Anda di halaman 1dari 10

Hukum Pidana Dlm Kodifikasi

PEMBERATAN PIDANA
( KULIAH III )

OLEH
ALI DAHWIR, SH., MH

DOSEN TETAP FAKULTAS HUKUM


UNIVERSITAS PALEMBANG
Pengantar
 Dalam ketentuan Pasal 18 ayat (1) terdapat 3
alasan pemberatan pidana
 Tanggungjawab Majemuk; (Samenloop)
 Tanggungjawab Ulang; (Recidive) dan
 Tanggungjawab Pejabat (Ambtelijkheid).
• Dalam ketentuan Pasal 18 ayat (2) jika ada
pemberatan pidana yang disebabkan karena
gabungan atau pengulangan atau karena
ketentuan Pasal 52 pidana kurunngan dapat
ditambah menjadi 1 tahun 4 bulan
Tanggungjawab Majemuk;
(Samenloop)
 Perbarengan (Prof. Moeljatno)
 Gabungan (Sathocit K & Tresna)
 Seorang melakukan PP lebih dri 1 kali dan
masing2 PP tsb belum ada yang diadili.
 Ini dapat diartikan penanggungjawab
majemuk.
 Penangjawab seperi ini adapt terjadi
dengan 2 cara yaitu:
Samenloop
 Terjadi karena
1) Seseorang bersikap tindak n sikap tindaknya
memenuhi beberapa perumusan peraturan
pidana sekaligus; dan
2) Beberapa kali bersikap tindak yg merupakan
PP yg berdiri sendiri dan PP pidana itu belum
ada putusan pengadilan dan semua pidana
itu akan diadili sekaligus.
Pertanyaan
 Bagaimana tentang penjatuhan pidana
terhadap samenloop?
KUHP
 Mengenal 4 stelsel pemidanaan
 Stelsel Pokok
1. Absorptie Stelsel (Hisapan); dan
2. Zuivere Cumulatie Stelsel (himpunan murni).
 Stelsel Antara
3. Verschareptie Absorptie Stelsel (Himpunan diperkeras)
4. Gematigde Cumulatie Stelsel (Himpunan Terbatas)
Bentuk-bentuk Samenloop
 Een Daadse Samenloop/ beberapa dlm 1 pp
- Pembunuhan dibelakang kaca
- Memperkosa anak yg blm dewasa.
Maka stelsel yang dipakai adalah penghisapan
 Meer Daadse Samenloop/ mandiri
 beberapa PP yg berdiri sendiri akan diadili
sekaligus baik tindak pidana yang sejenis
maupun tidak.
Lanjut
 Voorgezette Handeling/ berlanjut
 Merupakan PP yg berdiri sendiri akan tetapi
mempunyai hubungan yg sedemikian eratnya.
 Syarat-syarat ( MvT )
 Beberapa Perbuatan itu harus timbul dari satu
kehendak yg terlarang;
 Antara perbuatan itu tidak terpaut waktu lama;

 Perbuatan itu sejenis.


Recidive
 Ini terjadi apabila seseorang yg pernah
dipidana karena bertanggungjawab atas
peristiwa pidana yg berdiri sendiri
mengulangi perbuatannya.
 Ancaman pidananya ditambah 1/3 pidana
tertinggi
 Menurut doktrin terbagi 2

1. Algemene Recidive/ umum (tdk sejenis)


2. specialle Recidive/ khusus (sejenis)
Ambtelijkheid (Ps.92)
 Tidak ada penjelasan baik secara otentik
maupun menurut MvT
 Hanya dijelaskan dalam Yurisprudensi
yaitu:
1. Diangkat dengan keputusan kekuasaan umum;
2. Diangkat untuk 1 jabatan umum
3. Melakukan sebagian tugas negara atau
bagian2nya.
 Pasal 52 kejahatan dgn memakai jabatan
pidana ditambah 1/3

Anda mungkin juga menyukai