Anda di halaman 1dari 8

Lex Et Societatis Vol. VII/No.

4/Apr/2019

KAJIAN YURIDIS TERHADAP BENTUK PUTUSAN digolongkan sebagai kejahatan yang


HAKIM DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI1 pemberantasannya harus dilakukan secara luar
Oleh: Sandro Unas2 biasa.
Putusan hakim menjadi kunci dari
ABSTRAK keberhasilan pemberantasan tindak pidana
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk korupsi di Indonesia. Pasal 1 angka 11 KUHAP
mengetahui bagaimana bentuk-bentuk putusan menentukan, putusan Hakim atau putusan
hakim dalam perkara pidana berdasarkan pengadilan adalah pernyataan hakim yang
KUHAP dan bagaimana bentuk putusan hakim dinyatakan dalam sidang terbuka, yang dapat
dalam tindak pidana korupsi. Dengan berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari
menggunakan metode penelitian yuridis segala tuntutan hukum dalam hal serta
normative, disimpulkan: 1. Bentuk-bentuk menurut acara yang diatur dalam
putusan hakim dalam perkara pidana undang-undang.
berdasarkan KUHAP adalah pemidanaan, bebas Fenomena putusan hakim dengan
dan lepas dari segala tuntutan hukum. Putusan menjatuhkan pidana yang berat terutama
pemidanaan dijatuhkan apabila hakim putusan hakim Mahkamah Agung (MA)
berpendapat bahwa terdakwa secara sah dan diharapkan dapat menimbulkan efek jera bagi
meyakinkan terbukti bersalah melakukan para koruptor. Sebagai contoh, putusan hakim
tindak pidana yang didakwakan. Putusan bebas MA terhadap terdakwa R.S. anggota direksi
dijatuhkan hakim apabila tidak terbukti secara Asuransi Kredit Indonesia (ASKRINDO) yang
sah dan meyakinkan bahwa terdakwa bersalah divonis penjara 15 (lima belas) tahun dan denda
melakukan tindak pidana yang didakwakan. 2. Rp 1.000.000,- (satu milyar rupiah). Hukuman
Bentuk putusan hakim dalam tindak pidana ini lebih berat 10 tahun dari putusan
korupsi adalah putusan bebas dan putusan Pengadilan Tipikor yang dijatuhkan
pemidanaan. Putusan bebas dijatuhkan karena sebelumnya.
tidak terbukti secara sah dan meyakinkan Putusan hakim dengan menjatuhkan pidana
terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yang berat terhadap tersangka tindak pidana
korupsi yang didakwakan. Putusan pemidanaan korupsi perlu diberi apresiasi dalam upaya
dalam tindak pidana korupsi dijatuhkan apabila memerangi korupsi. Namun banyak putusan
perbuatan yang didawakan kepada terdakwa hakim yang ringan bahkan membebaskan
terbukti dan meyakinkan hakim terdakwa terdakwa. Dari uraian di atas telah mendorong
bersalah melakukan tindak pidana korupsi yang penulis untuk menulis skripsi ini dengan judul :
didakwakan. Kajian Yuridis Terhadap Bentuk Putusan Hakim
Kata kunci: Kajian Yuridis, Bentuk Putusan Dalam Tindak Pidana Korupsi.
Hakim, Tindak Pidana Korupsi
B. Perumusan Masalah
PENDAHULUAN 1. Bagaimana bentuk-bentuk putusan
A. Latar Belakang Masalah hakim dalam perkara pidana berdasarkan
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 KUHAP?
tentang Perubahan atas Undang-undang 2. Bagaimana bentuk putusan hakim dalam
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan tindak pidana korupsi?
Tindak Pidana Korupsi (UU Korupsi) dalam
konsiderans menimbang bahwa tindak pidana C. Metode Penelitian
korupsi yang selama ini terjadi secara meluas, Penelitian ini merupakan penelitian hukum
tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi normatif. Penelitian hukum normatif disebut
juga telah merupakan pelanggaran terhadap juga penelitian hukum doktrinal. 3 Pada
hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara penelitian hukum normatif acapkali hukum
luas, sehingga tindak pidana korupsi perlu diharapkan sebagai apa yang tertulis dalam
peraturan perundang-undangan (law in books)
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Dr. Flora Pricilla
3
Kalalo, SH, MH; Herry Tuwaidan, SH, MH Aminudin, dan H. Zainal Abidin, Pengantar Metode
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. NIM Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
14071101599 2008, hlm. 118.

