Anda di halaman 1dari 10

KASUS CONCURSUS DAN RESIDIVE

NAMA : AIDIL PUTRA DALIMUNTHE


NIM : 0205201023
PRODI : 3A JINAYAH
MATKUL : HUKUM PIDANA

CONTOH KASUS CONCURSUS


Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 57 PK/PID/2015
Tanggal 19 Nopember 2015 — SRI HANDOKO alias HOK bin JOYO SUDIRO;
617 — 991 —  Berkekuatan Hukum Tetap
 No.57 PK/PID/2015tindakan pembunuhan yang dilakukan terhadap korban DedySetiawan
dan Tri Daryanto adalah concursus idealis, sebagaimanadimaksud dalam Pasal 63 KUHP,
yaitu :(1) Kalau sesuatu perbuatan termasuk dalam lebih dari satuketentuan pidana, maka
hanyalah satu saja dari ketentuanketentuan itu yang dipakai; jika pidana berlainan, maka
yangdipakai ialah ketentuan yang terberat pidana pokoknya;(2) Kalau bagi sesuatu
perbuatan yang dapat dipidana karenaketentuan pidana umum, ada ketentuan pidana

idealis ini diatur dalam Pasal 63 ayat (1) KUHP, yaitu:Kalau sesuatu perbuatan termasuk
dalam lebih dari satuketentuan pidana, maka hanyalah satu saja dari ketentuanketentuan itu
yang dipakai; jika pidana berlain, maka yangdipakai ialah ketentuan yang terberat pidana
pokoknya.Gabungan satu perbuatan (concursus idealis) menurut Pasal 63ini adalah
melakukan suatu perbuatan yang di dalamnyatermasuk beberapa ketentuan pidana yang
tidak dapat dipisahpisahkan antara yang satu tanpa menghapuskan yang lain

No.57 PK/PID/2015dari concursus idealis dapat diketahui bahwa dalam concursusidealis ini


menganut sistem pemidanaan absorbsi ataupenyerapan. Dalam absorbsi ini pidana yang
dijatunkan bagiseseorang yang telah melakukan gabungan tindak pidana yaituhanyalah satu
jenis hukuman. Dimana hukuman tersebutseakanakan menyerap semua hukumanhukuman
yang lainyang diancamkan kepada orang tersebut. Pada umumnyahukuman yang dimaksud
adalah hukuman yang terberat diantara hukumanhukuman lain yang diancamkan.

Bahwa, dua perbuatan yang dilakukan oleh pemohon adalah samaatau sejenis dan jangka
waktu antara perbuatan yang satu denganyang lainnya tidak boleh terlalu lama serta
dilakukan ditempat danwaktu yang bersamaan, maka dengan memperhatikan uraian di
atas,maka dipandang perbuatan yang dilakukan oleh pemohon
adalahconcursus idealis sehingga tidak dapat dijatuhi hukuman sendirisendiri;Hal. 13 dari 17
hal. Put. No.57 PK/PID/201511.

Bahwa, penerapan concursus idealis tersebut dapat dilihat puladalam putusan atas nama


Terdakwa Sri Gogo Anggoro dan Iskandaryang telah melakukan pembunuhan terhadap dr.
Aryo di Hotel AlamIndah Semarang pada tahun 2008 dan untuk menghilangkanjejak/saksi
setelah membunuh dr. Aryo kemudian keduanyamelakukan pembunuhan terhadap sopir
dr.Aryo

Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 236 PK/Pid.Sus/2011


Tanggal 21 Maret 2012 — KOK CAI Als ATA
223 — 275 —  Berkekuatan Hukum Tetap
 No. 236 PK/Pid.Sus/201116KUHP tentang concursus idealis atau perbarengan
peraturan,berdasarkan alasanalasan sebagai berikut :Bahwa perumusan tindak pidanatindak
pidana narkotika dalam UU RINomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Bab XV bersifat
sangat luas dansatu tindak pidana dapat termasuk juga dalam rumusan tindak pidanayang
lain (all embracing). Dengan demikian maka suatu perbuatan yangtelah memenuhi rumusan
suatu tindak pidana narkotika dapat pulamemenuhi rumusan tindak pidana yang lain.

