2/Apr-Jun/2013
1 3
Artikel Skripsi Dr. Syaiful Bakhri, SH,MH., Perkembangan Stelsel
2
NIM 090711184 Pidana Indonesia, Buku Ajar, Total Mesia, hal, 101
97
Lex et Societatis, Vol. I/No.2/Apr-Jun/2013
98
Lex et Societatis, Vol. I/No.2/Apr-Jun/2013
tentang ini telah ditentukan, bahwa dalam sebagaimna saja, yang akan ditentukan
hal menjatuhkan pidana denda tiada pada perintah itu dalam waktu yang akan
berlaku apa yang ditentukan dalam pasal ditentukan pada perintah itu juga, yang
30, ayat (2). kurang daripada masa percobaan itu.
(3) Apabila hakim tak menentukan lain, maka (2) Dalam hal menjatuhkan pidana, baik
perintah tentang pidana pokok, mengenai pidana penjara yang lamanya lebih dari
juga hukuman tambahan yang dijatuhkan. tiga bulan, maupun pidana kurungan
(4) Perintah itu hanya diberikan, kalau karena salah satu pelanggaran yang
sesudah pemeriksaan yang teliti hakim diterangkan dalam pasal 492, 504, 505,
yakin, bahwa dapat dilakukan pengawasan 506 dan 536, maka pada perintahnya itu
yang cukup atas hal menetapi syarat hakim boleh mengadakan syarat khusus
umum, yaitu bahwa orang yang dipidana yang lain pula tentang kelakuan orang
itu tak akan melakukan tindak pidana dan yang dipidana itu, yang harus dicukupinya
atas hal menetapi syarat khusus, jika dalam masa percobaan itu atau dalam
sekiranya diadakan syarat itu. sebagian masa itu yang akan ditentukan
(5) Dalam putusan yang memberi perintah pada perintah itu.
yang tersebut dalam ayat pertama itu, (3) Segala janji itu tidak boleh mengurangkan
diterangkn pula sebab-sebabnya atau hal kemerdekaan agama kemerdekaan politik.
ihwal yang menjadi alasan putusan itu. 6 (4) Pasal 14d
(5) Pengawasan atas hal yang mencukupi
tidaknya segala janji itu diserahkan kepada
Pasal 14b
pegawai negeri yang akan menyuruh
(1) Dalam perkara kejahatan dan pelanggaran
yang diterangkan dalam Pasal 492, 504, menjalankan pidana itu, jika sekiranya
505, 506 dan 536, maka percobaan itu kemudian hari diperintahkan akan
selama-lamanya tiga tahun dan perkara menjalankannya.
pelanggaran yang lain selama-lamanya dua (6) Jika dirasanya beralasan, maka dalam
tahun. perintahnya, hakim boleh memberi
(2) Masa percobaan itu mulai, segara putusan perintah kepada sebuah lembaga yang
bersifat badan hukum dan berkedudukan
itu sudah menjadi tetap dan diberitahukan
di daerah Republik Indonesia atau kepada
kepada orang yang dipidana menurut cara
orang yang memegang sebuah lembaga
yang diperintahkan dalam undang-undang.
yang berkedudukan disitu atau kepada
(3) Masa percobaan itu tidak dihitung, selama seorang pegawai negeri istimewa, supaya
orang yang dipidana itu ditahan dengan memberi pertolongan dan bantuan kepada
sah. orang yang dipidana itu tentang
mencukupi syarat yang khusus itu.
