Anda di halaman 1dari 8

Lex Crimen Vol. VII/No.

10/Des/2018

UPAYA HUKUM BIASA DAN LUAR BIASA kepastian hukum tentang statusnya. Kepastian
TERHADAP PUTUSAN HAKIM DALAM hukum merupakan dambaan setiap orang,
PERKARA PIDANA1 bagaimana hukum harus berlaku atau
Oleh : Rendi Renaldi Mumbunan2 diterapkan dalam peristiwa konkrit. Kepastian
hukum berarti setiap orang dapat menuntut
ABSTRAK agar hukum dapat dilksanakan dan tuntutan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk itu pasti dipenuhi, dan bahwa setiap
mengetahui apa yang menjadi tujuan pelanggaran hukum akan ditindak dan
pengajuan upaya hukum biasa dalam perkara dikenakan sanksi menurut hukum.3
pidana dan apa yang menjadi dasar pengajuan Pasal 1 angka 12 Kitab Undang-undang
upaya hukum luar biasa dalam perkara pidana. Hukum Acara Pidana (KUHAP) menentukan,
Dengan menggunakan metode penelitian upaya hukum adalah hak tedakwa atau
yuridis normatif, disimpulkan: 1. Tujuan penuntut umum untuk tidak menerima
pengajuan upaya hukum biasa dalam perkara putusan pengadilan berupa perlawanan atau
pidana adalah untuk upaya hukum banding banding atau kasasi atau hak terpidana untuk
tujuannya untuk menguji kembali pemeriksaan mengajukan permohonan peninjauan kembali
yang telah dilakukan oleh pengadilan negeri dalam hal serta menurut cara yang diatur
sehingga putusan yang nyata-nyata telah keliru dalam undang-undang ini.
dapat diperbaiki dan terhadap putusan yang Upaya hukum dalam perkara pidana
telah mencerminkan keadilan dan kebenaran ditempuh setelah putusan hakim yang
tetap dipertahankan. Untuk kasasi tujuannya didasarkan pada prinsip musyawarah untuk
untuk menciptakan kesatuan penerapan mufakat. Musyawarah majelis hakim disusun
hukum dengan jalan membatalkan putusan berdasarkan fakta dan kaeadaan, yaitu segala
yang bertentangan dengan undang-undang apa yang ada dan apa yang diketemukan di
atau keliru dalam menerapkan hukum. 2. sidang oleh para pihak dalam proses, antara
Dasar pengajuan upaya hukum luar biasa lain penuntut umum, saksi, ahli, terdakwa,
terhadap putusan hakim dalam perkara pidana penasihat hukum, dan saksi korban. Jika
adalah untuk kasasi demi kepentingan hukum putusan telah diucapkan terutama putusan
diajukan jaksa sudah tidak ada lagi upaya pemidanaan, maka hakim ketua majelis wajib
hukum biasa yang dapat dipakai. Untuk memberitahukan kepada terpidana apa yang
peninjauan kembali diajukan atas dasar menjadi haknya berdasarkan Pasal 196 ayat (3)
terdapat keadaan baru yang menimbulkan KUHAP, yaitu :
dugaan kuat, bahwa jika keadaan itu sudah a) Hak segera menerima atau menolak
diketahui waktu sidang masih berlangsung, putusan.
maka hasilnya akan berupa putusan bebas b) Hak mempelajari utusan sebelum
atau lepas dari segala tuntutan hukum atau menyatakan menerima atau menolak
tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima putusan, dalam tenggang waktu yang
atau terhadap perkara itu ditetapkan ditentukan, yaitu 7 (tujuh) hari setelah
ketentuan pidana yang lebih ringan. keputusan dijatuhkan atau setelah
Kata kunci: Upaya Hukum Biasa Dan Luar keputusan diberitahukan kepada terdakwa
Biasa, Putusan Hakim, Perkara Pidana yang tidak hadir.
c) Hak meminta penangguhan melaksanakan
PENDAHULUAN putusan dalam waktu yang ditentukan
A. Latar Belakang Masalah menurut undang-undang untuk
Putusan hakim merupakan aspek penting mengajukan grasi, dalam hal ini menerima
dan sangat diperlukan dalam penyelesaian putusan.
suatu perkara pidana, karena di satu pihak d) Hak meminta banding dalam tenggang
berguna bagi terdakwa untuk memperoleh waktu 7 (tujuh) hari setelah putusan
dijatuhkan atau setelah putusan
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Dr. Wempie Jh.
diberitahukan kepada terdakwa yang tidak
Kumendong, SH, MH ; Harly S. Muaja, SH, MH
2 3
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Frans Magnis Suseno, Etika Politik, Gramedia Pustaka
110711249 Utama, Jakarta, 1994, hlm. 79.