;Bahwa sifat all embracing tersebut dalam asasasas dan ilmu hukumpidana menyebabkan
terjadinya concursus idealis atau perbarenganperaturan. Menurut ketentuan Pasal 63 ayat (1)
KUHP apabila suatuperbuatan memenuhi lebih dari satu aturan pidana sebagaimana
ilustrasidi atas, maka hanya dikenakan satu aturan yang memuat ancamanpidana paling
berat.

Karena ada ketentuan tentang concursus idealistersebut di atas maka Penuntut Umum dan
juga pengadilan tidak dapatdan tidak boleh melakukan penuntutan dan menjatuhkan pidana
untuksemua rumusan tindak pidana yang rumusannya dipenuhi oleh
perbuatantersebut;Rangkaian perbuatan yang dilakukan Pemohon memenuhi semua
syaratuntuk disebut sebagai concursus idealis sebagaimana diatur dalam Pasal63 ayat (1)
KUHP, oleh karenanya terhadapnya harus berlaku ketentuantentang
concursus idealis tersebut, yaitu hanya
perkara Nomor: 154/PID.B/2010/PN.Tbk untuk perbuatan menjualnarkotika, dan;perkara
Nomor: 155/PID.B/2010/PN.Tbk untuk perbuatan menjadiperantara jual narkotika;jelas
merupakan kekeliruan yang nyata dalam menerapkan hukum pidanamateriil karena
bertentangan dengan ketentuan concursius idealissebagaimana diatur dalam Pasal 63 ayat (1)
KUHP di atas;Bahwa ternyata kesalahan penerapan hukum yang dilakukan PenuntutUmum
dengan mengajukan dua surat dakwaan untuk satu rangkaianperbuatan yang termasuk
concursus idealis

Adanya kekhilafan Hakim atau kekeliruan yang nyata dalam penerapanhukum pidana
materiil knususnya tentang penerapan ketentuan Pasal 63KUHP tentang
concursus idealis atau perbarenaan peraturan,berdasarkan alasanalasan sebagai
berikut:Bahwa demikian pula apabila ternyata penuntut umum dan Pengadilanberpendapat
bahwa satu rangkaian perbuatan yang dilakukan Pemohondinilai sebagai dua perbuatan yang
masingmasing berdiri Sendiri sebagaikejahatan narkotika pun, tidak membenarkan
dilakukannya pemisahan penuntutan

Putusan PT JAYAPURA Nomor 61/PID.SUS/2016/PT JAP


Tanggal 15 Agustus 2016 — SAIFUDIN MADAMAR
76 — 86
 memenuhi unsurtindak pidana dalam dakwaan alternatif Kesatu dengan kualifikasi
melakukan tindakpidana Kekerasan terhadap anak dengan saksi korban seorang anak yang
masihdibawah umur bernama Fihje alias Juni dan dakwaan alternatif kumulatif Ketiga
dengankualifikasi melakukan tindak pidana Penganiayaan dengan saksi korban orangdewasa
bernama Rian;Menimbang, bahwa namun demikian pengadilan tingkat banding
tidaksependapat terhadap perkara aquo diterapkan pasal 63 ayat(1) terkenal dengan
ajaranconcorsus idealis

yaitu suatu perbuatan termasuk dalam beberapa ketentuan pidana,maka hanyalah dikenakan
satu saja dari ketentuan itu, lebih jelasnya dalam contoh kasusseorang perampok dengan
senjata api M16 memberondong korbannya hingga tewas danternyata peluru senjata M16 itu
tanpa disadari oleh perampok memakan korban lainnyaakibat peluru nyasar menimbulkan
lukaluka bagi korban lain yang sesungguhnya bukansasaran, dalam contoh kasus ini telah
terjadi suatu perbuatan yang dapat diterapkanconcorsus idealis ek pasal
Penganiyaanmaka menurut hemat hakim tingkat banding lebih tepat diterapkan ek pasal 65
ayat(1)dalam gabungan dari beberapa perbuatan yang masingmasing harus dipandang
sebagaiperbuatan sendirisendiri dan masingmasing menjadi kejahatan yang terancam
dengan11hukuman yang sejenis, maka satu hukuman saja yang dijatuhkan, terkenal dengan
ajaranconcorsus realis (meerdaadsche samenloop)Menimbang, bahwa dengan pertimbangan
hukum tersebut diatas terkait sistempenerapan penjatuhan pidananya jika terjadi
berbarengan idealis