Pasal 14c ayat (1) merumuskan sebagai
berikut : Pasal 14e KUHPidana
(1) Dengan perintah yang dimaksud pasal 14a,
Baik sesudah menerima usul dari
kecuali jika dijatuhkan pidana denda,
pegawai negeri yang tersebut dalam ayat
selain menetapkan syarat umum bahwa
pertama pasal 14d, maupun atas
terpidana tidak akan melakukan tindak
permintaan orang yang diberi putusan
pidana, hakim dapat menetapkan syarat
mengubah syarat khusus yang ia telah
khusus bahwa terpidana dalam waktu
ditetapkan atau waktu berlaku syarat itu
tertentu, yang lebih pendek daripada masa
diadakannya dalam masa percobaan,
percobaannya, harus mengganti segala
dapat menyerahkan hal memberi bantuan
atau sebagian kerugian yang ditimbulkan
itu kepada orang lain daripada yang sudah
oleh tindak pidana, semuanya atau
diwajibkan atau dapat memperpanjang
6 masa percobaan itu satukali. Tambahan
Penjelasan pasal 14a KUHP, sejak tahun 1927
itu tidak boleh lebih dari seperdua waktu
berdasarkan LN. 1926 No,251 jo 486. Dalam Syarul
Bakhri Op-cit, hal 105.
99
Lex et Societatis, Vol. I/No.2/Apr-Jun/2013
100
Lex et Societatis, Vol. I/No.2/Apr-Jun/2013
Kedua kelompok syarat tersebut akan kali tidak boleh lebih dari 1 tahun 4 bulan (pasal
diuraikan dan dibahas berikut ini. 18 ayat (3) KUHPidana).
1. Syarat untuk dapat diterapkannya pidana Sekalipun pidana kurungan yang dijatuhkan
bersyarat. dapat menjadi 1 tahun 4 bulan, tetapi dengan
Dengan mempelajari pasal-pasal yang pertimbangan bahwa pidana kurungan
mengatur mengenai lembaga pidana bersyarat, merupakan jenis pidana yang lebih ringan
maka dapat diketahui bahwa syarat untuk daripada pidana penjara, maka pengenaan
dapat diterapkannya pidana bersyarat dapat pidana kurungan ditentukan oleh pembentuk
dibedakan atas dua macam syarat, yaitu: undang-undang sebagai dapat dikenakan
Syarat formal. pidana bersyarat.
Apa yang merupakan syarat formal terdapat
dalam Pasal 14a ayat (1) KUHPidana. Dalam Syarat material.
Pasal 14a ayat (1) ini hanya ditentukan 1 (satu) Yang dimaksudkan dengan syarat material
syarat saja, yaitu “apabila hakim menjatuhkan yaitu penilaian hakim terhadap terdakwa, baik
pidana penjara paling lama satu tahun atau perbuatan maupun kepribadiannya, bahwa
pidana kurungan, tidak termasuk pidana terdakwa memang layak dikenakan pidana
kurungan pengganti”. bersyarat.
Dengan demikian hakim dapat menerapkan Syarat material ini tersirat dalam ketentuan
pidana bersyarat jika putusan yang dikenakan Pasal 14a ayat (5) KUHPidana yang memberikan
terhadap terdakwa adalah : penegasan bahwa perintah tersebut dalam ayat
(1) harus disertai “hal-hal atau keadaan-
- pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun;
keadaan yang menjadi alasan perintah itu”.
atau,
Tetapi KUHPidana sendiri tidak memberikan
- pidana kurungan, tidak termasuk pidana
pedoman lebih lanjut tentang apa yang
kurungan pengganti.
dimaksudkan dengan “hal-hal atau keadaan-
Pidana penjara yang dijatuhkan oleh hakim,
keadaan yang menjadi alasan perintah itu”.
untuk dapat dikenakannya suatu pidana
Dengan demikian hal ini diserahkan kepada
bersyarat, memiliki tenggang waktu antara 1
pertimbangan dan kebijakan dari Hakim itu
(satu) hari sampai dengan 1 (satu) tahun.
sendiri,
Pidana penjara 1 (satu) hari ini merupakan
Syarat material ini sebenarnya merupakan
pidana penjara minimum umum yang dapat
suatu pokok penting yang harus diperhatikan
dijatuhkan oleh hakim (Pasal 12 ayat (2)
oleh para Hakim yang mengadili perkara
KUHPidana).
pidana agar pidana bersyarat dapat dikenakan
Jika hakim menjatuhkan pidana penjara
sesuai dengan tujuan diadakannya lembaga
lebih lama daripada 1 tahun, misalnya 1 tahun
tersebut..
1 hari, maka hakim tidak dapat memerintahkan
agar pidana itu tidak usah dijalani. Dengan kata
lain, dalam hal ini hakim tidak dapat 2. Syarat yang menyertai dijatuhkannya
menerapkan pidana bersyarat. pidana bersyarat yang harus dipatuhi oleh
Berkenaan dengan pidana kurungan, tidak terpidana.
disebutkan lamanya pidana kurungan yang Dari pasal-pasal yang mengatur mengenai
dijatuhkan. Ini berarti berapapun lamanya lembaga pidana bersyarat dapat diketahui
pidana kurungan yang dijatuhkan, hakim tetap bahwa syarat-syarat yang menyertai
dapat mengenakan pidana bersyarat. pengenaan pidana bersyarat terdiri dari :
Hal tersebut karena pengenaan pidana Syarat umum.
kurungan adalah paling lama 1 (satu) tahun Sebagai syarat umum yang menyertai
(Pasal 18 ayat (1) KUHPidana). Jika ada dijatuhkan pidana bersyarat adalah bahwa
pemberatan pidana yang disebabkan karena terpidana tidak akan melakukan tindak pidana
perbarengan atau pengulangan atau karena selama ia dalam masa percobaan. Syarat
ketentuan Pasal 52, pidana kurungan dapat umum ini merupakan syarat mutlak (yang
ditambah menjadi 1 tahun 4 bulan (Pasal 18 selalu harus ada) dalam penjatuhan pidana
ayat (2) KUHPidana). Pidana kurungan sekali- bersyarat.
101
Lex et Societatis, Vol. I/No.2/Apr-Jun/2013
Berapa lama masa percobaan yang dapat memperpanjang masa percobaan satu kali,
ditentukan oleh hakim ditentukan dalam Pasal paling banyak dengan separuh dari waktu yang
14b ayat (1) KUHPidana. Di dalamnya paling lama dapat ditetapkan untuk masa
ditentukan bahwa masa percobaan bagi percobaan.
kejahatan dan pelanggaran dalam-pasal 492, Syarat khusus.
504, 505, 506 dan 536 paling lama 3 (tiga) Syarat atau syarat-syarat khusus tidak
tahun dan bagi pelanggaran lainnya paling selalu harus dikenakan. Pengenaan syarat
lama 2 (dua) tahun. khusus diserahkan pada pertimbangan Hakim.
Minimum masa percobaan tidak ditentukan Sebagai syarat-syarat khusus yang ditentukan
oleh undang-undang. Dengan demikian dalam KUHPidana adalah sebagai berikut:
diserahkan kepada pertimbangan hakim. Yang - Dalam Pasal 14c ayat (1) ditentukan bahwa
ditentukan dalam undang-undang hanyalah kecuali jika dijatuhkan pidana denda, hakim
maksimum masa percobaan. dapat menetapkan syarat khusus bahwa
Masa percobaan paling lama 3 (tiga) tahun terpidana dalam waktu tertentu, yang lebih
adalah untuk semua kejahatan dan pendek daripada masa percobaannya, harus
pelanggaran-pelanggaran tertentu. Tindak- mengganti segala atau sebagian kerugian
tindak pidana pelanggaran tertentu adalah yang ditimbulkan oleh tindak pidana tadi.
- Pasal 492 : diancam dengan pidana denda - Dalam Pasal 14c ayat (2) KUHPidana
paling banyak Rp750,00 : 1. barang siapa ditentukan bahwa apabila hakim
diwajibkan menjaga orang gila yang menjatuhkan pidana penjara lebih dari 3
berbahaya bagi dirinya sendiri maupun bulan atau pidana kurungan atau salah satu
orang lain, membiarkan orang itu pelanggaran berdasarkan pasal 492, 504,
berkeliaran tanpa dijaga; 2. barang siapa 505, 506, dan 536, maka boleh ditetapkan
diwajibkan menjaga seorang anak, syarat-syarat khusus mengenai tingkah laku
meninggalkan anak itu tanpa dijaga sehingga terpidana yang harus dipenuhi selama masa
oleh karenanya dapat timbul bahaya bagi percobaan atau selama sebagian dari masa
anak itu atau orang lain. percobaan.
- Pasal 505 : ayat (1) barang siapa Mengenai apa yang dimaksudkan dengan
bergelandang tanpa pencarian, diancam “tingkah laku” terpidana, Hoge Raad
karena melakukan pergelandangan dengan (Mahkamah Agung Negara Belanda) dalam
pidana kurungan paling lama 3 bulan; (2) putusannya tanggal 15 Maret 1926
Pergelandangan yang dilakukan oleh 3 orang memberikan pertimbangan bahwa,
atau lebih, yang berumur di atas 16 tahun Suatu syarat khusus mengenai tingkah laku
diancam dengan pidana kurungan paling terhukum itu, haruslah menyangkut
lama 6 bulan. tingkah lakunya, baik di rumah maupun di
- Pasal 506 : barang siapa menarik dalam pergaulan bermasyarakat ataupun
keuntungan dari perbuatan cabul seorang menyangkut cara hidupnya. Di dalamnya
wanita dan menjadikannya sebagai tidak termasuk keharusan untuk
pencarian, diancam, dengan pidana memberikan sejumlah uang kepada fakir
kurungan paling lama 1 tahun. miskin. Masalah tersebut tidak dapat
8
- Pasal 536 : (1) barang siapa terang dalam ditetapkan sebagai syarat khusus.
keadaan mabuk berada di jalan umum,
diancam dengan pidana denda paling Dalam putusan Hoge Raad tersebut, syarat
banyak Rp225,00. khusus adalah menyangkut tingkah laku, baik di
Masa percobaan paling lama 2 (dua) tahun rumah maupun di dalam pergaulan masyarakat,
ditentukan untuk semua pelanggaran lain, atau menyangkut cara hidupnya.
kecuali yang ditentukan dalam pasal 492, 504,
505 dan 536 di atas.
Dalam Pasal 14e KUHPidana ditentukan 8
bahwa atas usul pejabat yang dimaksud dalam P . A. F. L am i ntang dan C. Dji sm an Sam osi r ,
Hu ku m P id a na In do n esi a , Si nar Bar u,
Pasal 14d ayat (1), hakim boleh
Bandung, 1983 , hal . 16.
102
Lex et Societatis, Vol. I/No.2/Apr-Jun/2013
Ayat (3) dari Pasal 14c memberikan batasan tadi serta mengenai penunjukkan lembaga dan
bahwa syarat-syarat tersebut di atas tidak pemimpin rumah penampungan yang dapat
boleh mengurangi kemerdekaan beragama diserahi memberi bantuan itu, diatur dengan
atau kemerdekaan berpolitik dari terpidana. undang-undang.
Untuk melaksanakan perintah dalam Pasal
C. Pengawasan terhadap Pelaksanaan 14d ayat (3) KUHPidana ini kemudian telah
Pidana Bersyarat diundangkan Ordonansi Pelaksanaan Hukuman
Pengawasan merupakan pokok penting Bersyarat (Uitvoe ringordonnatie
dalam pelaksanaan pidana bersyarat. Ini antara Voorwaardelijke Ve roordeeling)
lain karena hanya dengan adanya pengawasan dalam S. 1926 Nr. 487, yang kemudian telah
barulah dapat diketahui apakah terpidana diubah dan ditambah dengan S. 1928 Nr. 445
bersyarat tersebut mematuhi syarat-syarat dan S. 1939 Nr.77.
yang ditetapkan atau tidak. Sistem pengawasan ditentukan dalam Pasal
Dalam Pasal 14d ayat (1) ditentukan bahwa 2, 3, 4 dan 5 Ordonansi ini. Pasal 2 ayat (1)
yang diserahi mengawasi supaya syarat-syarat Ordonansi ini memberikan ketentuan bahwa,
dipenuhi, ialah pejabat yang berwenang Dari setiap keputusan hukuman bersyarat
menyuruh menjalankan putusan, jika kemudian yang mutlak harus dilaksanakan, pejabat
ada perintah untuk menjalankan putusan. yang diserahi menjalankan pelaksanaana
Dalam sistem hukum acara pidana di itu dengan segera memberitahukan hal itu
Indonesia, pejabat yang berwenang untuk kepada Directeur van Justitie (kini dapat
melaksanakan putusan Hakim adalah Jaksa. disamakan dengan Menteri Kehakiman,
Dalam Pasal 1 butir 6 huruf a KUHAP dan untuk itu seterusnya disebut Menteri
ditentukan bahwa, “Jaksa adalah pejabat yang Kehakiman) dengan melampirkan formulir
diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk tertentu seperti yang telah ditetapkan
bertindak sebagai penuntut umum serta dalam ordonansi ini dan telah dilakukan
melaksanakan putusan pengadilan yang telah pengisiannya oleh pejabat yang
memperoleh kekuatan hukum tetap”. 9 bersangkutan. Bila belum ada kepastian
Dalam Pasal 14d ayat (1) hanya disebut mengenai permulaan dan berakhirnya
“syarat-syarat” yang berarti mencakup jangka waktu percobaan, sehingga
keseluruhan syarat, yaitu baik syarat umum mengenai hal itu tidak dapat dengan
maupun syarat-syarat khusus. seketika diisikan dalam formulir yang
Berkenaan dengan syarat khusus, hakim bersangkutan, maka pemberitahuan
dapat menentukan pihak lain untuk mengenai hal itu secepatnya disusulkan
memberikan bantuan kepada terpidana dalam kemudian. 10
memenuhi syarat-syarat khusus.
Dalam ayat (2) dari Pasal 14d KUHPidana Dari rumusan Pasal 2 ayat (1) Ordonansi
ditentukan bahwa jika ada alasan, hakim dalam tersebut terlihat bahwa ditentukan hanyalah
perintahnya boleh mewajibkan lembaga yang kewajiban Jaksa untuk melaporkan adanya
berbentuk badan hukum dan berkedudukan di penjatuhkan pidana bersyaratan kepada
Indonesia, atau kepada pemimpin suatu rumah Directeur van Ju stit ie .
penampungan yang berkedudukan di situ, atau
Apa yang harus dilakukan oleh Directeur
kepada pejabat tertentu, supaya memberi
van Justit ie, ditentukan dalam pasal 2 ayat
pertolongan dan bantuan kepada terpidana
dalam memenuhi syarat-syarat khusus. (2) Ordonansi, yaitu Directur van Justitie
Selanjutnya dalam ayat (3) dari Pasal 14d memerintahkan agar bahan masukan yang
KUHPidana ditentukan bahwa aturan-aturan telah diterimanya itu segera dimasukan dalam
lebih lanjut mengenai pengawasan dan bantuan
10
Redaksi P T I chti ar Bar u – Van Hoeve ,
9
Abdul Haki m G . Nusantar a, et al l , KUHP Hi mp u na n P era tu ran P eru n da ng -u nd an ga n
dan P era tu ra n -p era tu ra n P ela ksa na , Rep u bl i k I nd on esi a , P T I chti ar Bar u – Van
Djam batan, Jakar ta, 1 985 , hal . 5. Hoeve, Jakar ta, 1 989 , hal . 1497.
103
Lex et Societatis, Vol. I/No.2/Apr-Jun/2013
daftar umum yang dikelola oleh 1. Terpidana bersyarat merasa bebas tanpa
departemennya. adanya pengawasan, sehingga tidak terlalu
Selanjutnya, dalam Pasal 3 ayat (1) ketat menjaga tingkah lakunya. Ia merasa
Ordonansi ditentukan bahwa Jaksa harus bebas melakukan tindakan-tindakan yang
melaporkan kepada Directeur van tidak patut karena tidak ada pengawasan;
Justit ie tentang selesainya pelaksanaanya 2. Timbulnya pandangan negatif dari
pidana bersyarat. Dalam laporan itu dimuat : masyarakat bahwa tidak ada sanksi apapun
1. Saat berakhirnya waktu percobaan; juga sekalipun yang bersangkutan telah
2. Kalimat terakhir yang dijadikan dasar dari melakukan tindak pidana.
tiap keputusan yang disesuaikan dengan
pasal 14e atau 14f KUHPidana; A. KESIMPULAN
3. Berakhirnya jangka waktu bilamana 1. Bahwa pidana bersyarat dapat dianggap
diperintahkan untuk menjalankan sama dengan probation, yaitu pidana
pelaksanaan keputusan dengan hukuman bersyarat merupakan teknik upaya
bersyarat itu, bila pengakhiran jangka waktu pembinaan terpidana diluar penjara. Pidana
itu tidak jatuh bersamaan dengan bersyarat diputus oleh Hakim Pengadilan
pengakhiran waktu percobaan hukuman dengan syarat-syarat. Syarat-syarat untuk
bersyarat itu. dapat diterapkannya pidana bersyarat,
Kewajiban Directeur van Justit ie yang terdiri dari: Syarat formal, yaitu
berkenaan dengan pemberitahuan ini, menurut pidana bersyarat hanya dapat dikenakan
Pasal 3 ayat (2) Ordonansi adalah apabila terdakwa dijatuhi pidana penjara
memerintahkan agar bahan masukan itu paling lama 1(satu) tahun atau pidana
didaftarkan dalam daftar umum. kurungan yang tidak termasuk kurungan
Dalam Pasal 4 ayat (1) Ordonansi ditentukan pengganti denda; dan, Syarat material,
kewajiban Jaksa (jika perkara diperiksa di yaitu penilaian Hakim terhadap terdakwa,
lingkungan peradilan umum) dan Oditur Militer baik perbuatan maupun kepribadiannya,
(jika perkara diperiksa di lingkungan peradilan bahwa terdakwa memang layak dikenakan
militer) untuk memberitahukan kepada pidana bersyarat. Syarat-syarat yang
Directeur van Just itie jika hakim menyertai pengenaan suatu pidana
menjatuhkan pidana terhadap terdakwa yang bersyarat. Syarat-syarat ini mencakup:
melakukan tindak pidana selama masa Syarat umum, yang merupakan syarat yang
percobaan. selalu harus ada dalam penjatuhkan pidana
Selanjutnya dalam Pasal 5 ayat (1) bersyarat, yaitu terpidana tidak melakukan
Ordonansi ditentukan bahwa dalam tindak pidana selama masa percobaan; dan
menjalankan perintah agar terdakwa dengan Syarat-syarat khusus, seperti kewajiban
hukuman bersyarat memenuhi kewajibannya mengganti segala atau sebagian kerugian
untuk memenuhi syarat-syarat umum yang yang ditimbulkan tindak pidana (Pasal 14c
diberikan kepadanya, tidak perlu diadakan ayat (1) KUHPidana, dan/atau syarat khusus
pengawasan lebih lanjut lagi selain tindakan lain mengenai tingkah laku terpidana.
yang berkaitan dengan ketentuan dalam Pasal Syarat-syarat khusus ini tidak mutlak selalu
2 sampai dengan Pasal 4. harus dijatuhkan oleh hakim.
Sistem di mana tidak ada komunikasi 2. Pengawasan agar syarat-syarat yang
berkala antara Jaksa dengan terpidana menyertai dijatuhkannya pidana bersyarat
bersyarat memiliki aspek positif dan negatif. dipenuhi oleh terpidana bersyarat, baik
Segi positifnya, kepada terpidana bersyarat syarat umum maupun syarat khusus,
diberikan kebebasan yang besar untuk merupakan tugas dari Jaksa (Pasal 14d ayat
mengendalikan dirinya sendiri sehingga (10) KUHPidana) Kelemahan dalam
terhindar dari perasaan malu bahwa dirinya ketentuan mengenai pengawasan yang
adalah seorang terpidana. Segi negatifnya, diatur dalam Ordonansi Pelaksanaan
yaitu: Pidana Bersyarat adalah bahwa
pengawasan hanya bersifat formalitas
104
Lex et Societatis, Vol. I/No.2/Apr-Jun/2013
belaka. Formalitas yang dimaksud adalah -------------------- Cepat dan Mudah Memahami
Jaksa melaporkan kepada Directeur van Hukum Pidana Jilid 2 dillengkapi Buku II
Justitie (Menteri Kehakiman) tentang KUHP
penjatuhkan pidana bersyarat, kapan Jonkers, J.E., Mr., Buku Pedoman Hukum
dimulainya dan kapan berakhirnya Pidana Hindia Belanda, Bina Aksara, Jakarta,
pelaksanaan pidana bersyarat; 1987.
sedangkan(Menteri Kehakiman) Kartanegara, Satochid, Prof.,SH, Hukum Pidana,
memerintahkan agar masukan dari Jaksa itu I, kumpulan kuliah, Balai Lektur Mahasiswa,
dimasukkan dalam suatu daftar umum di tanpa tahun.
departemennya. Dalam Ordonansi ini tidak
ditentukan adanya pengawasan yang Lamintang, P.A.F., Drs.,SH, Samosir, C.D., SH,
berupa komunikasi, apalagi yang bersifat Hukum Pidana Indonesia, Sinar Baru,
berkala, antara terpidana bersyarat dengan Bandung, 1983.
pengawasnya. Moeljatno, Prof.,SH, Azas-azas Hukum Pidana,
Bina Aksara, Jakarta, 1987.
B. SARAN Nusantara, Abdul Hakim G., SH, et all, KUHAP
Didalam pelaksanaan pidana bersyarat harus dan Peraturan-peraturan Pelaksana,
dilibatkan pemerintah setempat dalam hal ini Djambatan, Jakarta, 1985.
lurah/kepala desa dimana terpidana bertempat Syaiful Bakhri, Perkembangan Stelsel Pidana
tinggal, agar mudah dipantau akan keberadaan Indonesia, Buku Ajar, Total Media,
terpidana bersyarat ini. Juga dalam sistem Jakarta, 2009
pengawasan terhadap pelaksanaan pidana Tim Penerjemah BPHN, Kitab Undang-undang
bersyarat, pengawasan dan pengamatan harus Hukum Pidana, Sinar Harapan, Jakarta,
lebih ketat guna memeperoleh kepastian 1983.
putusan pidana bersyarat bahwa putusan Utrecht, E., SH, Hukum Pidana I, Penerbitan
pidana bersyarat dilaksanakan sebagaimana Universitas, Bandung, cet.ke-2, 1960.
mestinya dan si terpidana melaporkan diri Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum
setiap tenggang waktu tertentu kepada Pidana di Indonesia, Edisi Ketiga, Refika
pengawas. Dengan demikian akan ada Aditama, Bandung, 2003
komunikasi yang teratur antara pengawas
dengan terpidana bersyarat, sehingga selain
kegiatan dan perbuatan terpidana bersyarat
dapat terus dipantau juga masyarakat
sekitarnya dapat merasa lebih aman.
DAFTAR PUSTAKA
Apeldoorn van L.J. Pengantar Ilmu Hukum,
Pradya Paramita, Jakarta, 2008.
Andi Hamzah, Asas-asas Hukum Pidana, Edisi
Revisi 2008, Rineka Cipta,
Bonger, W.A., Prof.,Mr., Pengantar tentang
Kriminologi, PT Pembangunan-Ghalia
Indonesia, cet.ke-5, 1981.
Hulsman Prof. ML. Hc. Sistem Peradilan Pidana,
Rajawali, Jakarta, Tanpa Tahun
Ismu Gunadi, dan Juanedi Efendi, Cepat dan
Mudah Memahami Hukum Pidana Jilid 1
dillengkapi Buku I KUHP
105