Anda di halaman 1dari 47

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA KONSEP

SISTEM REPRODUKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN


KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA SISWA
KELAS XI MIPA 1 SMA NEGERI 2 GOWA

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:
MUHAEMIN YUDHISTIRA
NIM. 105441103118

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala yang

telah membrikan kekuatan, kesehatan, kesempatan dan rahmat yang telah

diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul

“Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar pada Konsep Sistem Reproduksi Melalui

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament pada Siswa Kelas

XI MIPA 1 SMA Negeri 2 Gowa”. Guna memenuhi Salah Satu Syarat guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih yang

tak-terhingga atas segala bantuan yang telah diberikan berupa pemikiran, waktu,

arahan dan saran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan dan menyusun

proposal ini sebagai suatu karya ilmiah. Untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan doa restu serta dukungan

sehigga dapat menyelesaikan proposal ini.

2. Bapak Prof, Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Irmawanty S.Si., M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Biologi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

ii
5. Ibu Hilmi Hambali, S.Pd., M.Kes. selaku Dosen Pembimbing I yang selalu

memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan proposal ini. Sehingga

penulis dapat menyelesaikannya.

6. Ibu Rahmatia Thahir, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang

selalu memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan proposal ini.

Sehingga penulis dapat menyelesaikannya.

7. Saudara saya Sulfahmi Mursalim yang telah mendukung dan mebersamai

selama penyusunan proposal ini.

8. Teman-teman Biologi 18A yang selalu semangat dan pantang menyerah baik

suka dan duka selama proses perkuliahan. Semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan proposal ini yang tidak sempat penulis sebutkan satu per

satu.

Dengan segala keterbatasan waktu dan kemampuan yang ada penulis

menyadari bahwa proposal ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Penulis

berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi para pembaca terkhusus bagi

mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar untuk menambah wawasan dan

ilmu pengetahuan. Semoga Allah subhanahu wata’ala senantiasa meridhoi kita

semua. Aamiin.

Makassar, …, ………………2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM
KARTU KONTROL PEMBIMBING I
KARTU KONTROL PEMBIMBING II
LEMBAR PERSTUJUAN PEMBIMBING I dan II
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Masalah Penelitian......................................................................... 4
1. Identifikasi Masalah................................................................ 4
2. Alternatif Pemecahan Masalah................................................ 4
3. Rumusan Masalah................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 5
BAB 11 KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Kooperatif............................................. 7
2. Team Games Tournament (TGT)........................................... 9
3. Motivasi Belajar ..................................................................... 15
4. Hasil Belajar .......................................................................... 17
5. Materi Ajar.............................................................................. 18
B. Hasil Penelitian Relevan................................................................ 20
C. Kerangka Berpikir.......................................................................... 23
D. Hipotesis Penelitian....................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.............................................................................. 25
B. Lokasi dan Subjek Penelitian......................................................... 25
C. Faktor yang Diselidiki................................................................... 25
D. Prosedur Penelitian........................................................................ 26
E. Ìnstrumen Penelitian...................................................................... 30
F. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 32
G. Teknik Analisis Data..................................................................... 35

iv
H. Indikator Keberhasilan................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 37

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran TGT...............................................................12

Tabel. 3.1 Bobot Penilaian Skala Likert...........................................................32

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian angket..................................................................35

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Belajar……………………………………………… 36

Tabel 3.4 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)………………………………36

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir.........................................................................19

Gambar 2.2 Struktur Reproduksi Laki-Laki ....................................................20

Gambar 2.3 Struktur Reproduksi Perempuan...................................................24

Gambar 3.1 Desai PTK.....................................................................................26

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum pendidikan di indonesia telah berganti berkali-kali

sejak merdeka, hingga saat ini indonesia menerapkan kurikulum 2013,

dengan itu paradigma pembelajaran pada saat ini sudah mengalami

perubahan dalam pelaksanaannya. Salah satu perubahan paradigma

pembelajaran adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada

guru beralih pada peserta didik. Namun pada kenyataannya proses

pembelajaran masih dominan mengacu pada kurikulum sebelumnya yaitu

kurikulum 2006, salah satu indikatornya yaitu pembelajaran masih

dominan pada metode yang monoton di dalam kelas, sehingga dalam

proses pembelajarannya siswa lebih banyak pasif, sebagai pendengar.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh penelitian dari Rahmawati

(2020) yang menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran masih

banyak permasalahan di dalamnya diantaranya adalah: 1) partisipasi

siswa/fokus siswa terhadap pembelajaran rendah, 2) siswa kurang tertarik

dengan cara guru menyampaikan materi (metode tidak bervariasi) dan 3)

Sebagian besar kurang termotivasi untuk belajar.

Salah satu persoalan yang tampak dalam pendidikan di indonesia

dapat diarikan buruknya kualitas sekolah yang tercermin dari rendahnya

1
2

prestasi belajar. Masalah lainnya dapat diartikan pendekatan dalam

pembelajaran masih terlalu terbebani oleh tugas pendidik (Teacher

Centered). Guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai objek dan

bukanmenjadi subjek dalam pembelajaran. Pendidikan kita kurang

memberikan kesempatan kepada siswa dalam berbagai mata pelajaran,

untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara komprehenshif

(lengkap), kreatif, objektif dan logis.

Dalam proses pembelajaran guru menjadi fasilitator untuk

mengajak peserta didik mencari solusi terhadap permasalahan yang

ditemui. Ada berbagai model pembelajaran, dalam prakteknya guru harus

ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala

situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran

yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar,

fasilitas- media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Dimana kondisi

siswa di SMA Negeri 2 Gowa masih kurang memiliki semangat dalam

belajar, hal ini dapat dilihat dari keaktifan kelas yang masih kurang. Hanya

beberapa orang yang terlihat menjawab pertanyaan guru dan mengajukan

pertanyaan.

