idealis ini diatur dalam Pasal 63 ayat (1) KUHP, yaitu:Kalau sesuatu perbuatan termasuk
dalam lebih dari satuketentuan pidana, maka hanyalah satu saja dari ketentuanketentuan itu
yang dipakai; jika pidana berlain, maka yangdipakai ialah ketentuan yang terberat pidana
pokoknya.Gabungan satu perbuatan (concursus idealis) menurut Pasal 63ini adalah
melakukan suatu perbuatan yang di dalamnyatermasuk beberapa ketentuan pidana yang
tidak dapat dipisahpisahkan antara yang satu tanpa menghapuskan yang lain
Bahwa, dua perbuatan yang dilakukan oleh pemohon adalah samaatau sejenis dan jangka
waktu antara perbuatan yang satu denganyang lainnya tidak boleh terlalu lama serta
dilakukan ditempat danwaktu yang bersamaan, maka dengan memperhatikan uraian di
atas,maka dipandang perbuatan yang dilakukan oleh pemohon
adalahconcursus idealis sehingga tidak dapat dijatuhi hukuman sendirisendiri;Hal. 13 dari 17
hal. Put. No.57 PK/PID/201511.
;Bahwa sifat all embracing tersebut dalam asasasas dan ilmu hukumpidana menyebabkan
terjadinya concursus idealis atau perbarenganperaturan. Menurut ketentuan Pasal 63 ayat (1)
KUHP apabila suatuperbuatan memenuhi lebih dari satu aturan pidana sebagaimana
ilustrasidi atas, maka hanya dikenakan satu aturan yang memuat ancamanpidana paling
berat.
Karena ada ketentuan tentang concursus idealistersebut di atas maka Penuntut Umum dan
juga pengadilan tidak dapatdan tidak boleh melakukan penuntutan dan menjatuhkan pidana
untuksemua rumusan tindak pidana yang rumusannya dipenuhi oleh
perbuatantersebut;Rangkaian perbuatan yang dilakukan Pemohon memenuhi semua
syaratuntuk disebut sebagai concursus idealis sebagaimana diatur dalam Pasal63 ayat (1)
KUHP, oleh karenanya terhadapnya harus berlaku ketentuantentang
concursus idealis tersebut, yaitu hanya
perkara Nomor: 154/PID.B/2010/PN.Tbk untuk perbuatan menjualnarkotika, dan;perkara
Nomor: 155/PID.B/2010/PN.Tbk untuk perbuatan menjadiperantara jual narkotika;jelas
merupakan kekeliruan yang nyata dalam menerapkan hukum pidanamateriil karena
bertentangan dengan ketentuan concursius idealissebagaimana diatur dalam Pasal 63 ayat (1)
KUHP di atas;Bahwa ternyata kesalahan penerapan hukum yang dilakukan PenuntutUmum
dengan mengajukan dua surat dakwaan untuk satu rangkaianperbuatan yang termasuk
concursus idealis
Adanya kekhilafan Hakim atau kekeliruan yang nyata dalam penerapanhukum pidana
materiil knususnya tentang penerapan ketentuan Pasal 63KUHP tentang
concursus idealis atau perbarenaan peraturan,berdasarkan alasanalasan sebagai
berikut:Bahwa demikian pula apabila ternyata penuntut umum dan Pengadilanberpendapat
bahwa satu rangkaian perbuatan yang dilakukan Pemohondinilai sebagai dua perbuatan yang
masingmasing berdiri Sendiri sebagaikejahatan narkotika pun, tidak membenarkan
dilakukannya pemisahan penuntutan
yaitu suatu perbuatan termasuk dalam beberapa ketentuan pidana,maka hanyalah dikenakan
satu saja dari ketentuan itu, lebih jelasnya dalam contoh kasusseorang perampok dengan
senjata api M16 memberondong korbannya hingga tewas danternyata peluru senjata M16 itu
tanpa disadari oleh perampok memakan korban lainnyaakibat peluru nyasar menimbulkan
lukaluka bagi korban lain yang sesungguhnya bukansasaran, dalam contoh kasus ini telah
terjadi suatu perbuatan yang dapat diterapkanconcorsus idealis ek pasal
Penganiyaanmaka menurut hemat hakim tingkat banding lebih tepat diterapkan ek pasal 65
ayat(1)dalam gabungan dari beberapa perbuatan yang masingmasing harus dipandang
