Anda di halaman 1dari 16

FUNGSI MAHKAMAH AGUNG

DALAM PENGEMBANGAN
HUKUM

Oleh:
Prof. DR. KOMARIAH EMONG SAPARDJAJA, SH.
HAKIM AGUNG

07/20/22 1
DASAR HUKUM
UNDANG-UNDANG RI No. 4 /2004 tentang
KEKUASAAN KEHAKIMAN

Pasal 1 :
Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Panca
sila, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik
Indonesia.

07/20/22 2
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA No.3
TAHUN 2009 tentang PERUBAHAN KEDUA ATAS UU
NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH
AGUNG

Menimbang:
a. Bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan
yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan

guna menegakkan hukum dan keadilan yang


dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan
badan peradilan yang berada di bawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer, dan
lingkungan peradilan tata usaha Negara, dan oleh
sebuah Mahkamah Konstitusi.
07/20/22 3
PRINSIP-PRINSIP
PENYELENGGARAAN PERADILAN

Ditetapkan dalam UU No.4/2004 :


1. Dilakukan “ Demi keadilan berdasarkan
Ketuhanan yang Maha Esa “ (psl.4 (1)
2. Dilakukan dengan sederhana, cepat dan
biaya ringan. (psl.4 ayat (2)
3. Independent. (psl.5 ayat (1)
4. Non-diskriminasi dan imparsial. (psl 5 (1)
5 Dilaksanakan sesuai dengan prinsip non bis
07/20/22 4

in idem. (psl 6 ayat (1)


6. Putusan tentang kesalahan seseorang
didasarkan pada keyakinan Hakim
disertai alat pembultian yang sah
menurut Undang-undang (psl.6 (2);
7. Prinsip legalitas (psl.7);
8. Prinsip presumption of innocence
(psl.8);
9. Hak untuk memperoleh ganti rugi dan
rehabilitasi (psl.9);
10. Terbuka untuk umum (psl.20)
07/20/22 5
Hakim adalah pejabat yang melakukan
kekuasaan kehakiman yang diatur dalam
Undang-undang (psl.31)

Seorang hakim harus memiliki integritas


dan kepribadian yang tidak tercela, jujur,
adil, professional, dan berpengalaman di
bidang hukum (psl.32)

Wajib menjaga kemandirian peradilan


(psl.33)
07/20/22 6
Seorang Hakim : “ tidak boleh menolak untuk
memeriksa , mengadili, dan memutus suatu
perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum
tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk
memeriksa dan mengadilinya “ (psl.6)

Peran Hakim dalam penemuan hukum


(rechtsvinding) dan mengembangkan hukum
(rechtsschepping) khususnya terhadap kasus-
kasus dalam masyarakat yang sedang berkembang
dan bereformasi serta bertransformasi

07/20/22 7
Penemuan Hukum:
“Sebuah reaksi terhadap situasi-
situasi problematikal yang dipaparkan
orang dalam peristilahan hukum”
yaitu yang berkenaan dengan :
- Pertanyaan hukum, konflik hukum,
sengketa yuridis ;
- Pemberian jawaban terhadap
pertanyaan –pertanyaan hukum;
- Penyelesaian terhadap sengketa-
sengketa konkrit.
07/20/22 8
Metode/teknik/cara melakukan
penemuan hukum , menurut Pontier :
- Menggunakan metode-metode
interpretasi/penafsiran,
- Penghalusan hukum,
- Penalaran hukum,
- Teknik lain : Penerapan atau
penafsiran undang-undang secara
rasional,
- Motiveering vonnis.
07/20/22 9
Beberapa penemuan hukum yg pernah
ada:
Dalam bidang hk. perdata:
- Dikukuhkannya janda sebagai ahli waris;
- Anak angkat yg memperoleh bagian yg
sama dgn anak kandung;
- Diperkenankannya seorang wanita yg belum
menikah mengangkat anak melalui adopsi;
- Perwujudan kebebasan pers dalam kasus New
York Times- gambar joker dalam kartu remi;
Dst.

07/20/22 10
Dalam bidang hukum pidana:
- Dalam kasus pembobolan dana
BNI cabang New York,
penggunaan komputer sebagai
alat untuk mencuri/pemindahan
dana bank;
- Teleconference diterima sebagai
cara yg sah menggantikan
kehadiran saksi,
dst.
07/20/22 11
Sebagai pengembangan hukum tidak
melalui putusan adalah beberapa MOU
yang ditindak lanjuti dengan Surat Edaran
Mahkamah Agung, a.l.:
- SE. No.7 tahun 2009 : menempatkan
pemakai narkoba ke dalam panti terapi dan
rehabilitasi;
- SE No.10 tahun 2009 : tentang tenggang
waktu dalam tindak pidana Pemilu;
- Peraturan mahkamah Agung tentang
Mediasi;
Dst.
07/20/22 12
Walaupun demikian Pengembangan
hukum oleh Mahkamah Agung tidak
dapat dilakukan sebebas-bebasnya
karena :
- Bahaya menggunakan logika secara
berlebihan dalam upaya menerangkan
undang-undang;
- Supaya penafsiran tidak terlalu
melebar karena akhir dari setiap
aturan hukum pidana adalah
perlindungan tertib hukum;
07/20/22 13
Hakim tidak boleh
menginjakkan kaki di wilayah
pembuat Undang-Undang

(Strafrecht is een overheids


monopolie)

07/20/22 14
Contoh dalam perkara pidana:
- Hakim harus memperhatikan fakta
konkrit yg melandasi perkara pidana
dimulai dari hasil penyidikan;
- Mengikuti hasil-hasil konvensi
internasional yang berpengaruh
terhadap hukum pidana, misal:
Konvensi Anti Penyiksaan; dan
perkembangan hukum pidana secara
internasional, misal: onrechtmatige
verkrijgen bewijs;
07/20/22 15
FRANCIS BACON :

“ THERE IS NO WORSE
TORTURE THAN THE
TORTURE OF LAWS “.

07/20/22 16

Anda mungkin juga menyukai