40
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

hadir sebagaimana dimaksud dalam Pasal B. Perumusan Masalah


196 ayat (2) jis. Pasal 233 ayat (2) KUHAP. 1. Apakah yang menjadi tujuan pengajuan
e) Hak segera mencabut pernyataan menolak upaya hukum biasa dalam perkara pidana?
putusan dalam waktu selama perkara 2. Apakah yang menjadi dasar pengajuan
banding sebelum diputus oleh pengadilan. upaya hukum luar biasa dalam perkara
Berdasarkan Pasal 191 KUHAP, maka pidana?
putusan hakim atau putusan pengadilan dapat
digolongkan ke dalam tiga macam, yaitu : C. Metode Penelitian
a. Putusan bebas dari segal tuduhan hukum. Penelitian ini merupakan penelitian
b. Putusan lepas dari segala tuntutan normatif, yaitu dengan melihat hukum sebagai
hukuman. kaidah (norma). Untuk menghimpun data
c. Putusan yang mengandung pemidanaan. digunakan metode penelitian kepustakaan
Terhadap putusan hakim yang mengandung (library research), yaitu dengan mempelajari
pemidanaan, maka hakim wajib kepustakaan hukum yang berkaitan dengan
memberitahukan kepada terdakwa akan pokok permasalahan, himpunan peraturan
hak-haknya. Dengan adanya hak-hak terdakwa perundang-undangan, artikel-artikel hukum
tersebut maka terhadap setiap putusan hakim dan berbagai sumber tertulis lainnya.
yang mengandung pemidanaan di mana Bahan-bahan yang telah dihimpun
terdakwa merasa tidak puas, dapat selajutnya dianalisis dengan mengunakan
mengajukan pemeriksaan tingkat banding. metode analisa kualitatif, di mana hasilnya
Oleh karena itu, baik terdakwa maupun disusun dalam bentuk karya ilmiah berupa
penuntut umum dapat menggunakan upaya skripsi.
hukum apabila keputusan hakim yang
menjatuhkan pidana kurang memuaskan. PEMBAHASAN
Upaya hukum yang dapat digunakan untuk A. Tujuan Pengajuan Upaya Hukum Biasa
menolak putusan pengadilan negeri yaitu Upaya hukum biasa diatur dalam Bab XVII
dengan mengajukan permohonan banding KUHAP. Upaya hukum biasa yang terdiri atas :
kepada pengadilan tinggi, dan seterusnya a. Upaya Hukum Banding
dapat pula mengajukan permohonan kasasi b. Upaya Hukum Kasasi
pada Mahkamah Agung, jika tidak puas Berikut ini penulis akan menguraikan upaya
terhadap keputusan pengadilan tinggi. Upaya hukum biasa tersebut di atas, sebagai berikut :
hukum yang demikian merupakan upaya
hukum biasa yang diatur dalam Bab XVII Ad.a. Upaya Hukum Banding
KUHAP. Di samping itu, undang-undang Pengertian yuridis terhadap banding
mengatur pula adanya upaya hukum luar ternyata tidak ditemukan dalam
biasa, diatur dalam Bab XVIII KUHP, yang perundang-undangan temasuk juga KUHAP
terdiri dari pemeriksaan tingkat kasasi demi tidak memberikan penjelasannya. P. Van
kepentingan hukum dan peninjauan kembali Bemmelen, menyatakan bahwa banding
putusan pengadilan yang telah mempunyai merupakan suatu pengujian atas ketepatan
kekuatan hukum tetap. dari putusan pengadilan tingkatperama, yang
Upaya hukum sangat penting dalam rangka disangkal kebenarannya.1
untuk mendapatkan keadilan dan kebenaran Andi Hamzah, menyatakan bahwa banding
materiil atau kebenaran yang sesungguhnya, adalah hak terdakwa atau penuntut umum
baik untuk terdakwa maupun jaksa sebagai untuk menolak putusan pengadilan, dengan
penuntut umum dari pengadilan yang lebih tujuan untuk meminta pemeriksaan ulang oleh
tinggi, dan merupakan suatu topik yang pengadilan yang lebih tinggi serta untuk
menarik untuk dibahas. Dari uraian tersebut di menguji ketepatan penerapan hukum dan
atas telah mendorong penulis untuk menulis putusan pengadilan tingkat pertama.2 Dapat
skripsi ini dengan judul : Upaya Hukum Biasa dikatakan bahwa banding adalah sarana bagi
dan Luar Biasa Terhadap Putusan Hakim Dalam
Perkara Pidana. 1
Rusli Muhammad, Hukum Acara Pidana Kontemporer,
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2007, hlm. 248.
2
Loc-cit.

