BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan salah satu usaha untuk menciptakan tata tertib, keamanan dan
dijatuhkan atau diberikan oleh negara pada seseorang atau beberapa orang
larangan hukum pidana. Pidana dalam hukum pidana merupakan suatu alat
dan bukan tujuan dari hukum pidana yang apabila dilaksanakan tiada lain
berupa penderitaan atau rasa tidak enak bagi yang bersangkutan disebut
terpidana.1
1
Adami Chazawi, 2002, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
hal.24.
1
2
putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap harus secepat
selama ini, hakikatnya bertitik tolak dari ketidaksesuaian antara keadilan yang
pidana bersyarat yaitu pidana dengan syarat-syarat tertentu yang dalam praktik
dalam menjalani masa hukumannya dengan syarat dan ketentuan yang telah
2
Djoko Prakoso, 1984, Tugas dan Peran Jaksa dalam Pembangunan, Jakarta: Ghalia Indonesia,
hal.56.
3
Bambang Sutiyoso, 2010, Reformasi Keadilan dan Penegakan Hukum di Indonesia, Yogyakarta:
UII Press, hal.vii.
3
(1) Jika terpidana telah menjalani dua pertiga dari lamanya pidana
penjara yang di jatuhkan kepadanya, yang sekurang-kurangnya
harus sembilan bulan, maka ia dapat dikenakan pelepasan
bersyarat. Jika terpidana harus menjalani beberapa pidana
berturut-turut, pidana itu dianggap sebagai satu pidana.
Lamanya menjalani pidana yang dimaksud ini tidak termasuk lamanya
dua pertiga atau 9 bulan itu, walaupun dalam putusan hakim selalu ditetapkan
bahwa pidana yang dijatuhkan itu dipotong dengan masa tahanan sementara.
bagi seseorang selain karena dinilai telah berkelakuan baik selama pembinaan
dan telah memenuhi syarat sebagaimana ditentukan dalam Pasal 15 Ayat (1)
norma hukum agar tidak melanggar hak asasi manusia saja melainkan sorotan
utamanya pada bagaimana para jaksa dalam pembangunan ini. Sesuai dengan
bersyarat ke dalam sebuah judul skripsi dan judul “PERAN JAKSA DALAM
Surakarta).
4
Adami Chazawi, Op.Cit.,hal.63.
4
sebagai berikut:
narapidana.
Manfaat yang diharapkan dan diambil oleh penulis dari penelitian ini
1. Manfaat Teoritis
pidana.
5
tujuannya.
2. Manfaat Praktis
D. Kerangka Pemikiran
khusus.
pidana masa percobaan itu asal saja penuntutan terhadap tindak pidana
hakim yang telah menjatuhkan pidana pada tingkat pertama (hakim pada
6
banding atau kasasi, pelaksanaan putusan pidana dengan bersyarat itu tetap
dibebaskan.
pencabutan pelepasan bersyarat ini dibuat oleh Menteri Kehakiman atas usul
atau setelah dari jaksa tempat asal terpidana dan setelah mendapat keterangan
adalah menjadi kewajiban bagi setiap badan negara terutama dalam bidang
5
Ibid, hal. 63-64.
7
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan judul dan rumusan masalah maka penulis
2. Metode Pendekatan
objeknya.
3. Lokasi Penelitian
6
Suharto RM, 2006, Penuntutan dalam Praktek Peradilan, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 20.
7
Ilham Gunawan, 1994, Peran Kejaksaan dalam Menegakkan Hukum dan Stabilitas Politik,
Jakarta: Sinar Grafika, hal. 60.
8
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Data sekunder ini terdiri dari 3 (tiga) bahan hukum, yaitu bahan
sebagai berikut:
Indonesia.
penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau
b. Studi Kepustakaan
8
Amiruddin dan Zainal Asikin, 2010, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rajawali
Pers, hal. 118.
10
buku dan sebagainya), maka teknik data yang digunakan oleh penulis
F. Sistematika Penulisan
pengertian, fungsi dan peran Kejaksaan, pengertian, fungsi dan peran jaksa,
rumusan masalah.