Anda di halaman 1dari 11

HUKUM PIDANA

YONAR HARADA TAQUAS ELTA


0852715151231
TATA TERTIB
PERKULIAHAN

1. Mahasiswa terlambat maksimal 15


menit
2. Dilarang memakai kaos oblong,
pakaian ketat (baju/celana), dan
sendal
3. Handphone harus di silence-kan, tidak
menerima call saat didalam ruangan
4. Kehadiran min 75 %
Hal dasar yang perlu diketahui
mengenai hukum pidana
• Hukum Publik
• Istilah : tindak pidana, Perbuatan pidana, delik, Straaf Recht,
strafbaar feit, criminal act, Wetboek van Strafrecht (WvS)
• Hukum Pidana Materiil
• Hukum pidana formil (criminal procedure, hukum acara pidana)
• Asas legalitas (principle of legality)
• Pertanggungjawaban pidana
• Pemidanaan
• Kodifikasi
• Unifikasi
Hukum pidana dalam arti
objektif , ialah : hukum pidana
yang berlaku, atau yang juga
disebut sebagai hukum positif atau
ius poenale
Menurut
Profesor
Simons, hukum
pidana itu dapat
dibagi menjadi :
Hukum pidana dalam arti subjektif itu mempunyai dua pengertian,
yaitu:
a. Hak dari negara dan alat-alat kekuasaanya untuk menghukum, yakni
hak yang telah mereka peroleh dari peraturan-peraturan yang telah
ditentukan oleh hukum pidana dalam arti objektif;
b. Hak dari negara untuk mengaitkan pelanggaran terhadap peraturan-
peraturannya dengan hukum.
ius puniendi
PENGERTIAN HUKUM PIDANA
Menurut Moeljatno :
Hukum Pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku di
suatu negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk :
1) Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh
dilakukan, yang dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang
berupa pidana tertentu bagi barang siapa melanggar larangan
tersebut.
2) Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang
telah melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau
dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan
3) Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat
dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar
larangan tersebut.
Hukum Pidana Materil Hukum Pidana Formil

• adalah kumpulan aturan hukum • adalah kumpulan aturan hukum


yang menentukan pelanggaran yang mengatur cara
pidana, menetapkan syarat-syarat mempertahankan hukum pidana
bagi pelanggar pidana untuk dapat materil terhadap pelanggaran yang
dihukum, menunjukkan orang dilakukan orang-orang tertentu,
dapat dihukum dan dapat atau dengan kata lain mengatur
menetapkan hukuman atas cara bagaimana hukum pidana
pelanggaran pidana. materil diwujudkan sehingga
memperoleh keputusan hakim
serta mengatur cara melaksanakan
putusan hakim.
TUJUAN HUKUM PIDANA
• Untuk melindungi kepentingan orang perseorangan
(individu) atau hak-hak asasi manusia dan melindungi
kepentingan-kepentingan masyarakat dan negara dengan
perimbangan yang serasi dari kejahatan atau tindakan
tercela di satu pihak dan dari tindakan penguasa yang
sewenang-wenang di lain pihak.(umum)
• Untuk menjamin kepentingan hukum individu atau
perseorangan (mashab klasik)
• Untuk memberantas kejahatan agar terlindung kepentingan
hukum masyarakat (mashab modern)
ASAS LEGALITAS
“Nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali. ”
Artinya :
Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan
pidana jika tidak ditentukan terlebih dahulu dalam
perundang-undangan.

bersifat non-retroaktif, yaitu tidak boleh berlaku secara surut.


Dari penjelasan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa asas
legalitas dalam pasal 1 ayat (1) KUHP mengandung tiga pokok
pengertian yakni :

• Tidak ada suatu perbuatan yang dapat dipidana (dihukum) apabila


perbuatan tersebut tidak diatur dalam suatu peraturan perundang-
undangan sebelumnya/terlebih dahulu, jadi harus ada aturan yang
mengaturnya sebelum orang tersebut melakukan perbuatan;
• Untuk menentukan adanya peristiwa pidana (delik/tindak pidana)
tidak boleh menggunakan analogi; dan
• Peraturan-peraturan hukum pidana/perundang-undangan tidak boleh
berlaku surut;

Anda mungkin juga menyukai