41
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

terpidana atau jaksa penuntut umum untuk B. Dasar Pengajuan Upaya Hukum Luar Biasa
minta pada pengadilan yang lebih tinggi agar Upaya hukum luar biasa diatur di dalam
melakukan pemeriksaan ulang atas putusan Bab XVIII KUHAP, yang terdiri atas dua bagian,
pengadilan negeri karena dianggap putusan yaitu :
tersebut jauh dari keadilan atau karena adanya 1. Pemeriksaan Tingkat Kasasi Demi
kesalahan-kesalahan di dalam pengambilan Kepentingan Hukum.
keputusan. 2. Peninjauan Kembali Putusan Pengadilan
yang Telah Memperoleh Kekuatan Hukum
Ad.b. Kasasi Tetap.
Pada dasamya upaya hukum kasasi diatur di
dalam Bab XVII Bagian Kedua Pasal 244-258 Berikut ini penulis akan menguraikan kedua
KUHAP. Apabila ditinjau dari aspek historis bentuk upaya hukum luar biasa tersebut di
yuridis, upaya hukum kasasi (feassate) atas, sebagai berikut :
mula-mula merupakan lembaga hukum yang Ad.1. Pemeriksaan tingkat kasasi demi
lahir, tumbuh, dan berkembang di Prancis dan kepentingan hukum
dipergunakan istilah cassation dari kata kerja Menurut Pasal 259 ayat (1) KUHAP, Jaksa
casser yang berarti membatalkan atau Agung dapat mengajukan satu kali
memecahkan. Oleh karena itu, dengan titik permohonan kasasi terhadap semua putusan
tolak demikian upaya hukum kasasi adalah yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
salah satu tindakan Mahkamah Agung Rl dari pengadilan lain selain daripada
sebagai pengawas tertinggi atas Mahkamah Agung, demi kepentingan hukum.
putusan-putusan pengadilan lain dan bukan Pada asasnya dalam praktik peradilan
merupakan peradilan tingkat ketiga. Hal inl prosedural administrasi, permintaan
disebabkan perkara dalam tingkat kasasi tidak pemeriksaan tingkat kasasi demi kepentingan
memeriksa kembali perkara seperti dilakukan hukum hampir identik dengan permohonan
yudex facti, tetapi diperiksa mengenai apakah kasasi dalam upaya hukum biasa (Bab XVII
benar sesuatu peraturan hukum tidak Pasal 244 sampai dengan Pasal 258 KUHAP).
diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana Hanya bedanya pada kasasi jenis ini dapat
mestinya, apakah benar cara mengadili tidak dilakukan oleh jaksa agung. Menurut
dilaksanakan menurut ketentuan menurut ketentuan KUHAP, kasasi demi kepentingan
undang-undang, dan apakah benar pengadilan hukum pada dasarnya diajukan oleh jaksa
telah melampaui batas wewenangnya (Pasal agung kepada Mahkamah Agung secara
253 ayat (1) huruf a, b, dan c KUHAP). tertulis melalui panitera pengadilan negeri
Tujuan kasasi ialah untuk menciptakan yang telah memutus perkara dalam tingkat
kesatuan penerapan hukum dengan jalan pertama disertai risalah yang memuat alasan
membatalkan putusan yang bertentangan permintaan itu (Pasal 260 ayat (1) KUHAP).
dengan undang-undang atau keliru dalam Kemudian, panitera menyampaikan salinan
menerapkan hukum.15 risalah kasasi kepada yang berkepentingan
Oemar Seni Adji, mengemukakan tiga (Pasal 260 ayat (2) KUHAP). Setelah itu, ketua
alasan untuk melakukan kasasi, yaitu :16 pengadilan negeri yang bersangkutan segera
1. Apabila terdapat kelalaian dalam acara meneruskan kepada Mahkamah Agung (Pasal
(vorniverzuim). 260 ayat (3) KUHAP.
2. Peraturan hukum tidak dilaksanakan atau Selain itu, dalam praktik lazim pula
ada kesalahan pada pelaksanaannya. ditemukan bahwa usul untuk mengajukan
3. Apabila tidak dilaksanakan cara melakukan kasasi demi kepentingan hukum berasal dari
peradilan menurut cara yang ditentukan kepala kejaksaan negeri. Apabila terjadi
undang-undang. demikian, prosedural administrasi yang
dilakukan oleh kajari dengan mempergunakan
bentuk P-50 (Usul Permohonan Kasasi demi
Kepentingan Hukum) sesuai Keputusan Jaksa
15
Rusly Muhamad, Op-cit, hlm. 240. Agung Republik Indonesia Nomor
16
Oemar Seni Adji, Hukum Pidana, Erlangga, Jakarta, KEP-518/A/J.A/11/2001 tanggal 1 November
1981, hlm. 20.

