terhadap lingkungan iklimnya.
Respons kontekstual bisa saja menampilkan
estetika baru yang melibatkan material baru
yang compatible dengan iklimnya. Hal
ini meminta para perancang mempunyai
pengertian lebih dalam tentang bagaimana
bangunan menggunakan energi untuk
kebutuhan penghawaan dan penerangannya
dan strategi pasif dengan pengolahan
selubung bangunan untuk tujuan tersebut.
Diperlukan beberapa langkah untuk
meng implementasikan agenda konservasi
energi dalam arsitektur. Dari segi teknis,
yang paling mudah, adalah dengan
menggunakan kriteria dan patokan teknis
untuk mereduksi pemborosan energi. Dalam
tahap ini hanyalah persoalan aplikasi. Tahap
berikutnya dari sisi institusional, memfasilitasi pola pola fundamental penggunaan
energi dalam lingkungan buatan dengan
peningkatan kwalitas disain bangunan,
sistim transportasi dan produksi produksi
konsumen dalam spektrum yang lebih luas,
misalnya melalui perencanaan kawasan dan
perkotaan
dengan
tujuan
untuk
meminimalkan penggunaan energi secara
makro. Dan tahap yang paling sulit adalah
memupuk etika konservasi dalam diri
masing masing untuk menggunakan energi
secara bijaksana dan memegang komitmen
untuk
melakukannya.
Perancangan
arsitektur hemat energi secara pragmatis
dapat diterapkan apabila para perancang
memahami perilaku iklim dimana bangunan
tersebut
didirikan
dan
menerapkan
pengetahuan
tentang
penghawaanpenerangan alami atau buatan
secara tepat pada tempat yang tepat pula.
Dengan demikian arsitektur hemat energi
merupakan wadah yang dapat berperan
lebih banyak untuk meningkatkan kwalitas
energi, kwalitas lingkungan dan kwalitas
hidup manusia melalui kwalitas disain sadar
energi (energy conscious design), seperti
Peters Hayes (The Circle of Innovation,
1997) mereferensikan pentingnya suatu
nilai disain dalam strategi kompetitif bisnis
sebagai berikut ini :
Fifteen years ago, companies
competed on price. Today it is quality.
Tomorrow it is design.

KONKLUSI
-SHIBUMISalah satu foto paling terkenal dari mendiang
Steve Jobs-foto dia duduk di tengah ruang tamu
rumahnya Los Altos, sekitar tahun 1982 ada
banyak di dalam ruangan, menyimpan sistem
audio dan lampu Tiffany. Jobs menyeruput teh,
duduk yoga bergaya di atas tikar, dengan tetapi
beberapa buku di sekelilingnya. Gambar berbicara
banyak tentang kurang-adalah-lebih motif di balik
setiap produk Apple yang dirancang di bawah
komandonya.
Seperti Warren Berger wrote on Co.Design, cinta
Jobs untuk elegan sederhana, desain intuitif secara
luas dikaitkan dengan penghargaannya filsafat
Zen (Jobs adalah seorang praktisi Buddhis).
Tetapi sementara banyak orang mungkin akrab
dengan Zen sebagai konsep yang luas, jauh lebih
sedikit memiliki pengetahuan tentang prinsipprinsip estetika utama yang secara kolektif terdiri
dari "Zen desain."
Untuk memahami prinsip-prinsip Zen, titik awal
yang baik adalah Shibumi. Ini adalah konsep yang
menyeluruh, ideal. Tidak memiliki definisi yang
tepat dalam bahasa Jepang, namun maknanya
disediakan untuk benda-benda dan pengalaman
yang menunjukkan dalam paradoks dan sekaligus
yang terbaik dari segala sesuatu dan apa-apa:
Elegant kesederhanaan. Efektivitas usaha.
Keunggulan bersahaja. Ketidaksempurnaan yang
indah.
Shibumi pertama kali diperkenalkan ke Barat oleh
House Beautiful pada tahun 1960 Hampir 40
tahun kemudian, arsitek Sarah Susanka
diperkenalkan kembali Shibumi dalam buku 1998
nya The Not So Big House: "Kualitas Shibumi
berkembang dari proses kompleksitas, meskipun
semua ini kompleksitas menunjukkan dalam hasil.
Sering tampaknya muncul ketika arsitek berusaha
untuk memenuhi tantangan desain tertentu. Ketika
sesuatu telah dirancang dengan sangat baik, ia
memiliki bersahaja, keindahan mudah, dan benarbenar bekerja. Itu Shibumi. "
Tujuannya bukan untuk memasukkan semua
tujuh prinsip Zen ke dalam desain yang diberikan.
Tujuan Anda, bukan, harus memilih orang-orang
yang terbaik sejajar dengan hasil yang Anda
inginkan untuk memandu proses dan desain
akhir.

