Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH ASAS-ASAS LINGKUNGAN

Tugas Ini Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengetahuan
Lingkungan
Dosen Pengampu : Nurul Magfirah, S.Pd., M.Pd

Oleh :

BADRULLAH DAUD (105441102616)


NURHIKMAH JAMAL (105441106517)
MUHAEMIN YUDHISTIRA (105441103118)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji dan Syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-nya sehingga Penulis dapat

menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini,

Penulis akan membahas mengenai “ASAS-ASAS LINGKUNGAN”.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nurul Magfirah, selaku dosen

mata kuliah Pengetahuan Lingkungan yang telah yang telah memberikan tugas

ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada

makalah ini. Oleh karena itu saran serta kritik yang dapat membangun dari

pembaca sangat Penulis harapkan guna penyempurnaan pada makalah

selanjutnya. Harapan Penulis semoga makalah ini bisa membantu menambah

wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga Penulis

dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat

lebih baik.

Demikian makalah ini Penulis buat, semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Makassar, Mei 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia pada hakikatnya adalah murid-murid alam atau lingkungan, karena

alam dan lingkungan mengajari mereka banyak hal. Kehidupan sebagai

dinamika yang mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-menerus.

Oleh karena itu setiap manusia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan

alam dan lingkungannya, serta sesama makhluk hidup yang merupakan bagian

dari alam. Dalam hal ini alam bagi manusia adalah segala-galanya, bukan

hanya sebagai tempat lahir, hidup, berkembang, maupun mati. Akan tetapi

juga mempunyai makna filosofis tersendiri. Alam adalah guru bagi makhluk

yang hidup di dalamnya. Dia dapat mempelajari apa saja yang ada di

sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan merupakan laboratorium alam yang

sangat baik dan lengkap, namun belum banyak yang menyadari dan

memanfaatkannya.

ewasa ini umat manusia juga telah meyadari bahwa sinar matahari pada suatu

saat akan habis, karena sinar itu berupa tenaga panas yang dipancarkan akibat

reaksi inti.musnahnya sinar matahari berada di luar lingungan umat manusia,

sehingga tidak perlu mendapat perhatian seperti halnya bumi atau lingkungan

hidup. Umat manusia telah menyadari bahwa dewasa ini lingkungan hidup

manusia semakin terganggu. Terganggunya lingkungan hidup manusia

dikarenakan perilaku manusia yang tidak sesuai dengan lingkungannya.


Kesadaran manusia sangat dibutuhkan, karena tindakan-tindakan yang

dilakukan seperti sekarang ini manusia telah memperkirakan apa yang akan

terjadi pada waktu yang akan datang. Kesadaran manusia sepenuhnya

dihubungkan antara pembangunan dan lingkungan hidup, bila suatu negara

mempu meningkatkan pembangunannya, maka kemampuan untuk menjaga

lingkungan juga meningkat.

Semakin hari, semakin dirasakan oleh manusia untuk harus mengenal

lingkungannya, apalagi perkembangan IPTEK yang begitu pesat, pola

penduduk dunia yang berubah, begitu pula berkembangnya kekuatan manusia

yang mengubah lingkungan. Dengan merenungkan munculnya masalah-

masalah pembangunan yang mengabaikan prinsip-prinsip ekologi yang

mendapatkan keuntungan jangka pendek guna memenuhi kebutuhan manusia

itu sendiri yang semakin hari semakin banyak, telah menyebabkan peranan

ekologi semakin menonjol.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Ekologi?

2. Adakah hubungan ekologi dengan ilmu lain?

3. Apa saja ruang lingkup ekologi?

4. Adakah asas untuk ekologi?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui ekologi


2. Untuk mengetahui hubungan ekologi dengan ilmu lain

3. Untuk mengetahui ruang lingkup ekologi

4. Asas ekologi sebagai pengatir keseimbagan lingkungan

D. Manfaat Penulisan

1. Agar mahasiswa/I mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan ekologi

dan azas lingkungan

2. Agar mahasiswa mampu menjaga keseimbangan alam dengan apa yang

telah didapatkannya dalam materi


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Ekologi

Penggunaan Istilah Ekologi diperkenalkan oleh Ernest Haeckel (1869), berasal

dari bahasa Yunani, yaitu: Oikos = Tempat Tinggal (rumah), Logos = Ilmu,

telaah. Sehingga Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal

balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan lingkungnya.

Seorang Ahli Ekologi, Odum (1993) menyatakan bahwa ekologi adalah suatu

studi tentang struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan manusia sebagai

bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari sistem

ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan densitas organisme,

biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor fisik dan

kimia lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut. ungsi ekosistem

menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara keseluruhan antar

komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi merupakan

cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara

makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan semua

komponen yang ada di sekitarnya.

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai

komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara

lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik

adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan
mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan

organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang

saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan

kesatuan.

Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan

lainnya saling melengkapi dengan

zoologi dan botani yang

menggambarkan hal bahwa ekologi

mencoba memperkirakan, dan

ekonomi energi yang

menggambarkan kebanyakan rantai

makanan manusia dan tingkat tropik. ecology environment ecology

organisms ecology science Ekologi mencoba memahami hubungan timbal

balik, interaksi antara tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dengan alam

lingkungannya, agar dapat menjawab pertanyaan; dimana mereka hidup,

bagaimana mereka hidup dan mengapa mereka hidup disana. Hubungan-

hubungan tersebut demikian kompleks dan erat sehingga Odum (1971)

menyatakan bahwa ekologi adalah "Environmental Biology". Ekowilayah

bumi dan riset perubahan iklim ialah dua wilayah di mana ekolog (orang yang

mempelajari ekologi) kini berfokus.