42
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

2001 di mana perincian turunan ditujukan oleh hakim yang lebih rendah sebagai
kepada kepala kejaksaan tinggi, jam pidum, pegangan.20 Bagi terdakwa hal ini sama sekali
jaksa agung, dan arsip. tidak membawa pengaruh. Jadi, betul-betul
Kemudian, kepala kejaksaan negeri dalam hanya untuk kepentingan teori belaka. Tidak
menggunakan usul upaya hukum kasasi demi akan merugikan terdakwa (Pasal 259 KUHAP).
kepentingan hukum bertitik tolak pada Surat Kasasi demi kepentingan hukum diajukan
Jam Pidum Nomor R-32/E/6/1994 tanggal 17 jika sudah tidak ada upaya hukum biasa yang
Juni 1994 dan mengumpulkan bahan-bahan dapat dipakai. Permohonan kasasi diajukan
yang diperlukan, seperti riwayat oleh Jaksa Agung kepada Mahkamah Agung
penanganan/penyelesaian perkara, tuntutan melalui panitera yang telah memutus perkara
pidana, putusan pengadilan negeri yang tersebut dalam tingkat pertama, disertai
bersangkutan, dan usulan secara rinci risalah yang menjadi alasan, kemudian
berisikan pertimbangan/alasan perlunya panitera meneruskan kepada yang
diajukan kasasi demi kepentingan hukum.18 berkepentingan (Pasal 260 KUHAP). Salinan
Kasasi demi kepentingan hukum diajukan keputusan Mahkamah Agung disampaikan
apabila putusan pengadilan negeri terdapat: kepada Jaksa Agung dan kepada pengadilan
1. Suatu peraturan hukum tidak diterapkan yang bersangkutan, disertai berkas perkara
atau diterapkan, tidak sebagaimana (Pasal 261 KUHAP). Ketentuan tentang kasasi
mestinya. demi kepentingan hukum bagi pengadilan
2. Apakah cara mengadili tidak dilaksanakan dalam lingkungan peradilan umum berlaku
menurut ketentuan undang-undang. juga bagi peradilan militer (Pasal 262 KUHAP).
3. Pengadilan melampaui wewenangnya.19 Jadi, pada umumnya sama saja dengan kasasi
Pada dasarnya terhadap tata cara biasa, kecuali dalam kasasi demi kepentingan
pengajuan pemeriksaan tingkat kasasi demi hukum ini penasihat hukum tidak lagi
kepentingan hukum, meliputi: dilibatkan. Jika Mahkamah Agung menerima
1. Permohonan diajukan oleh jaksa agung permohonan kasasi demi kepentingan hukum,
secara tertulis. maka Mahkamah Agung membatalkan putusan
2. Permohonan tersebut disampaikan ke pengadilan yang lebih rendah, dan dengan
Mahkamah Agung melalui panitera demikian terjawablah keragu-raguan atau hal
pengadilan negeri. yang dipermasalahkan itu.
3. Permohonan tersebut disertai pula risalah Kasasi demi kepentingan hukum diajukan
yang memuat tentang alasan permintaan jika sudah tidak ada lagi upaya hukum biasa
kasasi demi kepentingan hukum. yang dapat dipakai. Permohonan kasasi
4. Bahwa salinan risalah itu selanjutnya diajukan oleh Jaksa Agung kepada Mahkamah
diserahkan panitera pengadilan negeri Agung melalui panitera yang telah memutus
kepada pihak yang berkepentingan. perkara tersebut dalam tingkat pertama,
5. Kemudian ketua pengadilan negeri disertai risalah yang menjadi alasan, kemudian
meneruskan dengan segera permintaan panitera meneruskan kepada yang
kasasi tersebut ke Mahkamah Agung. berkepentingan (Pasal 260 KUHAP). Salinan
Sedangkan mengenai tata cara keputusan Mahkamah Agung disampaikan
pemeriksaan dan putusan kasasi demi kepada Jaksa Agung dan kepada pengadilan
kepentingan hukum pada hakikatnya identik yang bersangkutan, disertai berkas perkara
dengan pemeriksaan kasasi pada upaya hukum (Pasal 261 KUHAP).
biasa. Upaya hukum luar biasa, kasasi demi Pada umumnya, selain dari kewenangan
kepentingan hukum itu maksudnya ialah untuk mengajukan kasasi demi kepentingan hukum,
mencapai kesatuan penafsiran hukum oleh secara prosedural sama saja dengan kasasi
pengadilan. Apabila sesuatu meragukan atau biasa, kecuali dalam kasasi demi kepentingan
dipermasalahkan diserahkan kepada hukum advokat tidak dilibatkan. Mengapa
Mahkamah Agung untuk memutuskan, maka dikatakan Advokat tidak dilibatkan, karena
hasil putusan Mahkamah Agung itu diambil secara logika tidak ada kepentingan individu

