PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korporasi sebagai alat yang sangat luar biasa untuk memperoleh
keuntungan pribadi tanpa perlu adannya pertanggung jawaban. Pada berbagai sektor
perekonomian, dapat ditemukan satu contoh pelanggaran korporasi yang telah
menimbulkan banyak kerugian dan kerusakan. Walaupun terdapat berbagai bukti yang
menunjukkan adanya kejahatan korporasi, namun hukuman atas tindakan tersebut
selalu terabaikan. Kejahatan korporasi yang telah terjadi pada berbagai perusahaan di
masa lalu dapat hidup kembali. Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana untuk
mencegahnya
Banyak perusahaan sering, dengan sengaja bahkan berulang-ulang,
mencemoohkan hukum; mereka melakukan tidakan yang melanggar hokum namun
dengan mudah keluar dari tuntutan hukum. Padahal masyarakat sangat terganggu akibat
tindakan korporasi tersebut. Pandangan masyarakat pada bentuk kejahatan korporasi
sangat berbeda dengan pandangan mereka pada kejahatan jalanan. Hampir pada setiap
kejadian, efek dari kejahatan korporasi selalu lebih merugikan, memakan biaya lebih
besar, berdampak lebih meluas, dan lebih melemahkan daripada bentuk kejahatan
jalanan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan suatu masalah yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan kejahatan Korporasi.
2. Sebab-sebab adanya kejahatan Korporasi.
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kejahatan Korporasi.
2. Mengetahui sebab-sebab adanya kejahatan Korporasi.
D. Manfaat
Hasil penulisan makalah diharapkan bermanfaat bagi pengembangan
pembelajaran Ilmu Kriminologi terkait Kejahatan Korporasi guna mengkaji lebih rinci
tentang definisi kejahatan korporasi serta sebab-sebab munculnya kejahatan korporasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kejahatan Korporasi
1. Pengertian Kejahatan Korporasi
Kejahatan diartikan sebagai suatu perbuataan yang oleh masyarakat dipandang
sebagai kegiatan yang tercela, dan terhadap pelakunya dikenakan hukuman (pidana).
Sedangkan korporasi adalah suatu badan hukum yang diciptakan oleh hukum itu sendiri
dan mempunyai hak dan kewajiban. Jadi, kejahatan korporasi adalah kejahatan yang
dilakukan oleh badan hukum yang dapat dikenakan sanksi. Dalam literature sering
dikatakan bahwa kejahatan korporasi ini merupakan salah satu bentuk White Collar
Crime.Dalam arti luas kejahatn korporasi ini sering rancu dengan tindak pidana
okupasi, sebab kombinasi antara keduanya sering terjadi.
Menurut Marshaal B. Clinard dan Peter C Yeager sebagaimana dikutip oleh
Setiyono dikatakan bahwa setiap tindakan yang dilakukan oleh korporasi yang bias
diberi hukuman oleh Negara, entah di bawah hukum administrasi Negara, hokum
perdata maupun hukum pidana.
Menurut Marshaal B. Clinard kejahatan korporasi adalah merupakan
kejahatan kerah putih namun ia tampil dalam bentuk yang lebih spesifik. Ia lebih
mendekati kedalam bentuk kejahatan terorganisir dalam konteks hubungan yang lebih
kompleks dan mendalam antara seorang pimpinan eksekutif, manager dalam suatu
tangan. Ia juga dapat berbentuk korporasi yang merupakan perusahaan keluarga, namun
semuanya masih dalam rangkain bentuk kejahatan kerah putih.
Menurut Sutherland kejahatan kerah putih adalah sebuah perilaku keriminal
atau perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh seseorang dari kelompok yang
memiliki keadaan sosio- ekonomi yang tinggi dan dilakukan berkaitan dengan aktifitas
pekerjaannya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kejahatan korporasi pada
umumnya dilakukan oleh orang dengan status social yang tinggi dengan memanfaatkan
kesempatan dan jabatan tertentu yang dimilikinya. Dengan kadar keahlian yang tinggi
dibidang bisnis untuk mendapatkan keuntungan dibidang ekonomi.
2. Karakteristik Kejahatan Korporasi
Salah satu hal yang membedakan antara kejahatan korporasi dengan kejahatan
konvensional atau tradisional pada umumnya terletak pada karakteristik yang melekat
pada kejahatan korporasi itu sendiri, antara lain :
a. Kejahatan tersebut sulit terlihat ( Low visibility ), karena biasanya tertutup oleh
kegiatan pekerjaan yang rutin dan normal, melibatkan keahlian professional dan
system organisasi yang kompleks.
b. Kejahatan tersebut sangat kompleks ( complexity ) karena selalu berkaitan dengan
kebohongan, penipuan, dan pencurian serta sering kali berkaitan dengan sebuah
ilmiah, tekhnologi, financial, legal, terorganisasikan, dan melibatkan banyak
orang serta berjalan bertahun tahun.
c. Terjadinya penyebaran tanggung jawab ( diffusion of responsibility ) yang
semakin luas akibat kompleksitas organisasi.
d. Penyebaran korban yang sangat luas (diffusion of victimization ) seperti polusi dan
penipuan.
e. Hambatan dalam pendeteksian dan penuntutan ( detection and prosecution )
sebagai akibat profesionalisme yang tidak seimbang antara aparat penegak
hukum dengan pelaku kejahatan.
f. Peraturan yang tidak jelas (ambiguitas law ) yang sering menimbulkan kerugian
dalam penegakan hukum.
g. Sikap mendua status pelaku tindak pidana. Harus diakui bahwa pelaku tindak
pidana pada umumnya tidak melanggar peraturan perundang undangan tetapi
memang perbuatan tersebut illegal.