sebagaiperbuatan sendirisendiri dan masingmasing menjadi kejahatan yang terancam
dengan11hukuman yang sejenis, maka satu hukuman saja yang dijatuhkan, terkenal dengan
ajaranconcorsus realis (meerdaadsche samenloop)Menimbang, bahwa dengan pertimbangan
hukum tersebut diatas terkait sistempenerapan penjatuhan pidananya jika terjadi
berbarengan idealis
Rehabilitasi terhadap orang yang pernah dipidana dantelah menjalaninya ini haruslah lebih
lama atau lebih berat, disinilah juga letak dasarpemberatan pidana pada pengulangan
(recidive);Dengan diperberatnya hukuman terhadap orang (pelaku) yang telah
melakukanpengulangan kejahatan (recidive) atau orang (pelaku) yang melakukan
kejahatanberulangkali dapat membuat orang (pelaku kejahatan) tersebut menjadi jera
dalammelakukan kejahatan, hal ini sesuai dengan tujuan pemidanaan (penghukuman)
bagiorang (pelaku
) dan hal tersebut telahkami kemukakan dalam pertimbangan halhal yang memberatkan
dalamsurat tuntutan namun dalam putusannya Pengadilan Negeri Parigi tidakmemperhatikan
halhal yang memberatkan Terdakwa tersebut bahwaTerdakwa adalah Recidive, dimana
seharusnya hal tersebut dapat dijadikanalasan pemberat di dalam penjatuhan pidana dimana
di dalam ketentuanKUHP ancaman pidana pengulangan tindak pidana tersebut
adalahancaman pidana dapat ditambah sepertiga.
Hukuman penjara yang di tentukan dalam pasal 362, 363, 365 ayatpertama, kedua dan
ketiga, dapat di tambahkan sepertiganya, jika waktumelakukan kejahatan itu belum lalu 5
tahun sejak sitersalah menjalanisama sekali atau sebagian saja hukuman ; Menimbang,
bahwa Recidive terjadi apabila seseorang yang pernah dipidanakarena bertanggung jawab
atas (beberapa) peristiwa pidana yang berdiri sendirimengulangi kesalahannya
dan Recidive merupakan hal yang memberatkan pidana (grond van
strafverzwaring) ;Menimbang
terdakwa terbukti secara sah danmenyakinkan bersalah atas tindak pidana pencurian dalam
keadaan memberatkan dan dijatuhihukuman pidana penjara selama 5 (lima ) bulan ;
Menimbang, bahwa perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa dan masa hukuman yang telah
selesai dijalani oleh terdakwa belum lewat 5 tahun ;Menimbang, bahwa dengan demikian
terdakwa tergolong kedalam recidive ;Menimbang, bahwa dengan demikian unsur ini pun
telah terpenuhi ;Menimbang, bahwa oleh karena seluruh Unsur dalam Dakwaan Jaksa
membayar biaya dalam perkara ini ; Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana
kepada Terdakwa perludipertimbangkan halhal yang memberatkan maupun halhal yang
meringankan yangterdapat didalam maupun diluar diri terdakwa sebagaimana telah
ditentukan dalam Pasal27 ayat (2) UndangUndang Nomor : 14 Tahun 1970 jo
UndangUndang Nomor : 35Tahun 1999 jo UndangUndang Nomor : 4 Tahun 2004 jo Pasal
197 ayat (1) huruf f KUHAP ;Hal hal yang memberatkan : e Perbuatan terdakwa
meresahkan masyarakat ;e Terdakwa adalah Recidive
diputus dengan perbuatan yangbelum dijatuhi putusan tidak lebih dari 5 (lima)
tahun;Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta yang terungkap dipersidangan,Terdakwa
pada tanggal 13 November 2018 telah dinyatakan bersalahmelakukan tindak pidana
pencurian dalam keadaan yang memberatkanberdasarkan Putusan Pengadilan Negeri
Kupang No. 264/Pid.B/2018/PN KPGdan telah dijatuhi pidana penjara selama 11 (sebelas)
bulan;Menimbang, bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, Terdakwa dapatdibebani
tanggung jawab ulang (recidive