Observasi awal terhadap proses belajar mengajar mata pelajaran

biologi di SMA Negeri 2 Gowa pada kelas XI masih memakai metode

konvensional ceramah, mencatat serta pemberian tugas biasa yang

menyebabkan rendahnya minat belajar siswa rendah. Hal ini bisa dilihat

dari suasana kelas ketika proses pembelajaran berlangsung, seperti adanya

siswa yang mengantuk, bermain dengan teman sebangkunya serta


3

melakukan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan proses

pembelajaran, siswa cenderung pasif sehingga tidak ada feedback antara

guru serta siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Kondisi seperti

ini yang tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, diperlukan guru untuk

menentukan model yang cocok untuk mengatasi masalah ini.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan dengan guru

mata pelajaran biologi di SMA Negeri 2 Gowa, dapat diketahui bahwa

siswa kelas XI MIPA 1 selama proses pembelajaran motivasi dan hasil

belajar siswa menurun, hanya sedikit yang aktif dalam pembelajaran dan

belum mampu memahami materi sistem reproduksi yang disampaikan

dengan baik, ini terlihat dari hasil evaluasi siswa yang tidak maksimal. Hal

ini dibuktikan dengan persentase siswa yang mendapat nilai dibawah 74

sebanyak 70%, siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 20% dan siswa

yang mendapat nilai diatas 76 sebanyak 10%. Siswa dikatakan tuntas

apabila mencapai nilai diatas KKM yaitu 75.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2020), menyatakan

bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif team games tournament

(TGT) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran

biologi kelas X SMA Bina Insan Mandiri materi Animalia yang di lihat

dari meningkatnya motivasi belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi

dari 38,6% menjadi 61,4%; serta mampu meningkatkan hasil belajar siswa

dilihat dari peningkatan jumlah siswa dengan nilai tuntas pada siklus I dan

II yang mengalami kenaikan dari 26 siswa (76,5%) menjadi 32 siswa

(85,2%).
4

Berdasarkan ulasan yang telah dijelaskan di atas, maka dianggap

perlu melaksanakan penelitian dengan judul “Peningkatan Motivasi Dan

Hasil Belajar Pada Konsep Sistem Reproduksi Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament Pada Siswa

Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 2 Gowa”.

B. Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, salah satu masalah

utama dalam kegiatan pembelajaran biologi di sekolah adalah

kecenderungan proses pembelajaran yang bersifat konvesional. Guru

membelajarkan siswa hanya dengan menerangkan materi pelajaran,

memberi contoh soal, bahkan hanya mendikte materi sehingga proses

interaksi edukatif cenderung berssifat satu arah. Hal inilah yang

berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa dan kurangnya

motivasi, karena siswa cenderung bosan mengikuti pelajaran. Padahal

sebagai seorang guru professional, seharusnya memikirkan untuk

menggunakan berbagai model pembelajaran yang dapat lebih

menekankan kepada keaktifan siswa dalam belajar sehingga

penguasaan terhadap materi pelajaran biologi dapat maksimal pada

siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 2 Gowa.

2. Alternatif Pemecahan Masalah

Salah satu cara untuk memecahkan masalah tentang rendahnya

motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri
5

2 Gowa, penulis menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Team Games Tournament.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka

peneliti menemukan beberapa masalah kemudian merumuskannya

yaitu, “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team

games tournament dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar

siswa pada materi sistem reproduksi kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 2

Gowa?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

yaitu, untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe team games tournament dapat meningkatkan motivasi dan hasil

belajar siswa pada materi sistem reproduksi kelas XI MIPA 1 SMA Negeri

2 Gowa.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini mampu memperkuat teori yang

sudah ada, mengenai pengaruh model Teams Games Tournament

(TGT) terhadap hasil belajar siswa di sekolah.

2. Manfaat Praktis
6

a. Bagi siswa dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada

proses pembelajaran serta mendorong siswa untuk berperan aktof

dalam proses pembelajaran.

b. Bagi guru dapat membantu guru dalam menentukan model atau

metode pembelajaran yang sesuai sehingga pembelajaran menjadi

lebih menarik.

c. Bagi sekolah sebagai masukan dalam memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran secara efektif, efisien dan

secara umum dapat meningkatkan mutu pendidikan.

d. Bagi peneliti mendapatkan keterlibatan langsung dalam

menerapkan model atau metode pembelajaran dan menambah

pengetahuan penulis sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bekal di

kemudian hari.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Kooperatif

Istilah model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas

daripada strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Joyce dalam

Trianto (2011) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial

dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di

dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lainnya.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang

yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran

di kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu

pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk

didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Jadi

model pembelajaran adala prosedur atau pola sistematis yang

digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran

didalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan, dan media,

(Oktavia, 2020).

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran

yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif

7
8

merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota

kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya setiap siswa anggota kelompok

harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami

materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif belajar dikatakan

belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum

menguasai bahan pelajaran (Isjoni, 2013).

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran

dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan

struktur kelompok heterogen. Pada hakikatnya pembelajaran

kooperatif sama dengan belajar secara kelompok. Dalam

pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu

interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa,

siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru (Multi Way Traffic

Communication). Dalam model pembelajaran kooperatif, siswa

belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini, siswa

memiliki dua tanggungjawab, yakni tanggungjawab terhadap dirinya

sendiri dan tanggungjawab untuk kelompoknya (Rusman. 2011).

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi

semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih

dipimpin dan diarahkan oleh guru. Secara umum, pembelajaran

kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru

menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan


9

bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta

didik menyelesaikan masalah yang dimaksud (Ermi, 2014).

Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk berinteraksi dengan teman sekelasnya dan

berdampak positif terhadap peserta didik yang rendah hasil

belajarnya, dengan model ini peserta didik lebih mudah untuk

memecahkan masalah yang dihadapi dengan teman-temannya.

Pembelajaran kooperatif dapat membantu meningkatkan pemahaman

peserta didik yang berkemampuan akademik rendah maupun peseta

didik berkemampuan akademik tinggi (Sudarsana, 2018).

Berdasarkan pendapat di atas belajar dengan model kooperatif

dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan

pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberikan

pendapat (sharing ideas). Selain itu dalam belajar biasanya siswa

dihadapkan pada latihan soal-soal atau pemecahan masalah. Oleh

sebab itu, pembelajaran kooperatif sangat baik untuk dilaksanakan

karena siswa dapat bekerja sama dan saling tolong menolong

mengatasi tugas yang dihadapinya (Isjoni, 2013).

2. Team Games Tournament (TGT)

a. Pengertian Model Pembelajaran Team Games Tournament

(TGT)

Pembelajaran kooperatif model teams games tournament

(TGT) adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang

mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus


10

ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya

dan mengandung unsur permainan (Sukardjo, 2014).

Teams Games Tournament (TGT) akan memberikan

suasana positif di dalam kelas karena kepuasan para siswa

terhadap permainan sehingga akan tercipta keaktifan siswa.