1 penghematan

dipandang sebagai tanpa kepura-puraan atau


kecerdasan, sementara tampak disengaja daripada
kebetulan atau sembarangan.

Koko menekankan menahan diri, pengucilan, dan


kelalaian. Tujuannya adalah untuk menyajikan
sesuatu yang baik muncul cadang dan
menanamkan rasa fokus dan kejelasan. Dalam
dunia aplikasi mobile, Clear adalah contoh yang
bagus, dan menurut Co.Design John Pavlus,
adalah "menarik untuk apa itu tidak dilakukan. Itu
tidak sinkron. Tidak tag. Tidak "cerdas" memilah
sesuatu. Hal ini juga tidak memiliki petunjuk yang
jelas dalam antarmuka gestural untuk bagaimana
menggunakan hal itu. "

Designer No Duchaufour Lawrance menangkap


esensi dari shizen dalam koleksinya Naturoscopie
furnitur dimaksudkan untuk menciptakan kembali
dan sensasi bersifat abstrak ini: penyaringan
cahaya melalui pohon-pohon, matahari terbenam,
bayangan awan yang lewat. Saat ia menjelaskan,
ia ingin "melampaui transkripsi literal alam."
Pelajaran zen: Memasukkan alami pola dan ritme
ke dalam desain Anda.

Pelajaran zen: Menahan diri dari menambahkan


apa yang tidak benar-benar diperlukan di tempat
pertama.

4. kehalusan

2 SIMPLICITY

Prinsip Yugen menangkap pandangan Zen yang


presisi dan keterbatasan bertentangan dengan
alam, menyiratkan stagnasi dan hilangnya nyawa,
dan bahwa kekuatan sugesti sering lebih kuat
daripada pengungkapan penuh. Meninggalkan
sesuatu untuk imajinasi piques rasa ingin tahu kita
dan dapat menggerakkan kita untuk bertindak.

Kanso menyatakan bahwa keindahan dan utilitas


tidak perlu dilebih-lebihkan, terlalu dekoratif, atau
aneh. Efek keseluruhan segar, bersih, dan rapi.
Instagram mungkin hanya berutang popularitasnya
untuk Kanso. Iterasi pertama CEO Kevin Systrom
(disebut Burbn) adalah aplikasi fitur-sarat kurang
proposisi nilai yang sederhana dan, dengan
demikian, memiliki beberapa pengguna. Dengan
perampingan itu sehingga orang bisa memahami
dan bersenang-senang dengan itu dalam 30 detik,
Instagram naik 2 juta pengguna hanya dalam
empat bulan, tingkat pertumbuhan lebih cepat dari
Foursquare, Facebook, dan Twitter.

Pelajaran zen: Menghilangkan apa yang tidak


penting untuk membuat lebih banyak ruang untuk
apa.

3 kealamian

Tujuan dari shizen adalah untuk keseimbangan


antara menjadi "alam" namun berbeda dari itu -

Yugen sudah tahu terpusat dalam strategi


pemasaran Apple, sejak iPhone asli. Dalam bulanbulan menjelang peluncuran Juni 2007, itu dipuji
sebagai salah satu produk yang paling-hyped
dalam sejarah. Hype sesuatu, meskipun, berarti
untuk mendorong dan mempromosikannya berat
melalui pemasaran dan media. Apple melakukan
sebaliknya: Steve Jobs menunjukkan itu di
Macworld 07 hanya sekali.
Antara pengumuman dan peluncuran produk,
tidak ada tapi diam radio: tidak ada publisitas,
promosi, kebocoran ke media, harga diskon, demo
untuk pengulas teknologi, iklan pintar, atau
preordering. Ada dasarnya embargo pada
informasi resmi, dengan hanya Jobs demo tersedia
untuk referensi online. Blogosphere meledak,
mengakibatkan lebih dari 20 juta orang
mengekspresikan maksud untuk membeli.
Pelajaran zen: Batasi informasi yang cukup hanya
untuk menyinggung rasa ingin tahu dan
meninggalkan sesuatu untuk imajinasi.

