Dapat dilihat dari sumber hukum pidana yang telah di kodifikasi : KUHP/WvS (Wetboek van
Straftrecht)
Sejatinya, banyak ilmuwan hk yg membedakan lebih konkrit konteks, Hukum Pidana, dan Hk Perdata
1 DEFINISI HUKUM PIDANA
2 DELIK
3 PEMIDANAAN
ALASAN PEMBENAR, ALASAN PEMAAF
4
& ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
6 KRIMINOLOGI
6
PIDANA
• Pidana adalah penderitaan yang • Di dalam KUHP yang sekarang berlaku
jenis-jenis pidana yang dapat diterapkan
sengaja dibebankan kepada seperti yang tercantum pada pasal 10 KUHP,
orang yang melakukan yaitu dalam hukuman pokok dan hukuman
perbuatan yang memenuhi tambahan, sebagai berikut:
1. 2. orang
perbuatan yang yang melanggar
dilarang dan; larangan itu.
Selain IUS PONEALE ada IUS
PUNIENDI
13
NO TOKOH DEFINISI
2. POMPE Semua aturan hukum yg menetukan thd tindakan apa yg
seharusnya dijatuhkan pidana & apa macam pidana-nya yg
bersesuaian.
4. Mr. J.M. VAN HUKUM PIDANA MATERIIL tdr a/ tindak pidana yg disebut
BEMMELEN berturut-turut, peraturan umum yg dpt diterapkan thd perbuatan
itu, & pidana yg dpt diancamkan thd perbuatan itu.
HUKUM PIDANA FORMIL mengatur cara bagaimana acara
pidana seharusnya dilakukan & menentukan tata tertib yg harus
diperhatikan pd kesempatan itu.
14
NO TOKOH DEFINISI
5. WIRJONO HUKUM PIDANA ialah Peraturan hukum mengenai pidana.
PROJODIKORO PIDANA hal yg dipidanakan, yaitu o/ instansi yg berkuasa
dilimpahkan kpd seorang oknum sbg hal yg tdk enak dirasakannya
& jg hal yg tdk sehari-hari dilimpahkan.
Unsur pokok hukum pidana Norma (larangan atau aturan) & sanksi a/
pelanggaran norma tsb berupa ancaman hukuman pidana, &
bahwa dasar dr segala hukum ialah rasa keadilan.
Pembidangan hukum pidana :
1. Hukum pidana materiil, yaitu isi drpd hukum pidana sbb :
penunjukan & gambaran dr perbuatan2 yg diancam dgn hk.
Pidana;
penunjukan syarat umum yg harus dipenuhi agar perbuatan itu
mrpk perbuatan yg pembuatnya dpt dihukum pidana;
penunjukan orang atau badan hukum yg pd umumnya dpt dihukum
pidana;
penunjukan jenis hukuman pidana yg dpt dijatuhkan.
2. Hukum pidana formil, yaitu hukum acara pidana yg berkaitan erat
dgn diadakannya hukum pidana, o/ krn itu, mrpk suatu rangkaian
peraturan yg memuat cara bagaimana badan2 pemerintah yg
berkuasa, yi kepolisian, kejaksaan & pengadilan harus bertindak
guna mencapai tujuan negara dgn mengadakan hukum pidana
15
NO TOKOH DEFINISI
6. PROF. MOELJATNO Hukum pidana adalah bagian dr hukum yg mengadakan dasar & aturan2 u/ menentukan :
Perbuatan2 mana yg tdk boleh dilakukan, yg dilarang dgn diserta ancaman sanksi brp
suatu pidana ttt, bg barang siapa yg melanggar larangan tsb;
Kapan & dalam hal apa kpd mereka yg telah melanggar larangan2 itu dpt dikenakan atau
dijatuhi pidana sebagaimana yg telah diancamkan;
Dgn cara bagaimana pengenaan pidana itu dpt dilaksanakan apabila ada orang yg
disangka telah melanggar larangan tsb.