Dalam pembelajaran guru bertindak sebagai wasit dan memiliki

tugas mengurus masalah yang terjadi di ruang kelas. Suasana

kelas akan terbentuk pada saat proses pembelajaran yang akan

mendorong siswa untuk lebih termotivasi untuk belajar karena

berada dalam lingkungan kompetisi positif dan dituntut untuk

menyelesaikan permasalahan untuk menjadi yang terbaik serta

memberikan yang terbaik untuk kelompok meraka. Hal ini terlihat

dari terbentuknya interaksi antar siswa yang berkembang dengan

kegiatan kelompok dan kompetisi (Monika, 2013).

TGT dapat diartikan semacam permainan yang

menyenangkan melibatkan siswa secara keseluruhan dan

membaginya menjadi kelompok-kelompok heterogen yang terdiri

4-6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku dan ras

yang berbeda. Model pembelajaran TGT atau kompetisi

permainan tim menggunakan kompetisi akademik dan sistem skor

kemajuan individu, dimana siswa bersaing sebagai agen kelompok

mereka dengan kelompok lain yang prestasi ilmiahnya sebanding

dengan mereka. Rekan satu tim akan saling membantu dalam

mempersiapkan diri untuk pelaksanaan permainan dengan


11

mempelajari lembar kegiatan dan selama permainan berlangsung,

teman mereka tidak boleh membantu dan menjamin tanggung

jawab individual (Romanda. 2016).

Komunikasi siswa dengan guru juga akan meningkat,

karena guru sebagai wasit. Sedangkan rencana permainan tamu

disesuaikan dengan persyaratan untuk latihan kelompok dan

latihan kompetisi. Skema permainan tamu dalam pertemuan akan

membuat siswa lebih intuitif dalam berbicara dengan orang lain

dan pada jam kompetisi itu akan diubah lagi agar siswa tidak

kelelahan dan lebih mudah siswa untuk menyelesaikan

keterampilan. Dengan kondisi yang seperti ini maka Teams

Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan siswa hasil

belajar siswa pada materi sistem peredaran manusia karena

meningkatnya interaksi atau komunikasi antara siswa dengan guru

(Monika, 2013).

Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah

semua anggota kelompok telh menguasai materi. Oleh karena itu,

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan

materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan kelompok. Dalam

permainan ini, setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari

kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing-

masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen. Tiap meja

turnamen ditempati 5 sampai 6 peserta yang diusahakan agar tidak

ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap
12

meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen (Faturrohman,

2017).

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini memberi

kesan kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan.

Slavin (2005) menyatakan sebagian besar guru memilih model

pembelaaran kooperatif tipe TGT karena faktor menyenangkan

dalam pelaksanaannya (Asih, 2018).

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Team Games

Tournament (TGT)

Menurut Siti (2013), sintaks pembelajaran kooperatif tipe

TGT dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran (TGT)

No Tahapan Kegiatan

1. Presentasi Kelas Guru menyampaikan materi dalam


penyajian kelas

2. Tim (kelompok) Guru membagi siswa dalam tim


(kelompok)

3. Game Game terdiri dari pertanyaan yang


dirancang untuk menguji
pengetahuan siswa

4. Turnamen Turnamen adalah sebuah struktur


dimana game berlangsung terdiri
dari pertanyaan untuk menguji
pengetahuan siswa dari penyajian
kelas dan belajar tim

5. Penghargaan tim Penghargaan diberikan kepada tim


(rekognisi team) yang mendapatkan skor tertinggi.
13

Ada lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif

tipe Team Games Tournament (TGT) yaitu :

a) Penyajian Kelas (Class Presetation)

Penyajian kelas dalam pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournaments (TGT) tidak berbeda dengan

pengajaran klasikal oleh guru, hanya pengajaran lebih

difokuskan pada materi yang sedang dibahas saja. Dimana

guru dalam hal ini berperan sebagai fasilitator. Dengan

demikian mereka akan memperhatikan dengan serius selama

pengajaran penyajian kelas berlangsung sebab setelah ini

mereka harus mengerjakan games akademik dengan sebaik-

baiknya dengan skor mereka akan menentukan skor kelompok

mereka.

b) Kelompok (Team)

Kelompok terdiri atas 4 sampai 5 orang siswa yang

anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis

kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk

lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan

lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar

bekerja dengan lebih baik dan optimal pada saat game.

c) Game

Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang

dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari


14

penyajian kelas dan belajar kelompok. Siswa yang menjawab

benar pertanyaan itu akan mendapatkan skor.

d) Turnamen

Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau

pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan

kelompok sudah mengerjakan lembar kerja.

e) Penghargaan Kelompok (Team Recognize)

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang

menang, kelompok pemenang didasarkan pada perolehan skor

kelompok selama tournament. Kelompok dengan nilai

tertinggi akan mendapatkan hadiah atau pujian.

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Team Gamess

Tournament (TGT)

Menurut Dian (2013), Model pembelajaran kooperatif tipe

TGT diartikan salah satu jenis atau cara pembelajaran yang

menyenangkan yang tidak sulit untuk diterapkan. Pembelajaran

kooperatif teams games tournament (TGT) ini mempunyai

kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan dari model pembelajaran TGT yaitu :

a. Memprioritaskan pengakuan kontras individu;

b. Mampu memenguasai materi luar dalam waktu yang singkat;

c. Proses belajar mengajar terjadi dengan keaktifan dari siswa;


15

d. Menididik siswa untuk bekerja dalam bergaul dengan orang

lain;

e. Motivasi belajar yang lebih tinggi;

f. Hasil belajar lebih baik;

g. Tingkatkan kemurahan hati, partisipasi, persaingan yang

sehat.

Kekurangan dari model pembelajaran TGT yaitu :

a. Sulit untuk mengatur siswa yang memiliki kapasitas

heterogeny dalam hal informasi;

b. Masih ada siswa berkapasitas tinggi yang tidak terbiasa

dengannya dan berpikir kritis bahwa sulit untuk

mengungkapkannya kepada siswa yang berbeda sehingga

siswa yang berbeda juga berpikir bahwa sulit untuk

memahaminya.

3. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut

menentukan keefektifan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik

akan belajar dengan baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu

motivasi belajar. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh

jika memiliki motivasi belajar yang tinggi. Menurut Dalyono (2009)

motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa

yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah laku, pada umumnya

dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang mendukung.

Indikator-indikator tersebut, antara lain: adanya hasrat dan keinginan


16

berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita

masa depan, penghargaan dalam belajar, dan lingkungan belajar yang

kondusif.

Menurut Hartanto (2011) menyebutkan motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak psikis didalam siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar

adalah seluruh daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar

yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai.