B. Pengertian faktor abiotic


Komponen abiotik adalah faktor ekologi dan yang bertindak pada komponen

hidup selama dan setiap bagian dari kehidupan mereka. Faktor-faktor abiotik

adalah faktor-faktor yang merupakan faktor baik fisik maupun kimia yang

merupakan karakteristik dari lingkungan yang sedang dipelajari. Banyak studi

ekologi telah dilakukan tentang pentingnya faktor abiotik utama yang

mengendalikan komponen fisik dan biologis dalam ekosistem di berbagai

rentang waktu dan ruang. Faktor-faktor abiotik adalah komponen habitat non-

hidup. Faktor-faktor abiotik dalam suatu ekosistem dikelompokkan ke dalam

tanah (edafis), udara, topografi, meteorologi, ketersediaan air dan kualitas air.

Faktor meteorologi adalah suhu, angin, matahari, kelembaban dan curah

hujan. Kegiatan dan pertumbuhan tanaman dan hewan adalah hasil dari

beberapa faktor abiotik. Faktor abiotik merupakan komponen tak hidup dari

ekosistem. Secara kimia, faktor geologi seperti tanah, mineral, batu dan faktor

fisik seperti suhu, angin, air, sinar matahari didefinisikan sebagai faktor

abiotik. Faktor-faktor abiotik mempengaruhi ekosistem dan memainkan peran

penting dalam biologi ekosistem. Fakta abiotik juga termasuk cahaya,

keasaman, radiasi, kelembaban, suhu dan semua komponen organik dan

anorganik dari ekosistem. Komponen biotik ekosistem yang meliputi tanaman,

hewan dan mikroba berinteraksi dan tergantung pada faktor-faktor abiotik.

1. Daftar Faktor abiotic

Faktor-faktor abiotik memainkan peran utama dalam lingkungan. Daftar

faktor abiotik adalah awan, cuaca, lintang, suhu, oksigen, salinitas, tanah
(faktor edafis), udara, air, sinar matahari, kelembaban, topografi, pH, gas

atmosfer.

2. Tanah – Faktor edafis

Faktor edafis merupakan faktor abiotik terhadap tanah. Faktor-faktor ini

termasuk:

a. Tekstur tanah – Tekstur tanah adalah variabel dari partikel seperti

tanah liat sampai partikel yang lebih besar seperti pasir. Tanah berpasir

yang cocok untuk tanaman tumbuh dan aerasi yang baik dan mudah

untuk membudidayakan. Tanah berpasir tidak dapat mempertahankan

banyak air dan mengandung beberapa nutrisi yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan tanaman.

b. Udara tanah – udara tanah adalah ruang antara partikel tanah di mana

tidak diisi dengan air tanah. Udara tanah menentukan kekakuan tanah.

c. Suhu tanah – Suhu tanah merupakan faktor penting, suhu tanah di

bawah 30cm dikatakan konstan tetapi ada variasi tiap musiman.

Pembusukan disebabkan oleh mikroorganisme penyebab pembusuk

pada suhu yang lebih rendah.

d. Air tanah – air tanah diklasifikasikan menjadi tiga jenis – air kapiler,

air higroskopis dan air gravitasi.

e. PH tanah – pH tanah mempengaruhi aktivitas biologis dalam tanah dan

ketersediaan mineral tertentu. PH mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Organisme dan materi membusuk di tanah

dikenal sebagai larutan tanah dan meningkatkan kesuburan tanah.


3. Cahaya

Cahaya adalah sumber utama energi untuk hampir semua ekosistem.

Energi cahaya digunakan oleh heterotrof untuk memproduksi makanan

dengan proses fotosintesis dengan menggabungkan bersama-sama zat

anorganik lainnya. Faktor cahaya seperti kualitas, intensitas dan lamanya

periode cahaya memainkan peran penting dalam ekosistem.

Kualitas cahaya mempengaruhi ekosistem perairan, cahaya biru dan merah

diserap di sini dan itu tidak menembus jauh ke dalam air. Beberapa alga

memiliki spesialisasi pigmen yang menyerap warna lainnya cahaya.

Intensitas cahaya tergantung pada lintang dan musim. Selama periode dari

Maret sampai September belahan bumi selatan menerima kurang dari 12

jam sinar matahari sementara itu menerima lebih dari 12 jam sinar

matahari selama periode lainnya. Beberapa tanaman berbunga hanya

selama waktu tertentu dalam setahun. Salah satu faktor yang

mempengaruhinya adalah karena panjang periode gelap. Tergantung pada


intensitas cahaya tanaman diklasifikasikan sebagai tanaman tanaman hari

pendek dan tanaman panjang hari (Contoh krisan sp, Datura stramonium

dll.) (Contoh – Bayam, barley, gandum, lobak, semanggi, dll) – tanaman

hari netral (Contoh – Tomat, jagung, dll)

4. Air

Habitat hewan dan tumbuhan sangat bervariasi dari lingkungan perairan

sampai padang pasir kering. Air sangat penting bagi kehidupan dan semua

komponen biotik ekosistem secara langsung tergantung pada air untuk

bertahan hidup. Berdasarkan kebutuhan air mereka tanaman

diklasifikasikan sebagai:

Hidrofit (Contoh – lili air)

Mesofit (Contoh – kacang Manis, mawar)

Xerofit (Contoh – kaktus, tanaman sukulen)

Hewan darat rentan terhadap pengeringan dan hewan-hewan ini

menunjukkan berbagai jenis adaptasi ini. Beberapa adaptasi terlihat pada

hewan darat adalah:

Meliputi tubuh yang membatasi hilangnya air.

a. Beberapa hewan memiliki kelenjar keringat yang digunakan sebagai

alat pendingin.

