Anda di halaman 1dari 4

SYHURH

Tugas Hukum Telematika

A. Latar Belakang (Kenapa pilih kasus ini)


Saat ini siapapun lebih mudah mengakses informasi dan berekspresi di dunia maya. Anak-anak,
remaja, dan orang dewasa bisa sesuka hati membuka media sosial kapan dan di mana saja
melalui gawai mereka. Tapi hal yang perlu disadari adalah kebebasan dan kemudahan ini harus
disertai pula dengan tanggung jawab kita saat berselancar di dunia maya. Sayangnya banyak
warganet yang belum mengetahui pentingnya bertanggung jawab atas perilakunya di dunia
maya.
Media sosial sangat bermanfaat untuk mempererat hubungan kita dengan orang lain. Dan
dengan media sosial lebih mudah untuk berbagi momen dan informasi kepada khalayak.
AKAN TETAPI Saat ini Media sosial membuat body shaming semakin marak
terjadi.

Kita semua tahu adanya media sosial semakin mempermudah seseorang untuk melakukan hal
tersebut.  Tak jarang, para warganet memberi komentar negatif terhadap bentuk tubuh para artis
atau selebgram  yang dijadikan sasaran body shaming

Namun, sering kali setiap postingan yang diunggah menyebabkan seseorang dengan mudahnya
berkomentar buruk tanpa berpikir panjang. Bahkan komentarnya tersebut bisa menyakiti hingga
menimbulkan perpecahan dengan orang lain atau kelompok tertentu.

Body Shaming merupakan tindakan seseorang yang mencela atas suatu bentuk tubuh
individu lain dimana bentuk tubuh tersebut tidak ideal dan atau tidak seperti bentuk-
bentuk tubuh pada umumnya. Body Shaming dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk
dari merundung (bullying) yang sejatinya sudah terjadi sejak dulu hingga sekarang,
dimana media berperan besar dalam melanggengkan praktek-prakteknya. Perbuatan
penghinaan citra tubuh (body shaming) selain dilakukan secara verbal dan spontan
langsung kepada korban, dapat juga dilakukan secara lisan dan tidak langsung. Seperti
ketika dalam media sosial seperti Facebook, Twitter, atau Instagram seseorang melihat
foto orang lain yang menurutnya tubuh dari korban tersebut “aneh” kemudian pelaku
melakukan penghinaan secara lisan pada kolom komentar media sosial tersebut.
Penghinaan citra tubuh (body shaming) semacam itu juga dikategorikan ke dalam
kejahatan cybercrime.6 Apabila mengikuti kasuskasus cybercrime yang telah terjadi dan
jika hal tersebut dikaji dengan kriteria hukum pidanakonvensional, maka dari segi
hukum, kejahatan cybercrime merupakan kejahatan yang kompleks.
Pencemaran nama baik adalah perbuatan menyerang kehormatan atau nama
baik seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal yang maksudnya terang supaya hal
itu diketahui umum. ... Oleh sebab itu, menyerang salah satu diantara kehormatan
atau nama baik sudah cukup dijadikan alasan untuk menuduh seseorang telah
melakukan penghinaan.
B. Deskripsi Kasus (Cerita Kasusnya seperti apa)
tirto.id - Anjasmara melaporkan salah satu warganet yang telah menghina sang istri, Dian
Nitami, di akun Instagram beberapa waktu lalu. Kabar ini pun dibenarkan juga oleh Diah,
yang merupakan manajer dari Anjasmara.
sebagaimana dilansir Antara, Rabu (3/1/2019). bersama sang istri usai mendatangi Polres
Jakarta Selatan untuk membuat laporan. Menurut Diah, Anjasmara menuntut
permohonan maaf dari warganet yang telah menghina sang istri di semua akun media
sosial dan juga di koran Kompas. Diah menambahkan, bahwa sebelumnya warganet yang
dilaporkan tersebut telah menyadari kesalahannya dan meminta maaf melalui direct
message Instagram. salah satu warganet dengan akun @corrissa.putrie menuliskan
komentar dia salah satu unggahan Dian Nitami yang membuat Anjasmara geram.
"Itu hidungnya jelek banget, melar banget, jempol kaki juga bisa masuk. Waduh, operasi
lah. Katanya artis, masa duit buat perbaiki hidung enggak ada," tulis akun
@corrissa.putrie.
Tidak hanya Anjasmara saja yang turut melaporkan penghinaan citra tubuh, laman
SAFEnet, jaringan penggerak kebebasan berekspresi online se-Asia Tenggara menyebut,
sampai 31 Oktober 2018 terdapat sekitar 381 korban yang telah dijerat dengan UU ITE