Menurut Muhammad (2016) menyebutkan motivasi dan belajar

adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam kegiatan belajar

diperlukan motivasi yang mendukung belajar siswa. Belajar yang

dilandasi oleh motivasi yang kuat akan memberikan hasil belajar yang

lebih baik. Sebagaimana diketahui belajar adalah proses orang

memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Belajar

membawa perubahan perilaku. Perubahan tersebut bukan dalam arti

perubahan dari segi kelelahan fisik, penggunaan akibat obat, penyakit

parah atau trauma fisik ataupun pertumbuhan jasmani. Tetapi berupa

perubahan tingkah laku yang secara relating permanen dan secara

potensial terjadi sebagai hasil usaha belajar.

Menurut Hamdu dalam Syamsudin (2011) menyebutkan bahwa

indikator motivasi antara lain: 1) Durasi kegiatan, 2) Frekuensi

kegiatan, 3) Presistensinya pada tujuan kegiatan, 4) Ketabahan,


17

keuletan dan kemampuannya dalam menghadapi kegiatan dan

kesulitan untuk mencapai tujuan, 5) Pengabdian dan pengorbanan

untuk mencapai tujuan, 6) Tingkatan aspirasi yang hendak dicapai

dengan kegiatan yang dilakukan, 7) Tingkatkan kualifikasi prestasi, 8)

Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan.

Pengumpulan data motivasi belajar diperoleh melalui instrumen

berupa angket. Angket yang digunakan merupakan angket tertutup

yang digunakan alternatif jawaban. Siswa diminta untuk memberikan

tanda checklist pada kolom yang telah disediakan pada samping

pernyataan yang diberikan (Wardana, 2019).

4. Hasil Belajar.

Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa dalam

bentuk huruf atau angka di setiap akhir dari pembelajaran. Hasil

belajar menjadi suatu pengalaman belajar bagi siswa dalam perubahan

tingkah laku dan hasil belajar tidak menjadi patokan bagi siswa untuk

belajar lebih giat. Selain itu, hasil belajar salah satu hasil akhir dari

sebuah proses pembelajaran yang telah dilakukan sebagai pemahaman

yang telah diperolehnya. Hasil belajar mengacu pada struktur

pengetahuan yang telah dibuat sebagai hasil dari proses pembelajaran

dengan siswa dapat memecahkan masalah. Hasil belajar siswa dapat

dipengaruhi oleh struktur pengetahuan yang telah dibuat, namun juga

dipengaruhi oleh sejumlah faktor lain, misalnya, kelelahan atau

motivasi, faktor lingkungan dalam sekolah seperti fasilitas, model

pembelajaran, pengajar (Yanuarti, 2016)


18

Menurut Mardiyan (2012) menyatakan bahwa hasil belajar

merupakan kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar yang

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Dalam penelitian ini

akan dilihat pengaruh hasil belajar siswa dari faktor tersebut, faktor

internal yaitu sikap belajar yang difokuskan pada keaktifan siswa

dalam aktivitas belajar dan faktor eksternal dari metode pembelajaran

yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, sehingga dapat

mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.

Menurut Setiyadi (2017) menyatakan bahwa hasil wawancara

yang dilakukan terhadap beberapa guru biologi di beberapa sekolah

SMA di kabupaten Gowa dalam proses pembelajaran masih banyak

menggunakan buku yang sudah ada sebagai sumber belajar bagi siswa

dan materi yang disajikan masih banayak bersifat abstrak. Hal ini

sebagai salah satu penyebab rendahnya pemahaman dan hasil belajar

siswa karena siswa tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran dan

hanya sekedar menerima apa yang disampaikan oleh guru.

5. Materi Ajar

1. Pokok Bahasan Sistem Reproduksi

Materi ini di ambil dari buku kelas IX untuk SMP/MA Biologi

penulis Hamilah (2020).

a. Pengertian Reproduksi

Reproduksi adalah proses biologis ketika organisme

menghasilkan individu baru dari jenis mereka sendiri.

Reproduksi bertujuan untuk melestarikan keturunan. Sistem


19

reproduksi pada manusia termasuk ke dalam kategori reproduksi

seksual. Artinya, reproduksi terjadi melalui proses bertemunya

gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (ovum) membentuk

individu baru yang disebut dengan fertilisasi. Hasil dari

fertilisasi atau pembuahan adalah terbentuknya zigot. Zigot

kemudian mengalami perkembangan embrio hingga dilahirkan

menjadi anak. Manusia bereproduksi secara seksual. Laki-laki

akan menghasilkan sperma, sementara perempuan akan

menghasilkan ovum.

b. Sistem Reproduksi Laki-Laki

Gambar 2.1 Sistem Reproduksi Laki-Laki


Sumber: http://menarailmuku.blogspot.com/2012/10/sistem-
reproduksi-pada-manusia.html

Pada alat reproduksi laki-laki terdiri atas alat kelamin luar

dan alam kelamin dalam.

 Alat kelamin lelaki bagian dalam

Ada beberapa yang termasuk alat kelamin dalam, yakni:

 Testis

 Saluran kelamin

 Kelenjar kelamin

 Alat Kelamin Lelaki Bagian Luar


20

Pada alat kelamin luar laki-laki terdiri atas penis dan

skrotum.

c. Sistem Reproduksi Perempuan

Gambar 2.2 Sistem Reprouksi Perempuan


Sumber: Fungsi Uterus atau Rahim Pada Sistem Reproduksi Wanita |
Siswapedia

Ada alat reproduksi perempuan ada beberapa bagian, yakni:

1) Ovarium

2) Saluran Kelamin

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan berfungsi memberikan pemaparan tentang

penelitian sebelumnya yang telah dilakukan. Berikut beberapa hasil

penelitian yang terdapat kaitannya dengan penelitian ini adalah:

1. Mella Mardayanti (2020) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Team Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa. Penelitian ini membuktikan bahwa pada penerapan

pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) ini dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa di dalam kelas, hal ini terbukti

dengan data yang didapatkan peneliti dalam observasi yaitu pada

presentase sebelum dilakukannya penelitian yaitu 52,64% kemudian

dilakukan tindakan siklus I kemudian nilai rata-rata motivasi belajar


21

siswa mengalami peningkatan yaitu sebesar 69,31%. Meskipun

mengalami peningkatan sebesar 16,75%, hasil rata-rata motivasi

belajar siswa masih kurang dari target yang diinginkan sebelumnya

yaitu sebesar 75%. Maka untuk menanggulanginya, peneliti

melakukan perbaikan siklus I ke tindakan siklus II. Setelah dilakukan

perbaikan pada siklus II, tingkat rata-rata observasi motivasi belajar

siswa mengalami peningkatan dari hasil siklus I yaitu sebesar 87,87%.