5. ketidaksempurnaan, asimetri
Tujuan dari fukinsei adalah untuk menyampaikan
simetri alam melalui jelas asimetris dan tidak
lengkap rendering. Efeknya adalah bahwa
penonton memasok simetri hilang dan
berpartisipasi dalam tindakan kreatif.
Ada penumpukan besar untuk episode terakhir
The Sopranos, HBO seri populer tentang
sekelompok penjahat yang terorganisir secara
longgar di bagian utara New Jersey, yang
dipimpin oleh salah satu Tony Soprano.
Pertanyaan besar adalah apakah Tony akan
memukul atau tidak.
Dalam penuh ketegangan detik-detik terakhir,
layar semua orang menjadi hitam, dan kredit
bergulir. Itu adalah akhir yang tidak berakhir.
Media pergi liar, menuduh acara penulis,
produser, dan sutradara David Chase dari copping
keluar, sampai ia mengumumkan hari berikutnya
bahwa segala sesuatu yang orang yang diperlukan
untuk menentukan nasib Tony Soprano adalah
dalam episode.
Orang-orang kembali dan menyaksikan
pertunjukan, lagi dan lagi. Pemirsa pergi dari awal
12000000-36000000 dalam tiga hari. Tiga ujung
yang berbeda muncul di Internet. Dengan
meninggalkan cerita lengkap dan menyangkal
pendengarnya konvensional cerita simetri, tetapi
embedding cukup petunjuk bagi seseorang untuk
menghubungkan titik-titik, Chase membuat semua
orang pencipta dan tiga kali lipat dampaknya.
Pelajaran zen: Meninggalkan ruang bagi orang
lain untuk CoCreate dengan Anda; menyediakan
platform untuk inovasi terbuka.
Dua prinsip Zen terakhir berurusan dengan konsep
Ada dua macam istirahat "istirahat.": Mereka yang
Anda buat, dan orang-orang yang Anda ambil.

6 BREAK DARI RUTIN

Datsuzoku menandakan penangguhan hukuman


tertentu dari konvensi. Ketika pola usang rusak,
kreativitas dan akal muncul.

Bayangkan bahwa Anda mendapatkan ban


kempes saat Anda sedang mengemudi. Jika Anda
normal, Anda mengutuk keras. Kutukan yang
sinyal istirahat dari biasa, yang, menjadi makhluk
kebiasaan, kita tidak terlalu peduli untuk. Tapi
sekarang tiba-tiba kau terjaga, dengan indra
waspada, dan Anda menyadari masalah yang
memerlukan perhatian penuh Anda untuk
memecahkan.
Tiba-tiba semuanya biasanya Anda anggap remeh
menjadi sangat penting: Bagaimana menangani
mobil, bahu jalan, tempat yang aman untuk
menepi, lalu lintas di sekitar Anda, alat banperubahan di bagasi Anda, jalan langsung untuk
bantuan.
Ini semua sumber daya yang Anda butuhkan
untuk solusi kreatif. Mereka ada di sana selama
ini, tapi itu adalah istirahat yang membawa
mereka ke perhatian Anda. (Klik di sini untuk 11
cara untuk memproduksi mereka istirahat.)

Zen pelajaran: An interruptive "istirahat" adalah


bagian penting dari setiap desain terobosan.

7 keheningan, ketenangan

Prinsip penawaran seijaku dengan konten yang


sebenarnya dari datsuzoku. Untuk praktisi Zen, itu
adalah dalam keadaan tenang aktif, ketenangan,
kesendirian, dan ketenangan yang kita temukan
esensi dari energi kreatif.

