Anda di halaman 1dari 10

GUGURNYA HAK MENUNTUT HUKUMAN

DAN GUGURNYA HUKUMAN BERDASARKAN


KUHP

ALI DAHWIR, SH., MH

(Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Palembang.)


Pendahuluan
a. Diperlukan pemahaman yang mendalam tentang
gugurnya hak menuntut hukuman dan gugurnya
hukuman, sehingga dapat membedakannya dengan
sebab-sebab seseorang tuidak dapat dihukum/dipidana
b. Dalam hal ini terdapat 2 ketentuan yang mengatur
tentang gugurnya hak menuntut hukuman dan
gugurnya hukuman, yaitu menurut doktrine dan
menurut KUHP.
c. Menurut KUHP: Nebis in idem Ps.76), Tersangka
meninggal dunia (Ps. 77), Lewat waktu (daluarsa)
Ps.78, Penyelesaian di luar Persidangan (Ps. 82).
d. Menurut Dktrine: Grasi, Amnesti dan Abolisi

2
Nebis in idem (Ps. 76 KUHP)
Seseorang tdk dapat dituntut lagi terhadap perbuatan yang
telah diputuskan oleh Hakim.

Tujuan
 Agartercipta kepastian hukum.
 Menjaga wibawa aparat penegak hukum (Hakim)

Syarat2
 Orangnya sama
 Perkaranya sama
 Inkracht
 Penggugat sama

3
Tersangka Meninggal Dunia (Ps. 77)
 Ada Prinsip bahwa: penuntutan hukuman harus ditunjukkan
kepada diri pribadi orang.
Pengecualian UU No. 31/1999
 Dalam hal tersangka meninggal dunia pada saat dilakukan
penyidikan, sedangkan secara nyata telah ada kerugian
keuangan negara, maka penyidik segera menyerahkan berkas
perkara hasil penyidikan tersebut kepada Jaksa Pengacara
negara atau diserahkan kepada instansi yang dirugikan untuk
dilakukan gugatan perdata kepada ahli warisnya (Ps. 33)
 Dalam hal terdakwa meninggal dunia pada saat dilakukan
pemeriksaan disidang pengadilan, sedangkan secara nyata
telah ada kerugian keuangan negara, maka penuntut umum
segera menyerahkan salinan berkas berita acara sidang
tersebut kepada Jaksa Pengacara Negara atau diserahkan
kepada instansi yang dirugikan untuk dilakukan gugatan
perdata terhadap ahli waris. (Ps. 34)
Daluarsa (Lewat waktu Ps.78)
Untuk menghitung berlakunya daluarsa adalah
keesokan harinya stlah tindak pidana itu dilakukan
(Delik formil)
Masa Daluarsa
1 th terhadap pelanggaran dan kejahatan yang
dilakukan dgn menggunakan percetakan
6 th kejhtan yang ancaman hukumannya denda dan
penjara tidak lebih dari 3 th
12 th kejahatan yg diancam dgn pidana penjara
sementara lebih dari 3 th
18 th yg diancam dgn pidana mati dan seumur hidup
Terhadap anak2 hanya sepertiga dari orang dewasa
Ps. 78 ayat (2)
Penyelesaian di luar persidangan
(Ps. 82)
 Apabila ada pelaku pelanggaran yang
diancam dg pidana denda saja dan
sipelaku berani membayar sitinggi pidana
pokoknya maka terhadap sipelaku boleh
tidak dilakukan penuntutan, atau gugur
hask menuntut, apabila sdh dimulai
penuntutan maka sitertuduh harus juga
membayar biaya persidangan.

6
Menurut doktrine (diluar KUHP)
 Seperti dijelaskan diawal bahwa selain ketentuan yg
tercantum dalam KUHP ada juga ketentuan di luar
KUHP yang menjadi alasan gugurnya hak menuntut dan
menjalankan hukuman.

 1, Grasi;
 2. Amnesti; dan
 3, Abolisi

7
Grasi (Pasal 14 UUD1945)
Dalam arti sempit berarti merupakan
tindakan meniadakan hukuman yang telah
diputuskan oleh hakim. Dengan kata lain,
Presiden berhak untuk meniadakan
hukuman yang telah dijatuhkan oleh
hakim kepada seseorang.

8
Amnesti (Ps. 14)
 Merupakan suatu pernyataan terhadap orang banyak yang
terlibat dalam suatu tindak pidana untuk meniadakan suatu
akibat hukum pidana yang timbul dari tindak pidana
tersebut. Amnesti ini diberikan kepada orang-orang yang
sudah ataupun yang belum dijatuhi hukuman, yang sudah
ataupun yang belum diadakan pengusutan atau pemeriksaan
terhadap tindak pidana tersebut. Amnesti agak berbeda
dengan grasi, abolisi atau rehabilitasi karena amnesti
ditujukan kepada orang banyak. Pemberian amnesti yang
pernah diberikan oleh suatu negara diberikan terhadap delik
yang bersifat politik seperti pemberontakan atau suatu
pemogokan kaum buruh yang membawa akibat luas
terhadap kepentingan negara
9
Abolisi (Ps. 14 )
Merupakan suatu keputusan untuk
menghentikan pengusutan dan pemeriksaan
suatu perkara, dimana pengadilan belum
menjatuhkan keputusan terhadap perkara
tersebut. Seorang presiden memberikan abolisi
dengan pertimbangan demi alasan umum
mengingat perkara yang menyangkut para
tersangka tersebut terkait dengan kepentingan
negara yang tidak bisa dikorbankan oleh
keputusan pengadilan.

10

Anda mungkin juga menyukai