Pada siklus II target sudah tercapai.

2. Nurmaini Ginting (2020) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Teams Games Tournament untuk meningkatkan Motivasi Belajar

Biologi Siswa Di SMA Negeri 5 Padangsimpuan. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa ada peningkatan angket motivasi siswa melalui

penerapan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) di

kelas X MIPA-3 di SMA Negeri 5 Padangsidimpuan tahun ajaran

2018/2019. Hal ini dapat dilihat dari angket motivasi siswa pada siklus

I 79,41% sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan tes hasil

belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Ada

peningkatan hasil tes siswa dalam mengikuti pembelajaran yang

berlangsung

3. Fadilah Rahmawati (2020) Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe TGT (Teams-Games-Tournament) Dalam Meningkatkan

Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Materi Animalia Siswa Kelas X

IPA SMA Bina Insan Mandiri Nganjuk Tahun Ajaran 2018/2019.

Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran


22

kooperatif team games tournament (TGT) dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa pada pelajaran biologi kelas X SMA Bina Insan

Mandiri materi Animalia yang dilihat dari meningkatnya motivasi

belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi dari 38,6% menjadi 61,4%

serta mampu meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari peningkatan

jumlah siswa dengan nilai tuntas pada siklus I dan II yang mengalami

kenaikan dari 26 siswa (76,5%) menjadi 32 siswa (85,2%).

4. Msy Hikmah (2018) Penerapan Model Pembelajaran Team Games

Tournament (TGT) Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta

Didik Pada Materi Dunia Hewan Kelas X Di SMA Unggul Negeri 8

Palembang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model

pembelajaran TGT berpengaruh signifikan terhadap motivasi dan hasil

belajar peserta didik pada materi dunia hewan di SMA Unggul Negeri

8 Palembang. Hal tersebut didukung oleh nilai rata-rata motivasi dan

hasil belajar yang diperoleh peserta didik kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

5. Rika Rachmayanti (2021) Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada

Pokok Bahasan Sistem Koordinasi Menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TGT Di Kelas XI IPA SMA. Penelitian ini

membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran tipe TGT

(Teams-Games-Tournament) dapat meningkatkan motivasi dan hasil

belajar biologi siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 3 Cimahi tahun

pelajaran 2018/2019. Rata-rata skor motivasi siklus I 124,86 (baik);

siklus II 134,83 (baik); dan siklus III 150.97 (sangat baik).


23

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran dilakukan oleh guru dan siswa dengan tujuan siswa

akan berubah tingkah laku kearah yang lebih baik sehingga dinamakan

belajar. Dalam proses pembelajaran guru memiliki kewajiban untuk

membantu siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Salah satu upaya

yang dilakukan oleh guru adalah dengan penggunaan model dan metode

pembelajaran yang tepat, dalam hal ini penerapan model pembelajaran

Teams Games Tournament (TGT).

Berdasarkan observasi awal di SMA Negeri 2 Gowa, terlihat

bahwa selama pembelajaran berlanngsung guru masih menggunakan

model pembelajaran STAD sehingga siswa yang memiliki kemampuan

akademis tinggi akan merasa keberatan satu kelompok dengan siswa yang

berkemampuan akademis rendah. Hal tersebut sehingga akan berdampak

terhadap pada motivasi dan hasil belajar siswa yang menjadi rendah.

Berdasarkan hasil tersebut sehingga dibutuhkan suatu

pembahharuan cara mengajar guru agar siswa dapat dengan mudah

memahami materi yang diajarkan. Salah satunya yaitu dengan menerapkan

model pembelajaran konsep atau materi yang akan diajarkan. Dengan

mengubah cara mengajar guru diharapkan akan terjadi perubahan atau

peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Adapun kerangka berpikir

penelitian ini sebagai berikut:


24

Motivasi dan hasil belajar biologi di


SMA Negeri 2 Gowa masih banyak di
bawah KKM

Penerapan model pembelajaran Team


Games Tournament pada materi sistem
reproduksi

Motivasi dan hasil belajar biologi di


SMA Negeri 2 Gowa mengalami
peningkatan

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian Pustaka di atas maka hipotesis tindakan ini

terdapat peningkatan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Games

Tournament dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa SMA

Negeri 2 Gowa.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan upaya

guru dalam menigkatkan kualitas pembelajaran dimana peran serta tanggung

jawab guru khususnya dalam pengelolaan kelas dapat menyelesaikan

permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh guru maupun siswa, serta

memperbaiki mutu dan hasil belajar, sehingga siswa mudah memahami materi

(Pandiangan, 2019).

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini rencana dilaksanakan di SMA Negeri 2 Gowa yang

berlokasi di Jl. Pendidikan, Limbung Gowa, Desa Kalebajeng, Kecamatan

Bajeng, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Subjek Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas ini, yang menjadi subjek penelitian

adalah kelas XI MIPA 1 yang berjumlah 34 orang.

25
26

C. Faktor yang Diselidiki

Faktor yang akan diselidiki pada penelitian ini yaitu, Motivasi dan Hasil

belajar yang dicapai siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Games Tournament

(TGT), meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi

dan memperbaiki rasa percaya diri, siswa diberi kesempatan untuk

berpartisipasi dalam kelas.

D. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitiaan tindakan kelas (PTK) ini terdiri atas dua siklus,

yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus akan dilaksanakan selama 3

kali pertemuan, 2 kali pertemuan digunakan untuk penyajian materi dari 1 kali

pertemuan digunakan untuk tes siklus. Secara lebih rinci, implementasi

penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain PTK


Sumber: (Ardiawan, 2020)
27

Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Adapun tahapan dalam siklus I yang dilakukan dalam tahap

perencanaan ini adalah sebagai berikut:

a) Hasil observasi awal di SMA Negeri 2 Gowa khususnya kelas XI

peneliti menemukan guru masih menggunakan teknik konvensional

sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal. Dari temuan ini

merupakan bahan dari refkleksi untuk melaksanakan siklus I

dengan cara membuat perencanaan tindakan siklus I.

b) Mempesiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran.

c) Merancang soal-soal yang akan digunakan.

d) membuat table spesifikasi dan kisi-kisi soal untuk penyusunan tes

evaluasi.

e) Menyusun instrument berupa tes hasil belajar terdiri soal-soal

berdasarkan indikator yang tertuang dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP).