b. Jaringan dari beberapa hewan seperti unta yang toleran terhadap

kehilangan air.

c. Beberapa serangga dikatakan menyerap air dari uap air langsung dari

atmosfer.
5. Angin

Arus udara atau angin adalah hasil dari interaksi antara ekspansi udara

panas dan konveksi di pertengahan garis lintang. Interaksi yang kompleks

ini mempengaruhi rotasi bumi dan menghasilkan gaya sentrifugal yang

mengangkat udara di khatulistiwa. Beberapa efek dari angin:

a. Angin juga membawa uap air; ini dapat mengalami kondensasi dan

jatuh dalam bentuk hujan, hujan es atau salju.

b. Hal ini juga membantu dalam penyebaran serbuk sari dari beberapa

tanaman dan juga dalam penyebaran serangga.

c. Erosi angin juga menyebabkan penyebaran tanah lapisan atas.

6. Atmosfer Gas

Gas atmosfer seperti oksigen, nitrogen dan karbon dioksida: Semua

organisme membutuhkan oksigen untuk respirasi. Karbon dioksida

digunakan oleh tanaman hijau untuk membuat makanan dengan proses

fotosintesis. Nitrogen diperlukan untuk semua tanaman dan nitrogen

atmosfer difiksasi oleh bakteri fiksasi nitrogen.

7. Topografi

Topografi adalah bentuk lanskap yang ditentukan oleh aspek lereng dan

ketinggian. Topografi memberikan berbagai untuk ekosistem. Sebagai

contoh: topografi rumput yang bervariasi seperti bukit, padang rumput,

tebing, daerah dataran rendah dll, yang memberikan variabilitas ke bentuk

kehidupan. Aspek arah tanah menghadap juga bervariasi karena tanah

tersebut menghadap ke arah selatan atau matahari akan panas dan kering
lebih dari daerah di utara, yang jauh dari matahari. Kemiringan pada

daerah juga penting karena air dapat berjalan menuruni bukit dan dapat

merendam tanah dibagian bawah yang membuatnya tersedia untuk

tanaman.

8. Iklim

Iklim suatu daerah termasuk curah hujan rata-rata, suhu dan pola angin

yang terjadi. Iklim merupakan salah satu faktor abiotik yang paling

penting dari ekosistem. Suhu suatu daerah dan faktor curah hujan

menentukan apakah wilayah ini adalah padang rumput atau hutan. Curah

hujan suatu daerah menerima pengaruh produktivitas daerah dan jenis

tanaman. Sebagai contoh: Iklim di ekosistem padang rumput kering dan

panas selama musim semi dan musim panas dan dingin selama musim

dingin. Selama musim panas, banyak air yang menguap dari padang

rumput membuat kekurangan kelembaban

C. Pengertian Ekosistem

Pengertian ekosistem adalah sebuah sistem ekologi yang dibentuk oleh

hubungan timbal balik atau interaksi antara makhluk hidup dan

lingkungannya. Pengertian ekosistem dapat pula diartikan sebagai sebuah

tatanan kesatuan utuh dan menyeluruh antara semua unsur lingkungan hidup

yang saling mempengaruhi satu sama lain. Ekosistem terbagi menjadi 2

macam. Macam-macam ekosistem tersebut antara lain ekosistem alami dan

ekosistem buatan.

1. Pengertian Ekosistem Darat (Terestrial)


Pengertian ekosistem darat (terestrial) adalah ekosistem yang faktor

lingkungannya didominasi oleh daratan. Berdasarkan topografinya,

ekosistem darat di Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 yaitu, ekosistem

vegetasi pamah dan ekosistem vegetasi pegunungan.

a. Ekosistem Vegetasi Pamah

Ekosistem vegetasi pamah adalah ekosistem yang membentang dari

ketinggian 0 sampai 1000 meter di atas permukaan laut. Sebagian

besar hutan Indonesia termasuk ke dalam ekosistem ini. Adapun dalam

ekosistem ini, terdapat 2 vegetasi yang umum terbentuk, yaitu vegetasi

rawa dan vegetasi darat. Vegetasi rawa adalah vegetasi yang terdapat

di daerah rawa yang tergenang air. Yang tergolong ekosistem vegetasi

rawa antara lain ekosistem hutan mangrove, ekosistem hutan rawa air

tawar, serta ekosistem hutan tepi sungai.

Vegetasi darat adalah vegetasi yang terdapat di darat yang tidak tergenang

air. Tang tergolong ekosistem vegetasi darat misalnya ekosistem pantai,

ekosistem padang rumput, dan ekosistem padang ilalang.


b. Ekosistem Vegetasi Pegunungan

Ekosistem vegetasi pegunungan adalah ekositem yang membentang

pada ketinggian >1000 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan

ketinggian tempatnya, ekosistem vegetasi pegunungan dibedakan

kembali menjadi beberapa sub vegetasi ekosistem, yaitu:

1) Vegetasi hutan pegunungan, berupa wilayah dengan vegetasi pada

ketinggian 1500- 3.300 meter dpl. Dalam ekosistem ini, semakin

tinggi elevasinya, maka semakin pendek vegetasi dan semakin

rendah keanekaragaman ekosistemnya. Dalam ekosistem ini dapat

dijumpai beberapa tumbuhan seperti lumut, anggrek, dan

tumbuhan epifit.

2) Vegetasi padang rumput pegunungan, berupa wilayah pada

ketinggian 3.200-3.600 m dpl dengan vegetasi yang dominan

berupa rumput yang dapat tumbuh mencapai tinggi 1 meter.

Misalnya adalah padang rumput yang ada di pegunungan Irian

Jaya.