7. Mr. TIRTAAMIDJAJA HUKUM PIDANA MATERIIL adalah kumpulan aturan hukum yg menentukan pelanggaran
pidana, menetapkan syarat-syarat bagi pelanggaran pidana u/ dpt dihukum, menunjukkan
orang yg dpt dihukum & menetapkan hukuman a/ pelanggaran pidana.
HUKUM PIDANA FORMIL adalah kumpulan aturan hukum yg mengatur cara
mempertahankan hukum pidana materiil thd pelanggaran yg dilakukan o/ orang2 ttt, atau dgn
kata lain, mangatur cara bagaimana hukum pidana materiil diwujudkan sehingga diperoleh
keputusan hakim serta mengatur cara melaksanakan keputusan hakim.
8. SATAUCHID Sejumlah peraturan2 yg mrpk bahagian dr hukum positif yg mengandung larangan2 &
KARTANEGARA keharusan2 yg ditentukan o/ negara atau kekuasaan lain yg berwenang u/ menentukan
peraturan2 pidana, & apabila hal ini dilanggar timbullah hak dr negara u/ melakukan tuntutan,
menjalankan pidana & melaksanakan pidana.
16
• Tuntutan
Hukum Pidana -> PUBLIC -> • Benar dan Salah
• Melalui Pengadilan
Negeri
(Menyangkut Hajat Hidup Orang • Negara Mewakili Hak
Korban yang
Banyak) Dirugikan
• Gugatan
• Menang dan kalah
• Melalui Pengadilan
Hukum Perdata -> PRIVATE -> Negeri dan Agama
• Pihak yang
(Menyangkut Hajat Hidup Pribadi dirugikan
menggunakan
Antar orang dgn orang, orang dirinya sendiri untuk
meminta keadilan
Dan masyarakat)
JENIS – JENIS HUKUM PIDANA
Dikodifikasikan-Tidak
Materiel-Formil Umum-Khusus
dikodifikasikan
Internasional-
Nasional-Lokal Tertulis-Tidak Tertulis
Nasional
Hk Obyektif (Ius
Poenale)-Hk Subjektif
(Ius Puniendi)
JENIS HUKUM PIDANA
Materiel-Formil
Materiel-Formil
• Sumber Hk: KUHP
• Berlaku di Indonesia: Tahun 1946 (setelah kemerdekaan RI) dgn UU
No 1 Th 1946
• Merupakan warisan kolonial belanda diberlakukan di indonesia sjk 1
Jan 1918
• Sumber lain: UU Khusus (Korupsi, Narkotika, dll)
• Ada sanksi pidana, pertanggungjawaban pidana, dan tindak pidana
JENIS HUKUM PIDANA
Hukum Pidana Formil di Indonesia
Wetboek Van Straftrecht (WvS) (KUHP), UU No 1 Tahun 1946 ttg Peraturan Hk Pidana
Indonesia UU No 73 Th 1958 memberlakukan UU No 1 Tahun 1946 utk Seluruh Wilayah
Indonesia
SUMBER HUKUM PIDANA INDONESIA
Asas
Asas Personal
Asas Asas Perlindungan Asas
(Nasionalitas
Legalitas Teritorial (Nasionalitas Universal
Aktif )
Pasif)
ASAS LEGALITAS
Asas ini diatur juga dalam Kitab Undang- Perluasan dari Asas Teritorialitas diatur dalam
Undang Hukum Pidana (KUHP) yaitu dalam pasal 3 KUHP yang menyatakan : “Ketentuan
pasal 2 KUHP yang menyatakan : “Ketentuan pidana perundang-undangan Indonesia berlaku
pidana dalam perundang-undangan Indonesia bagi setiap orang yang di luar wilayah
diterapkan bagi setiap orang yang melakukan Indonesia melakukan tindak pidana didalan
suatu tindak pidana di Indonesia”. kendaraan air atau pesawat udara Indonesia”.
