PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam kegiatan pemasaran dan distribusi produk barang atau jasa dilakukan
secara seefektif mungkin oleh pelaku usaha atau produsen karena hal ini
dimungkinkan agar dapat tercapai masyarakat yang sangat majemuk. Semua cara
pendekatan diupayakan sehingga dapat menimbulkan berbagai dampak, termasuk
keadaan yang menjurus pada tindakan yang bersifat negatif bahkan tidak terpuji yang
berawal dari itikad buruk. Adapun dampak buruk yang lazim terjadi antara lain
menyangkut kualitas atau mutu barang, informasi yang tidak jelas bahkan
menyesatkan, pemalsuan dan sebagainya.
Perkembangan teknologi pada saat ini mempunyai pengaruh yang cukup penting
terhadap perkembangan hukum, akan tetapi sering dijumpai adanya ketidakmampuan
hukum untuk mengimbangi lajunya perkembangan teknologi, hal ini selain
disebabkan pembentukan hukum memerlukan waktu yang lama, juga dikarenakan
perkembangan teknologi yang sangat cepat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. TELEKOMUNIKASI
Salah satu perkembangan teknologi yang dianggap sangat penting pada saat ini
adalah teknologi di bidang telekomunikasi. Telekomunikasi merupakan rangkaian
dua kata, yaitu “tele” dan “komunikasi”. “Tele” berarti jarak jauh (at a distance) dan
“Komunikasi” yang berarti hubungan pertukaran ataupun penyampaian informasi.
Dalam teknologi telekomunikasi modern cakupannya meliputi beberapa tipe
komunikasi jarak jauh yang mencakup aural, oral dan visual. Oleh karena itu,
umumnya orang mengatakan bahwa television adalah melihat jarak jauh, Telephone
adalah bicara jarak jauh, dan Telegraph adalah menulis jarak jauh. Umumnya makin
pesat kemajuan teknologi telekomunikasi, makin canggih pula peralatan yang
dipergunakan dan jasa yang dihasilkan. Apalagi setelah dirasakan besarnya peranan
penyelenggaraan telekomunikasi bagi kelancaran kegiatan ekonomi. 2
Jasa telekomunikasi telah menjadi sebuah ajang bisnis yang tidak saja menarik
tetapi prospektif. Tetapi bersamaan dengan itu pula terjadi kompleksitas persoalan
dimana disamping teknologi, aspek ekonomi, politik, sosial dan budaya secara
langsung terkait dan makin dirasakan perlu adanya pengaturan yang baik. Dalam
situasi demikian maka hukum menduduki posisi yang desisit agar penyelenggaraan
telekomunikasi berjalan dengan lancar dan tertib sehingga pelayanan dapat
1
UU RI No. 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi
2
Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, Grafika Pers, Jakarta, Tahun 2003, hal 97
2
ditingkatkan.3 Aspek hokum Telekomunikasi diiatur dalam UU No.36 tahun 1999
tentang Telekomunikasi agar Tertib dan Aman bagi semua Pengguna
Tek.Komunikasi dan melindungi kepentingan dan keamanan Negara.
1. Asas Manfaat
3
Dimyati Hartono, Beberapa Aspek Hukum Penggunaan Frekuensi Dalam Penyelenggaraan
telekomunikasi di Indonesia, Jakarta 30 Juli 1993
3
4. Asas kepercayaan pada diri sendiri
5. Asas kemitraan
6. Asas keamanan
7. Asas etika
4
yang dimaksud adalah ganti rugi yang diberikan penyelenggara telekomunikasi
kepada pengguna atau masyarakat luas yang dirugikan karena kelalaian atau
kesalahannya. Ganti rugi wajib diberikan kecuali penyelenggara telekomunikasi dapat
membuktikan bahwa kerugian tersebut bukan diakibatkan oleh kesalahan dan
kelalaiannya. Penyelesaian ganti rugi dilaksanakan dengan cara melalui mediasi atau
arbitrase atau konsiliasi. Apabila penyelesaian ganti rugi melalui cara tersebut tidak
berhasil dapat dicari penyelesaian melalui pengadilan.4
B. PENYIARAN
4
Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, Grafika Pers, Jakarta, Tahun 2003, hal 121
5
diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima
siaran”.
5
Judhariksawan, Hukum Penyiaran, Jakarta: Raja grafindo Persada, 2010, hal. 6-7.
6
3. Aspek hukum program siaran yang meliputi aturan tentang boleh dan
tidak boleh suatu program siaran disiarkan, strandar program dan isi
siaran, serta aturan hukum lain yang harus dipatuhi oleh praktisi
penyiaran.
4. Aspek hukum pidana, dimana ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU
Penyiaran terdapat ketentuan pidana yang dikenakan kepada pelanggar
praktik penyiaran.
Media penyiaran merupakan salah satu media yang sangat berpengaruh pada
masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari peristiwa terjadinya gempa di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Masyarakat Yogyakarta panik pada saat ada
informasi yang diberitakan oleh salah satu stasiun swasta yang memberitakan:
“lahar panas sudah mencapai titik tertentu”.6 Informasi tersebut membuat
masyarakat Yogyakarta panik dan menimbulkan korban luka dan jiwa.
Kepanikan masyarakat Yogyakarta yang ditimbulkan akibat informasi yang
kurang akurat ini dapat memperlihatkan bahwa media televisi ataupun radio
sangat berpengaruh kepada masyarakat. Masyarakat mempercayai media
penyiaran sebagai media yang akurat dalam setiap pemberitaan dan informasi
yang diberikan. Akan tetapi apabila informasi tersebut salah atau menyimpang
dari fakta yang sebenarnya, maka akan memberikan dampak yang besar bagi
masyarakat. Pengaruh besar yang diberikan media penyiaran dapat memberikan
dampak negatif ataupun dampak positif bagi masyarakat, oleh karena itu perlu
ada aturan terkait dengan penyelenggaraan penyiaran yang didalamnya mengatur
tentang lembaga penyiaran, isi siaran, sistem penyiaran, dll. Pengaturan
mengenai penyelenggaraan penyiaran dimaksudkan untuk memberikan kepastian
hukum bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi dan berita yang benar juga
hiburan yang mendidik bagi masyarakat.
6
“awan Panas 65 Kilometer Cuma gosip”, http://sains. kompas.com/read/2010/11/08/01260258/,
diakses tanggal 16 Januari 2013.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, Grafika Pers, Jakarta, Tahun 2003