PENDAHULUAN
mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa
hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib memeriksa dan
dilarang menolak suatu perkara apakah karena tidak ada hukumnya ataupun
nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat”.1 Hal
melalui proses yang jujur„ fair trial” dengan pertimbangan yang didasarkan
hukum yang tetap, diantaranya : siapapun tidak ada yang berhak dan
kembali dalam perkara perdata serta setiap putusan yang telah berkekuatan
hukum tetap, wajib dan mesti dilaksanakan baik secara sukarela atau dengan
paksa melalui eksekusi, dan pelaksanaan atas pemenuhan putusan itu tanpa
hukum tetap dan dapat dijalankan. Suatu putusan itu dapat dikatakan telah
arti suatu wujud hubungan hukum yang tetap dan pasti antara pihak yang
berperkara sebab hubungan hukum tersebut harus ditaati dan harus dipenuhi
yaitu:4
1. Kekuatan mengikat;
2. Kekuatan bukti;
3. Kekuatan untuk dilaksanakan.
2
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Jakarta : Sinar Grafika,2016, hlm.
3
3
M. Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Jakarta,
Gramedia Pustaka Utama, 1999, hlm. 5
4
Lilik Mulyadi, Hukum Acara Perdata Menurut Teori dan Praktek Peradilan
Indonesia, Jakarta, Djambatan. 1998, hlm. 82
apabila pihak yang kalah dengan sukarela memenuhi sendiri dengan
dikemudian hari ada salah satu pihak yang merasa tidak puas dengan
dimulai dengan menegur pihak yang kalah untuk dalam 8 (delapan) hari
memenuhi putusan dengan sukarela. Apabila pihak yang dihukum tidak mau
eksekusi. Salah satu prinsip dari eksekusi yaitu menjalankan putusan secara
paksa. Putusan secara paksa merupakan tindakan yang timbul apabila pihak
yakni Mahkamah Agung serta Mahkamah Konstitusi (Pasal 24, 24A, 24B
5
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1993, hlm.
184.
dan 24C).6 Putusan pengadilan merupakan akhir dari adanya keinginan
sesuai dengan prosedur yang telah diatur dalam HIR (Het Herziene
diputus oleh Hakim Pemeriksa Perkara, maka selanjutnya kedua belah pihak
akan diarahkan untuk membuat sebuah akta perdamaian yang nantinya akan
dipegang dan dimiliki kedua belah pihak tersebut sebagai suatu bukti
dengan pembuktian penuh dan dapat mengikat kedua belah pihak dalam
tersebut memiliki kekuatan hukum yang setara dengan Putusan Hakim yang
perdamaian adalah akta yang memuat isi naskah perdamaian dan putusan
syarat - syarat yang disepakati oleh para pihak guna mengakhiri sengketa
mediator atau lebih. perjanjian perdamaian yang dibuat para pihak dan
No. 131/PDT/2009/ PT.PDG, jo. No. 1263 K/PDT/2010, jo. No. 749
7
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016
tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan
suatu permasalahan seputar hukum dalam ranah praktiknya. Oleh karena itu
hal ini perlu kiranya untuk diteliti lebih dalam, agar dapat mengetahui suatu
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan dalam latar belakang di atas, maka beberapa
C. Tujuan Penelitian
yang hendak dicapai dalam penelitian ini. Adapun tujuan dari penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
perkara perdata.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penulisan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
keperdataan.
F. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
bahan pustaka atau data sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti
8
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu
Tinjauan Singkat), Rajawali Pers, Jakarta, 2001, hlm. 13-14.
kesepakatan perdamaian yang diatur dalam ketentuan yang berlaku
tanpa bahan hukum tidak mungkin dapat ditemukan jawaban atas isu
adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Adapun bahan
9
Dr. Dyah Ochtorina Susanti & A’an Efendi, Penelitian Hukum (Legal
Research), Sinar Grafika, Jakarta, 2018, hlm. 48.
10
Ibid. Hlm. 52
4) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 Tentang
Prosedur Mediasi Dalam Pengadilan.
5) Berita Acara Pelaksanaan Putusan Secara Sukarela Perkara
Perdata No. 14/PDT/G/2008/PN.LB.BS, jo. No.
131/PDT/2009/ PT.PDG, jo. No. 1263 K/PDT/2010, jo. No.
749 PK/PDT/2011.
6) Berita Acara Pelaksanaan Putusan Secara Sukarela
(Lanjutan) Perkara Perdata No. 14/PDT/G/2008/PN.LB.BS,
jo. No. 131/PDT/2009/ PT.PDG, jo. No. 1263 K/PDT/2010,
jo. No. 749 PK/PDT/2011.
2. Bahan hukum sekunder, merupakan meliputi buku – buku hukum
sebagainya.11
11
Ibid.
12
Jhonny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif,
Bayumedia Publishing, Malang, 2006, hlm. 46
4. Teknik Analisa Data
1. Content Analysis
2. Analisis Preskriptif
G. Sistematika Penelitian
13
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif : Aktualisasi Metodologi
Ke arah Ragam Varian Kontemporer, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm.
203.
14
Ibid. Hlm. 22
15
H. Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori
Hukum Pada Penelitian Tesis dan Disertasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013, h.
9
Sistematika penulisan hukum yang ada dalam penelitian ini,
dibagi 4 (empat) bab, yang mana akan dibagi menjadi sub bab didalam bab
BAB I PENDAHULUAN
berkaitan dengan tema utama dari penelitian yang dilakukan. Teori – teori
adanya putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, serta
Pada bab ini, merupakan bab akhir yang berisi kesimpulan dan
saran dari penelitian. Kesimpulan pada bagian ini menjadi kesimpulan akhir
yang berisi pemikiran, pendapat dan solusi atas penelitian yang dilakukan.
Saran dan hasil penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi para pembaca.