Masukkan meditasi, yang merupakan cara yang


sangat efektif untuk meningkatkan kesadaran diri,
fokus, dan perhatian dan utama otak Anda untuk
mencapai wawasan kreatif. Para pemimpin di GE,
3M, Bloomberg Media, Green Mountain Coffee
Roasters, dan Salesforce.com semua bermeditasi.
Kepala Oracle Larry Ellison bermeditasi dan
meminta eksekutif untuk melakukannya beberapa
kali sehari.
Pelajaran zen: Melakukan sesuatu tidak selalu
lebih baik daripada tidak melakukan apapun.

DAFTAR PUSTAKA
***

Sementara tidak ada yang mudah tentang


mencapai Shibumi, jika diambil bersama-sama
sebagai satu set kohesif prinsip-prinsip desain,
tujuh prinsip ini Zen setidaknya dapat
menempatkan Anda pada jalan yang benar.
Tujuannya tidak mencoba untuk menggabungkan
setiap prinsip Zen ke dalam desain yang diberikan,
melainkan memilih orang-orang selaras dengan
tujuan Anda dan menggunakannya untuk
memandu dan menginformasikan usaha Anda.
Apa yang membuat Shibumi terpisah sebagai
desain yang ideal kuat adalah kombinasi unik dari
dampak mengejutkan dan kesederhanaan biasa.
Pada inti dari campuran ini, dan apa semua prinsip
Zen
memiliki
kesamaan,
adalah
unsur
pengurangan. Karena itu dapat membantu untuk
tetap dekat kebijaksanaan Antoine de SaintExupry: "Kesempurnaan dicapai bukan ketika
tidak ada yang tersisa untuk menambah, tetapi
ketika tidak ada yang tersisa untuk mengambil."

RUMUSAN
Mungkin pada akhirnya atau 5 tahun kedepan
masyarakat akan mengagumi desain green design/
ecodesign/ green building dan mengambil nilai
nilani Shibumi pada aspek bangunan dan
interiornya yaitu menyatukan nature atau tanaman
pada ekosistem atau tempat tinggal mereka
sekitarnya, dan juga memiliki sirkulasi udara dan
cahaya yang memaksimalkan daya natural. Pada
hakikatnya manusia tidak dapat hidup dengan
melepaskan nature ( alam ). Pada era tersebut
pikiran manusia lebih menyadari betapa penting
nya flora untuk kehidupan berlangsung. Dsini
terdapat beberapa gambar yang nantinya dapat
membeberkan imaji kita tentang konsep
kedepannya;

ASHRAE. Standard 90.1-2001: Energy


Efficient Design of New Building,
except
Low
Rise
Residential
Buildings. American Society of
Heating,
Refrigerating,
Air
Conditioning Engineers, 2001.
Behling, Sophia and Stefan. SOL POWER.
The Evolution of Solar Architecture.
Prestel Munich-New York, 1996.
Binder, Georges. Tall Buildings of Asia &
Australia. Images Publishing, 2001.
Daniels, Klaus.The Technology of
Ecological Building. Birkhauser
Verlag, 1997.
Davies, Colin et al.Commerzbank Frankfurt.
Prototype for an Ecological High Rise.
Birkhauser Verlag, 1997.
Department of Primary Industries and Energy.
Energy Efficient Australian Housing.
Australian
Government Publishing
Service. Canberra 1997.
Mobbs, Michael. Sustainable House. Living for
our future. Choice Books, Australia, 1999.
National Audubon Society. Audubon House.
Building the Environmentally Responsible,
Energy-Efficient Office. John Wilwy &
Sons,Inc.1994.
Richards, Ivor, TR. Hamzah & Yeang : Ecology
of the Sky, Images Publishing,2001
Vale, Brenda and Robert, Green Architecture.
Design for an Energy-conscious Future.
Thames and Hudson Ltd. London. 1991.
Watson, Donald.
The
Energy
Design
Handbook. The AIA Press, Washington
1993.
Wines, James. Green Architecture. Benedikt
Taschen Verlag GmbH 2000.
Yeang, Ken. The Green Skyscraper. The Basis
for
Designing
Sustainable
Intensive Buildings. Prestel Verlag.New
York, 1999. Yeang, Ken. Bioclimatic
Skyscrapers. Artemis, London, 1994.

Anda mungkin juga menyukai