3) Vegetasi terbuka lereng berbatu, berupa wilayah dengan vegetasi

berupa rumput, tumbuhan paku, dan semak.

4) Vegetasi ini terdapat di lereng-lereng bukit batuan kapur yang

lembab. Vegetasi rawa gambut, berupa wilayah dengan dominasi

pertumbuhan rumput yang menutupi tanah gambut.


2. Pengertian Ekosistem Perairan (Akuatik)

Pengertian ekosistem perairan adalah ekosistem yang faktor

lingkungannya didominasi oleh perairan. Ekosistem perairan dapat

dibedakan jadi 2 ekosistem, yaitu ekositem air tawar dan ekosistem laut.

a. Ekosistem air tawar

Ekosistem air tawar adalah ekosistem perairan yang dicirikan dengan

salinitas atau kadar garam yang rendah dari air yang mendominasinya.

Beberapa ciri ekosistem air tawar ini antara lain: Salinitas (kadar

garam) rendah. Perbedaan suhu siang dan malam tidak terlalu besar.

Penetrasi (masuknya) cahaya matahari terbatas. Pengaruh iklim dan

cuaca relatif kecil pada ekosistem ini.

Berdasarkan pergerakannya, ekosistem air tawar dibedakan menjadi 2

habitat yaitu habitat lotik dan habitat lentik. Habitat lotik adalah habitat

yang airnya mengalir, contohnya ekosistem sungai. Sedangkan habitat

lentik adalah habitat yang airnya tidak mengalir secara terus menerus,

contohnya ekosistem danau.


b. Ekosistem laut

Ekosistem laut adalah ekosistem perairan yang dicirikan dengan

salinitas atau kadar garam yang tinggi dari air yang mendominasinya.

Ciri-ciri ekosistem air laut antara lain: Salinitas (kadar garam) tinggi

sekitar 0,3%. Terdapat kehidupan di semua kedalaman, kecuali di zona

batial. Rantai makanan relatif panjang.

D. Peran Komponen Ekosistem dalam Aliran Energi dan Daur Biogeokimia

Di dalam ekosistem, energi dan materi mengalir melalui berbagai komponen

ekosistem. Aliran energi dan materi tersebut melibatkan interaksi antara

makhluk hidup dengan makhluk hidup atau dengan lingkungannya. Ada

perbedaan utama antara aliran energi dengan aliran materi. Pertama, energi

yang mengalir di dalam ekosistem berasal dari luar (yaitu matahari),

sedangkan materi tidak. Materi tersebut diperoleh dari lingkungan abiotik.

Kedua, aliran energi dapat mengalami reduksi di sepanjang lintasan yang

dilaluinya. Artinya, lintasan aliran energi tersebut tidak membentuk suatu daur

energi. Sebaliknya, lintasan aliran materi berjalan membentuk suatu daur

materi. Oleh karena itu, di dalam keseimbangan ekosistem, materi tidak

pernah hilang. Materi tersebut dapat dimanfaatkan kembali secara terus-

menerus, seperti yang diperlihatkan dalam daur karbon.

E. Peran Komponen Ekosistem dalam Aliran Energi


Sepanjang sejarah kehidupan, matahari tidak pernah berhenti memasok energi

bagi segala kehidupan. Energi matahari merupakan sumber dari segala sumber

.energi yang tersedia di alam. Energi tersebut dapat dimanfaatkan setelah

dirubah dalam bentuk makanan dan akan mengalir dalam ekosistem dalam

proses makan dan dimakan. Berikut ini akan dibahas tentang aliran energi,

rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida ekologi. Aliran Energi

yang mana setiap makhluk hidup memerlukan energi untuk kelangsungan

hidupnya. Misalnya untuk tumbuh, bereproduksi, dan bergerak. Dalam

pemenuhan kebutuhan energi tersebut terjadi hubungan saling ketergantungan

energi diantara makhluk hidup yang berbeda. Dalam hal ini, ada makhluk

hidup yang berperan sebagai produser, konsumer, atau dekomposer.

1. Produser

Produser merupakan makhluk hidup yang mampu menangkap energi

cahaya matahari untuk kegiatan fotosintesis sehingga dapat menghasilkan

materi organik yang berasal dari materi anorganik. Misalnya, tumbuhan

hijau dan makhluk hidup fotosintetik lainnya. Dari sekian banyak energi

radiasi cahaya matahari, hanya sekitar 1% yang diperoleh produser dan

diubah menjadi energi kimia melalui fotosintesis. Banyaknya energi

cahaya yang dapat diubah menjadi energi kimia oleh produser disebut

produktivitas primer. jumlah total dari produktivitas ini dikenal sebagai

produktivitas primer kotor (PPK). Sebagian dari produk materi organik

tersebut digunakan sebagai bahan bakar bagi respirasi selulernya,

sedangkan sebagian lagi disimpan di dalam tubuh tumbuhan. Bagian


materi organik yang disimpan itulah yang dikenal sebagai produktivitas

primer bersih (PPB). PPB merupakan keseimbangan terhadap

produktivitas primer kotor dikurangi energi yang digunakan oleh produser

untuk respirasi (Rs).


2. Konsumer

Konsumer merupakan mahluk hidup yang memperoleh energi dalam

bentuk materi organik. Misalnya, dengan cara memakan makhluk hidup

lainnya. Seluruh hewan tergolong konsumer. Berdasarkan tingkatnya,

konsumer dapat dibedakan atas konsumer primer, konsumer sekunder, dan

konsumer tersier. Konsumer primer atau herbivor adalah konsumer yang

secara langsung memakan tumbuhan. Di daratan, kebanyakan clari

herbivor adalah berupa serangga dan beberapa vertebrata (rnamalia

pemakan rumput dan burung-burung pemakan biji-bijian /buah-buahan).