Putusan PN BALIKPAPAN Nomor 445/Pid.B/2020/PN Bpp


Tanggal 11 Agustus 2020 — Penuntut Umum:
Yogo Nurcahyo, SH.
Terdakwa:
RAIMON DOTULUNG Bin RUDI DOTULUNG
197 — 199
 Perbarengan peraturan(concursus idealis atau eendaadse samenloop) dan
perbarenganperbuatan (concursus realis atau meerdaadse samenloop), adalahbentuk lain dari
perbarengan delik.1.

Concurcus Idealis Apa yang disebut concursus idealis atau vanStrafbare feiten, oleh


pembentuk undangundang telah diatur dalamPasal 63 ayat (1) Kitab Undangundang Hukum
Pidana yang mengatursebagai berikut: Apabila suatu perilaku termasuk ke dalam
lebihdaripada satu ketentuan pidana, maka hanyalah salah satu dariketentuanketentuan
pidana tersebut yang diberlakukan, dan apabilaterdapat perbedaan, maka yang diberlakukan
adalah ketentuan pidanayang mempunyai ancaman hukuman pokok yang terberat.Simons

Van Hamel (Adami Chazawi, 2002:116)misalnya memberikan contoh kasus


concursus idealis, ialah seseoranglakilaki memperkosa seseorang perempuan yang
dilakukannya dipinggirjalan raya adalah melanggar dua aturan pidana, ialah yang satu
Pasal285 KUHP (memperkosa) dan yang lainnya ialah Pasal 281 KUHP(melanggar
kesusilaan di depan umum).
Putusan PN ROKAN HILIR Nomor 444/Pid.B/2019/PN Rhl
Tanggal 25 September 2019 — Penuntut Umum:
1.REZA RIZKI FADILLAH, S.H.
2.RAHMAD HIDAYAT, S.H.
Terdakwa:
SUWARDI Alias WARDI Bin TUNUT
52 — 46
 Gabungan satu perbuatan (concursus idealis);2. Perbuatan berlanjut (voortgezette
handeling);3.

Gabungan beberapa perbuatan (concursus realis);Menimbang, bahwa memperhatikan


dakwaan Penuntut Umum yangdisusun dalam bentuk alternatif, maka pada dasarnya dinilai
hanya satu perbuatanyang berdiri sendiri yang dinilai telah dilakukan Terdakwa
(concursus idealis).Dalam hal ini Majelis Hakim menilai sebaliknya yaitu ada beberapa
perbuatan yangberdiri sendiri (concursus realis) yang telah dilakukan Terdakwa
yaitupengancaman (335 KUH Pidana), pengrusakan (406 Kuh Pidana), danpenggunaan
senjata tajam
CONTOH KASUS RESIDIVE
Pengadilan  MAHKAMAH AGUNG  Pidana Umum  Perjudian
 Putus : 07-07-2014 — Upload : 19-06-2015
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 2307 K/Pid/2012
Tanggal 7 Juli 2014 — MUSTAKIM MADE alias H. LENDENG
185 — 287 —  Berkekuatan Hukum Tetap
 Adami Chazawi, S.H dalam bukunya,yaitu Penafsiran Hukum Pidana, Dasar Peniadaan,
Pemberatan dan Peringanan,Kejahatan Aduan, Perbarengan & Ajaran Kausalitas disebutkan
bahwa 3 (tiga) dasardiperberatnya pidana (hukuman) ialah;1 Dasar pemberatan karena
jabatan;2 Dasar pemberatan karena menggunakan bendera kebangsaan;3 Dasar pemberatan
karena pengulangan (recidive);Bahwa menurut Ahli, yaitu Drs.