2. Tahap Tindakan

Siklus I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Pertemuan 1

sampai 3 dilaksanakan untuk proses belajar mengajar lalu penerapan

model Team Games Tournament tiap pertemuan dan pertemuan ke-4

untuk pelaksanaan tes yang dilaksanakan 2x45 menit.

Tahap ini peserta didik diberikan materi. Tiapakhir materi ini,

peserta didik diberikan tugas mengenai materi yang telah diajarkan

atau tugas yang memiliki keterkaitan dengan tugas yang diberikan


28

pada pertemuan sebelumnya. Tugas ini kemudian dikerjakan oleh

peserta didik di luar jam pelajaran. Tugas yang diberikan terlebih

dahulu dijelaskan/diberikan petunjuk yang jelas, agar peserta didik

yang belum mampu memahami tugas itu berupaya untuk

menyelesaikannya. Tempat dan lama waktu penyelesainnya tugas

harus jelas.

Langkah-langkah pelaksanaan tindakan untuk tiap sub materi pada

siklus I sebagai berikut:

a) Penjelasannya tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapau

pada sub materi yang diajarkan dan mengabsen peserta didik.

b) Penjelasan mengenai materi dengan metode ceramah dan diskusi.

c) Pemberian pertanyaan refleksi mengenai materi yang telah

diajarkan.

d) Penjelasan peneliti mengenai tugas yang akan dikerjakan.

e) Peneliti harus memberikan bimbingan utamanya kepada peserta

didik yang mengalami kesulitan belajar ata salah arah dalam

mengerjakan tugas.

f) Laporan peserta didik baik lisan/tertulis dari apa yang akan

dikerjakannya.

g) Tanya jawab kelas yang berhubungan dengan tugas diberikan pada

peserta didik.

h) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes.
29

3. Tahap Observasi/Evaluasi

Tahap observasi dan evaluasi selama proses pembelajaran

pembelajaran berlangsung, peneliti dengan dua orang bertindak

sebagai observer, yaitu dengan mengisi lembar observasi yang memuat

rekaman keaktifan peserta didik pada pertemuan pertama hingga akhir

yang meliputi, kehadiran peserta didik, keaktifan peserta didik dalam

mengerjakan soal-soal, menjawab pertanyaan dan menanggapai

jawaban peserta lain; kesungguhan peserta didik mengikuti pelajaran

dan kekompakan yang diperlihatkan setiap kelompok, kemampuan

peserta didik menjawab soal-soal dengan benar, keberanian peserta

didik/kelompok mempresentasekan hasil diskusi kelompoknya serta

perilaku peserta didik yang tidak relevan dengan kegiatan belaar

mengajar.

Evaluasi dilakukan setelah proses belajar mengajar dan observasi

siklus I selama dua kali pertemuan, yang berupa evaluasi proses

pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dengan peserta didik. Data

dari evaluasi ini digunakan untuk Menyusun refleksi dalam rangka

persiapan perencanaan tindakan siklus II.

4. Refleksi

Hasil yang akan diperoleh dari pengamatan observasi ini adalah

dikumpulkan kemudian itu dianalisis. Kemudian hasil yang didapatkan

peneliti kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi apakah tindakan

yang dilakukan telah meningkatkan hasil belajar serta kemampuan

dalam menyelesaikan masalah. Adapun hasil analisis yang diperoleh


30

tahap ini akan dipergunakan sebagai rujukan dalam melaksanakan

siklus II sehingga yang akan dicapai pada siklus berikutnya sesuai

denga napa yang diharapkan dan hendaknya lebih baik dari siklus

sebelumnya.

Siklus II

Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I

langkah-langkah dijalankan kurang lebih sama dengan siklus I. Inti dari

pelaksanaan siklus II adalah memperbaiki pelaksanaan siklus I.

Langkah observasi kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi

adalah sebagai berikut:

1. Mencermati dan mengkaji.

2. Menganilis secara mendalam dan menyeluruh tindaakan yang

dilaksanakan.

3. Peneliti melakukan evaluasi yang akan dilakukan pada siklus I

sebelumnya.

Pada tahap evaluasi siklus II dilaksankan sesudah pertemuan siklus

I. Kemudian ke siklus II setelah itu kembali dilakukan refleksi melihat

sejauh mana perubahan hasil dan motivasi belajar siswa setelah diterapkan

model pembelajaran Team Games Tournament.

E. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalaah sebagai

berikut:

1. Tes Hasil Belajar


31

Tes akan digunakan dalam mengukur tingkat penguasaan siswa

terhadap materi yang akan diajarkan serta untuk mengukur tingkat

keberhasilan proses peneliti dalam pembelajaran. Selain itu, dengan

menggunakan soal tes yang digunakan peneliti adalah soal tes dalam

bentuk pilihan ganda, yang diberikan di akhir kegiatan pembelajaran.

Bentuk instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa soal pilihan

ganda berjumlah 20 soal.

2. Angket Motivasi

Angket motivasi digunakan untuk mengetahui motivasi belajar

siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar menggunakan model

pembelajaran team games tournament, untuk mengetahui perubahan

motivasi belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran team

games tournament dan sesudah menggunakan model pembelajaran team

games tournament. Angket diberikan kepada siswa dalam bentuk lembar

angket/responsi, untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan

respon siswa dalam mengikuti pembelajaran Biologi melalui pembelajaran

kooperatif tipe team games tournament. Lembar angket motivasi belajar

siswa mengggunakan skala sikap. Skala sikap digunakan untuk mengukur

sikap seseorang terhadap objek tertentu. Angket skala sikap yang

diberikan siswa disusun dengan menggunakan skala sikap model likert.

Dalam skala likert pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan

positif maupun negatif dinilai dengan pilihan jawaban SS (Sangat Setuju),

S (Setuju). TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Angket ini

diberikan satu kali pada siklus terakhir yaitu pada akhir penelitian tindakan
32

kelas untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif

tipe team games tournament.

Tabel 3.1 Bobot Penilaian Skala Likert

Skor
Pilihan Jawaban Kode
+ -
Sangat Setuju SS 4 1
Setuju S 3 2
Tidak Setuju TS 2 3
Sangat tidak Setuju STS 1 4
(Sumber: Sugiyono, 2012)

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun dalam Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknis Tes

Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah tes. Tes merupakan serangkaian pertanyaan atau Latihan soal

pilihan ganda, dimana jumlah total soal 20 nomor.

