DAERAH LAMPUNG
BIDANG PEMBINAAN HUKUM
NARKOTIKA
Menurut UU RI No. 35/2009 tentang narkotika :
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran,hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
PREKURSOR
Menurut UU RI No. 35/2009 tentang narkotika :
adalah zat atau bahan pemulaatau bahan kimia yg dpt
digunakan dlm pbuatan Narkotika yg dibedakan dlm tabel
sbgmana terlampir dlm UU ini
UNDANG-UNDANG NOMOR 22/1997 UNDANG-UNDANG NOMOR 35 /2009
1. PENYIDIK : 1. PENYIDIK :
a. POLRI a. POLRI
b. PPNS TERTENTU b. PENYIDIK BNN
c. PPNS TERTENTU
PASAL 81 :
Penyidik Polri dan Penyidik BNN berwenang
melakukan penyidikan terhadap lahgun dan
edar gelap Narkotika dan Prekursor narkotika
”
PASAL 82 (1) :
PPNS tertentu sebagaimana dimaksud dlm
UU tentang KUHAP berwenang melakukan
penyidikan thd TP lahgun narkotika dan
prekursor narkotika ”
UNDANG-UNDANG NOMOR 22/1997 UNDANG-UNDANG NOMOR 35 /2009
PASAL 76 :
Ayat (1) :” Pelaksanaan kewenangan
penangkapan dilakukan paling lama 3X24
jam terhitung sejak surat penangkapan
diterima penyidik ”
Ayat (2) : ” Penangkapan dapat diperpanjang
paling lama 3X24 jam ”
UNDANG-UNDANG NOMOR 22/1997 UNDANG-UNDANG NOMOR 35 /2009
PASAL 77 :
Ayat (1) :Penyadapan dilaksanakan setelah
terdapat bukti permulaan yg cukup dan
dilakukan max 3 bulan ”
Ayat (2) : ” Penyadapan hanya dilaksanakan
atas ijin tertulis dari Ketua Pengadilan”
Ayat (3) : ” Penyadapan dapat diperpanjang
1 kali untuk jangka waktu yg sama ”
PASAL 78 :
Ayat (1) :” Dlm keadaan mendesak dan
Penyidik hrs lakukan sadap, sadap dpt
dilakukan tanpa ijin tertulis dari Ketua PN
Ayat (2) :” Dlm wkt max 24 jam Penyidik
wajib minta ijin tertulis kpd Ketua PN
mengenai sadap ”
UNDANG-UNDANG NOMOR 22/1997 UNDANG-UNDANG NOMOR 35 /2009
PASAL 140 :
Ayat (1) :” PPNS yg secara melawan hkm tdk
laks ketentuan sebgn psl 88 dan pasal 89
Dipidana penjara min 1 th dan max 10 th
dan denda min Rp 100 juta dan mx Rp 1
M”
Ayat (2) : ” Penyidik Polri dan Penyidik BNN
yg tdk laks ketentuan sebgm psl 87, 89,
90 ayat (2) dan (3), psl 92 ayat (1), (2),(3)
dan (4) dikenai pidana sebgm ayat (1) ”
PASAL 141 : ”
Kepala Kejaksaan Negeri yg secara
melawan hkm tdk laks ketentuan sebgm
psl 91 ayat (1) Dipidana penjara min 1 th
dan max 10 th dan denda min Rp 100
juta dan mx Rp 1 M ”
UNDANG-UNDANG NOMOR 22/1997 UNDANG-UNDANG NOMOR 35 /2009
PASAL 142 :
” Petugas laboratorium yg memalsukan hasil
pengujian atau secara melawan hkm tdk
laks kewajiban laporkan hsl pengujiannya
kpd penyidik atau PU Dipidana penjara
max 7 th dan denda max Rp 500 juta ”
PASAL 148 :
” Apabila putusan pidana denda sebgm
diatur dlm UU ini tdk dibayar oleh pelaku,
pelaku dijatuhi pidana penjara max 2 th
sebagai pengganti pidana denda yg tdk
dapat dibayar “
PASAL 86 :
Ayat (1) :” Penyidik dpt peroleh alat bukti
selain sebgm dimaksud dlm UU ttg HAP”
UNDANG-UNDANG NOMOR 22/1997 UNDANG-UNDANG NOMOR 35 /2009