58
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 4/Apr/2019

atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau Putusan pengadilan menurut Pasal 1 angka
norma yang merupakan patokan berperilaku 11 KUHAP adalah pernyataan hakim yang
manusia yang dianggap pantas. 4 Untuk diucapkan dalam sidang terbuka, yang dapat
menghimpun data digunakan metode berupa pemidanaan atau bebas dari segala
penelitian kepustakaan (library research), yaitu tuntutan hukum dalam hal serta menurut acara
dengan mempelajari kepustakaan hukum yang yang diatur dalam undang-undang.
berkaitan dengan pokok permasalahan, Secara substansial putusan hakim dalam
himpunan peraturan perundang-undangan, perkara pidana amarnya hanya mempunyai tiga
artikel-artikel hukum dan berbagai sumber sifat, yaitu:4
tertulis lainnya. 1. Pemidanaan/verordeling apabila
Bahan-bahan yang telah dihimpun hakim/pengadilan berpendapat bahwa
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan terdakwa secara sah dan meyakinkan
metode analisa kualitatif, di mana hasilnya menurut hukum terbukti bersalah
disusun dalam bentuk karya ilmiah berupa melakukan tindakan pidana yang
skripsi. didakwakan (Pasal 193 ayat (1) KUHAP).
2. Putusan bebas (vrijsraak/acquittai) jika
PEMBAHASAN hakim berpendapat bahwa dari hasil
A. Bentuk-bentuk Putusan Hakim Berdasarkan pemeriksaan di sidang terdakwa tidak
KUHAP terbukti secara sah dan meyakinkan
Putusan hakim merupakan akhir dari proses menurut hukum atas perbuatan yang
persidangan perkara pidana di sidang didakwakan (Pasal 191 ayat (1) KUHAP).
pengadilan. Pengadilan sebagai lembaga 3. Putusan pelepasan dari segala tuntutan
yudikatif dalam struktur ketatanegaraan hukum/onslag van alle rechtsvervolging
Indonesia memiliki fungsi dan peran strategis jika hakim berpendapat bahwa
dalam memeriksa, "memutus dan perbuatan yang didakwakan kepada
menyelesaikan sengketa yang terjadi di antara terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu
anggota masyarakat maupun antara bukan merupakan suatu tindak pidana
masyarakat dengan lembaga, baik lembaga (Pasal 191 ayat (2) KUHAP).
pemerintah maupun non pemerintah.
Pemeriksaan suatu sengketa di muka Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa
pengadilan diakhiri dengan suatu putusan atau putusan hakim dalam perkara pidana adalah :
vonis. Putusan atau vonis pengadilan ini akan 1. Pemidanaan (verordeling)
menentukan atau menetapkan hubungan riil di 2. Bebas (vrijspraak)
antara pihak-pihak yang berperkara.1 3. Pelepasan dari segala tuntutan hukum
Fungsi pengadilan, selanjutnya disebut (onslag van alle rechtsvervolging)
peradilan, diselenggarakan di atas koridor Putusan pemidanaan dijatuhkan oleh hakim
independensi peradilan yang merdeka dari apabila hakim berpendapat bahwa terdakwa
segala bentuk intervensi pihak manapun. Hal ini secara sah dan meyakinkan menurut hukum
diamanatkan secara tegas dalam Pasal 3 ayat terbukti bersalah melakukan tindak pidana
(2) Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 yang didakwakan. Putusan bebas dijatuhkan
tentang Kekuasaan Kehakiman yang jika hakim berpendapat bahwa dari hasil
menyatakan, segala campur tangan dalam pemeriksaan di sidang terdakwa tidak terbukti
urusan peradilan oleh pihak lain di luar secara sah meyakinkan menurut hukum atas
kekuasaan kehakiman dilarang, kecuali dalam perbuatan yang didakwakan. Putusan
hal-hal sebagaimana dimaksud dalam pelepasan dari segala tuntutan hukum
Undang-undang Dasar Negara Republik dijatuhkan jika hakim berpendapat bahwa
Indonesia Tahun 1945.2 perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa
terbukti, tetapi perbuatan itu bukan merupakan
tindak pidana.
4
Loc-cit.
1
Kadir Husin dan Budi Rizki Husein, Sistem Peradilan Pi
4
dana di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2016, hlm. 115. Lilik Mulyadi, Seraut Wajah Putusan Hakim Dalam
2
Penjelasan Pasal 3 ayat (2) Undang-undang Nomor 48 Hukum Acara Pidana Indonesia, PT Citra Aditya Bakti,
Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Bandung, 2014, hlm. 194.