18 20
Lilik Mulyadi, Op-cit, hlm. 243. S.M. Amin, Hukum Acara Pengadilan Negeri, Pradnya
19
Ibid, hlm. 243-244. Paramita, Jakarta, 1981, hlm. 121.

43
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

atau kepentingan klien yang diperjuangkan di menjatuhkan pidana dan telah


dalam kasasi demi kepentingan hukum. memperoleh kekuatan hukum tetap.
Semata-mata adalah kepentingan hukum. 3. Terhadap putusan bebas/vrijspraak dan
Walaupun di dalam kenyataan dapat saja atau putusan pelepasan dari segala tuntutan
tidak mustahil putusan Mahkamah Agung hukum/onslag van alle rechtsvervolging
menguntungkan terdakwa. Sebaliknya putusan tidak dapat diajukan peninjauan
Mahkamah Agung tidak boleh merugikan kembali.
terdakwa (Pasal 259 ayat (2) KUHAP). 4. Permintaan peninjauan kembali tidak
Ketentuan tentang kasasi demi kepentingan dibatasi dengan suatu jangka waktu.
hukum bagi pengadilan dalam lingkungan 5. Permintaan peninjauan kembali atas
peradilan umum berlaku juga bagi peradilan suatu putusan tidak menangguhkan
militer (Pasal 262 KUHAP). Jika Mahkamah ataupun menghentikan pelaksanaan dari
Agung menerima permohonan kasasi demi putusan tersebut dan hanya dapat
kepentingan hukum, maka Mahkamah Agung dilakukan satu kali.
membatalkan putusan pengadilan yang lebih Peninjauan kembali adalah upaya hukum
rendah, dan dengan demikian sekaligus terhadap Putusan Pengadilan yang telah
menjawab keragu-raguan atas hal yang memperoleh kekuatan hukum tetap, baik
dipermasalahkan itu. putusan pengadilan tingkat pertama, tingkat
banding, maupun keputusan kasasi dari
Ad.2. Peninjauan kembali putusan Mahkamah Agung.
pengadilan yang telah memperoleh Sebelum berlakunya KUHAP (UU No. 8
kekuatan hukum tetap (herziening) Tahun 1981), belum ada undang-undang yang
Pada dasarnya secara limitatif upaya hukum mengatur pelaksanaan peninjauan kembali
Peninjauan Kembali Putusan Pengadilan yang putusan pengadilan yang telah memperoleh
telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang kekuatan hukum tetap. Ketentuam Peninjauan
lazim disebut dengan istilah herziening diatur kembali ini diatur di dalam Pasal 263 sampai
dalam Bab XVIII Bagian Kedua Pasal 263 dengan Pasal 269 KUHAP. Hal yang sangat
sampai dengan Pasal 269 KUHAP. menarik di dalam Padal 263 ayat (1), adalah
Ketentuan Pasal 263 ayat (1) KUHAP, bahwa Peninyauan Kembali hanya memberi
menentukan terhadap putusan pengadilan hak kepada terdakwa dan ahli warisnya.
yang telah memperoleh kekuatan hukum Belakangan hal ini berkembang, Jaksa pun
tetap, kecuali putusan bebas atau lepas dari dapat mengajukan P.K. dengan mengaitkan
segala tuntutan hukum, terpidana atau ahli penafsiran oleh pihak-pihak yang
warisnya dapat mengajukan permintaan berkepentingan di dalam Pasal 21 UU No. 14
peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung. Tahun 1970, serta kerena tidak ada larangan
Ketentuan Pasal 264 ayat (3) KUHAP dan khusus untuk mengajukan PK di dalam 263
Pasal 268 ayat (1) dan ayat (3) KUHAP, maka ayat (1) KUHAP). Padahal undang-undang
dapatlah direkapitulasi bahwa Peninjauan tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman
Kembali Putusan Pengadilan yang Telah pada Pasal 21 UU No 14 Tahun 1970, hanya
Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap, ruang menyebut kemungkinan peninjauan kembali,
lingkupnya meliputi :21 tetapi pelaksanaannya sesuai dengan
1. Peninjauan Kembali Putusan Pengadilan undang-undang.
yang Telah Memperoleh Kekuatan Untuk jelasnya, Pasal 21 UU No. 14 Thun
Hukum Tetap dapat dilakukan oleh 1970, berbunyi, apabila terdapat hal-hal atau
terpidana atau ahli warisnya. keadaan-keadaan yang ditentukan dengan
2. Peninjauan Kembali Putusan Pengadilan undang-undang, terhadap putusan pengadilan,
yang Telah Memperoleh Kekuatan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang
Hukum Tetap tersebut hanya dapat tetap dapat dimintakan peninjauan kembali
dilakukan terhadap putusan kepada Mahkamah Agung, dalam perkara
pengadilan negeri, pengadilan tinggi, perdata dan pidana oleh pihak-pihak yang
dan Mahkamah Agung yang berkepentingan.
21
Lilik Mulyadi, Op-cit, hlm. 249-256.