https://tirto.id/anjasmara-dan-pasal-uu-ite-yang-bisa-jerat-pelaku-body-shaming-dc9Z
C. Orang yang Terlibat (Isinya korban, tersangka, polisi, tetangga, atau siapapun yg
bersangkutan dan dijelaskan)
Anjasmara Prasetya adalah salah satu aktris Indonesia yang mengawali kariernya sebagai
model sebelum terjun ke dunia sinetron ini melaporkan salah satu warganet yang telah
melakukan body shaming dan pencemaran kepada sang istri.
Dian nitami yaitu seorang aktris dan pembawa acara yang menjadi korban body shaming
dan pencemaran nama baik dari warganet
@corrissa.putrie merupakan tersangka yang telah melakukan body shaming dan
mencemarkan nama baik dari dian nitami melalui komentar yang dia tulis salah satu
postingan instagram anjasmara.
laman resmi SAFEnet (South East Asia Freedom of Expression Network) 
D. Pasal UU ITE (Dijelaskan pasalnya apa dan kenapa)
Pasal yang mengatur mengenai penghinaan, pencemaran nama baik dan ujaran kebencian
berdasarkan SARA diatur dalam Pasal 27 ayat (3) UU ITE dan Pasal 28 ayat (2) UU ITE:
 
Bunyi Pasal 27 ayat (3) UU ITE adalah sebagai berikut:
 
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.
 
Pasal 27 ayat (3) UU ITE :
Setiap Orang dengan sengaja, dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.
Penjelasan :
Ketentuan pada ayat ini mengacu pada ketentuan pencemaran nama baik dan/atau fitnah
yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

 
rumusan pasal tersebut untuk ditujukan kepada tindakan yang semata-mata melakukan
penghinaan mengacu KUHP. Ruang lingkup delik ini mencakup pencemaran nama baik, fitnah,
dan penghinaan ringan. Meskipun dalam KUHP pencemaran nama baik, fitnah, dan penghinaan
ringan masing-masing dirumuskan dalam pasal yang berbeda. dengan adanya delik penghinaan
dalam KUHP dapat dikaitkan dengan Pasal 27 ayat (3) UU ITE dalam hal perbuatan body
shaming di media sosial.
 

 Pasal 315 KUHP :


Tiap-tiap penghinaan dengan sengaja yang tidak bersifat pencemaran atau pencemaran
tertulis, yang dilakukan terhadap seseorang, baik di muka umum dengan lisan atau tulisan,
maupun di muka orang itu sendiri dengan tulisan atau perbuatan, atau dengan surat yang
dikirimkan atau diterimakan kepadanya, diancam karena penghinaan ringan.

 
Menurutnya Pasal 315 KUHP bisa digunakan untuk menjerat warganet yang menuliskan body
shaming baik di kolom komentar maupun direct message. “Komentar-komentar netizen bisa
dikenakan Pasal 315 UU ITE karena itu sifatnya tertulis dan dilakukan di muka umum atau bisa
diakses orang banyak. Pasal ini juga bisa menjerat seseorang yang mengirimkan pesan body
shaming karena itu sesuai dengan unsur Pasal 315 KUHP yaitu dilakukan di muka orang itu
sendiri

Sedangkan bunyi Pasal 28 ayat (2) UU ITE adalah sebagai berikut:


 
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat
tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

E. Tanggapan (isinya tanggapan kita/Prediksi kalo kasusnya blm beres bakal beres atau
bagaimana terserah)
dalam menggunakan teknologi informatika, harus sesuai dengan ketetapan peraturan
perundang-undangan. Kesalahan yang dilakukan secara sengaja ataupun tidak sengaja,
akan mendapatkan sanksi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan adanya UU ITE
maka akan memperaman setiap kegiatan yang dilakukan secara online dan melindungi
hak dari tandatangan Elektronik yang dimiliki oleh seluruh pengguna.

Body shaming sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, baik disadari atau tidak. Maksud hati
bercanda, tapi ternyata menyakiti orang lain.  body
Body shaming diketahui sebagai kritikan dan komentar yang bersifat negatif terhadap fisik atau
tubuh yang dimiliki diri sendiri maupun terhadap orang lain.
kata-kata yang dinilai menghina atau masuk dalam kategori body shaming merupakan perkataan
yang bisa menyakiti orang lain dan mengganggu serta membuat korban merasa tidak nyaman.
Perbuatan body shaming atau penghinaan fisik di media sosial maupun ruang publik disebut
dapat dilaporkan ke kepolisian dan dijerat dengan Undang-Undang Informasi dan Tranksaksi
Elektronik (UU ITE) maupun delik pidana umum.
body shaming memiliki pengaruh yang besar terhadap kesehatan mental seseorang. Terutama
mereka yang sangat peduli dengan fisiknya. Komentar orang lain terhadap fisik mereka akan
terus-menerus melekat di pikiran mereka. Akibatnya mereka menjadi tidak percaya diri, bahkan
bisa berujung pada stres dan depresi.

 
 
 
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai