5/Apr/EK 2/2021
190
Lex Crimen Vol. X/No. 5/Apr/EK 2/2021
beberapa perbuatan yang dapat dihukum yang hanyalah satu saja dari
dilakukan oleh satu orang, sebagaimana dalam ketentuanketentuan itu yang dipakai; jika
recidive. Akan tetapi dalam recividive, pidana berlain, maka yang dipakai ialah
beberapa perbuatan pidana yang telah ketentuan yang terberat pidana pokoknya,
dilakukan diselingi oleh suatu putusan kalau bagi sesuatu perbuatan yang dapat
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan dipidana karena ketentuan pidana umum,
tetap, sehingga karenanya terhukum ada ketentuan pidana istimewa, maka
dinyatakan telah mengulang kembali ketentuan pidana istimewa itu sajalah yang
melakukan kejahatan. digunakan.
Sementara itu dalam gabungan melakukan Penjelasan dari KUHP pasal ini masuk
tindak pidana, pelaku telah berturut-turut dalam gabungan (samenloop) perbuatan
melakukan beberapa perbuatan pidana tanpa yang boleh dihukum atau pristiwa pidana.
memberi kesempatan pada pengadilan untuk Jika “turut melakukan” (delneming)
mengadili dan menjatuhkan hukuman atas menggambarkan banyak orang
salah satu perbuatan tersebut.72 melakukansatu pristiwa pidana maka
Gabungan melakukan tindak pidana juga gabungan (samenloop) pristiwa pidana
sering dipersamakan dengan perbarengan melukiskan satu orang melakukan
melakukan tindak pidana yaitu seseorang yang beberapa pristiwa pidana. Kita kenal pula
melakukan satu perbuatan yang melanggar mengulangi (recidive) pristiwa pidanayang
beberapa ketentuan hukum atau melakukan menggambarkan seseorang melakukan
beberapa perbuatan pidana yang masing- beberapa pristiwa pidana akan tetapi
masing Perbarengan melakukan tindak pidana bedanya “samenloop” dengan “recidive”
juga sering dipersamakan dengan perbarengan ialah, bahwa pada “samenloop” antara
melakukan tindak pidana yaitu seseorang yang melakukan pristiwa pidana yang satu
melakukan satu perbuatan yang melanggar dengan yang lain belum pernah ada
beberapa ketentuan hukum atau melakukan putusan hakim (ponis), sedang pada
beberapa perbuatan pidana yang masing- “recidive” antara melakukan pristiwa pida
masing perbuatan itu berdiri sendiri yang akan yang satu dengan lain sudah ada putusan
diadili sekaligus, dimana salah satu dari hakim (ponis). Gabungan (samenloop)
perbuatan itu belum mendapatkan keputusan pristiwa pidana itu dibedakan atas tiga
tetap.73 macam:
Perbarengan melakukan tindak pidana 1) Gabungan satu perbuatan (andadse
(concursus) diatur dalam KUHP mulai pasal 63 samenlop = concursus idealis) pasal 63.
sampai 71 buku I Bab VI, konsep perbarengan 2) Perbuatan yang diteruskan (foortgezette
melakukan tindak pidana dalam KUHP handeling) pasal 64, dan
terdapat tiga jenis, yakni, perbarengan 3) Gabungan bebrapa perbuatan
peraturan (concurcus idealis), perbuatan (meerdaadscehe samenloop =
berlanjut dan perbarengan perbuatan concursus reasil) pasal 65.