59
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 4/Apr/2019

Pasal 183 KUHAP menyebutkan sebagai Pasal 183 KUHAP menentukan, hakim tidak
berikut : Hakim tidak boleh menjatuhkan boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang,
pidana kepada seorang kecuali apabila dengan kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua
sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan
memperoieh keyakinan bahwa suatu tindak bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi
pidana benar-benar terjadi dan terdakwalah dan bahwa terdakwalah yang bersalah
yang bersalah melakukannya. melakukannya.
Dari ketentuan yang diatur dalam Pasal 183 Dengan titik tolak ketentuan Pasal 183
KUHAP tersebut, menjelaskan kepada kita dan KUHAP ini maka kriteria menentukan bersalah
terutama kepada hakim bahwa adanya dua alat tidaknya seorang terdakwa, hakim harus
bukti yang sah itu adalah belum cukup bagi memperhatikan aspek-aspek tentang :14
hakim untuk menjatuhkan pidana bagi 1. Kesalahan terdakwa haruslah terbukti
seseorang. Akan tetapi, dari alat-alat bukti yang dengan sekurang-kurangnya dua alat
sah itu hakim juga perlu memperoieh bukti yang sah.
keyakinan bahwa suatu tindak pidana 2. Bahwa atas dua alat bukti yang sah
benar-benar telah terjadi dan bahwa terdakwa tersebut, hakim memperoleh keyakinan
telah bersalah melakukan tindak pidana bahwa tindak pidana tersebut memang
tersebut. Sebaliknya, keyakinan dari hakim saja benar-benar terjadi dan terdakwalah
tidak cukup apabila keyakinan tersebut tidak pelakunya.
ditimbulkan oleh sekurang-kurangnya dua alat Terhadap ketentuan Pasal 183 KUHAP ini
bukti yang sah. dalam pandangan doktrina dan para praktisi
hukum lazim disebut dengan terminologi asas
B. Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana minimum pembuktian. Asas minimum
Korupsi pembuktian ini lahir dari acuan kalimat
Pasal 193 ayat (1) KUHAP menentukan, jika sekurang-kurang dua alat bukti yang sah
pengadilan berpendapat bahwa terdakwa haruslah beronentasi pada dua alat-bukti
bersalah melakukan tindak pidana yang sebagaimana limitatif ditentukan Pasal 184 ayat
didakwakan kepadanya, maka pengadilan (1) KUHAP, yaitu keterangan saksi, keterangan
menjatuhkan pidana. Apabila hakim dalam ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa.
pemeriksaan suatu perkara pidana telah Apabila hanya ada satu alat bukti, dengan
mengucapkan putusan, secara formal perkara demikian asas minimum pembuktian tidak
tersebut di tingkat pengadilan negeri telah tercapai sehingga terdakwa tidak dapat dijatuhi
selesai. Oleh karena itu, status dan langkah pidana. Aspek ini dapat kita lihat, misalnya
terdakwa pun menjadi jelas, apakah menerima pada Putusan Mahkamah Agung Rl Nomor 1704
putusan, menolak putusan untuk melakukan K/Pid/1986 tanggal 7 Januari 1987 di mana
upaya hukum banding atau kasasi atau pada pokok putusan pengadilan dibatalkan oleh
melakukan grasi, dan sebagainya. karena hanya didasarkan alat bukti berupa
Putusan hakim merupakan mahkota dan petunjuk semata-mata tanpa didukung oleh
puncak dari perkara pidana. Maka, diharapkan alat bukti lainnya hal mana tidak memenuhi
pada putusan hakim ditemukan pencerminan syarat-syarat pembuktian yang mengharuskan
nilai-nilai keadilan, kebenaran hakiki, hak asasi hakim untuk menjatuhkan pidana berdasarkan
manusia, penguasaan hukum atau fakta secara sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah
mapan, mumpuni dan faktual serta visualisasi seperti dikehendaki oleh Pasal 183 KUHAP yang
etika, mentalitas dan moralitas dari hakim yang dimaksudkan untuk menjamin kebenaran,
bersangkutan sehingga putusan hakim tersebut keadilan dan kepastian hukum bagi seseorang.
hendaknya dapat dipertanggungjawabkan Oleh karena terdakwa telah memungkiri
kepada pencari keadilan (yusticiabelen), ilmu semua dakwaan, sedangkan bukti para saksi
hukum itu sendiri, hati nurani hakim dan tidak satu pun mendukung kebenaran
masyarakat pada umumnya, serta Demi dakwaan, maka dakwaan harus dinyatakan
Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha tidak terbukti sehingga dengan alasan ini
Esa.13
14
Bambang Poernomo, Pokok-pokok Tata Acara Peradilan
13
Lilik Mulyadi, Op-cit, hlm. 135. Pidana Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 2003, hlm. 39.