Herbivor pada ekosistem akuatik adalah berupa zooplankton (termasuk

protista heterotrofik), berbagai invertebrata kecil (khususnya udang dan

beberapa bentos) serta beberapa ikan. Konsumer sekunder atau karnivor

adalah konsumer yang memakan konsumer primer.

3. Dekomposer
Dekomposer merupakan makhluk hidup yang memperoleh makanannya

dengan cara menguraikan senyawa-senyawa organii yang berasal dari

makhluk hidup yang telah mati (bangkai). Dalarr hal ini, dekomposer

berperan mengembalikan materi ke lingkungan abiotik dan digunakan

kembali oleh tumbuhan hijatt Contoh dekomposer adalah jamur dan

bakteri.

F. Asas-Asas Dasar

1. Asas Dasar 1

Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup populasi atau

ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan.

Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, tetapi tidak

dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan. Asas ini sebenarnya serupa

dengan hukum termodinamika pertama, yaitu sebuah azas yang sangat

mendasar dalam ilmu fisika. Azas 1 ini dikenal pula dengan nama hukum

konservasi energi. Azas ini bertanggung jawab untuk menerangkan bahwa

energi itu dapat berubah-ubah, dan semua energi yang memasuki mahluk

hidup, populasi atau ekosisitem dapat dianggap sebagai energi yang

tersimpan atau yang terlepaskan. Jadi dalam hal ini sistem kehidupan itu

dinggap sebagai pengubah energi. Dengan demikian mahluk hidup dapat

menyimpan energi dalam bentuk kalori. Contoh: Dalam dunia hewan

sebagian energi yang hilang itu, misalnya dalam bentuk fesesnya, sebagian

diambil oleh parasit yang terdapat dalam tubuhnya. Metabolisme hewan


kemudian terbagi-bagi ke dalam beberapa komponen yang dapat

mempertahankan dasar kerja tubuh untuk tetap dapat mempertahankan

kegiatannya (metabolisme dalam tubuhnya). Energi yang masuk ke dalam

tubuh hewan itu mengalami pemisahan ke dalam beberapa komponen

untuk maksud yang berbeda-beda sebagai berikut: Pertama, pemisahan

karena ada energi yang tak terasimilasi. Kedua, ada energi yang digunakan

sebagai bahan bakar. Ketiga, ada energi yang diambil oleh hewan parasit

dalam tubuhnya. Keempat, ada energi yang terpisah dan menjadi bagian

energi yang tergabung dengan bahan yang dapat digunakan untuk tumbuh

dan berbiak dan sebagian disimpan dalam bentuk lemak sebagai cadangan.

Kelima, pemisahan energi untuk tumbuh dan berbiak. Keenam, pemisahan

energi untuk bahan bakar berbagai kegiatan dan energi untuk menjalankan

metabolisme dasar. Berbagai mahluk hidup/spesies mempunyai taktik dan

strategi sendiri-sendiri dalam mempergunakan energi untuk melawan

semua permainan dalam lingkungan ini dari satu generasi ke generasi

berikutnya. Dalam permainan penggunaan energi itu tergantung kepada

kebutuhannya, kalau mahluk hidup itu ganas maka sebagian besar

energinya itu dipakai untuk menahan berat badannya yang berat itu. Jadi

asasnya bahwa penggunaan energi untuk tergantung kepada keperluan

utama dari mahluk hidup tersebut. Lain halnya dengan manusia, tupai atau

harimau mereka relatif memerlukan banyak makan sebagai sumber energi.

Hal ini disebabkan karena mahluk ini lebih banyak keaktifannya misalnya
untuk berfikir, berlari, berayun, meloncat dan sebagainya dalam

menyesuaikan dirinya dengan lingkungan tempat hidupnya.

2. Asas Dasar 2

Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul cermat. Asas ini sama

dengan hukum termodinamika ke dua yang banyak digunakan dalam

fisika. Seperti diketahui bahwa energi itu tak pernah hilang dari angkasa

raya, akan tetapi energi itu akan berubah-ubah terus kedalam bentuk yang

kurang bermanfaat. Misalnya burung atau hewan yang berjalan kesana

kemari tak tentu tujuan, maka sebenarnya dia mengeluarkan panas dari

tubuhnya dan energi ini akan terbuang percuma dan tak ada manfaatnya.

Ini berarti bahwa perubahan energi itu betul-betul tak cermat. Semua

mahluk hidup, populasi, komunitas dan ekosistem dalam penggunaan

energi pada umumnya kurang cermat. Yang paling penting dalam hal ini

adalah ketersediaan sumber alam sebagai sumber energi. Oleh karena itu

sumber alam itu ialah segala sesuatu yang diperlukan organisme hidup,

populasi, ekosistem yang pengadaannya hingga ke tingkat optimum atau

mencukupi, akan meningkatkan daya pengubahan energy.

3. Asas Dasar 3

Materi, energi, ruang, waktu dan keanekaan hayati semuanya adalah

kategori sumber alam. Pengubahan energi oleh sistem biologi harus

berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan

energi di alam lingkungannya. Tetapi apakah ruang juga dapat

digolongkan sebagai sumber alam? Ruang sangat penting karena ruang itu
dapat mengganggu keseimbangan karena sempit sehingga padat populasi

yang mengakibatkan tingkat persaingan tinggi. Ruang juga dapat

memisahkan jasad hidup dari sumber bahan makanannya. Ini berate ada

isolasi. Waktu sebagai sumber alam tidak merupakan besaran yang berdiri

sendiri, misalnya hewan mamalia di padang pasir. Pada saat musim kering

tiba, persediaan air akan berkurang di alam lingkungannya, mereka harus

berpindah (migrasi) ke tempat yang ada sumber airnya. Dalam

perpindahan itu mereka harus punya cukup waktu dan cukup energi untuk

menempuh jarak antara kedua tempat tersebut.

