Anda di halaman 1dari 12

HUKUMAN/PIDANA/

STRAF
By:
Dr. M. Hamdan, SH., MH.
Eva Nasution SH., MH.
• Pengertian:
• 1. SUDARTO: Penderitaan yang sengaja dibebankan kepada
orang yang melakukan perbuatan yang memenuhi
syarat-syarat tertentu.
• 2. R.SALEH: Reaksi atas delik, dan ini bertujuan suatu nestapa
yang degan sengaja ditimpakan Negara pada pembuat delik
itu.
• 3. Jan Remmelink:
• Suatu pembalasan (berupa penderitaan)
yang dijatuhkan penguasa terhadap seseorang tertentu
yang dianggap bertindak secara salah melanggar aturan
perilaku yang pelanggaran terhadapnya
diancamkan dengan pidana.
• 4. R. Soesilo: Suatu perasaan tidak enak (sengsara) yang
dijatuhkan oleh hakim dengan ponis kepada orang yang telah
melanggar undang-undang hukum pidana.

• Hakekat dari hukuman: bersifat penderitaan, nestapa,siksaan.


Bentuk-Bentuk Hukuman
1.Punishment
2.Treatment
 Misalnya: Penempatan di Rumah
Sakit
3.Compensation
4.Regulation
 Misalnya: Pencabutan SIM
 Izin Praktek
Tujuan Hukuman
Untuk melindungi kepentingan hukum antara lain:
 Nyawa manusia (BAB XIX KUHP)
 Tubuh Manusia (BAB XX KUHP)
 Kehormatan (BAB XVI KUHP)
 Kesusilaan (BAB XIV KUHP)
 Kemerdekaan Pribadi (XVIII KUHP)
 Harta benda (XXIII –XXV KUHP)
Teori-teori Hukuman
 Teori Absolut (Pembalasan)/ Teori Retributif
Tujuannya adalah menjadikan pemidanaan sebagai sarana pembalasan
atas kejahatan yang telah dilakukan seseorang.
 Teori Relatif (Tujuan/Manfaat) / Teori Utility
Tujuannya adalah hukum harus mempu menjamin kebahagiaan yang
sejati dari sebagian besar masyarakat (the greatest hapiness of the great
number)
Sebab menurut teori ini tujuan pemidanaan adalah mencegah seseorang
untuk melakukan kejahatan, dan bukan menjadi sarana balas dendam
dalam masyarakat.
(The purpose of the punishment is to deter person from the commission of
crime and not to provide social revenge).
 Teori Gabungan
Tujuannya pidana itu selain membalas kesalahan penjahat, juga dimaksud
untuk melindungi masyarakat dengan cara mewujudkan ketertiban.
Jenis-jenis hukuman (Pasal 20 KUHP)
a. Hukuman-hukuman pokok:
1. Hukuman Mati;
2. Hukuman Penjara;
3. Hukuman Kurungan;
4. Hukuman Denda;

b. Hukuman-hukuman tambahan:
1. Pencabutan beberapa hak yang tertentu;
2. Perampasan Barang yang tertentu.
3, Pengumuman Keputusan Hakim
Pelaksanaan Pidana Mati
Tentang bagaimana caranya melaksanakan pidana mati
dalam lingkungan, umum, hal mana telah diatur di dalam
Pasal 2 sampai dengan Pasal 16 Undang-Undang No. 2 PNPS
Tahun 1964 telah menentukan ketentuan sebagai berikut:
 Dalam jangka waktu 3 x 24 jam sebelum saat pidana mati itu
dilaksanakan, jaksa tinggi atau jaksa yang bersangkutan harus
memberitahukan kepada terpidana tentang akan dilaksanakannya
pidana mati tersebut. Apabila terpidana berkeinginan untuk
mengemukakan sesuatu, maka keterangan atau pesannya itu
diterima oleh jaksa tinggi atau jaksa tersebut.
 Apabila terpidana merupakan seorang wanita yang sedang
hamil, maka pelaksanaan pidana mati harus ditunda hingga
anak yang dikandungannya itu telah lahir.
 Tempat pelaksanaan pidana mati ditentukan oleh Menteri
Kehakiman, yakni di daerah hukum dari pengadilan tingkat
pertama yang telah memutuskan pidana mati yang bersangkutan.
 Kepala Polisi dari daerah yang bersangkutan bertanggung jawab
mengenai pelaksanaan dari pidana mati tersebut setelah
mendengar nasihat dari jaksa tinggi atau jaksa yang telah
melakukan penuntutan pidana mati pada tingkat pertama.
Pelaksanaan Pidana Mati
 Pelaksanaan pidana mati itu dilakukan oleh suatu regu
penembak polisi di bawah pimpinan seorang perwira polisi.
 Kepala Polisi dari daerah yang bersangkutan harus menghadiri
pelaksanaan dari pidana mati itu, sedang pembela dari terpidana
atas permintaannya sendiri atau atas permintaan dari terpidana
dapat menghadirinya.
 Pelaksanaan dari pidana mati itu tidak boleh dilakukan
dimuka umum.
 Penguburan jenazah terpidana diserahkan kepada keluarga atau
kepada sahabat-sahabat terpidana, dan harus dicegah pelaksanaan
dari penguburan yang sifat demonstratif, kecuali demi kepentingan
umum maka jaksa tinggi atau jaksa yang bersangkutan dapat
menentukan lain.
 Setelah pelaksanaan dari pidana mati itu selesai dikerjakan,
jaksa tinggi atau jaksa yang bersangkutan harus membuat
berita acara mengenai pelaksanaan dari pidana mati tersebut,
dimana isi dari berita acara tersebut kemudian harus
dicantumkan di dalam Surat Keputusan dari Pengadilan yang
bersangkutan.
Pidana hilang kemerdekaan (Penjara & Kurungan)
minimal satu hari  lihat Pasal. 12 & Pasal 18 KUHP

No. Pidana Penjara (Pasal 12-14 Pidana Kurungan (Pasar 23-24 KUHP)
KUHP)
1 Diancam terhadap kejahatan. Diancam sebagai hukuman alternatif
& pada pelanggaran.
2 Maksimal 15 tahun atau 20 tahun. Maksimal 1 tahun atau 1 tahun 4
bulan.
3 Dapat dilaksanakan di semua Hanya dilingkungan daerah tempat
tempat. tinggal terhukum.

4 Tidak ada hak pistole Ada hak pistole (Pasal 23 KUHP)


Pidana Bersyarat (Hukuman Percobaan)

Syarat-Syarat:
1. hukuman yang dijatuhkan tidak lebih dari 1 tahun;
2. bukan hukuman (kurungan) pengganti denda;
3. jika hukuman denda, ternyata sangat memberatkan.

(lihat Psl 14 a)

Lepas Bersyarat
Syarat:
Apabila sudah dijalani 2/3 dari masa hukuman.

(lihat Pasal 15)


Hukuman tambahan Pasal 35 - 43
Barang-barang yang dirampas
Yang diperoleh dari kejahatan (corpora
delict)
Yang dijadikan alat untuk kejahatan
(instrumen delict)

Seluruhnya harus milik terpidana (Pasal


39)
Treatment/tindakan

Selain hukuman ada


TINDAKAN/MAATREGEL
1.menempatkan/menjadikan anak negara
2. menempatkan di RS Jiwa
3. mengembalikan WNA ke negaranya
4. Hk. Administrasi bagi PNS
5. Hk. Disiplin bagi Militer

Anda mungkin juga menyukai