(concurcus realis). Dari pasal-pasal tersebut Pasal 63 ini menyebutkan gabungan satu
nantinya dapat menghapus kesan yang selama perbuatan (andadse samenlop = concursus
ini ada dalam masyarakat bahwa seseorang idealis) yaitu melakukan sesuatu perbuatan
yang melakukan gabungan beberapa termasuk beberapa ketentuan pidana yang
perbuatan pidana, ia akan mendapatkan tidak dapat dipisah-pisahkan yang satu tanpa
hukuman yang berlipat ganda sesuai dengan melenyapkan yang lain (conditiosine qua non),
perbuatan yang dilakukannya. misalnya:
Adapun bunyi pasal-pasal yang menjadi a) Orang membunuh dengan temabakan
dasar hukum dari gabungan melakukan tindak pada orang lain di belakang kaca sehingga
pidana ini, adalah: kaca pecah masuk ketentuan pidana
1. Pasal 63 tentang Concursus Idealis pembunuhan (pasal 339) dan merusak
(perbarengan peraturan) barang (pasal 406) yang dikenakan hanya
Kalau sesuatu perbuatan termasuk dalam satu pasal yang terberat ialah pasal 339.
lebih dari satu ketentuan pidana, maka b) Orang memperkosa bersetubuh
191
Lex Crimen Vol. X/No. 5/Apr/EK 2/2021
perempuan ditempat umum, masuk salah satunya. Jadi dalam pristiwa tersebut
ketentuan pidan perkosa perempuan diatas orang itu harus dikenakan semua pasal,
(pasal 285) dan merusak kesopanan ialah karena salahnya menyebabkan luka
umum (pasal 281) hanya dikenakan satu berat pasal 360 KUHP mengendaraai
pasal yang terberat ialah 285. kendaraan bermotor pada waktu malam tidak
c) Bapak bersetubuh dengan anaknya yang memapakai penerangan melanggar pasal 4
berumur kurang dari lima belas tahun, sub b jo pasal 48 UULL.
masuk ketentuan pidana bersetubuh Dari pasal di atas maka orang yang
dengan perempuan yang bukan istrinya melakukan tindak pidana sekaligus dapat
yang umurnya kurang dari limabelas tahun dikatakan melakukan peristiwa pidana
(pasal 285) dan melakukan perbuatan gabungan sebagaimana dimaksud oleh pasal
cabul dengan anaknya (pasal 294). ini. Sedangkan ayat 2 menjelaskan apabila ada
d) Orang yang dewasa yang melakukan sesuatu perbuatan yang dapat dipidana
perbuatan cabul dengan orang yang menurut ketentuan pidana yang khusus di
belum dewasa sesame kelamin di tempat samping pidana yang umum, maka ketentuan
umum, sebenarnya melanggar pasal 292 pidana yang khusus itulah yang dipakai. Ini
dan 281, tetapi hanya dikenakan pasal adalah penjelmaan slogan kuno yang berbunyi
yang terberat, ialah 292. lex specialis derogat lex generalis.
e) Orang yang bersetubuh dengan Yang menjadi pokok persoalan dalam
perempuan bukan istrinya yang berumur concursus idealis ini adalah mengenai
empat belas tahun atas suatu oengaduan, pengertian suatu perbuatan (feit). Pertanyaan
sebenarnya diancam dengan hukuman apakah suatu perbuatan itu dapat dikatakan
oleh pasal 287 dan 290 tetapi hanya sebagai gabungan perbuatan bersamaan,
dikenakan satu pasal saja yang terberat ternyata sulit untuk menjawabnya. Ilmu
ialah dalam pasal 28. pengetahuan dan pengalaman masih selalu
f) Pemerintah kota praja telah mencari batas yang dapat dipakai untuk
mengeluarkan merk plombir untuk pajak semuanya, meskipun dari beberapa putusan
sepeda, merek mana sesuai dengan hakim sudah dapat dilihat adanya beberapa
yang dimaksud dalam pasal 256 KUHP petunjuk, putusan masih juga sedikit banyak
dibubuhi pula tulisan sesuai dengan yang berdasarkan pertimbangan kasuistis. Dalam
dimaksudkan dalam pasal 265 KUHP. perkembangannya pengertian mengenai feit
Mengubah warna merk itu dan ini bermacam-macam. Pendapat lama
mengganti tahunnya menimbulkan mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
pemalsuan sebagaimana tertulis dalam feit adalah perbuatan material.75
pasal-pasal 256 dan 263 tersebut di atas. Jonkers berpendapat sebagaimana dikutip
Pasal 263 tidak merupakan ketentuan oleh E. Utrecht dalam bukunya Hukum Pidana
umum dari apa yang tersebut dalam pasal mendefinisikan satu perbuatan itu merupakan
265, sehingga pristiwa itu merupakan perbuatan yang dapat dihukum apabila suatu
gabungan satu perbuatan dan harus perbuatan yang dapat dihukum tidak dapat
digunakan peraturan dalam ayat 1 dari masuk dalam beberapa peraturan hukuman,
pasal 63. karena setiap perbuatan yang dapat dihukum
Akan tetapi orang yang mengendarai sudah memiliki peraturan hukum sendiri-
kendaraan bermotor di jalan umum pada sendiri. Hal ini berarti perbuatan mempunyai
waktu malam tidak memakai penerangan, arti materiil artinya bahwa suatu perbuatan
tidak membawa ritzbewits dan menabrak pidana itu harusnya benar-benar terjadi.
orang sehingga luka berat, meskipun ia hanya Sementara itu pengarang-pengarang klasik
melakukan satu perbuatan ialah mengendarai seperti Van Hamel, Simons dan Zevenbergen
kendaraan tersebut, tidak dianggap sebagai menafsirkan feit sebagai satu perbuatan fisik
(andadse samenlop (Lichamelijke Handeling). Vos membuat pula
(concursus idealis), karena pristiwa- satu perumusan jelas tentang feit sebagai satu
pristiwa pidana itu dapat dipisah-pisahkan perbuatan fisik, yaitu perbuatan materiil atau
satu dengan yang lain tanpa melenyapkan perbuatan fisik, adalah perbuatan yang dilihat
192
Lex Crimen Vol. X/No. 5/Apr/EK 2/2021
terlepas dari akibat yang ditentukan oleh tersebut kemudian disusul oleh arrest- arrest
perbuatan itu, terlepas dari unsur- unsur yang lain; pada tanggal 1 Mei 1934 muncul
subyektif (kesalahan) dan terlepas pula dari kembali Arrest Hoge Road yang ini diharapkan
semua unsur-unsur yang menyertai.76 dapat memberikan solusi dari makna satu
Ada beberapa pendapat dari pakar hukum perbuatan ini yang menjelaskan bahwa yang
pidana tentang gabungan melakukan tindak dimaksud dengan satu perbuatan dalam pasal
pidana, adapun menurut Van Hattum 63 ialah sebagai sebutan untuk segala tindakan
sebagaimana yang ditulis oleh: yang dapat dihimpun di dalam satu ketentuan
Wirdjono Prodjodikoro dalam bukunya pidana.
memberikan alasan dari perubahan a) POMPE: Hukum tidak mengenal gerakan
Yurisprudensi Hoge Road 30 Mei 1930 dengan otot atau gerakangerakan badan tetapi
Hoge Road tanggal 15 Pebruari 1932, adalah:77 berbagai tujuan atau satu tujuan yang
a) Bahwa pada pactum perbuatan seorang harus dicapai oleh sesuatu tindakan,
mabuk, hal yang menentukan ada tujuan yang khas dari tindakan itu adalah
dalam keadaan si pelaku, sedangkan menentukan jawaban atas pertanyaan:
pada pactum mengendarai mobil tanpa “Apakah terdapat gabungan satu
2 lampu, hal yang menentukan ialah perbuatan atau gabungan dari beberapa
keadaan mobilnya, maka ini dianggap perbuatan?” Satu perbuatan yang
ada 2 perbuatan. dimaksud dalam pasal 63 harus dipandang
b) Bahwa kedua perbuatan ini dalam dari sudut hukum pidana.
gagasan seseorang dapat dipandang b) VOS: Hanya terdapat gabungan satu
lepas satu dari yang lain. perbuatan, apabila hanya terjadi satu
c) Bahwa tiap-tiap perbuatan ini masing- peristiwa yang nyata dan tegas atau
masing merupakan suatu tindak pidana apabila terdapat beberapa akibat yang
yang berdiri sendiri dan yang bersifat nyata atau perbuatan yang satu
berlainan satu dari yang lain. merupakan conditio sine quanon dari
d) Bahwa tiap-tiap perbuatan itu yang satu perbuatan lain.
tidak diliputi oleh yang lain. c) Taverne: gabungan beberapa perbuatan
e) Bahwa dari kedua perbuatan itu yang terjadi apabila tindakan yang berbeda
satu tidak diliputi oleh yang lain. dari sudut hukum pidana inconcreto
f) Bahwa satu dari kedua perbuatan itu dapat dianggap satu sama lain terlepas.
tidak dapat dianggap suatu keadaan d) V. Bemmelen: Gabungan satu perbuatan
yang di dalamnya perbuatan yang lain atas beberapa perbuatan pidana adalah
dilakukan. tergantung pada terlanggarnya satu atau
g) Bahwa kedua perbuatan itu dapat beberapa kepentingan hukum atau
nampak dan dikonstatir terlepas satu apakah terdakwa dengan melakukan
dari yang lain dan mungkin pada waktu- perbuatan yang satu dengan sendirinya
waktu yang berlainan. melakukan perbuatan yang lain.79
Pada tanggal 6 Juni 1932 muncul lagi Dari berbagai pendapat serta arrest-arrest
keputusan Hoge Road dalam kasus yang Hoge Road tersebut di atas ternyata belum
berbeda yaitu menangkap ikan dengan alat memberikan dasar yang tegas, namun
penangkap ikan yang dilarang, kecuali dengan demikian adanya pemaknaan satu perbuatan
surat ijin, dan dilakukan di perairan. Dengan ke dalam pengertian materiil yaitu gerakan
tidak ada ijin dari yang punya, biarpun badan sebenarnya sudah dapat dijadikan
merupakan suatu perbuatan adalah dua sebagai dasar bagi gabungan pidana ini.
perbuatan yang sifatnya berlainan yang Pasal 63 KUHP yang merupakan dasar dari
senyatanya terpisah satu sama lain. concursus idealis dapat diketahui bahwa
Keputusan inipun ternyata belum juga dapat dalam concursus idealis ini menganut sistem
memenuhi rasa keadilan dari perasaan hukum pemidanaan absorbsi atau penyerapan. Dalam
sehingga muncul Arrest Hoge Road yang lain absorbsi ini pidana yang dijatuhkan bagi
seperti pada tanggal 24 Oktober 1932.78 seseorang yang telah melakukan gabungan
Yurisprudensi Hoge Road tahun 1932 tindak pidana yaitu hanyalah satu jenis
193
Lex Crimen Vol. X/No. 5/Apr/EK 2/2021
194
Lex Crimen Vol. X/No. 5/Apr/EK 2/2021
tetapi tidak boleh lebih dari yang terberat tentang perbarengan perbuatan pidana
ditambah sepertiganya merupakan ketentuan mengenai ukuran
dalam menentukan pidana
B. Sistem Pemidanaan Dalam Perbarengan (straftoemeting) yang mempunyai
Tindak Pidana Menurut KUHP
kecenderungan pada pemberatan pidana.