4. Asas Dasar 4

Untuk semua kategori sumber alam, kalau pengadaannya sudah cukup

tinggi, pengaruh inti kenaikannya sering menurun dengan penambahan

sumber alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas

maksimum ini tak ada pengaruh yang menguntungkan lagi. Karena sudah

terjadi kejenuhan, bahkan mungkin bisa menjadi racun karena telah

melewati titik maksimum. Azas ini sangat penting misalnya masalah

temperatur/suhu yang melewati batas kegiatan biologi akan dapat

mematikan mahluk tersebut. Dalam azas ini terkandung arti bahwa

pengadaan sumber alam itu mempunyai batas optimum, artinya disini

bahwa batas minimum juga dapat berpengaruh pada kegiatan sistem

biologi. Di dalam suatu keadaan lingkungan yang sudah stabil populasi

hewan dan tumbuhan, cenderung naik turun. Artinya kalau persediaan

makanan berkurang maka populasi juga akan berkurang, demikian


sebaliknya. Fenomena ini yang kemudian dikenal dengan pengaturan

populasi karena faktor-faktor yang tergantung kepada kepadatan (“Density

dependant faktor”).

5. Asas Dasar 5

Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya

dapat merangsang penggunaan seterusnya, dan ada pula sumber alam yang

tak mempunyai daya rangsang penggunaan lebih lanjut. Tentang kesan

merangsang pendayagunaan sumber alam, misalnya kalau satu jenis hewan

sudah mencari berbagai sumber bahan makanan. Kalau kemudian

diketahui bahwa suatu jenis makanan tiba-tiba jumlahnya menjadi banyak

di alam, maka hewan tersebut akan memusatkan perhatian kepada

penggunaan jenis makanan yang tiba-tiba menjadi sangat banyak itu, jadi

kenaikan pengadaan sumber alam (makanan) malah merangsang kenaikan

pendayagunaannya.

6. Asas Dasar 6

Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada

saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya itu. Kalau suatu

keadaan populasi tiba-tiba naik dalam kepadatannya, maka akan timbul

persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi yang akan kalah

dalam persaingan itu. jasad hidup yang dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya yang akan lebih berhasil daripada mereka yang tidak

berhasil menyesuaikan diri. Ini berrti bahwa jasad yang adaptif itu yang

akan mampu menghasilkan lebih banyak keturunan dibanding dengan


yang tidak adaptif. Individu yang adaptif itu mereka yang mmpu

menyaingi spesies lain dalam hal mendapatkan makanan. Jadi pendek kata

bahwa jenis atau spesies yang paling adaptif secermat mungkin

menggunakan sumber alamnya yang ada disekitarnya yang mampu

bertahan dan dominan. Hal ini sesuai pula dengan apa yang dikemukakan

oleh ahli evolusi Darwin dan Wallace.

7. Asas Dasar 7

Kemantapan keanekaan hayati suatu komunitas lebih tinggi di alam

lingkungan yang terdapat keteraturan yang pasti pada pola faktor

lingkungan dalam suat periode yang relatif lama, artinya keadaan ini

mudah diramal.Kondisi lingkungan pada semua habitat dapat terjadi turun

naik, fluktuasi perubahan lingkungan ini berbeda-beda dari satu habitat ke

habitat lain. Ada keadaan optimum pada faktor lingkungan bagi kehidupan

suatu jenis spesies, maka penting bagi spesies itu untuk mengetahui berapa

lama keadaan tersebut dapat bertahan. Kalau faktor lingkungan itu berubah

sedemikian rupa sampai tak dapat diramal lagi sebelumnya dan akan

terjadi pengaruh pengurangan individu, maka keadaan itu akan

mengancam spesies yang kurang populasinya. Dalam hal ini ada dua hal

yang penting yaitu: pertama, lingkungan yang stabil secara fisik

merupakan sebuah lingkungan yang terdiri atas banyak spesies dari yang

umum hingga yang jarang dijumpai yang dapat melakukan penyesuaian

hingga pada tingkat yang optimum dan yang kedua: adalah lingkungan

yang tak stabil hanya baik dihuni oleh spesies yang relatif sedikt
jumlahnya, dan yang pada umumnya kepadatannya kurang lebih serupa.

Keadaan lingkungan yang stabil sepanjang waktu yang lama sekali tidak

saja akan melahirkan keanekaan hayati yang pola penyebarannya kesatuan

populasi yang mempunyai arti tertentu/khusus.

8. Asas Dasar 8

Bahwa sebuah lingkungan hidup (habitat) itu dapat jenuh atau tidak oleh

keanekaan takson, hal ini tergantung pada bagaimana “niche”

(nisia/relung) dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson

tersebut. Sekelompok taksonomi tertentu daripada suatu jasad hidup

ditandai oleh keadaan lingkungannya yang khas. Untuk setiap spesies itu

ada nisianya sendiri. Dengan demikian spesies itu dapat hidup

berdampingan dengan spesies lain tanpa persaingan, karena masing-

masing mempunyai keperluan dan tugas yang berbeda-beda di alam.

Seandainya ada suatu kelompok taksonomi lain yang terdiri dari spesies

yang mempunyai cara makan yang serupa, dan mempunyai toleransi

terhadap lingkungan yang bermacam-macam dan luas, maka jelas dalam

lingkungan itu hanya akan ditempati oleh spesies yang kecil daya

keanekaannya.