A. Kesimpulan
Kejahatan korporasi adalah merupakan kejahatan yang besar dan sangat
berbahaya sekaligus merugikan kehidupan masyarakat, kendatipun di pihak lain ia juga
memberi kemanfaatan bagi kehidupan masyarakat dan negara. Keinginan korporasi
untuk terus meningkatkan keuntungan yang diperolehnya mengakibatkan terjadinya
tindakan pelanggaran hukum. Korporasi, sebagai suatu badan hukum, memiliki
kekuasaan yang besar dalam menjalankan aktivitasnya sehingga sering melakukan
aktivitas yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku, bahkan selalu
merugikan berbagai pihak. Dikatakan besar, oleh karena kompleksnya komponen-
komponen yang bekerja dalam satu kesatuan korporasi, sehingga metode pendekatan
yang dilakukan terhadap korporasi tidak bisa lagi dengan menggunakan metode
pendekatan tradisional yang selama ini berlaku dan dikenal dengan metode pendekatan
terhadap kejahatan konvensional, melainkan harus disesuaikan dengan kecanggihan
dari korporasi itu sendiri, demikian pula dengan masalah yang berkenaan dengan
konstruksi yuridisnya juga harus bergeser dari asas-asas yang tradisional kearah yang
lebih dapat menampung bagi kepentingan masyarakat luas, yaitu dalam rangka
memberikan perlindungan terhadap masyarakat.
Kejahatan terorganisir, yang dalam literatur mendapat tempat dalam klasifikasi
tersendiri, tapi sebenarnya dalam pengertian yang lebih luas adalah merupakan bagian
dari kejahatan korporasi, korporasi adalah suatu organisasi, suatu bentuk organisasi
dengan tujuan tertentu yang bergerak dalam bidang ekonomi atau bisnis, maka kita
harus melihat kejahatan korporasi sebagai kejahatan yang bersifat organisatoris, yaitu
suatu kejahatan yang terjadi dalam konteks hubungan-hubungan yang kompleks dan
harapan-harapan diantara dewan direksi, eksekutif dan manejer disuatu pihak dan
diantara kantor pusat, bagian-bagian dan cabang-cabang pada pihak lain.
Kendatipun demikian, tidak berarti lalu kejahatan warungan tidak mendapat
perhatian lagi, akan tetapi harus terdapat perhatian lagi, akan tetapi harus terdapat
pemikiran yang proporsionalitas penanganan, sehingga tidak memberi kesan adanya
ketidakadilan penanganan. Artinya, kejahatan yang begitu membahayakan dan
merugikan masyarakat luas yang ditimbulkan oleh korporasi, namun tidak mendapat
penanganan sebagaimana mestinya, tapi dilain pihak, seperti yang selama ini terjadi,
kejahatan warungan justru mendapat perhatian secara serius dan sungguh-sungguh.
Dari apa yang diuraikan di atas adalah merupakan tantangan dan sekaligus menjadi
arah bagi pengembangan kriminologi Indonesia di masa mendatang.
B. Saran
Untuk mencegah terjadinya kejahatan korporasi, perlu diadakan aturan yang
tegas baik berupa collective self-regulation maupun individualized selfregulation.
Namun penerapan collective self-regulation tidak efektif karena pemerintah dan
pengadilan harus terus memonitoring setiap aktivitas korporasi, sementara korporasi
berusaha untuk mengambil celah agar aktivitas kejahatannya tidak terpantau oleh
mereka. Dengan demikian, cara yang paling baik untuk melawan kejahatan korporasi
adalah dengan mencegahnya sebelum terjadi yang dapat dilakukan dengan adanya
individualized self regulation di mana setiap perusahaan bertangung jawab atas
kebijakan mereka sendiri. Tidak sulit untuk menemukan perusahaan yang mengatakan
kepada masyarakat bahwa mereka memiliki tanggung jawab sosial. Namun banyak
perusahaan yang menggunakan hal itu sebagai suatu cara pemasaran untuk
meningkatkan image, bahkan penjualan mereka. Selain itu, terdapat berbagai macam
perlakuan perusahaan atas nama tanggung jawab sosial yang pada prakteknya sangat
bertolak belakang.
MAKALAH
KEJAHATAN KORPORASI
NIM 014.04.0109
FAKULTAS HUKUM
2017