Selain itu, beberapa pasal dalam UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika
juga mengatur pidana mati. Pasal 118 dan Pasal 121 ayat 2 menyebutkan
bahwa ancaman hukuman maksimal bagi pelanggar adalah pidana mati.
Hukuman mati juga berlaku bagi pelaku tindak pidana korupsi. Sebagaimana
diatur dalam pasal 2 ayat 2 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang tindak pidana
korupsi.
4. Tata cara pelaksanaan hukuman mati berdasarkan UU Nomor 2/PNPS/1964
5. Norma perundang - undangan diluar KUHP yang mengatur pidana mati ialah
Norma Agama, Norma Hukum, Norma Sosial, Norma Adat dan Norma HAM.
6. Kovensi Internasional Tentang Hak Sipil dan Politik, dalam Pasal 4 ayat (1)
ICCPR menyatakan, dalam keadaan darurat umum yang mengancam
kehidupan bangsa dan terdapatnya keadaan darurat tersebut telah
diumumkan secara resmi, negara-negara pihak pada kovenan ini dapat
mengambil upaya-upaya yang menyimpang (derogate) dari kewajiban mereka
berdasarkan kovenan ini, sejauh hal itu dutuntut oleh situasi darurat tersebut,
dengan ketentuan bahwa upaya-upaya tersebut tidak bertentangan dengan
kewajiban negara-negara pihak itu menurut hukum internasional, dan tidak
menyangkut diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa,
agama, dan asal-usul sosial, sehingga vonis mati yang dijatuhkan terhadap
Saddam tidak bertentangan dengan Pasal 3 DUHAM, karena kejahatan yang
dilakukan adalah kejahatan HAM berat dan memenuhi ketentuan Pasal 4
ICCPR. Hukuman mati atau yang sering disebut dengan pidana mati
bertentangan dengan ketentuan internasional HAM terutama Pasal 3 DUHAM
yaitu hak untuk hidup. Namun terdapat pengecualian dari Pasal tersebut yaitu
Pasal 4 ayat (1) ICCPRderogable right yang pada intinya hukuman mati dapat
dilaksanakan dengan kualifikasi kejahatan tersebut membehayakan publik.
7. Pidana mati adalah suatu hukuman atau vonis yang dijatuhkan pengadilan
yang berkekuatan hukum tetap sebagai bentuk hukuman terberat yang
dijatuhkan atas seseorang akibat perbuatannya.