2. Non Tes

Teknik Non Tes adalah penilaian hasil belajar siswa yang

dilakukan tanpa menguji siswa tetapi dengan melakukan pengamtan secara

sistematis. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian siswa

secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial dan

lain-lain. Adapun yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam

pendidikan adalah proses pembelajaran baik secara individu maupun

secara kelompok.
33

Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa

dapat dilakukan dengan pengamatan secara sistematis yaitu:

a. Observasi

Observasi deilakukan dengan mengamati dan memantau semua

aktivitas kegiatan paa saat pembelajaran berlangsung baik faktor guru,

siswa dan keadaan kelas. Adapun hal-hal yang akan diamati pada

aktivitas siswa adalah proses kegiatan belajar siswa, persiapan siswa

dan hasil evaulasi. Sedangkan pada faktor guru yang akan diamati

adalah mulai dari persiapanguru dalam perangkat pembelajaran seperti

rencana pembelajaran soal-soal tes serta pelaksanaan pembelajaran.

b. Angket

Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang

diri responden dalam hal ini adalah siswa, yaitu mengenai respon

siswa dalam mengikuti pembelajaran. Angket diberikan kepada siswa

dalam bentuk lembar angket/responsi, untuk mengetahui berbagai hal

yang berkaitan dengan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran

Biologi melalui pembelajaran kooperatif tipe team games tournament.

Lembar angket motivasi belajar siswa mengggunakan skala sikap.

Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek

tertentu. Angket skala sikap yang diberikan siswa disusun dengan

menggunakan skala sikap model likert. Dalam skala likert pernyataan-

pernyataan ya ng diajukan baik pernyataan positif maupun negatif

dinilai dengan pilihan jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju). TS

(Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Angket ini diberikan satu
34

kali pada siklus terakhir yaitu pada akhir penelitian tindakan kelas

untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe

team games tournament.

c. Wawancara

Wawancara digunakan untuk melengkapi informasi mengenai

pelaksanaan pembelajaran dan partispasi siswa. Wawancara dalam hal

ini adalah untuk mengetahui hambatan yang dialami siswa selama

proses pembelajaran berlangsungdan sebagai cross check apabila ada

hal-hal yang tidak dapat atau kurang jelas diamati pada saat observasi.

Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara yang

ditujukan kepada siswa yang berkaitan dengan pertanyaan-peertanyaan

langsung terhadap pembelajaran melalui pembelajaran tipe team

games tournament. Wawancara yang dilakukan ini dimaksudkan untuk

melengkapi angket yang berisikan pendapat siswa terhadap proses

pembelajaran yang dilakukan. Wawancara ini dilakukan akhir kegiatan

penelitian ini dengan memilih beberapa siswa acak untuk mengetahui

respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe team games

tournament.

d. Dokumentasi

Dokumentasi ini bertujuan agar peneliti mempunyai arsip

dokumentasi untuk menggambarkan proses belajar mengajar di kelas

pada waktu pembelajaran dalam rangka penelitian. Dokumentasi ini

bertujuan untuk menangkap suasana kelas. Dokumentasi yang akan

dilakukan peniliti antara lain berupa foto proses pembelajaran.


35

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah deskripsi kualitatif, yaitu

menjawab dan memecahkan masalah dengan melakukan pemahaman dan

pendalaman secara menyeluruh dan utuh dari obyek yang diteliti guna

mendapatkan kesimpulan yang bersifat deskriptif sesuai dengan kondisi dan

waktu. Adapun data yang diperoleh melalui observasi dianalisis secara

kualitatif. Sedangkan hasil belajar yang diperoleh siswa akan dianalisis secara

kuantitatif kemudian dideskriptifkan secara sistematis sehingga dapat

diperoleh suatu kesimpulan. Untuk menganalisis data secara kuantitatif

digunakan statistik deskriptif.

H. Indikator keberhasilan

Indikator keberhasilan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

ini dapat dilihat adanya peningkatan nilai aktivitas belajar siswa setiap

siklusnya. Jumlah persentase angket akan dinyatakan ke dalam kategori hasil

penilaian. Kategori hasil penilaian tersebut digunakan untuk mengetahui

persepsi siswa terkait motivasi belajar pada materi sistem reproduksi.

Tabel 3.2 Kategori Penilaian Angket

Interval Persentase Kategori


86%-100% Sangat Baik
85%-70% Baik
69%-54% Kurang Baik
53%-38% Tidak Baik
(Sumber: Sugiyono, 2012)

Hasil belajar siswa dianggap tuntas apabila adanya peningkatan rata-rata

nilai siswa setiap siklusnya dan secara klasikal dianggap tuntas apabila
36

mencapai 75% (kategori tinggi) dan jumlah siswa seluruhnya mencapai

dengan KKM sekolah yaitu 75.

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Belajar Siswa

Nilai Predikat Keterangan

93-100 A Sangat Baik

84-92 B Baik

75-83 C Cukup

<75 D Kurang

(Sumber : Kemendikbud, 2017)

Kriteria hasil belajar siswa dapat dikatakan berhasil atau tuntas dalam

belajar jika memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 untuk

mata pelajara biologi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel di bawah

ini.

Tabel 3.4 Kriteria Ketentuan Minimal (KKM)

Nilai Hasil Belajar Kategori

≥ 75 Tuntas

< 75 Tidak Tuntas

(Sumber: SMA Negeri 2 Gowa)


DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Kadipiro Surakarta: Yuma Pustaka

Anshori, Moch & Djoko Martono. 2009. Biologi Untuk Sekolah Menengah Atas
(SMA)-Madrasah Aliyah (MA). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

Ariebowo, M., & Ferdinand P. F. 2007. Praktis Belajar Biologi. Jakarta: Visindo
Media

Ariesta, Dw Bgs Pt Diva, I Nyn Arcana, I Gd Margunayasa. 2014. Pengaruh


Model Pembelajaran TGT dengan Bantuan Media Audio Visual Terhadap
Hasil Belajar IPA. E-journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan
Ganesha. Vol 2 No 1.

Arifin, Zainal. 2014. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada


Asih, Budi. 2018, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt Melalui
Teknik Bermain Guna Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Fisika
Peserta Didik Kelas X Sma N 1 Pundong, Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.

Azwar. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Melalui Metode Diskusi pada
Siswa Kelas XII SOS 2 SMP Negeri 2 Bantaeng. Skripsi. Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Makassar.