Kejahatan yang terjadi di dalam
Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 63
masyarakat bisa terjadi dimana satu orang
ayat (1) KUHP, yaitu: kalau sesuatu
melakukan satu kejahatan tapi tidak
perbuatan termasuk dalam lebih dari satu
jarang terjadi satu orang melakukan
ketentuan pidana, maka hanyalah satu
beberapa kejahatan baik dalam waktu
saja dari ketentuan–ketentuan itu yang
yang sama di tempat yang sama tetapi ada
dipakai, jika pidana berlainan, maka yang
juga satu orang yang melakukan beberapa
dipakai ialah ketentuan yang terberat
kejahatan pada waktu yang berbeda di
pidana pokoknya.87
tempat yang berbeda pula yang dalam
Ada tiga stelsel pemidanaan yang
hukum pidana dikenal dengan istilah
berkaitan dengan perbarengan perbuatan
perbarengan perbuatan pidana atau
pidana (concursus) seperti yang disebut
perbarengan tindak pidana (samenloop)
oleh D. Schaffmeister yaitu:
yang dalam bahasa belanda ialah a. Stelsel absorpsi Ada beberapa
sameloop van strafbare feiten.86 ketentuan pidana yang harus
Perbarengan melakukan tindak pidana diterapkan. dalam hal ini, yang paling
juga sering dipersamakan dengan berat saja yang diterapkan, sedangkan
gabungan melakukan tindak pidana yaitu ketentuan-ketentuan yang lain tidak
seseorang yang melakukan satu perbuatan diperhatikan.
yang melanggar beberapa ketentuan b. Stelsel kumulasi Untuk setiap perbuatan
hukum atau melakukan beberapa pidana dapat dijatuhkan pidana secara
perbuatan pidana yang masing-masing tersendiri. Namun, semua pidana itu
perbuatan itu berdiri sendiri yang akan dijumlah dan diolah menjadi satu
pidana.
diadili sekaligus, dimana salah satu dari
perbuatan itu belum mendapatkan
a) Stelsel kumulasi terbatas
keputusan tetap.
Dalam hal ini, dipakai stelsel kumulasi
Perbarengan melakukan tindak pidana dengan pembatasan, yaitu semua
(concursus) diatur dalam KUHP mulai pidana yang dijumlahkan tidak boleh
Pasal 63 sampai dengan Pasal 71 Buku I mencapai batas maksimum ancaman
Bab VI. Dari Pasal – Pasal tersebut pidana yang paling berat dengan suatu
nantinya dapat menghapus kesan yang persentase tertentu.88 Menurut Erdianto
selama ini ada dalam masyarakat bahwa Effendi, ada dua stelsel pokok
seseorang yang melakukan gabungan pemidanaan untuk perbarengan, yaitu
beberapa perbuatan pidana, ia akan stelsel komulasi dan stelsel absorsi
mendapatkan hukuman yang berlipat murni, sedangkan stelsel antara adalah
stelsel komulasi terbatas dan stelsel
ganda sesuai dengan perbuatan yang
absorsi dipertajam.
dilakukannya.
b) Stelsel komulasi murni atau stelsel
Adanya perbarengan tindak pidana ini, penjumlahan murni.
menimbulkan adanya gabungan Menurut stelsel ini, untuk setiap tindak
pemidanaan. Jadi gabungan pemidanaan pidana diancamkan/dikenakan sanksi
ada karena adanya perbarengan masing-masing tanpa pengurangan. Jadi
melakukan tindak pidana di mana masing- apabila seseorang melakukan 3 tindak
masing belum mendapatkan putusan pidana yang masing-masing ancaman
akhir. Dalam sistematika KUHP peraturan pidananya maksimum 5 bulan, 4 bulan
dan 3 bulan, maka jumlah komulasi
195
Lex Crimen Vol. X/No. 5/Apr/EK 2/2021
196
Lex Crimen Vol. X/No. 5/Apr/EK 2/2021
yang memuat ancaman pidana pokok yang diancamkan. Namun jumlah semua
yang paling berat (tanpa pemberatan). pidana dibatasi sampai maksimum 1
Sedangkan yang dimaksud dengan sistem tahun 4 bulan kurungan.
hisapan khusus pada perbuatan berlanjut, 4) Apabila concursus realis berupa
ialah yang hanya berlaku khusus dalam tindak kejahatan-kejahatan ringan yaitu Pasal
pidana yang disebutkan secara khusus oleh 302 ayat (1) (penganiayaan ringan
undang-undang, dan ini dapat dianggap terhadap hewan), Pasal 352
sebagai perkecualian dari sistem hisapan (penganiayaan ringan), Pasal 364
umum yang diterangkan di atas. (pencurian ringan), Pasal 373
Sistem hisapan yang khusus ini berlaku (penggelapan ringan), Pasal 379
dalam dua hal, yaitu: (penipuan ringan), dan Pasal 482
1) Dalam hal si pembuat dipersalahkan (penadahan ringan), maka berlaku sistem
karena melakukan tindak pidana kumulasi dengan pembatasan maksimum
pemalsuan uang yang sekaligus dia pidana penjara 8 bulan.
menggunakan uang palsu, atau si 5) Untuk concursus realis, baik kejahatan
pembuat dipersalahkan melakukan maupun pelanggaran, yang diadili pada
tindak pidana perusakan mata uang yang saat yang berlainan, berlaku Pasal 71
sekaligus dia menggunakan uang rusak yang berbunyi: “jika seseorang setelah
yang dihasilkan oleh perbuatannya itu. dijatuhi pidana, kemudian dinyatakan
2) Dalam hal si pembuat melakukan bersalah lagi, karena melakukan
kejahatan-kejahatan yang dirumuskan kejahatan atau pelanggaran lain sebelum
dalam Pasal-Pasal 364, 373, 379, dan 407 ada putusan pidana itu, maka pidana
Ayat 1, sebagai perbuatan berlanjut dan yang dahulu diperhitungkan pada pidana
jumlah niali kerugian yang yang akan dijatuhkan dengan
ditimbulkannya melebihi dari 250; maka menggunakan aturan-aturan dalam bab
hanya dijatuhkan satu pidana saja. ini mengenai perkaraperkara diadili pada
Concursus realis terjadi apabila seseorang saat yang sama.
melakukan beberapa perbuatan, dan masing-
masing perbuatan itu berdiri sendiri sebagai PENUTUP
suatu tindak pidana (tidak perlu sejenis dan A. Kesimpulan
tidak perlu berhubungan). 1. Klasifikasi perbarengan tindak pidana
1) Sistem pemberian pidana bagi concursus (concursus) dalam Kitab Undang-
realis ada beberapa macam, yaitu: Undang Hukum Pidana itu dikenal dalam
Apabila berupa kejahatan yang diancam 3 (tiga) bentuk sebagaimana yakni
dengan pidana pokok sejenis, maka Concursus idialis (Pasal 63 KUHP) atau
hanya dikenakan satu pidana dengan suatu perbuatan yang masuk ke dalam
ketentuan bahwa jumlah maksimum lebih dari satu aturan pidana ,
pidana tidak boleh melebihi dari Perbuatan berlanjut (Pasal 64 KUHP)
maksimum terberat ditambah sepertiga. atau tindakan yang masing-masing
Sistem ini dinamakan sistem absorbsi merupakan kejahatan atau
yang dipertajam. pelanggaran, akan tetapi ada hubungan
2) Apabila berupa kejahatan yang diancam sedemikian rupa, sehingga harus
dengan pidana pokok yang tidak sejenis, dipandang sebagai perbuatan berlanjut,
maka semua jenis ancaman pidana untuk dan Concursus realis (Pasal 65 KUHP)
tiap-tiap kejahatan dijatuhkan, tetapi atau beberapa perbuatan yang mana
jumlahnya tidak boleh melebihi masing-masing perbuatan itu berdiri
maksimum pidana terberat ditambah sendiri sebagai tindak pidana (tidak
sepertiga. Sistem ini dinamakan sistem perlu sejenis dan tidak perlu
kumulasi diperlunak. berhubungan).
3) Apabila concursus realis berupa 2. Sistem pemidanaan dalam perbarengan
pelanggaran, maka menggunakan sistem tindak pidana (concursus) dalam Kitab
kumulasi, yaitu jumlah semua pidana Undang-Undang Hukum Pidana dikenal
197
Lex Crimen Vol. X/No. 5/Apr/EK 2/2021
198