1. Kejahatan Korporasi adalah kejahatan yang dilakukan oleh sekumpulan orang
yang terorganisasi dengan tujuan yang sama baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum yang dapat dijatuhi sanksi (hukuman) oleg negara berdasarkan hokum administrasi negara, hokum perdata dan hokum pidana. Tindak pidana korporasi dikategorikan sebagai kejahatan transnasional yang bersifat terorganisir. Pada masa sekarang ini Korporasi sebagai Subyek Hukum dapat dikenai pidana. Pengaturan pertanggung jawaban korporasi dalam hukum pidana di Indonesia diatur dalam RUU KUHP.
2. Jnis – Jenis Korporasi antara lain:
a. Korporasi Publik Korporasi yang didirikan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan untuk memenuhi tugas-tugas administrasi dibibidang urusan public. b. Korporasi Privat Korporasi yang didirikan untuk kepentingan privat/pribadi, yang dapat bergerak di bidang keuangan, industry dan perdaganga. Korporasi Privat ini sahamnya dapat dijual kepada masyarakat, maka ditambah dengan istilah go public. c. Korporasi Public Quasi Korporasi yang melayani kepentingan umum (Public Servie).
3. Karakteristik kejahatan korporasi antaralain :
a. Bersifat Organisatoris; b. Terkait dengan bidang bisnis; c. Kurang mendapat perhatian; d. Kompleksitas; e. Terjadinya penyebaran tanggung jawab yang semakin luas akibat kompleksitas organisasi; f. Penyebaran korban yang sangat luas seperti polusi dan penipuan.
4. Faktor – factor yang mendorong timbulnya kejahatan korporasi antara lain:
a. Hambatan dalam pendeteksian dan penuntutan ( detection and prosecution ) sebagai akibat profesionalisme yang tidak seimbang antara aparat penegak hukum dengan pelaku kejahatan; b. Peraturan yang tidak jelas (Ambiguitas law ) yang sering menimbulkan kerugian dalam penegakan hokum; c. Sikap mendua status pelaku tindak pidana. 5. BISA. Bunyi pasal 45 ayat 1 RUU KUHP menyatakan bahwa korporasi merupakan subjek tindak pidana. Korporasi yang dimaksud adalah badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas, yayasan, koperasi, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau yang disamakan dengan itu. Serta perkumpulan baik yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbentuk firma, persekutuan komanditer, atau yang disamakan dengan itu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan "Tindak Pidana oleh Korporasi merupakan Tindak Pidana yang dilakukan oleh pengurus yang mempunyai kedudukan fungsional dalam struktur organisasi Korporasi atau orang yang berdasarkan hubungan kerja atau berdasarkan hubungan lain yang bertindak untuk dan atas nama Korporasi atau bertindak demi kepentingan Korporasi, dalam lingkup usaha atau kegiatan Korporasi tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama," demikian bunyi Pasal 46.
6. Maksud Teori Kejahatan Korporasi antara lain:
a. Single Factor Theory adalah Penyebab kejahatan hanya dari satu faktor/sebab saja. b. Multiple Factor Theory adalah Kejahatan bisa terjadi karena adanya sebab akibat yang primer dan sekunder. c. Anomie Theory adalah Norma/aturan itu ada namun cenderung dilanggar, norma yang tidak ada justru dipatuhi.