9. Asas Dasar 9

Keanekaan hayati dari suatu komunitas apa saja sebanding dengan

biomassa dibagi produktivitas. Dalam suatu system biologi, maka kita

harus yakin bahwa pasti ada hubungan antara biomassa-aliran energi- dan

keanekaan hayati. Seandainya suatu system menyimpan sejumlah materi B


(biomassa) dan mengandung aliran energi melalui materi P (produktivitas)

dalam jangka waktu tertentu dan seandainya alairan energi itu telah

berasosiasi sebanding dengan aliran materinya, maka jumlah waktu itu

dapat dinyatakan dalam rumus: dimana k = koefisien tetapan. Dengan

rumus ini dapat ditentukan bahwa kecermatan penggunaan aliran energi

dalam sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas

organisasi sistem biologi dalam sebuah komunitas.

10. Asas Dasar 10

Perbandingan antara biomassa dengan produktivitas (B/P) naik dalam

perjalanan waktu pada lingkungannya yang stabil sehingga mencapai

sebuah asimptot. Azas ini sangat penting sebab berarti sistem biologi itu

menjalani evolusi yang mengarah kepada peningkatan kecermatan

penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, yang

memungkinkan berkembangnya keanekaan hayati. Banyak contoh yang

menunjukkan adanya maksimasi kecermatan penggunaan energi dan

minimasi pemborosan energi dalam perjalanan evolusi organism hidup.

Misalnya hewan yang homiotermis dari lingkungan berikilim dingin

cenderung lebih besar ukurannya, jadi mempunyai resiko luas permukaan

atau berat yang lebih rendah, dibandingkan dengan berat tubuh hewan di

daerah dingin untuk menurunkan rasio luas permukaan atau berat tubuh

itu. Satu hal yang penting kalau azas ini diterapkan pada fenomena

kemanusiaan, ialah bahwa kita sudah melanggar azas ini dalam kehidupan

kita sehari-hari. Apabila suatu masyarakat berkembang makin maju,


memang secara keseluruhan ada penurunan harga per unit, produksi kotor

nasional (“gross national product”), tetapi pada waktu yang sama produksi

kotor nasional perkapita naik dengan sangat cepat, sehingga terjadi

peningkatan pengeluaran energi per orang. Hal ini dimungkinkan apabila

D (kompleksitas organisasi suatu sistem) meningkat dalam perjalanan

waktu serta habitat yang stabil dan D sebanding dengan B/P, maka B/P

harus meningkat pula dalam habitat yang stabil itu.

11. Asas Dasar 11

Sistem yang sudah mantap atau dewasa mengeksploitasi sistem yang

belum mantap (belum dewasa). Ini berarti bahwa ekosistem, populasi atau

tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi, biomassa dan

keanekaan hayati tingkat organisasi di dekatnya yang belum dewasa.

Dapat berarti bahwa energi, materi dan keanekaan hayati mengalir melalui

suatu gradasi yang menuju kearah organisasi yang lebih kompleks. Azas

ini dapat dipakai untuk menerangkan bagaimana lebih banyak orang muda

dikampung dan kota kecil mengalir berkelana ke kota besar, karena

keanekaan kehidupan di kota besar yang melebihi kehidupan di tempat

asalnya. Banyak orang yang berasal dari desa, setelah tinggal di kota dan

meraih sukses sudah enggan pulang ke kampung karena kehidupan sudah

baik. Banyak peristiwa yang bisa diterangkan dengan memahami azas ini

di dalam melihat fenomena-fenomena yang ada disekeliling kita.

12. Asas Dasar 12


Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung kepada

kepentingan relatinya di dalam keadaan suatu lingkungan. Asas ini

menjelaskan bagaimana kalau seleksi/pemilihan berlaku, tetapi keanekaan

terus-menerus meningkat dalam perjalanan waktu di lingkungan yang

sudah stabil, maka dapat diharapkan akan adanya perbaikan yang terus-

menerus dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan. Dalam sebuah

ekosistem yang sudah mantap dalam lingkungan/habitat yang sudah stabil,

keperluan untuk memiliki sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam

yang tak diduga-duga ternyata tak diperlukan. Yang berkembang justru

adaptasi peka dari perilaku lingkungan biologi dalam habitat itu. Implikasi

yang penting dalam azas ini ialah bahwa populasi dalam ekosistem yang

belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan

fisiokimiawi dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem yang sudah

mantap.

13. Asas Dasar 13

Lingkungan yang secara fisik stabil memungkinkan berlakunya

penimbunan keanekaan hayati dalam ekosistem yang mantap/dewasa,

yang kemudian dapat menggalakkan kestabilam populasi. Asas ini

dikemukakan oleh Jane Jacobs (1969) seorang arsitektur yang tidak

mengetahui dasar-dasar ekologi yang kemudian secara tidak sadar dalam

mengembangkan kota-kota besar di Inggris menjadi kawasan industri,

akhirnya menyadari pentingnya memperluas ruang lingkup ekologi

tumbuhan dan hewan untuk menghindari punahnya mahluk tersebut akibat


dari pencemaran lingkungan yang terus terjadi sebagai akibat revolusi

industry di Inggris. Lingkungan hidup manusia haruslah tidak begitu tepat

sama dengan lingkungan hidup hewan dan tumbuhan. Dalam dunia

manusia, kota dengan sedikit industri besar mempunyai kecermatan yang

besar sekali dalam penggunaan energi. Dalam dunia tumbuhan dan hewan.