44
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

Baru setelah UU No. 14 Tahun 1970 diubah pernyataan tidak diterimanya tuntutan
dengan 35 Tahun 1999, selanjutnya diganti jaksa untuk menyerahkan perkara ke
dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 persidangan pengadilan atau penerapan
Tentang kekuasaan Kehakiman secara defenitif ketentuan-ketentuan pidana lain yang
mengenai peninjauan putusan pengadilan lebih ringan. Ketentuan pada Peraturan
yang berkekuatan tetap dicantumkan di dalam Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 1980,
Pasal 23. Dalam pasal ini ditetapkan hampir sama dengan ketentuan KUHAP
peninjauan kembali dapat dilakukan apabila yang tersebut pada Pasal 263 ayat (2)
hal atau keadaan tertentu. Misalnya KUHAP.
ditemukan bukti baru (novum baru), dan atau
adanya kekeliruan hakim dalam menerapkan Pasal 263 ayat (2) KUHAP menyatakan
hukumnya.22 permintan peninjauan kembali dilakukan atas
Munculnya kasus Karta dan Sengkong yang dasar :24
sangat menghebohkan pada pertengahan 1. Apabila terdapat keadaan baru yang
tahun 1980, membuka mata pemerintah, para menimbulkan dugaan kuat, bahwa jika
penegak hukum, para pakar mupun keadaan itu sudah diketahui pada waktu
masyarakat tentang pentingnya ketentuan sidang masih berlangsung, hasilnya akan
hukum yang mengatur perihal peninjauan berupa putusan bebas atau putusan
kembali. Maka Mahkamah Agung setelah lepas dari segala tuntutan hukum atau
mengadakan rapat kerja dengan DPR tanggal tuntutan penuntut umum tidak dapat
19 November 1980, membuat terobosan diterima atau terhadap perkara itu
dengan mengeluarkan Peraturan Mahkamah diterapkan ketentuan pidana yang tebih
Agung Nomor 1 Tahun 1980 yang mengatur ringan.
kemungkinan mengajukan peninjauan kembali 2. Apabila dalam pelbagai keputusan
putusan yang telah mempunyai kekuatan terdapat pernyataan bahwa sesuatu
hukum tetap baik perkara perdata maupun tetah terbukti, akan tetapi hal atau
pidana. keadaan sebagai dasar dan alasan
Dalam Pasal 9 diatur mengenai perkara putusan yang dinyatakan telah terbukti
pidana, yang menyatakan, bahwa Mahkamah itu, ternyata telah bertentangan satu
Agung dapat meninjau kembali suatu putusan dengan yang lain.
pidana yang telah mempunyai kekuatan 3. Apabila putusan itu dengan jelas
hukum tetap yang memuat pemidanaan, memperlihatkan suatu kekhilafan hakim
dengan alasan sebagai berikut:23 atau suatu kekeliruan yang nyata.
1. Apabila dalam putusan-putusan yang
berlainan terdapat keadaan-keadaan Kemudian, Pasal 263 KUHAP ayat (3)
yang dinyatakan terbukti, tetapi satu mengatakan bahwa atas dasar alasan yang
sama lain bertentangan. sama sebagaimana tersebut pada ayat (2)
2. Apabila terdapat suatu keadaan terhadap suatu putusan pengadilan yang telah
sehingga menimbulkan persangkaan memperoleh kekuatan hukum tetap dapat
yang kuat, bahwa apabila keadaan itu diajukan permintaan peninjauan kembali
diketahui pada waktu sidang masih apabila dalam putusan itu suatu perbuatan
berlangsung, putusan yang akan yang didakwakan telah dinyatakan terbukti
dijatuhkan akan mengandung akan tetapi tidak diikuti oleh suatu
pembebasan terpidana dari tuduhan, pemidanaan.
pelepasan dari tuntutan hukum atas Karena hak mengajukan permohonan
dasar bahwa perbuatan yang akan peninjauan kembali putusan pengadilan yang
dijatuhkan itu tidak dapat dipidana, telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
adalah terpidana atau ahli warisnya (Pasal 263
22
ayat (1) KUHAP). Menurut pendapat penulis,
Penjelasan Pasal 23 UU No. 4 Tahun 2004 Tentang
Undang-Undang Pokok Kehakiman.
hal ini hanya bertujuan untuk rehabilitasi nama
23
Paingot Rambe Manalu, dkk, Hukum Acara Pidana Dari baik terdakwa belaka. Karena bagaimanapun
Segi Pembelaan, CV Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta,
24
2010, hlm. 214. Ibid, hlm. 214-215.