Brodie, R. 2005. Virus Of The Mind. Jakarta: KPG

Dian Riski Nugroho. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


(Team Games Tournament) TGT terhadap Motivasi Siswa Mengikuti
Pembelajaran Bola Voli di Kelas X SMAN 1 Panggul Kabupaten
Trenggalek. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Vol 01 No 01.

Ermi, A. 2014. Peningkatan Motivasi Belajar Sejarah Melalui Model


Pembelajaran Tipe Time Token (TITO) Siswa Kelas XI IPS 1 SMAN 4
Bantimurung-Maros. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial UNM: Makassar

Firmansyah, R. dkk. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Jakarta: Pusat
Perbukuan Dapartemen Pendidikan Nasional.
Ginting, N., Nasution, R, H., & Syari, M. 2020. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Temas Games Tournament Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Biologi Siswa Di SMA negeri 5 Padangsidimpuan. Journal of
sciences. Vol 1 No 2. ISSN : 2721-5371

37
38

Halimah, D, N. 2020. Buku Pedoman Materi (BAPERI) Ilmu Pengetahuan Alam:


SMP/MTS Kelas IX. Malang: Penerbit Pustaka Rumah C1nta

Hidayat, Nur. dkk. 2018. Mikroorganisme dan Pemanfaatannya. Malang: UB.


Press.

Hikmah, M., Anwar, Y., & Riyanto. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Team
Games Tournament Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik
Pada Materi Dunia Hewan Kelas X Di SMA Unggul Negeri 8 Palembang.
Jurnal Pembelajaran Biologi. Vol 5 No 1

Isjoni. 2013. Pembelajaran Kooperatif, Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi


Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Izet, M. Mustaqiem. 2017. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams


Games Tournament) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep
Fungi. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: Jakarta

Jonwandri, Nurul Afifah & Enny Afniyanti. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar
Biologi Siswa Kelas X SMA N 1 Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Tahun
Pembelajaran 2014/2015. Universitas Pasir Pengaraian

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Direktorat Pembinaan SMA


Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kustandi, Cecep. 2013. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Cet.2 Bogor:
Ghalia

Mardayanti, M. 2020. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams


Games Tournaments (TGT) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Prosedur Administrasi di SMK Batik 2 Surakarta.
Indonesian Journal Of Social Science Education. Vol 2 No 2.

Mardiyan, R. 2012. Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Dalam


Pembelajaran Akuntansi Materi Jurnal Penyesuaian Pada Siswa Kelas XI
IPS 3 SMA Negeri 3 Bukittinggi Dengan Metode Bermain Peran (Role
Playing). Pakar Pendidikan. Vol 10 No 2

Meti Herlina, 2019. Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif Tipe Team Games
Tournament (TGT) dengan Media AudioVisual Terhadap Hasil Belajar
Biologi Siswa di SMAN 5 Bengkulu Utara. Jurnal IPA Terpadu. Vol 3 No
1. ISSN. 2597-8977

Monika, Ruth Lana. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Games Tournament Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Minat Siswa
Kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan pada Materi Sistem Peredaran Darah
Manusia. Skripsi. Yogyakarta.
39

Nopiyanita, tri, dkk. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Kimia Dan Kreativitas Siswa Pada Materi Reaksi Redoks Kelas X Semester
Genap Sma Negeri 3 Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013. JPK (Jurnal
Pendidikan Kimia). Vol 02 No. 2

Nugroho, Dian Rizki dan Abdul Rohman. 2013. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe (Team Games Tournament) TGT terhadap Motivasi Siswa
Mengikuti Pembelajaran Bolavoli Di Kelas X SMAN Panggul Kabupaten
Trenggalek. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Vol.01:01.

Oktavia, A. S. 2020. Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish

Rachmayanti, R. 2021. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan


Sistem Reproduksi Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT Di Kelas XI IPA SMA. Jurnal Pendidikan Biologi. Vol 9 No 1. ISSN :
2339-0468

Rahmawati, F., Utami, B., dkk. 2020. Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe (TGT) (Teams-Games-Tournament) Dalam Meningkatkan Motivasi
Dan Hasil Belajar Biologi Materi Animalia Siswa Kelas X IPA SMA Bina
Insan Mandiri Nganjuk Tahun Ajaran 2018/2019. Jurnal Biologi dan
Pembelajarannya. Vol 7 No 1. ISSN : 2406-8659.

Romanda, Adang 2016. Penerapan model pembelajaran Teams Game


Tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas V di
MI Al-Fajar Pringsewu tahun pelajaran 2016/2017. Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung: Bandar
Lampung.

Rusman, 2011. “Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Setiawan, I. 2017. Replikasi Virus Serta Siklus Hidup dan Reproduksi


Menggunakan Siklus Litik dan Lisogenik. Tersedia di:
http://www.belajaripa.net/replikasi-virus/

Setiyadi, M, W., Ismail., & Gani, H, A. 2017. Pengembangan Modul


Pembelajaran Biologi Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa. Journal of Education Sciences and Technology. Vol 3
No 2. ISSN : 2460-1497

Siti Aisah, 2013. Meningkatkan Hasil Belajar ekonomi Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Menggunakan Permainan.
Multimedia Jurnal

Sudarsana, I, K. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap


Peningkatan Mutu Hasi b l Belajar Siswa. Jurnal Penjaminan Mutu
40

Lembaga Penjaminan Mutu Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Vol 4


No 1. ISSN : 2548-3110
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sulaeman, Hamzah, Amir. 1985. Media Audio Visual Untuk Pengajaran,


penerangan, dan Penyuluhan. Jakarta: PT. Gramedia

Thobroni, M. 2017. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. Yogyakarta:


Ar-Ruzz Media.

Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep,


Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Undang-Undang No.20 Pasal 1 ayat 1 tahun 2003 tentang sistem pendidikan


nasional.

Wardana, S., & Sagoro, E, M., 2019. Implementasi Gamifikasi Berbantu Media
Kahoot Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar, Motivasi Belajar, Dan Hasil
Belajar Jurnal Penyesuaian Siswa Kelas X Akuntansi 3 Di SMK Koperasi
Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia. Vol. XVII No 2.

Yanuarti, A. 2020. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Penerapan


Model Pembelajaran Quantum Teaching. Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran. Vol 1 No 1.

Zulfira Vinanda, Evita Anggereini, Ali Sadikin. 2019. Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap
Hasil Belajar Biologi pada Materi Keanekaragaman Hayati di SMA Negeri
11 Batang Hari. Jurnal Ilmu Pendidikan Biologi. Vol 5 No 3. ISSN :2460-
2612.

Anda mungkin juga menyukai