60
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 4/Apr/2019

Mahkamah Agung RI memberikan putusan alat bukti menurut ketentuan hukum acara
bebas (vrijspraak) kepada terdakwa serta pidana.
memulihkan hak terdakwa dalam kedudukan, Secara yuridis putusan bebas dapat diambil
harkat, serta martabatnya.15 oleh majelis hakim apabila setelah memeriksa
Dari aspek ini dapatlah dikonklusikan pokok perkara dan bermusyawarah
bahwasanya adanya dua alat bukti yang sah beranggapan bahwa :18
tersebut adalah belum cukup bagi hakim untuk 1. Ketiadaan alat bukti seperti ditentukan
menjatuhkan pidana terhadap terdakwa asas minimum pembuktian menurut
apabila hakim tidak memperoleh keyakinan undang-undang secara negatif (negatief
bahwa tindak pidana tersebut memang wettelijke bewijs theorie) sebagaimana
benar-benar terjadi dan bahwa terdakwa telah dianut oleh KUHAP. Jadi, pada prinsipnya
bersalah melakukan tindak pidana tersebut. majelis hakim dalam persidangan tidak
Sebaliknya apabila keyakinan hakim saja, dapat cukup membuktikan tentang
adalah tidak cukup apabila tidak ditunjang kesalahan terdakwa serta hakim tidak
dengan dua alat bukti yang sah. yakin terhadap kesalahan tersebut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan di sidang 2. Majelis hakim berpandangan terhadap
pengadilan dengan bertitik tolak kepada surat asas minimum pembuktian yang
dakwaan, pembuktian, musyawarah majelis ditetapkan oleh undang-undang telah
hakim, dan mengacu pada Pasal 191 ayat (1) terpenuhi, misalnya berupa adanya dua
dan (2) serta Pasal 193 ayat (1) KUHAP maka orang saksi atau adanya petunjuk, tetapi
bentuk dari putusan hakim terhadap terdakwa majelis hakim tidak yakin akan kesalahan
tindak pidana korupsi dapat berupa :16 terdakwa.
1. Putusan bebas (vrijspraak) Dewasa ini di tengah usaha pemerintah
2. Putusan pemidanaan (veroordeling) memberantas tindak pidana korupsi masih
Berikut ini penulis akan menguraikan kedua banyak hakim yang membebaskan terdakwa
putusan tersebut sebagai berikut : sehingga putusan hakim tidak memberikan efek
1. Putusan Bebas (vrijspraak) jera terhadap terdakwa. Putusan hakim yang
Dalam praktik putusan bebas yang lazim tidak memberikan efek jera dalam agenda
disebut putusan acquittal, yang berarti bahwa pemberantasan korupsi. Masih banyak putusan
terdakwa dinyatakan tidak terbukti secara sah hakim yang tidak berpihak pada korban yang
dan meyakinkan tidak terbukti bersalah mengalami proses pemisikinan masalah akibat
melakukan tindak pidana korupsi yang tindak pidana korupsi sebagai kejahatan atas
didakwakan atau dapat juga disebut terrlalcwa kemanusiaan (crime against humanity).
tidak dijatuhi hukuman pidana. Sebagian hakim, malah justru berpihak pada
Berdasarkan ketentuan Pasal 191 ayat (1) pelaku dengan alasan terdakwa sebagai pejabat
KUHAP, putusan bebas terhadap pelaku tindak telah berjasa pada negara. Suatu alasan hakim
pidana korupsi atau tindak pidana pada yang secara terang-terangan mencederai
umumnya dapat dijatuhkan karena :17 kehormatan dan keluhuran martabat diri dan
a. Dari pemeriksaan sidang di pengadilan. institusinya.17
b. Kesalahan terdakwa atas perbuatan yang Selama ini untuk tindak pidana korupsi yang
didakwakan kepadanya tidak terbukti dilakukan dalam keadaan tertentu saja tidak
secara sah dan meyakinkan. pernah ada penjatuhan hukuman maksimal.
Adapun menurut penjelasan Pasal 191 ayat Padahal, UU Nomor 31/1999 tentang
(1) KUHAP menyebutkan bahwa yang dimaksud Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak sebagaimana telah diubah dengan
terbukti secara sah dan meyakinkan adalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001,
tidak cukup bukti menurut pertimbangan hakim memungkinkan untuk menjatuhkan hukuman
atas dasar pembuktian dengan menggunakan mati kepada koruptor, dalam hal tindak pidana

15
Lilik Mulyadi, Op-cit, hlm. 126.
16 18
Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi, Sinar Grafika, Ibid, hlm. 63-64.
17
Jakarta, 2009, hlm. 63. Maria Hatiningsih, Korupsi yang Memiskinkan, PT
17
Loc-cit. Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2011, hlm. 336.