45
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

kalau dinyatakan terbukti, berarti pelaku telah dengan ganti kerugian yang tersebut dalam
melakukan tindak pidana, walaupun ada Pasal 81 dan 95 KUHAP yaitu ganti kerugian
alasan untuk meniadakan hukuman. Maka karena ditangkap, ditahan, dituntut, dan diadili
yang diinginkan oleh pemohon agar atau dikenakan tindakan lain adalah bersifat
dinyatakan tidak terdukti dan otomatis juga fakultatif. Hal ini masih merupakan
tidak ada pemidanaan. kekosongan hukum.
Dalam Pasal 266 ayat (2) KUHAP ditentukan Kasus perkara yang pertama dan paling
bahwa dalam hal Mahkamah Agung banyak mendapat perhatian yang akhirnya
berpendapat bahwa permintaan peninjauan diselesaikan melalui peninjauan kembali
kembali dapat diterima untuk diperiksa, adalah perkara Sengkon bin Yakin dan Karta
berlaku ketentuan sebagai berikut :25 alias karung alias Encep bin Salam. Semula
1. Tidak Membenarkan Alasan Pemohon keduanya dipidana oleh Pengadilan Negeri
Apabila Mahkamah Agung tidak Bekasi masing-masing 12 tahun dan 7 tahun,
membenarkan alasan pemohon karena dakwaan pembunuhan (Putusan No.
Mahkamah Agung menolak permintaan Reg.38/1978/Pid/PTB). Oleh putusan
peninjauan kembali dengan menetapkan Pengadilan Tinggi Bandung tetap menjatuhkan
bahwa putusan yang dimintakan pidana kepada kedua terpidana seperti yang
peninjauan kembali itu tetap berlaku telah dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri
disertai dasar pertimbangannya. Bekasi. Ternyata kemudian orang lain Gunel
2. Membenarkan Alasan Pemohon bin Kuru, Siih bin Siin dan Warnita bin Jaam
Apabila Mahkamah Agung dipidana oleh Pengadilan Negeri Bekasi
membenarkan alasan pemohon, dengan perbuatan yang sama dengan putusan
Mahkamah Agung membatalkan tanggal 15 Oktober 1980 No. 6/1980/Pid/
putusan yang dapat berupa : PN.BKS dan kemudian lagi EUi bin Senam,
a) Putusan bebas. Nyamang bin Naing, M. Cholid bin H. Nair, dan
b) Putusan lepas dari segala tuntutan. .Jobing bin H. Paih diputus dan dipidana oleh
c) Putusan tidak dapat menerima Pengadilan Negeri Bekasi tanggal 13 November
tuntutan penuntut umum. 1980, dengan putusan Nomor
d) Putusan dengan menetapkan 7/1980/Pid/PN.BKS).
ketentuan pidana yang lebih ringan. Kesimpulan tertulis Jaksa Agung tanggal 22
Januari 1981 mengusulkan agar Sengkong dan
Ketentuan yang tercantum di dalam ayat Karta dibebaskan. Dan dengan putusan
(3) Pasal 266 KUHAP, yang menyatakan pidana Mahkamah Agung tanggal 24 Januari keduanya
yang dijatuhkan dalam putusan peninjauan dibebaskan. Setelah itu sudah ada beberapa
kembali tidak boleh melebihi pidana yang telah permohonan peninjauan kembali baik yang
dijatuhkan dalam putusan semula. Pengaturan diajukan oleh terdakwa maupun Jaksa.
ini menurut pendapat penulis adalah
berkelebihan, karena dalam ayat (2) pasal itu PENUTUP
juga, telah jelas dinyatakan bahwa putusan A. Kesimpulan
yang dijatuhkan dengan menerapkan 1. Tujuan pengajuan upaya hukum biasa
ketentuan pidana yang lebih ringan. dalam perkara pidana adalah untuk upaya
Selanjutnya, mengenai ganti kerugian, hukum banding tujuannya untuk menguji
dalam ketentuan tentang peninjauan kembali kembali pemeriksaan yang telah dilakukan
suatu putusan yang telah mempunyai oleh pengadilan negeri sehingga putusan
kekuatan hukum tetap yang tersebut di dalam yang nyata-nyata telah keliru dapat
KUHAP, tidak diikuti dengan peraturan tentang diperbaiki dan terhadap putusan yang
ganti kerugian yang semestinya mengikuti telah mencerminkan keadilan dan
putusan Mahkamah Agung tentang kebenaran tetap dipertahankan. Untuk
pembatalan putusan. Sebab Ganti kerugian kasasi tujuannya untuk menciptakan
setelah putusan terhadap peninjauan kembali kesatuan penerapan hukum dengan jalan
(herz/ening) itu bersifat imperatif berbeda membatalkan putusan yang bertentangan
25
Ibid, hlm. 216.

