Anda di halaman 1dari 1

Saudara mahasiswa,

Setelah anda menyimak materi Inisiasi-2 ini tentang Peradilan Koneksitas, apabila saja anda adalah
seorang konsultan hukum, dan anda diminta mengutarakan pandapat anda tentang:
1). seberapa efektifkah dalam 'ide' maupun 'praksis' sistem peradilan koneksitas yang ada di negara kita;
Menurut pendapat saya sebagai konsultan hukum mengenai peradilan koneksitas ini yang ada di negeri
kita kurang efektif, mengapa kurang efektif untuk dilakukan? Hal ini tidak sesuai dengan maksud dan
tujuan koneksitas itu sendiri, koneksitas adalah upaya memberikan jaminan bagi terlaksananya peradilan
koneksitas yang cepat dan adil, walaupun ada kemungkinan proses yang ditempuh ini tidak semudah
seperti mengadili perkara pidana biasa.
Dengan adanya peradilan koneksitas ini, bagi saya tidak dapat mendukung penuh proses pengadilan yang
adil dan cepat, karena antara kedua kelompok yang berlainan yang melakukan suatu tindak kejahatan
bersama – sama melakukan proses peradilan terpisah, untuk warga sipil proses pengadilannya di proses
peradilan umum, sedangkan yang untuk prajurit TNI proses pengadilannya di proses peradilan militer.
Hal ini yang menjadikan peradilan koneksitas kurang efektif untuk dilakukan di negara kita dan juga
dalam proses peradilan koneksitas ini memiliki suatu masalah praktis pada birokrasi penentuan peradilan
yang akan mengadili agak berlarut-larut. Menurut saya sebagai konsultan hukum, atas Tindakan kasus
kejahatan yang dilakukan secara bersama-sama yang berlainan (warga sipil dan prajuritTNI) setidaknya
dapat dilakukan dalam satu lingkungan proses peradilan saja, agar proses peradilan berjalan adil dan
cepat.
2). dalam perkara koneksitas, Anda diminta menidentifikasi permasalahan apa saja yang krusial
menjadikan efektif/tidaknya peradilan koneksitas dan apa rekomendasi anda, apa jawaban anda?
Hukum Acara Pidana merupakan hukum formil yang bersifat limitatif dan imperative, ternyata tindak
pidana yang dilakukan bersama-sama oleh prajurit TNI yang termasuk yustiabel Peradilan Militer dengan
warga sipil yang termasuk Yustiabel Peradilan Umum tidak diselesaikan denngan acara pemeriksaan
koneksitas melainkan perkaranya diselesaikan secara splitsing oleh masing-masing lingkungan peradilan
yaitu Peradilan Militer dan Peradilan Umum, dengan perumusan masalah sebagai berikut”
Apakah menghasilkan putusan pengadilan batal demi hukum karena hukum acara pidana tidak diterapkan
sebagaimana mestinya atau putusan pengadilan yang dihasilkan tidak batal demi hukum?
Menurut ketentuan Pasal 9 Angka 1 undang-undang No.31 Tahun 1997 bahwa pengadilan dalam
lingkungan peradilan militer berwenang untuk mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh Prajurit TNI
maka apabila dilakukan penafsiran secara a contrario dapat dilihat bahwa apabila tindak pidana yang
dilakukan orang sipil (bukan prajurit TNI) maka pengadilan di dalam lingkungan peradilan militer itu
tidak berwenang untuk mengadilinya. Maka dari ketentuan tersebut dapatlah kita lihat bahwa Pasal 9
Angka 1 tersebut merupakan ketentuan undang-undang yang bersifat lex special derogate lege generali
terhadap ketentuan Pasal 50 UU No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum. Jadi dapat dikatakan bahwa
tindak pidana yang dilakukan oleh orang sipil (bukan Prajurit TNI) merupakan yurisdiksi daripada
pengadilan dalam lingkungan peradilan umum. Namun kemudian akan menjadi suatu permasalahan
apabila ada suatu tindak pidana dimana Prajurit TNI dan warga sipil bersama-sama sebagai Terdakwa.

Summber : file:///C:/Users/KPPU%207/Documents/HukumAcaraPemeriksaanKoneksitas.pdf

Anda mungkin juga menyukai