., yaitu dasar pemberatanpidana (hukuman) pada pengulangan (recidive) terletak pada 3


faktor, yaitu :1 Faktor lebih dari satu kali melakukan tindak pidana;2 Faktor telah dijatuhkan
pidana terhadap si pembuat oleh negara karena tindakpidana yang pertama dan3 Pidana itu
telah dijalankannya pada yang bersangkutan;Bahwa menurut Ahli, yaitu Drs.

Rehabilitasi terhadap orang yang pernah dipidana dantelah menjalaninya ini haruslah lebih
lama atau lebih berat, disinilah juga letak dasarpemberatan pidana pada pengulangan
(recidive);Dengan diperberatnya hukuman terhadap orang (pelaku) yang telah
melakukanpengulangan kejahatan (recidive) atau orang (pelaku) yang melakukan
kejahatanberulangkali dapat membuat orang (pelaku kejahatan) tersebut menjadi jera
dalammelakukan kejahatan, hal ini sesuai dengan tujuan pemidanaan (penghukuman)
bagiorang (pelaku

LENDENG yang telah melakukankejahatan dalam tindak pidana Perjudian berulangkali


(seorang recidive) seharusnyadihukum lebih berat dari hukuman yang terakhir dijalani oleh
Terdakwa MUSTAKIMMADE alias H. LENDENG, yaitu selama 6 (enam) bulan dan 7
(tujuh) hari penjaraberdasar putusan Pengadilan Negeri Fakfak Nomor: 42 / Pid.B / 2005 /
PN.F tanggal 16Agustus 2005 untuk membuat jera Terdakwa MUSTAKIM MADE alias H.

LENDENG adalahseorang recidive / orang yang telah melakukan kejahatan dalam tindak


pidanaPerjudian berulangkali dan telah diputus oleh putusan Pengadilan dan telah
menjalanipidana penjara yang terakhir, yaitu selama 6 (enam) bulan dan 7 (tujuh) hari
berdasarkanputusan Pengadilan Negeri Fakfak Nomor: 42 / Pid.B / 2005 / PN.F tanggal 16
Agustus2005 tidaklah dipertimbangkan sebagai halhal yang memberatkan oleh Majelis
Hakimdalam putusan Pengadilan Tinggi Jayapura Nomor: 60/ PID / 2012 /PT.JPR

Pengadilan  MAHKAMAH AGUNG  Pidana Khusus


 Putus : 19-04-2016 — Upload : 11-11-2016
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 1146 K/Pid.Sus/2015
Tanggal 19 April 2016 — Fathan Hadra Alias Ata
228 — 387 —  Berkekuatan Hukum Tetap
 Bahwa di dalam fakta persidangan terungkap bahwaTerdakwa sebelumnya pernah dihukum
dalam perkara kepemilikan senjatatajam dan mendapatkan vonis pengadilan selama 7 (tujuh)
bulan penjarasehingga Terdakwa telah melakukan pengulangan tindak pidana
(Recidive)yang mana hal tersebut telah kami uraikan dalam pertimbangan halhal
yangmemberatkan dalam tuntutan kami;Namun dalam kenyataannya Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Parigi danPengadilan Tinggi Sulawesi Tengah dalam putusannya tidak
mempertimbangkan halhal