46
Lex Crimen Vol. VII/No. 10/Des/2018

dengan undang-undang atau keliru dalam Pidana Dari Segi Pembelaan, CV


menerapkan hukum. Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta,
2. Dasar pengajuan upaya hukum luar biasa 2010.
terhadap putusan hakim dalam perkara Marpaung Leder, Proses Penanganan Perkara
pidana adalah untuk kasasi demi Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 1995.
kepentingan hukum diajukan jaksa sudah Muhammad Rusli, Hukum Acara Pidana
tidak ada lagi upaya hukum biasa yang Kontemporer, Citra Aditya Bakti,
dapat dipakai. Untuk peninjauan kembali Bandung, 2007.
diajukan atas dasar terdapat keadaan baru Mulyadi Lilik, Putusan Hakim Dalam Hukum
yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa jika Acara Pidana, Citra Adiya Bakti,
keadaan itu sudah diketahui waktu sidang Bandung, 2007.
masih berlangsung, maka hasilnya akan ____________, Seraut Wajah Putusan Hakim
berupa putusan bebas atau lepas dari Dalam Hukum Acara Pidana Indonesia,
segala tuntutan hukum atau tuntutan PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014.
penuntut umum tidak dapat diterima atau Soedarjo, Jaksa dan Hakim dalam Proses
terhadap perkara itu ditetapkan ketentuan Pidana, Jakarta: Akademi Pressindo,
pidana yang lebih ringan. 1985.
Suseno Magnis Frans, Etika Politik, Gramedia
B. Saran Pustaka Utama, Jakarta, 1994.
1. Karena banding dan kasasi sebagai upaya Waluyadi, Kejahatan, Putusan Hakim Dalam
hukum biasa merupakan hak dari setiap Hukum Acara Pidana, PT Citra Aditya
terdakwa yang telah dijatuhi pidana yang Bakti, Bandung.
juga diberikan kepada penuntut umum,
maka seyogianya terpidana juga penuntut
umum menggunakan haknya agar
terhadap putusan yang nyata-nyata telah
keliru dapat diperbaiki.
2. Seyogianya terpidana menggunakan upaya
hukum luar biasa yakni kasasi demi
kepentingan hukum ketika tidak ada lagi
upaya hukum biasa yang dapat digunakan
untuk menguji kembali pemeriksaan yang
telah dilakukan oleh pengadilan negeri.
Selain itu mengajukan peninjauan kembali
untuk menciptakan kesatuan penerapan
hukum untuk perkara yang sama atau
sejenis.

DAFTAR PUSTAKA
Adji Seni Oemar, Hukum Pidana, Erlangga,
Jakarta, 1981.
Amin S.M., Hukum Acara Pengadilan Negeri,
Pradnya Paramita, Jakarta, 1981.
Hamzah A., dan Dahlan Irdan, Upaya Hukum
Dalam Perkara Pidana, Bina Aksara,
Jakarta, 1987.
__________, Hukum Acara Pidana Indonesia,
Sinar Grafika, Jakarta, 2010.
Husin Kadir dan Husein Rizki Budi, Sistem
Peradilan Pidana Di Indonesia, Sinar
Grafika, Jakarta, 2016.
Manalu Rambe Paingot, dkk, Hukum Acara

47

Anda mungkin juga menyukai