61
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 4/Apr/2019

korupsi dilakukan dalam keadaan tertentu, mungkin, bagi sebagian mereka yang terbukti
pidana mati dapat dijatuhkan. melakukan korupsi, rumah tahanan hanya
Selanjutnya dalam Penjelasan dinyatakan. merupakan pelintasan antar-waktu sembari
Yang dimaksud dengan keadaan tertentu dalam menghindari dari penglihatan masyarakat.
ketentuan ini dimaksudkan sebagai Sejumlah kasus memperlihatkan, rumah
pemberatan bagi pelaku tindak pidana korupsi tahanan justru menimbulkan luka yang
apabila tindak pidana tersebut dilakukan pada mendalam karena perlakukan istimewa yang
waktu negara dalam keadaan bahaya sesuai diterima selama dalam masa tahanan.
dengan undang-undang yang berlaku, pada Dalam konteks ini, banyak contoh
waktu terjadi bencana alam nasional, sebagai membuktikan bahwa semakin kuat posisi politik
pengulangan tindak pidana korupsi, atau pada seorang tahanan, biasanya semakin mudah
waktu negara dalam keadaan krisis ekonomi mendapatkan fasilitas dengan segala ke-
dan moneter. Namun dalam kenyataan putusan mudahan. Bila kekuasaan politik tidak begitu
bebas masih banyak dijatuhkan oleh hakim. kuat, fasilitas dan segala kemudahan masih bisa
dinikmati sepanjang mampu menyediakan uang
2. Putusan Pemidanaan (Veroordeling) untuk menyuap berbagai pihak yang terkait
Putusan pemidanaan dalam tindak pidana dengan otoritas rumah tahanan.
korupsi dapat terjadi apabila yang didakwakan Salah satu buktinya, fasilitas ruang
kepada terdakwa terbukti secara sah dan supermewah di Rumah Tahanan Pondok
meyakinkan menurut hukum terdakwa bersalah Bambu yang ditemukan Satgas Pemberantasan
melakukan tindak pidana korupsi yang Mafia Hukum beberapa waktu yang lalu.
didakwakan maka majelis hakim akan Bahkan, ketika perselingkuhan tersingkap ke
menjatuhkan pidana. publik, segala bentuk penyelewenangan rumah
Hakim dalam menjatuhkan putusan tahanan menambah luka bagi masyarakat yang
pemidanaan, jika terhadap terdakwa itu tidak menghendaki keadilan. Yang sulit dimengerti,
dilakukan lanan dapat diperintahkan oleh hampir segala bentuk penyimpangan yang
majelis hakim supaya terdakwa tersebut terjadi di rumah tahanan menguap dan berlalu
ditahan, apabila tindak pidana yang dilakukan begitu saja.18
itu diancam dengan pidana penjara lima tahun Dalam hal remisi yang diterima Ayin,
atau lebih, atau apabila tindak pidana yang misalnya, Pasal 15 Kitab Undang-undang
dilakukan diatur dalam Pasal 21 ayat (4) huruf b Hukum Pidana membenarkan bahwa yang
KUHAP dan terdapat cukup alasan untuk itu. bersangkutan telah menjalani dua-pertiga masa
Dalam hal terdakwa dilakukan suatu tahanan yang dijatuhkan hakim. Meski begitu,
penahanan maka pengadilan dapat ketentuan Pasal 15 KUHP tersebut tidak bisa
menetapkan terdakwa tetap berada dalam begitu saja diberikan. Setidaknya, pemberian
tahanan atau membebaskannya, apabila pelepasan bersyarat harus memperhatikan
terdapat cukup alasan untuk itu (Pasal 193 ayat perilaku bersangkutan selama menjalankan
(2) KUHAP). masa tahanan. Berdasarkan pengertian itu,
Dalam kenyataan apabila seorang koruptor melacak kelakuan selama dalam masa tahanan,
dinyatakan bersalah atau oleh hakim dijatuhi Ayin tidak layak mendapatkan fasilitas dalam
putusan pemidanaan sehingga harus melalui bentuk pelepasan bersyarat tersebut. Tindakan
masa tahanan, masa tahanan dan rumah Ayin mendapatkan fasilitas supermewah
tahanan memberikan segala macam selama dalam masa tahanan merupakan
kemudahan. Selain kemungkinan untuk perbuatan tercela. Selain itu, kejahatan Ayin
mendapatkan grasi, hal yang paling umum menyuap jaksa Urip terkategori menghina
terjadi pemberian remisi kepada para koruptor. keadilan.19
Dengan fasilitas itu, salah satu tujuan Ayin seharusnya tidak mendapat keringanan
pemidanaan adalah memberikan efek jera bagi dalam bentuk pelepasan bersyarat.
pelaku maupun bagi masyarakat sulit dicapai. Penyimpangan yang dikemukakan tersebut
Contoh yang paling baru adalah pemberian membuktikan betapa penyelewenangan yang
remisi terhadap sejumlah koruptor termasuk
Ayin. Dengan fasilitas tersebut, bukan tidak 18
Ibid, hlm. 337.
19
Ibid, hlm. 338.