ASAS PERSONAL
(NASIONALITAS AKTIF)
Tolak pangkal pemikiran dari asas perlindungan adalah Kepentingan nasional tersebut ialah:
bahwa setiap negara yang berdaulat wajib melindungi
• Keamanan ideologi negara, pancasila dan haluan Negara;
kepentingan hukumnya atau kepentingan nasionalnya. • Keamanan perekonomian;
Ciri utamanya adalah Subjeknya berupa setiap orang • Keamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan
tidak terbatas pada warga negara saja, selain itu tidak
tergantung pada tempat, ia merupakan tindakan-
tindakan yang dirasakan sangat merugikan kepentingan
nasional indonesia yang karenanya harus dilindungi.
ASAS UNIVERSAL
Masalah
Tempat Hukum Pidana
kesalahan/pertanggungjawaban
(Sifat Melawan Hukum)
pidana serta
Pemidanaan
• suatu proses atau cara
untuk menjatuhkan hukuman atau
sanksi terhadap orang yang telah
melakukan tindak kejahatan maupun
pelanggaran.
Hubungan Ilmu Hukum Pidana KRIMINOLOGI
dengan ilmu-ilmu lainnya
VIKTIMOLOGI
SOSIOLOGI
FILSAFAT HUKUM
POLITIK HUKUM
ILMU FORENSIK
PENOLOGI
STATISTIK
KRIMINOLOGI
Etiologi kriminal
(menentukan sebab-
sebab dari kejahatan)
dan politik kriminal
(menemukan cara-cara
pemberantasannya.
VIKTIMOLOGI
Mempelajari tentang
korban termasuk hub
antara korban dan
pelaku serta interaksi
antara korban dgn
Kejahatan dan
menyangkut hub
korban dgn sistem
peradilan
SOSIOLOGI HUKUM
Memusatkan perhatian
pada sebab timbulnya
peraturan pidana
tertentu, serta
efektifitasnya dalam
masyarakat
FILSAFAT HUKUM
Merenungkan nilai-
nilai hk pidana,
berusaha
merumuskan, dan
menyerasikan nilai-
nilai yang
berpasangan, tetapi
mungkin
bertentangan.
POLITIK HUKUM
Tindakan memilih
nilai-nilai dan
menerapkan nilai-nilai
tersebut di dalam
kenyataan
ILMU FORENSIK
Berkaitan dengan
kedokteran forensik
yang mempelajari hal
ikhwal manusia atau
organ manusia dengan
hakikatnya peristiwa
kejahatan
PENOLOGI
Mempelajari mengenai
masalah dan sarana-
sarananya tentang cara
perlakuan/pemidanaan
terhadap pelaku kejahatan
sehingga dalam hk pidana
sangat strategis karena
menentukan dalam
berhasilnya pemberian
sanksi kepada pelaku.
Sanksi apa yang tepat
untuk pelaku, serta
bagaimana
pelaksanaannya dalam
hukum pidana menjadi
sasaran penologi.
STATISTIK
Melakukan pengamatan
masal dengan
menggunakan angka-
angka yang merupakan
salah satu pendorong
perkembangan ilmu
pengetahuan sosial abad
ke-17 agar dapat
mengetahui
perkembangan kejahatan
yang terjadi di masyarakat
seperti perkembangan
antara tingkat pencurian
dengan tingkat kenaikan
harga gandum terdapat
kesejajaran (positif).
HUKUM PIDANA
DR. LAILATUL MUSTAQIMAH, S.H.,M.H
HUKUM PIDANA
PERTEMUAN V
DELIK
ISTILAH DELIK
• Asal kata : delictum (latin); delict (Jerman); delit (Perancis); delict
(Belanda).
• KBBI (Kamus Bebas Bahasa Indonesia) Delik = tindak pidana
• PROF. MOELJATNO delik = perbuatan pidana
• E. UTRECHT delik = peristiwa pidana
• MR. TIRTAAMIDJAJA delik = pelanggaran pidana
• Para pakar hukum pidana yg lain : VAN HAMEL, SIMONS delik =
strafbaar feit
57
NO TOKOH DEFINISI
1. KBBI Delik = tindak pidana Perbuatan yg dpt dikenakan hukuman
krn mrpk pelanggaran thd UU; tindak pidana
NO TOKOH DEFINISI
4. VAN Delik = strafbaar feit kelakuan orang (menselijke
HAMEL gedraging) yg dirumuskan dalam wet, yg bersifat
melawan hukum, yg patut dipidana (strafwaardig) &
dilakukan dgn kesalahan.
59
Kesengajaan sbg Maksud
SKEMA UNSUR – UNSUR DELIK (Oogmerk)
Kesengajaan dgn
KESENGAJAAN Keinsafan Pasti
(DOLUS) (Opzet als
Zekerheidsbewustzijn)
Kesengajaan dgn
Keinsafan Akan
Kemungkinan (Dolus
UNSUR Evantualis)
SUBJEKTIF Tak Berhati-hati
KEALPAAN Dapat Menduga
UNSUR (CULPA)
Kelalaian
DELIK
Perbuatan Aktif atau
PERBUATAN
UNSUR Positif (Act)
MANUSIA
OBJEKTIF Perbuatan Patif atau
AKIBAT Negatif (Omission)
PERBUATAN
SIFAT MELAWAN HUKUM (WEDERRECHTELIJKHEID)
& DAPAT DIHUKUM
KEADAAN-KEADAAN
(CIRCUMSTANCES)
MACAM – MACAM DELIK
• Pembedaan antara KEJAHATAN dengan
PELANGGARAN,
Menurut WIRJONO PROJODIKORO, antara
keduanya tdp perbedaan kuantitatif, dimana
kejahatan pd umumnya diancam dgn pidana yg lebih
berat drpd pelanggaran
61
Pembedaan Delik-Delik Lainnya :
63
NO DASAR PEMBEDAAN MACAM DELIK
5. Tindakan Terlarang tsb mrpk 1. Delik bersahaja (enkel voudige delict) .
Kebiasaan dr Petindak atau 2. Delik kebiasaan (samengestelde delict) ex : kebiasaan u/
tidak mencari nafkah dgn memudahkan pencabulan antara orang lain
(296), kebiasaan penadahan (481)
6. Pada Tindak Pidana itu 1. Delik biasa ex : 362 (pencurian biasa), 338 (pembunuhan biasa)
Ditentukan Keadaan yg 2. Delik dikualifisir (diperberat) ex : 363 terhadap 362
Memberatkan atau (pencurian), 340 terhadap 338 (pembunuhan)
Meringankan Pidana 3. Delik diprivilisir (diperingan) ex : 341 terhadap 338
(pembunuhan anak), 308 terhadap 305 & 306 (seorang ibu yg
meninggalkan anaknya
Pd delik2 (2) & (3) mempunyai unsur2 yg dipunyai delik (1), disamping
unsur keadaan yg memberatkan pidana u/ (2) & unsur keadaan yg
meringankan pidana u/ (3).
7. Bentuk Kesalahan Petindak 1. Delik kesengajaan (Delik Dolus) diperlukan adanya
kesengajaan, ex : Ps. 338 (pembunuhan), 354 (sengaja melukai
berat orang lain)
2. Delik kealpaan (Delik Culpa) orang sudah dpt dipidana bila
kesalahannya itu berbentuk kealpaan, ex : 359 (kealpaan yg
menyebabkan matinya orang), 360 (kealpaan yg menyebabkan
orang lain luka berat)
64
NO DASAR PEMBEDAAN MACAM DELIK
8. Tindakan Terlarang tsb 1. Delik bersahaja (enkel voudige delict)
mrpk Kebiasaan dr
Petindak atau tidak 2. Delik kebiasaan (samengestelde delict) ex : kebiasaan u/
mencari nafkah dgn memudahkan pencabulan antara orang
lain (296), kebiasaan penadahan (481)
65
NO DASAR MACAM DELIK
PEMBEDAAN
11. Cara Penuntutan 1. Delik aduan
Petindak hanya dpt dituntut krn adanya aduan
2. Delik yg penuntutannya krn jabatan
Petindaknya dituntut o/ petugas, krn memang u/ itulah ia
ditugaskan, tdk perlu ada aduan
66
TUGAS
(Akhir Pertemuan)
67