No. 1146 K/Pid.Sus/20151.Majelis Hakim Pengadilan Negeri Parigi tidak


mempertimbangkan faktafaktayang terungkap di persidangan bahwa Terdakwa FATHAN
HADRA aliasATA telah melakukan pengulangan tindak pidana (Recidive), yangselanjutnya
dikuatkan oleh putusan Pengadilan Tinggi Sulawesi Tengah;Bahwa Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Sulawesi Tengah telah tidakmenerapkan peraturan hukum atau
diterapkan tidak sebagaimana mestinya,yakni Hakim Majelis Pengadilan Tinggi Sulawesi
Tengah dalam putusannyatidak

pasalperaturan perundangundangan yang menjadi dasar hukum dari putusan,disertai keadaan


yang memberatkan dan yang meringankan Terdakwa.Sesuai dalam fakta persidangan
Terdakwa FATHAN HADRA alias ATA telahterbukti melanggar Pasal 2 ayat (1)
UndangUndang Nomor 12/Drt/1951 danTerdakwa FATHAN HADRA alias ATA
sebelumnya pun pernah dihukumdalam perkara kepemilikan senjata tajam dan telah
mendapatkan putusanyang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, sehingga Terdakwa
telahmelakukan pengulangan tindak pidana (Recidive

) dan hal tersebut telahkami kemukakan dalam pertimbangan halhal yang memberatkan
dalamsurat tuntutan namun dalam putusannya Pengadilan Negeri Parigi tidakmemperhatikan
halhal yang memberatkan Terdakwa tersebut bahwaTerdakwa adalah Recidive, dimana
seharusnya hal tersebut dapat dijadikanalasan pemberat di dalam penjatuhan pidana dimana
di dalam ketentuanKUHP ancaman pidana pengulangan tindak pidana tersebut
adalahancaman pidana dapat ditambah sepertiga.

Pengadilan  PN CALANG  Pidana Umum  Kejahatan terhadap keamanan negara


 Putus : 01-07-2010 — Upload : 31-07-2012
Putusan PN CALANG Nomor 41/PID.B/2010/PN.CAG
Tanggal 1 Juli 2010 — AMRAN Alias EKO BIN Alm. RASYIDIN
101 — 121
 dengan menggunakan pasir di dekat tendamilik warga, dan uang sejumlah Rp.656.500,
( enam ratus lima puluh enam ribu limaratus rupiah ) di sembunyikan di bawah pohon
cemara dengan cara di tutupi dengandaun cemara yang dilakukan oleh saksi HALIMI Bin
NURDIN ;wn Bahwa akibat dari perbuatan terdakwa tersebut, pihak para korban
telahmengalami kerugian yang ditaksir senilai Rp.2.656.500, ( dua juta enam ratus
limapuluh enam =ribu lima ratus rupiah ) atau di sekitar jumlahitu ; ann Bahwa terdakwa
adalah recidive

Hukuman penjara yang di tentukan dalam pasal 362, 363, 365 ayatpertama, kedua dan
ketiga, dapat di tambahkan sepertiganya, jika waktumelakukan kejahatan itu belum lalu 5
tahun sejak sitersalah menjalanisama sekali atau sebagian saja hukuman ; Menimbang,
bahwa Recidive terjadi apabila seseorang yang pernah dipidanakarena bertanggung jawab
atas (beberapa) peristiwa pidana yang berdiri sendirimengulangi kesalahannya
dan Recidive merupakan hal yang memberatkan pidana (grond van
strafverzwaring) ;Menimbang

, bahwa syaratsyarat yang diperlukan untuk berlakunya recidive adalah :1 Pernah


menjalankan pidana penjara baikseluruhnya maupun sebagian ataupidana itu dihapuskan
baginya samasekali ataupun beban pidana itu belumgugur karena daluwarsa ;2 Jangka waktu
antara peristiwa pidanapertama dan kedua adalah tidak lebihlima tahun terhitung sejak
selesaimenjalani hukuman penjara itu ;Menimbang, bahwa berdasarkan Petikan Putusan
Pengadilan Negeri Calang Nomor :15/Pid.B/2009/PN.CAG tanggal 30 Juni 2009 dimana

terdakwa terbukti secara sah danmenyakinkan bersalah atas tindak pidana pencurian dalam
keadaan memberatkan dan dijatuhihukuman pidana penjara selama 5 (lima ) bulan ;
Menimbang, bahwa perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa dan masa hukuman yang telah
selesai dijalani oleh terdakwa belum lewat 5 tahun ;Menimbang, bahwa dengan demikian
terdakwa tergolong kedalam recidive ;Menimbang, bahwa dengan demikian unsur ini pun
telah terpenuhi ;Menimbang, bahwa oleh karena seluruh Unsur dalam Dakwaan Jaksa

membayar biaya dalam perkara ini ; Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana
kepada Terdakwa perludipertimbangkan halhal yang memberatkan maupun halhal yang
meringankan yangterdapat didalam maupun diluar diri terdakwa sebagaimana telah
ditentukan dalam Pasal27 ayat (2) UndangUndang Nomor : 14 Tahun 1970 jo
UndangUndang Nomor : 35Tahun 1999 jo UndangUndang Nomor : 4 Tahun 2004 jo Pasal
197 ayat (1) huruf f KUHAP ;Hal hal yang memberatkan : e Perbuatan terdakwa
meresahkan masyarakat ;e Terdakwa adalah Recidive

Pengadilan  PT BANJARMASIN  Pidana Khusus  Narkotika dan Psikotropika


 Register : 24-05-2021 — Putus : 15-06-2021 — Upload : 16-06-2021
Putusan PT BANJARMASIN Nomor 97/PID.SUS/2021/PT BJM
Tanggal 15 Juni 2021 — Pembanding/Terdakwa : ANGGA SYAHPUTRA Als ANGGA Bin
ALAMSYAH Diwakili Oleh : PANJI BENTAR KAMAJAYA, S.H., M.H.
Terbanding/Penuntut Umum I : FACHRI DOHAN MULYANA, S.H
Terbanding/Penuntut Umum II : ALFANO ARIF HARTOKO, S.H.
68 — 54
 Bahwa pada poin 3, berdasarkan penjelasanpasal 486 KUHP satu macam kejahatan yang
terjadi berulangulang,disebut dengan Recidive Recidive ada dua
macam Recidive umumdan Recidive khusus.a. Mengulang kejahatan yang sama atau oleh
undangundangdianggap sama macamnya (Sama macamnya=misalnya kali inimencuri,
Kemudian pada kali lain mencuri lagi, oleh undangundangdiaggap sama macamnya,
meskipun kejahatan itu. berlainanmacamnya, tetapi tetap dianggap sama
Pengadilan  PN SOE  Pidana Umum  Pencurian
 Register : 11-06-2020 — Putus : 21-07-2020 — Upload : 15-02-2021
Putusan PN SOE Nomor -49/Pid.B/2020/PN.Soe
Tanggal 21 Juli 2020 — -YOHANIS TAFULI, (TERDAKWA)
96 — 122
 persidangan, Majelis Hakim tidakmenemukan halhal yang dapat menghapuskan
pertanggungjawaban pidana,baik sebagai alasan pembenar maupun alasan pemaaf, maka
Terdakwaharuslah mempertanggungjawabkan perbuatannya;Menimbang, bahwa oleh karena
Terdakwa mampu bertanggung jawab,maka harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi
pidana;Menimbang, bahwa untuk mempertimbangkan hukuman (sentencing)yang sepadan
bagi Terdakwa, selanjutnya Majelis Hakim akanmempertimbangkan apakah Terdakwa dapat
dibebankan tanggung jawab ulang(recidive

) atas perbuatan yang telah ia perbuat;Menimbang, bahwa seseorang dapat dikatakan


pelaku recidive atauresidivis jika memenuhi syaratsyarat yang ditentukan dalam Pasal 486,
487,488 KUHP sebagai berikut:a.

diputus dengan perbuatan yangbelum dijatuhi putusan tidak lebih dari 5 (lima)
tahun;Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta yang terungkap dipersidangan,Terdakwa
pada tanggal 13 November 2018 telah dinyatakan bersalahmelakukan tindak pidana
pencurian dalam keadaan yang memberatkanberdasarkan Putusan Pengadilan Negeri
Kupang No. 264/Pid.B/2018/PN KPGdan telah dijatuhi pidana penjara selama 11 (sebelas)
bulan;Menimbang, bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, Terdakwa dapatdibebani
tanggung jawab ulang (recidive

Anda mungkin juga menyukai