62
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 4/Apr/2019

dilakukan merusak makna pemberantasan keadaan beserta alat pembuktian yang


tindak pidana korupsi sebagai upaya kejahatan terungkap di persidangan, terutama mengenai
luar biasa. fakta atau keadaan yang memberatkan dan
Sebagai bentuk penyimpangan yang telah meringankan terdakwa. Fakta-fakta atau
menghilangkan makna efek jera dalam keadaan beserta alat pembuktian ini harus jelas
pemberantasan korupsi, sampai sejauh ini tidak diungkapkan dalam uraian pertimbangan
terlihat langkah sungguh-sungguh untuk putusan karena akan menjadi titik tolak dalam
mencegahnya secara sistematis. Karenanya, menentukan jenis putusan dan berat ringannya
gagasan melakukan dan menempatkan korupsi pidana yang akan dijatuhkan kepada terdakwa.
sebagai sebuah kejahatan yang luar biasa Berdasarkan penjelasan mengenai
dalam proses penegakannya berubah menjadi ketentuan yang diatur dalam Pasal 197 ayat (1)
penanganan yang setengah hati. huruf d KUHAP dikatakan bahwa yang
Pada hakikatnya, putusan yang mengandung dimaksud dengan fakta dan keadaan di sini
pemidanaan (veroordeling) merupakan putusan ialah segala apa yang ada dan apa yang
hakim yang berisikan suatu perintah kepada ditemukan di sidang oleh pihak dalam proses,
terdakwa untuk menjalani hukuman atas antara lain, penuntut umum, saksi ahli,
perbuatan yang dilakukannya sesuai dengan terdakwa, penasihat hukum, dan saksi korban.
amar putusan. Apabila hakim menjatuhkan Tuntutan pidana yang dimaksudkan adalah
putusan pemidanaan, hakim telah yakin uraian jaksa penuntut umum sebagaimana yang
berdasarkan alat-alat bukti yang sah serta terdapat di dalam surat tuntutan. Tuntutan
fakta-fakta di persidangan bahwa terdakwa pidana ini sering kali disamakan dengan
melakukan perbuatan sebagaimana dalam requisitoir. Penyamaan kedua istilah ini tidak
surat dakwaan. Lebih tepatnya lagi, hakim tidak tepat karena pengertian requisitoir dapat
melanggar ketentuan Pasal 183 KUHAP. diartikan sebagai kesimpulan penuntut umum
Terhadap lamanya pidana pembentuk disertai dengan permintaan kepada hakim
undang-undang memberikan kebebasan untuk merijatuhkan putusan. Permintaan.di sini
kepada hakim untuk menentukan antara tidak selamanya permohonan pidana, tetapi
pidana minimum sampai maksimum terhadap dimungkinkan yang lainnya. Sementara
pasal yang terbukti dalam persidangan. tuntutan pidana cenderung permohonan
Mengenai masalah berat ringannya atau adalah pidana. Oleh karena itu, penggunaan
lamanya pidana ini merupakan wewenang istilah "tuntutan pidana" dirasa kurang tepat,
pengadilan yang tidak tunduk pada kasasi, lebih tepat jika menggunakan istilah requisitoir
kecuali apabila pengadilan menjatuhkan pidana atau surat tuntutan saja.
melampaui batas maksimum yang ditentukan Seperti halnya dengan surat dakwaan, maka
undang-undang sebagaimana ditentukan seluruh isi surat tuntutan penuntut umum
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia harus dimuat di dalam putusan. Jadi, tidak
Nomor 1953 K/Pid/1988 tanggal 23 Januari hanya tuntutan pidana atau
1993.20 kesimpulan-kesimpulan penuntut umum, tetapi
Pembentuk undang-undang memberikan juga keseluruhan keterangan yang terdapat di
kebebasan menentukan batas maksimal dan dalam surat tuntutan. Hal ini sesuai dengan
minimal lama pidana yang harus dijalani ketentuan Pasal 197 ayat (1) huruf e KUHAP,
terdakwa, hal ini bukan berarti hakim dapat tuntutan pidana sebagaimana terdapat dalam
dengan seenaknya menjatuhkan pidana tanpa surat tuntutan.
dasar pertimbangan yang lengkap. Penjatuhkan Pasal-pasal yang dimaksudkan di sini adaiah
pidana tersebut harus cukup dipertimbangkan. pasal yang menjadi dasar pemidanaan dari
Putusan hakim yang kurang pertimbangan tindakan dan pasal peraturan
dapat dibatalkan oleh Mahkamah Agung RI. perundang-undangan yang menjadi dasar
Setiap putusan hakim harus memuat hukum dari putusan. Pasal yang menjadi dasar
pertimbangan yang disusun dari fakta dan pemidanaan, misalnya, seorang terdakwa
dijatuhi pidana penjara karena melakukan
20
Mahkamah Agung RI, Yurisprudensi Mahkamah Agung
pembunuhan, maka pasal pembunuhan inilah
Republik Indonesia, Mahkamah Agung Republik Indonesia, yang harus disebutkan sebagai dasar
Jakarta, 1994, hlm. 59-60.

