Anda di halaman 1dari 2

NOTULENSI PRESENTASI KELOMPOK 1

A. Nama Anggota : 1. Elsa Apriliana Putri (502022310)


2. Ine Cahya Haryani (502022314)
3. Nasya Dzil Ulyah (502022339)
4. Achmad Bagus Winarjo (502022370)
5. Arya Ghandi (502022353)

B. Tanya Jawab :
1. Pertanyaan : Apakah memang hukum pidana mutlak dikatakan sebagai
hukum pidana?
Nama penjawab : Achmad Bagus Winarjo
Jawaban/sanggahan : Het Strafrecht Is Wezenlijk Sanctierecht (hukum pidana pada
hakekatnya adalah hukum sanksi). Hukum pidana adalah
semua aturan-aturan hukum yang menentukan terhadap
perbuatan-perbuatan apa seharusnya dijatuhi pidana.

2. Pertanyaan : hukum pidana disebut hukum materiil dan formil, apakah


benar dan alasannya!
Nama penjawab : Elsa Apriliana Putri
Jawaban/sanggahan : Benar, hukum pidana formil membahas upaya paksa berupa
penangkapan kepada seseorang yang melakukan tindak
pidana agar tidak melarikan diri, sedangkan hukum pidana
materiil membahas mengenai apakah perbuatan seseorang
tersebut dapat dipidana dengan pasal berapa, undang-undang
apa saja, unsur tindak pidana dalam pasal berapa, dan sanksi
yang dijatuhkan. Kemudian, hukum pidana disebut materiil
karena biasanya merujuk pada kitab undang-undang hukum
pidana (KUHP), sementara formil merujuk pada kitab
undang-undang hukum acara pidana (KUHAP). Maka, benar
hukum pidana disebut sebagai materiil dan formil karena
saling berkaitan.

3. Pertanyaan : Mengapa hukum pidana pengaturannya mengutamakan


Nama penjawab : Nasya Dzil Ulyah
Jawaban/sanggahan : Hukum pidana mengutamakan hukum publik karena hukum
pidana didasarkan pada hubungan hukum yang diatur dalam
hukum pidana. Dan titik beratnya tidak berada dalam
kepentingan individu melainkan pada kepentingan-
kepentingan umum. Hukum publik atau hukum umum
berkenaan dengan norma- norma yang mengatur hubungan
antara negara beserta bagian-bagiannya dengan warga
negaranya, mengatur hubungan antara negara dengan bagian-
bagiannya, serta mengatur bentuk dan susunan negara beserta
bagian-bagiannya.

4. Pertanyaan : Apakah setiap sanksi hukum pidana harus berisikan


hukuman?
Nama penjawab : Arya Ghandi
Jawaban/sanggahan : Pada dasarnya, setiap orang yang melanggar hukum pasti
akan diberikan sanksi yang sudah berlaku. Agar diharapkan
orang tidak akan melakukan kembali pelanggaran. Dalam
hukum pidana hal ini dikenal dengan teori penjeraan. Dalam
pasal 10 kuhp, hukuman atau sanksi yang dapat dijatuhkan
terhadap seseorang yang dinyatakan bersalah melanggar
ketentuan dalam hukum pidana. Sanksi ini dijatuhkan pada
seseorang tergantung dari besar perbuatan atau pelanggaran
yang dilakukan.

5. Pertanyaan : Hukum pidana keberlakuannya bersifat mutlak atau tidak,


berikan alasannya!
Nama penjawab : Ine Cahya Haryani
Jawaban/sanggahan : Hukum pidana keberlakuannya tidak mutlak . Pada
kenyataannya hukum pidana tidak menganut prinsip asas
tidak berlaku surut secara mutlak, hal ini tertuang dalam pasal
1 ayat (2) KUHP yang menyatakan bahwa jikalau undang-
undang diubah setelah perbuatan itu dilakukan maka kepada
tersangka dikenakan ketentuan yang menguntungkan baginya.
Ini membuktikan bahwa undang-undang dapat diberlakukan
surut selama ketentuan undang-undang yang lama atau
terdahulu lebih menguntungkan terdakwa, menurut R Soesilo
bahwa lebih menguntungkan meliputi ringannya hukuman,
tentang anasir peristiwa pidananya, tentang delik aduan atau
tidak mengenai persoalan salah tidaknya terdakwa dan
sebagainya. Asas legalitas Mutlak pada prinsipnya menolak
berlakunya hukum yang tidak tertulis/hukum yang hidup
dimasyarakat/hukum adat, dan UU pidana tidak berlaku surut
(retroactive) serta tidak bolehnya dipergunakan penafsiran
analogi. Akan tetapi dalam sejarah pemberlakuannya di
Indonesia asas ini telah disimpangi dan menjadikannya tidak
mutlak dengan adanya ketentuan lex specialist dari KUHP.

Palembang, maret 2022


Notulen

Nasya Dzil Ulyah

Anda mungkin juga menyukai