BAB II
PROFESI POLRI
samping diberi hak dan kekuasaan untuk menjatuhkan pidana, negara juga
pidana.18)
18
Adami Chazawi, Pembelajaran Hukum Pidana Bagian 1, Penerbit PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm. 23.
26
tujuan dari hukum pidana, yang apabila dilaksanakan tiada lain adalah
berupa penderitaan atau rasa tidak enak bagi yang bersangkutan disebut
pada setiap larangan dalam hukum pidana (strafbaar feit: tindak pidana), di
1. Jenis-jenis Pemidanaan
KUHP dalam bab ke-2 dari Pasal 10 sampai Pasal 43, yang kemudian
peraturan, yaitu:
a. Reglemen Penjara (Stb 1917 No. 708) yang telah diubah dengan LN
1) Pidana mati.
jenis pidana yang ada dan juga merupakan jenis pidana yang
terbatas, seperti:19
340).
19
Ibid., hlm. 31.
28
tentang Narkotika.
2) Pidana penjara
dan negara.
dibedakan menjadi:
tahun, misalnya Pasal 104, 365 ayat (4) dan Pasal 368 ayat (2)
KUHP;
20
Ibid., hlm. 35.
30
Pasal 338 KUHP, Pasal 365 ayat (3) KUHP dan Pasal
3) Pidana Kurungan
pelanggaran.
berikut:21
21
Ibid., hlm 39.
31
Pemasyarakatan.
32
van gewijsdezaak).
4) Pidana denda
pidana itu memang hanya diancam pidana denda saja, sehingga tidak
sampai paling tinggi menjadi 8 bulan [Pasal 30 ayat (5) dan (6)
KUHP].
5) Pidana tutupan
tutupan”.
b. Pidana tambahan.
imperiatif, yaitu dalam Pasal 259 bis, Pasal 261 dan Pasal 275 KUHP.
pencabutan paling sedikit dua tahun dan paling banyak lima tahun
(grasi).
tertentu.
terpidana.
umum oleh jaksa, kemudian harga disetor ke kas negara sesuai dengan
pos hasil dinas kejaksaan. Kalau benda itu tidak disita sebelumnya,
terpidana.
Pasal 395 ayat (1) KUHP [menunjuk Pasal 402 ayat (2)
itu sendiri di dalam bahasa Belanda berarti “sebagian dari suatu kenyataan”
dapat dihukum”, yang sudah barang tentu tidak tepat, oleh karena kelak
akan kita ketahui bahwa yang dapat dihukum itu sebenarnya adalah
tindakan.22
“Strafbaarfeit sendiri terdiri dari tiga kata yakni straf, baar dan
feit, beberapa istilah yang digunakan sebagai terjemahan dari
strafbaarfeit, ternyata straf diterjemahkan dengan pidana dan
hukum. Perkataan baar diterjemahkan dengan dapat dan
boleh,sementara itu untuk kata feit diterjemahkan dengan tindak,
peristiwa, pelanggaran dan perbuatan”.23
Pompe memberi pengertian straafbaar feit itu dari dua (2) segi, yaitu:27
a. Dari segi teoritis, straafbaar feit itu dapat dirumuskan sebagai suatu
kepentingan umum.
24
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Penerbit Renika Cipta. Jakarta, 2000,
hlm. 54.
25
Ibid., hlm 56
26
P. A. F. Lamintang, op.cit, hlm. 154.
27
Ibid., hlm 182
40
b. Dari segi hukum positif, straafbaar feit itu sebenarnya adalah tidak
lain dari pada suatu tindakan yang menurut suatu rumusan Undang-
adalah keliru, karena bukan peristiwa yang dipidana, akan tetapi orang yang
ialah “delik” yang berasal dari bahasa latin delictum atau delicta, karena:30
tetapi pembuatnya),
28
Adami Chazawi, Pembelajaran Hukum Pidana Bagian 1, Penerbit PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2002. hlm. 72.
29
Andi Zainal Abidin Farid, Hukum Pidana 1, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta,
2007, hlm. 172.
30
Ibid. Hlm. 231.