63
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 4/Apr/2019

pemidanaan itu. Adapun pasal-pasal peraturan bersalah melakukan tindak pidana yang
perundang-undangan yang menjadi dasar didakwakan.
hukum dari putusan, misalnya, pasal-pasal yang 2. Bentuk putusan hakim dalam tindak
terdapat dalam KUHAP yang mengatur tentang pidana korupsi adalah putusan bebas dan
putusan, baik putusan bebas, putusan putusan pemidanaan. Putusan bebas
pemidanaan, maupun putusan lepas dari dijatuhkan karena tidak terbukti secara
tuntutan pidana. sah dan meyakinkan terdakwa bersalah
Putusan hakim sebagai produk pengadilan melakukan tindak pidana korupsi yang
dalam tindak pidana korupsi sejatinya lahir dan didakwakan. Putusan pemidanaan dalam
proses yang penuh kecermatan dan tindak pidana korupsi dijatuhkan apabila
kehati-hatian. Hakim dalam memutus suatu perbuatan yang didawakan kepada
perkara senantiasa dituntut untuk terdakwa terbukti dan meyakinkan hakim
mendayagunakan segenap potensi yang terdakwa bersalah melakukan tindak
dimilikinya untnk mengkonstatir (menemukan pidana korupsi yang didakwakan.
fakta-fakta hukum), meng-kualifisir
(menemukan dan mengklasifikasikan peraturan B. Saran
perundang-undangan yang berkaitan dengan 1. Karena putusan hakim merupakan akhir
pokok perkara), serta meng-konstituir dari proses pemeriksaan suatu perkara
(menetapkan hukum dari perkara tersebut). pidana, maka diharapkan hakim dalam
Putusan hakim harus memuat pertimbangan menjatuhkan putusan baik berupa
hukum yang cukup dan relevan sebagai dasar pemidanaan, bebas ataupun pelepasan
dari kesimpulan dan ketelapan hakim agar tidak dari segala tuntutan hukum tidak
dikualifikasi sebagai kurang pertimbangan mengabaikan ketentuan Pasal 183
hukum yang menyebabkan putusan dapat KUHAP.
dibatalkan oleh pengadilnn yang lebih tinggi. 2. Dalam rangka pemberantasan tindak
Sebagai salah satu alasan (reasoning) bagi pidana korupsi di Indonesia, diharapkan
pengadilan yang lebih tinggi untuk hakim dapat menjatuhkan putusan
membatalkan putusan pengadilan yang ada di pemidanaan kepada terdakwa dengan
bawahnya. hukuman yang berat untuk memberikan
Sebagai produk pengadilan, putusan hakim efek jera kepada terdakwa dan agar
dalam tindak pidana korupsi harus sedapat orang lain juga menjadi takut untuk
mungkin dilengkapi dengan pertimbangan yang melakukan tindak pidana korupsi.
cukup. Karena putusan yang kurang
pertimbangan, selain merendahkan mutu DAFTAR PUSTAKA
putusan, juga akan membawa hakim pada Alatas Syed Husein, Sebab Korupsi, Erlangga,
kesimpulan akhir yang keliru atau kurang Jakarta, 2008.
mencerminkan keadilan, baik bagi para pencari Aminudin, dan Abidin H. Zainal, Pengantar
keadilan maupun masyarakat pada umumnya. Metode Penelitian Hukum, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2008.
PENUTUP Ardyanto Don, Korupsi di Sekitar Pelayanan
A. Kesimpulan Publik, Aksara Foundation, Jakarta,
1. Bentuk-bentuk putusan hakim dalam 2002.
perkara pidana berdasarkan KUHAP Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
adalah pemidanaan, bebas dan lepas dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
segala tuntutan hukum. Putusan Pustaka, Jakarta, 1994.
pemidanaan dijatuhkan apabila hakim Edelherz Helbert, 1972, The Investigation of
berpendapat bahwa terdakwa secara sah White Collar Crimen A Manual For Law
dan meyakinkan terbukti bersalah Enforcement Agencies, Penerbit Office
melakukan tindak pidana yang Regional Operation Law Enforcement
didakwakan. Putusan bebas dijatuhkan Assistance Administration, US
hakim apabila tidak terbukti secara sah Department of Justice.
dan meyakinkan bahwa terdakwa Friedrich Carl F., 1966, Political Pathology,