Kecermatan yang tinggi dalam penggunaan energi itu berhubungan erat

dengan kekuatan dan ketidak berbalikan dan keterancaman oleh perubahan

yang katatrofik sifatnya. Aliran energi pada sistem matahari ke persediaan

energi pada minyak, gas bumi, tenaga atom, yang memisahkan manusia

dari dunia tumbuhan dan hewan alami. Dengan demikian manusia tidak

khawatir dalam penggunaan energi tanpa batas dan semaunya. Hal ini

sangat membahayakan untuk generasi masa datang kalau tidak ada usaha

untuk melestarikan karena penggunaaan sumber daya alam yang

berlebihan. Dalam dunia tumbuhan dan hewan (dunia alami)

keseimbangan alam itu berlangsung dalam perjalanan masa yang sangat

panjang/lama sekali (proses evolusi). Kalau kita memperlihatkan gejala

dunia sekarang dimana eksploitasi sumber daya alam sangat berlebih-

lebihan, maka kita memang perlu khawatir tentang kehidupan manusia

masa datang. Kita lihat sekarang bagaimana keanekaan hayati dan pola

hidup manusia yang tidak menurun karena keanekaan hayati yang semakin

tipis sebagai akibat ulah manusia sendiri misalnya dalam pengelolaan

hutan yang terus berlanjut. Hewan mamalia, burung dan jenis hewan

lainnya banyak yang terancam bahaya kepunahan, bahkan spesies


serangga juga menurun jumlahnya sebagai akibat kegiatan manusia di

muka bumi ini. hal-hal seperti inilah maka tidak heran pada suatu saat

timbul ledakan populasi hama pada suatu daerah pertanian monokultur.

Parasit pemangsa/predator jumlahnya menurun, sehingga kemampuan

memangsa parasit hama menurun pula. Dalam usaha pembasmian hama,

biasanya tanpa sadar yang terberantas sebenarnya adalah musuh alaminya,

bukan hamanya dan inilah yang menyebabkan timbulnya ledakan atau

“outbreak” hama.

14. Asas Dasar 14

Derajat pola keteraturan naik-turun populasi bergantung kepada jumlah

keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti mempengaruhi

populasi itu. Asas ini sebenarnya berbalikan dengan asas 13, tak adanya

keanekaan yang tinggi dalam rantai makanan dalam sebuah ekosistem

yang belum mantap, menimbulkan derajat ke tidak stabilan populasi yang

tinggi. Ketidakstabilan atau turun naiknya populasi itu sangat dipengaruhi

oleh perpanjangan waktu atau energi suatu sistem. Kesinambungan energi

dalam suatu sistem sangat diperlukan dan apabila suatu sumber daya

terputus, maka sistem akan berubah atau terputus dan mengakibatkan

timbulnya suatu keadaan yang membuat sekelompok populasi jumlahnya

meningkat. Taruhlah misalnya burung elang yang makanannya adalah

tikus tanah dan tikus tanah ini makanannya adalah tumbuhan, sedangkan

tumbuhan tergantung kepada kesuburan tanah dan seterusnya. Pada suatu

saat, misalnya terjadi kerusakan tumbuhan, maka bukan saja mansia yang
rugi karena tanaman itu rusak, akan tetapi juga tikus, demikian pula elang

dan seterusnya akan rugi karena tidak mendapatkan makanan. Hal inilah

yang mendasari pemikiran mengenai asas ini dalam hal turun naiknya

populasi yang sangat bergantung kepada jumlah populasi sebelumnya.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbalbalik

antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

2. Ekologi adalah bagian kecil dari biologi. Ilmu biologi murni dapat dibagi

dua, yaitu pembagian berdasarkan “lapisanvertikal” dan pembagian

berdasarkan “taksonomi” Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat

organisasi yang berkisar dari tingkat paling sederhana ke tingkat

organisasi yang paling kompleks.Tingkatan organisme dalam ekologi

adalah protoplasma, sel, jaringan, organ , sistem organ, organism,

populasi, komunitas, dan ekosistem. Ekologi masak ini menjadi semakin

luas cakupannya, namun ekologi dapat dikelompokkan berdasarkan bidang

kajiannya, yaitu autekologi, sinekologi, berdasarkan habitatnya, dan

berdasarkan taksonomi. Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk

kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat bergatung pada

organisme lain dan berbagai komponen lingkungan yang ada di sekitarnya.

3. Ekologi lingkungan memiliki 14 asas yang merupakan satu kesatuan

antara asas yang satu dengan asas yang lain. ebuah perbedaan penting

antara ekologi dan ilmu lingkungan adalah tujuan dari penelitian dalam

disiplin ilmu masing-masing. Tidak seperti ilmuwan bidang lingkungan,

ahli ekologi cenderung fokus penelitian (kajian) mereka pada populasi


yang sangat spesifik dari makhluk hidup, seperti jenis tertentu dari rumput

atau kelompok ikan. Ahli ekologi berusaha untuk memahami bagaimana

populasi berinteraksi, bereproduksi, dan berkembang dalam suatu

ekosistem. Para ahli ekologi lebih berkonsentrasi terutama pada faktor-

faktor langsung seperti penyediaan makanan,peristiwa makan memakan,

dan seleksi seksual dalam suatu kelompok melalui pengamatan yang

cermat dan penelitian sejarah. Ekologi menjelaskan perkembangan dan

adaptasi evolusioner yang mempengaruhi suatu spesies.

B. Saran

Dalam suatu kehidupan, suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk

kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat bergatung

padaorganisme lain dan berbagai komponen lingkungan yang ada di

sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Idi, Abdullah, 2011, Pengambangan Lingkungan, Cet. 1, Jogjakarta: Ar-Ruzz


Media.
Kurniasih, Imas & Sani, Berlin, 2103, Implementasi Ekologi 2013 Konsep &
Penerapan, Cet. 3, Surabaya: Kata Pena.
Mulyasa, 2006, Komponen Ekologi, Cet.1, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai