oleh:
Nyayu Rahmah N (1920101075)
Dosen Pengampu :
Antoni, SH. M,Hum
Pengertian Perbarengan Tindak Pidana (Concursus atau Samenloop)
•Samenloop van strafbare feiten atau perbarengan tindak pidana dalam rumusan pasal 65 ayat (1) dan rumusan pasal 66 ayat (1)
KUHP merupakan meerdaadse samenloop. Dalam Kamus Hukum, perbarengan juga disebut Samenloop (Belanda) atau disebut juga
dengan Concursus. Secara istilah yang dimaksud dengan perbarengan ialah terjadinya dua atau lebih tindak pidana oleh satu orang di
mana tindak pidana yang dilakukan pertama kali belum dijatuhi pidana, atau antara tindak pidana yang awal dengan tindak pidana
berikutnya belum dibatasi oleh suatu keputusan hakim, Misalnya:
• “Seseorang yang telah melakukan pencurian dan kemudian melakukan perlawanan terhadap seorang yang menjalankan tugas
jabatannya secara sah untuk melakukan penangkapan terhadap dirinya. Perbuatan itu sebenarnya orang itu telah melakukan lebih
daripada satu tindakan yang terlarang dan dengan melakukan tindakan-tindakan tersebut, orang telah melanggar beberapa ketentuan
pidana”.
Samenloop van strafbare feiten atau perbarengan tindak pidana dalam rumusan pasal 64 ayat (1) KUHP. Pada prinsipnya mengenai beberapa
perilaku yang seolah-olah berdiri sendiri-sendiri akan tetapi karena terdapat suatu hubungan yang sedemikian rupa maka perilaku-perilaku itu
harus dianggap sebagai satu (feit) tindakan yang berlanjut. Artinya tiap-tiap perilaku itu harus dituduhkan secara sendiri-sendiri dan harus
dibuktikan pula secara sendiri-sendiri. Dengan kata lain tiap-tiap perilaku itu dapat mempunyai locus delicti-nya sendiri, tempus delicti-nya
sendiri dan dapat mempunyai verjaringstermijn-nya sendiri. Di dalam memorie penjelasan mengenai pembentukan pasal 64 KUHP
mensyaratkan suatu kejahatan yang berlanjut itu hanya dapat terjadi dari sekumpulan tindak pidana yang sejenis.
)
Syarat-Syarat Perbarengan
• Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menyatakan adanya perbarengan adalah:
Ada dua atau lebih tindak pidana;
Bahwa dua atau lebih tindak pidana tersebut dilakukan oleh satu orang;
Bahwa dua atau lebih tindak pidana tersebut belum ada yang diadili; dan
Bahwa dua atau lebih tindak pidana tersebut akan diadili sekaligus.
Bentuk-Bentuk Perbarengan Tindak Pidana
Gabungan perbuatan yang dapat dihukum mempunyai tiga bentuk, concursus ini diatur
dalam titel VI KUHP , yaitu sebagai berikut:
• Jadi apakah perbarengan ini merupakan dasar memperberat pidana atau peringanan pidana, bergantung pada hal yang menjadi dasar
pandangannya terhadap peristiwa konkrit tertentu, tidaklah bersifat generaluntuk segela kejadian. Bila semata-mata dilihat dari pandangan
bahwa hanya dijatuhkan satu pidana kemudian dapat diperberat dengan sepertiga dari ancaman pidana yang terberat, tanpa melihat disana
ada beberapa delik, maka disini perbarengan dapat dianggap sebagai alas an pemeberatan.akan tetapi apabila dilihat semata-mata ada
beberapa delik, tetapi hanya dijatuhkan satu pidana saja yakni terhadap aturan yang terberat (seperti pasal 65) maka tampaknya ada
perbarengan tidaka ada pemberatan. Konkretnya ketentuan mengenai perbarengan mengatur dan menentukan mengenai cara menyidangkan
atau memeriksa perkara dan cara atau system penjatuhan pidananya terhadap satu orang orang pembuat yang telah melakukan delik lebih
dari satu yang semuanya belum diperiksa dan diputus oleh pengadilan.