64
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 4/Apr/2019

quarterly 37. Pidana Di Indonesia, Amarta Buku,


Gardiner John. A. and Olson David J., 2004, Yogyakarta, 1955.
Thief of the City, Reading and Poernomo Bambang, Pokok-pokok Tata Acara
Corruption in Urban America, Indiana Peradilan Pidana Indonesia, Liberty,
University Press, London. Yogyakarta, 2003.
Gunawan Ilham, Postur Korupsi di Indonesia, Rohim, Modus Operandi Tindak Pidana Korupsi,
Tinjauan Yuridis, Sosiologis, Budaya dan Pena Multi Media, Jakarta, 2008.
Politis, Angkasa, Bandung, 1993. Sarundayang S.H., Babak Baru Sistem
Hamzah Andi, Korupsi Di Indonesia Masalah Pemerintahan Daerah, Kata Hasta,
dan Pemecahannya, PT Gramedia Jakarta, 2005.
Pustaka Utama, Jakarta, 2002. Soedarjo, Jaksa dan Hakim dalam Proses
___________, Pemberantasan Korupsi Melalui Pidana, Akademi Pressindo, Jakarta,
Hukum Pidana Nasional dan 1985.
Internasional, PT Raja Grafindo Soemardjan Selo, Membasmi Korupsi, Yayasan
Persada, Jakarta, 2008. Obor Indonesia, Jakarta, 2001.
____________, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sudarto, 2005, Hukum dan Hukum Pidana,
Sinar Grafika, Jakarta, 2010. Alumni, Bandung.
Hartanti Evi, Tindak Pidana Korupsi, Sinar _______, 2006, Tindak Pidana Korupsi di
Grafika, Jakarta, 2009. Indonesia, Dalam Hukum Dan Hukum
Hatiningsih Maria, Korupsi yang Memiskinkan, Pidana, Alumni, Bandung.
PT Kompas Media Nusantara, Jakarta, Waluyadi, Kejahatan, Putusan Hakim Dalam
2011. Hukum Acara Pidana, PT Citra Aditya
Husin Kadir dan Husein Budi Rizki, Sistem Bakti, Bandung, 2007.
Peradilan Pidana di Indonesia, Sinar Waluyo Bambang, Pemberantasan Tindak
Grafika Jakarta, 2016. Pidana Korupsi (Strategi dan
Karjadi dan Soesilo, KUHAP dengan Penjelasan Optimalisasi), Sinar Grafika, Jakarta,
dan Komentar (tanpa kota, penerbit 2016.
dan tahun).
Lumintang P.A.F., Kitab Undang-Undang Peraturan dan Perundang-undangan :
Hukum Acara Pidana Dengan Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Pembahasan Secara Yurispnidensi dan Kekuasaan Kehakiman.
Ilmu Pengetahuan Hukum Pidana, Sinar
Baru, Bandung, 1985.
Mahkamah Agung RI, Yurisprudensi Mahkamah
Agung Republik Indonesia, Mahkamah
Agung Republik Indonesia, Jakarta,
1994.
Marpaung Leden, Tindak Pidana Korupsi,
Masalah dan Pemecahannya, Sinar
Grafika, Jakarta, 2002.
McMulland M., A Theory of Corruptions,
Sociological, Review 9, 1961.
Mubyarto, 1980, Ilmu Sosial dan Keadilan,
Yayasan Agro Ekonometrika, Jakarta,
1980.
Mulyadi Lilik, Putusan Hakim Dalam Hukum
Acara PIdana, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2007.
____________, Seraut Wajah Putusan Hakim
Dalam Hukum Acara Pidana Indonesia,
PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014.
Poernomo Bambang, Orientasi Hukum Acara

65

Anda mungkin juga menyukai