41
atas, maka dapat diketahui bahwa tindak pidana adalah suatu perbuatan
merupakan “ een doen“ atau “ een niet doen“ atau dapat merupakan “ hal
nalaten“ yang juga berarti “hal mengalpakan sesuatu yang diwajibkan (ole
undang - undang)”.
dua sudut pandang yaitu sudut pandang teoritis dan sudut pandang
c. Unsur kesalahan;
a. Perbuatan;
berikut:34
a. Kelakuan manusia.
a. Perbuatan (yang).
d. Dipertanggung jawabkan.
e. Dipersalahkan/kesalahan.
34
Ibid.
35
Ibid., hlm. 81
36
Ibid.
44
B. Pengertian Narkotika
penggunaannya.
37
, Komentar &Pembahasan UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,
Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2011. hlm. 2
38
Taufik Makarao, dkk, Tindak Pidana Narkotika, Penerbit Ghalia Indonesia,
Jakarta, 2003, hlm. 15.
39
AR Sujono dan Bony Daniel, op.cit., hlm. 63.
45
A drug (as opium or morphine) that in moderate doses dulls the senses,
relieves pain, and induces profound sleep but in excessive doses causes
stupor, coma, or convulsions;
Definisi lain dari Biro Bea dan Cukai Amerika Serikat, antara lain
menyimpulkan:42
40
Ibid., hlm. 1.
41
Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana, Penerbit
Manda Maju. Bandung, 2003, hlm. 34
42
Ibid.
46
drugs.
ternyata negeri ini bukan lagi sekadar menjadi daerah sasaran peredaran
usia dewasa, bahkan anak usia dini pun telah menjadi korbannya, dan
usia remaja. Jika generasi muda negeri ini banyak yang terjerumus dalam
sanksi. Sanksi merupakan suatu akibat yang timbul diberikan dari reaksi
atas suatu perbuatan, contohnya sanksi pidana yang dapat juga diberikan
ke dalam:
a. Narkotika Golongan I;
43
Ahmad Syafii dalam Jurnal Hunafa, Vol. 6, No.2, Agustus 2009:219-232.
48
Undang ini.
Menteri.
medis dan ilmu pengetahuan, yang pada akhirnya akan menjadi suatu
bahaya bagi si pemakai, yang pada akhirnya juga dapat menjadi pengaruh
pengedar gelap.
strategis, baik ditinjau dari segi ekonomi, sosial, dan politik dalam
Tahun 1976. Pengganti Undang-Undang yang lama itu dirasa perlu karena
bangsa.
itu diperlukan upaya dan dukungan dari semua pihak agar dapat mencapai
dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu agar penggunaan narkotika tidak
ketentuan pidana bagi siapa saja yang dapat dikenakan pidana beserta
pidana, baik pelaku yang menyuruh lakukan, yang turut serta melakukan
pidana.
C. Pengertian Polisi
kali ditemukan polisi dari perkataan Yunani Politea yang berarti seluruh
masyarakat.
44
Warsito Hadi Utomo, Hukum Kepolisian di Indonesia, Penerbit Prestasi
Pustaka Publisher, Jakarta ,2005, hlm. 5.
53
ketertiban umum.
masyarakat.
54
perUndang-Undangan lainnya;
undangan.
tertib dan damai dalam masyarakat. Oleh karena itu kita berharap agar
represif.
umum berwenang:
masyarakat;
memotret seseorang;
kegiatan masyarakat;
sementara waktu.
D. Kode Etik Profesi POLRI dan Sanksi bagi Anggota POLRI yang
melakukan pelanggaran
dalam bentuk tunggal yang berarti adat kebiasaan, adat istiadat, akhlak yang
baik. Bentuk jamak dari ethos adalah taetha artinya adat kebiasaan. Dari
bentuk jamak ini terbentuklah istilah Etika yang oleh filsuf Yunani
Berrdasarkan asal-usul kata ini, maka Etika berarti ilmu tentang apa
a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
45
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2006, hlm. 13.
58
atau masyarakat.
tindakan-tindakan yang baik dan buruk, benar atau salah yang dilakukan
distandarisasi;
46
Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia, Penerbit
Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm. 16.
59
lingkungannya.
hormat”.
pelanggaran”.
Indonesia”.
kepolisian.
pidana yang diterapkan sesuai ancaman pidana dalam KUHP dan dalam