Anda di halaman 1dari 33

2

3
PASAL 10 KUHPidana
1. HUKUMAN POKOK :

a. hukuman mati (pro – kontra & pelaksanaannya)
b.hukuman penjara:
 Seumur hidup;
 Sementara (max. (15-20 tahun)) & min. (1 hari) )
c. hukuman kurungan (atau kurungan pengganti)
d. hukuman denda;
2. HUKUMAN TAMBAHAN
a. pencabutan beberapa hak yang tertentu,
a.perampasan barang yang tertentu,
b.pengumuman keputusan hakim.
PASAL 10 Huruf a KUHPidana
HUKUMAN POKOK :
1.hukuman mati.

2.hukuman penjara:
 Seumur hidup;
 Sementara (max. (15-20 tahun)) & min. (1 hari)).
3. hukuman kurungan.
4. hukuman denda.

Pidana mati adalah suatu pidana atau vonis yang

dijatuhkan oleh pengadilan ataupun tanpa
pengadilan sebagai bentuk pidana terberat yg
dijatuhkan atas seseorang akibat perbuatannya.
Jadi pidana mati adalah puncaknya dari segala
pemidanaan.
DALAM ABAD TERAKHIR INI SERING TERJADI PRO-KONTRA
MENGENAI PIDANA MATI.
 Salah satunya karena sifatnya yang mutlak yang tidak memungkinkan

mengadakan perbaikan atau perubahan.
 Hakim sebagai manusia tidak luput dari kekeliruan, meskipun di dlm
suatu perkara terlihat pemeriksaan dan bukti-bukti menunjuk kepada
kesalahan terdakwa akan tetapi kebenaran itu hanya pada Tuhan.
Maka tidak mustahil seorang hakim dengan segala kejujurannya
melakukan suatu kekeliruan di dalam pandangan dan pendapatnya.
 Apabila hukuman itu telah dijatuhkan kemudian terdapat kekeliruan,
tak ada seorangpun yang dapat mengembalikan keadaan.

Banyak negara yang telah menghapuskan pidana mati untuk diterapkan


di KUHP-nya seperti:
Belanda, Jerman, Italia, Portugal, dan lain-lain. Sedangkan
negara seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Pakistan, dll masih
mencatumkan pidana mati di KUHPnya.
Berbagai macam alasan yang mereka kemukaan terkait
dengan setuju dan tidaknya pidana mati.
YANG SETUJU:
 untuk memberikan efek jera yang jitu;

 supaya tidak timbul atau muncul penjahat potensial,
sehingga tujuan hukum pidana bisa tercapai dengan baik.
 hukuma mati sah-sah saja karena memang masih berlaku
di negara ini.
YANG TIDAK SETUJU :
 karena hukuman mati bertentangan dengan HAM;
 hukuman mati bertentangan dengan Konstitusi kita, dalam
Pasal 28 A UUD 1945 yg berbunyi “Setiap orang berhak
untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya”.
Dengan demikian berarti memang tidak lah berlebihan
jika pihak yg menolak hukuman mati karena bertentangan
dengan Konstitusi.
Pidana mati merupakan sanksi yang terberat diantara semua
jenis pidana yang ada dan juga merupakan jenis pidana yang
tertua, terberat dan sering dikatakan sebagai jenis pidana

yang paling kejam.

Di Indonesia, penjatuhan pidana mati diancamkan dalam


beberapa pasal tertentu didalam KUHP.

Dalam hal ini Adami Chazawi berpendapat bahwa


Kejahatan-kejahatan yang diancam dengan pidana mati
hanyalah pada kejahatan-kejahatan yang dipandang sangat
berat saja, yang jumlahnya juga sangat terbatas, seperti :
Bahkan di Indonesia semakin banyak delik yang diancam
dengan pidana mati, diantaranya:
1. makar untuk membunuh Kepala Negara (Pasal 104 KUHP)
2. membujuk atau mengajak negara asing berperang atau

menyerang Indonesia (Pasal 111 ayat (2) KUHPid.)
3. menyerahkan kekuasaan, menganjurkan huru-hara atau
Memberi pertolongan kepada musuh waktu perang (Pasal
124 ayat (3) KUHPid.)
4. makar untuk membunuh pada kepala negara sahabat
(Pasal 140 ayat (3)KUHP).
5. pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHPid.)
6. Curat/curas dengan kematian (Pasal 365 ayat (4) & Psl.
364 ayat (2) KUHP)
7. pembajakan laut,dengan akibat kematian (Pasal 444
KUHP)
8. kekerasan dalam pesawat dengan akibat kematian (Pasal
479 K ayat (2) dan pasal 479 O ayat (2) KUHP.
Di luar ketentuan KUHP, pidana mati diancamkan
pula, antara lain sbb:


 UU Nomor 5/1997 Tentang Psikotropika (pasal
59 ayat (2));
 UU Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika
(Psl 80 ayat (1) huruf a; Psl 80 ayat (2) huruf
b; Psl 80 ayat (3) huruf a; Psl 82 ayat (1)
huruf a; Psl 82 ayat (2) huruf a; Psl 82 ayat
(3) huruf
 UU Pemberantasan TP Korupsi (tahun 1999 &
2001) Psl 2 ayat (2);,
 UU Pengadilan HAM (tahun 2000) dan
 UU Pemberantasan TP Terorisme (tahun 2003).

 Untuk meringankan penderitaan fisik bagi terpidana mati, maka
beberapa usaha telah dilakukan dalam eksekusi seperti: guillotine
(Prancis, 1792), kursi listrik (Prancis, 1888), kamar gas (1924), dan
dengan suntikan.

 Di Aceh misalnya, pada jaman dahulu berlaku hukuman mati bagi
isteri yang berzina, Sultan yang berkuasa juga dapat menjatuhkan
lima macam hukuman yang istimewa yang mencakup pula hukuman mati
yakni dengan dibunuh dengan lembing, menumbuk kepala terhukum
dalam lesung (sroh).
 Di daerah pedalaman Toraja para pelaku inses biasanya dihukum mati
dengan cara di cekik, atau dimasukkan ke dalam keranjang rotan
yang diberati batu dan selanjutnya dilempar ke dalam laut. Demikian
pula ada hukuman mati yang berlaku di wilayah Minangkabau dan di
kep Timor pada masa lalu
 Menurut Plakat tertanggal 22 April 1808, maka pengadilan
diperkenankan menjatuhkan hukuman:
a. Dibakar hidup terikat pada sebuah tial (paal),
b.Dimatikan dengan mengunakan keris (kerissen) ...dan seterusnya
DALAM KUHPidana
PASAL 11
Pidana mati dijalankan oleh algojo di tempat gantungan

dengan menjeratkan tali yang terikat di tiang gantungan
pada leher terpidana kemudian menjatuhkan papan tempat
terpidana berdiri.
Kemudian Diubah Pelaksanaan Pidana Mati Dengan Penetapan Presiden
No. 2/PNPS/1964 ttg Tata Cara Pelaksanaan Pidana Mati yang
Dijatuhkan oleh Pengadilan di Lingkungan Peradilan Umum & Militer
Dalam Penetapan Presiden tersebut yakni:
1) Dengan cara: Ditembak mati (Pasal 1)
2) Ditempat: penjatuhan hukuman pengadilan tingkat pertama (Pasal 2)
3) Regu tembak: 1 org. perwira,1 org. bintara, dan 12 org. tamtama)
(Pasal 10 ayat (1) & (2))
4) Terpidana Mati: berdiri, duduk, berlutut (Pasal 12)
5) Bidikan: sasaran tembak jantung (Pasal 14)

Pidana penjara merupakan pidana pokok yang
berwujud pengurangan atau perampasan

kemerdekaan seseorang.
Namun demikian, tujuan pidana penjara itu tidak
hanya memberikan pembalasan terhadap perbuatan
yang dilakukan dengan memberikan penderitaan
kepada terpidana karena telah dirampas atau
dihilangkan kemerdekaan bergeraknya, disamping
itu juga mempunyai tujuan lain yaitu:
untuk membina dan membimbing terpidana agar
dapat kembali menjadi anggota masyarakat yang
baik dan berguna bagi masyarakat, bangsa dan
negara.
PENGERTIAN PIDANA PENJARA:
 A.Z. Abidin Farid dan A. Hamzah menegaskan bahwa
pidana penjara adalah bentuk pidana yang berupa

kehilangan kemerdekaan. Pidana kehilangan kemerdekaan
itu bukan hanya dalam bentuk pidana penjara tetapi juga
berupa pengasingan.
 PAF Lamintang, bahwa bentuk pidana penjara ad. suatu
pidana berupa pembatasan kebebasan bergerak dari
seorang terpidana, yang dilakukan dengan menutup orang
tersebut dalam sebuah lembaga pemasyarakatan dgn
mewajibkan orang itu untuk mentaati semua peraturan
tata tertib yg berlaku dalam lembaga pemasyarakatan
yang dikaitkan dengan suatu tindakan tata tertib bagi
mereka yg telah melanggar peraturan tersebut.
PELAKSANAAN PIDANA PENJARA
(pasal 12 KUHPid.)
(1) Pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu;
(2) Pidana penjara selama waktu tertentu: Lamanya hukuman penjara untuk
sementara waktu berkisar antara 1 hari sedikit-dikitnya dan 15 tahun
berturut-turut paling lama. 
(3) Pidana penjara selama waktu tertentu boleh dijatuhkan untuk 20 tahun
berturut-turut dalam hal kejahatan yang pidananya hakim boleh memilih
antara pidana mati, pidana seumur hidup, dan pidana penjara selama waktu
tertentu, atau antara pidana penjara seumur hidup dan pidana penjara
selama waktu tertentu; begitu juga dalam hal batas lima belas tahun
dilampaui sebab tambahanan pidana karena perbarengan, pengulangan atau
karena ditentukan pasal 52 Tidak boleh melebihi 20 tahun.
(4) Pidana penjara selama waktu tertentu sekali-kali tidak boleh melebihi dua
puluh tahun.
Catatan:
 Wajib menjalankan pekerjaan yang dibebankan.
 Bila penjara 1 tahun/kurungan, bukan kurungan pengganti, dapat tidak
menjalani pidana (dengan masa percobaan), dengan syarat umum: terpidana
tidak melakukan tindak pidana lagi sebelum masa percobaan habis, & syarat
khusus: mengganti segala kerugian (bukan termasuk pidana denda).
 Dapat ditambah pidana tambahan

 Hukuman kurungan seperti halnya dgn hukuman penjara,
maka dengan hukuman kurungan pun, terpidana selama
menjalani hukumannya, kehilangan kemerdekaannya.


 Menurut pasal 18 KUHP, lamanya hukuman kurungan
berkisar antara 1 hari sedikit-dikitnya dan 1 tahun
paling lama.
 Hukuman kurungan ini mempunyai banyak kesamaan
dengan hukuman penjara.
 Di dalam beberapa hal, (samenloop, residive, dan
pemberatan karena jabatan) hukuman kurungan itu dapat
dikenakan lebih lama, yt. 1 tahun 4 bulan (pasal 18 ayat
(2) KUHP).
 Hukuman kurungan dianggap lebih ringan dari hukuman
penjara dan hanya diancamkan bagi peristiwa yang ringan
sifatnya seperti di dalam kejahatan yang tidak disengaja
dan di dalam hal pelanggaran.
 Persamaan antara hukuman penjara dan hukuman kurungan adalah:
1. Hukuman penjara & hukuman kurungan merupakan hukuman
penahanan yang termasuk dalam hukuman pokok, sehingga dalam
penjatuhannya masih dapat disertai oleh hukuman-hukuman
tambahan pula.

2. Sama-sama berinti pada penghilangan kebebasan seseorang selama
hukumannya.
3. Batas minimum hukuman penjara sama dengan batas minimum
hukuman kurungan, yaitu 1 (satu) hari.
 Perbedaan antara hukuman penjara dan hukuman kurungan adalah:
Perbedaan yang penting antara pidana penjara dan pidana kurungan
disebutkan di dalam penjelasan pasal 18 KUHP oleh Sugandhi sbb :
1. Hukuman penjara dapat dijalankan didalam penjara di mana saja,
sedangkan hukuman kurungan dilaksanakan di daerah tempat
terhukum bertempat tinggal pada waktu hukuman dijatuhkan.
2. Pekerjaan yang diberikan kepada terpidana kurungan lebih ringan
daripada pekerjaan yang harus dijalankan oleh terpidana penjara.
3. Terpidana kurungan mempunyai hak Pistole. Hak Pistole adalah
suatu hak terpidana utk memperbaiki kehidupannya didalam
lembaga dengan biaya sendiri.

Pidana penjara merupakan pidana pokok yang
berwujud pengurangan atau perampasan

kemerdekaan seseorang.
Namun demikian, tujuan pidana penjara itu tidak
hanya memberikan pembalasan terhadap perbuatan
yang dilakukan dengan memberikan penderitaan
kepada terpidana karena telah dirampas atau
dihilangkan kemerdekaan bergeraknya, disamping
itu juga mempunyai tujuan lain yaitu:
untuk membina dan membimbing terpidana agar
dapat kembali menjadi anggota masyarakat yang
baik dan berguna bagi masyarakat, bangsa dan
negara.
PASAL 30

(1) Pidana denda paling sedikit 3 rupiah 75 sen.


(2) Jika pidana denda tidak dibayar, ia diganti dgn pidana kurungan.


(3) Lamanya pidana kurungan pengganti paling sedikit satu hari dan
paling lama enam bulan.
(4) Dalam putusan hakim, lamanya pidana kurungan pengganti
ditetapkan demikian; jika pidana dendanya 7 rupiah 52 sen atau
kurungan, di hitung satu hari; jika lebih dari 5 rupiah 50 sen, tiap-
tiap 7 rupiah 50 sen di hitung paling banyak 1 hari demikian pula
sisanya yang tidak cukup 7 rupiah 50 sen.
(5) Jika ada pemberatan pidana denda disebabkan karena perbarengan
atau pengulangan, atau karena ketentuan pasal 52, maka pidana
kurungan pengganti paling lama delapan bulan.
(6) Pidana kurungan pengganti sekali-kali tidak boleh lebih dari 8 bulan.
PASAL 31

1.Terpidana dapat menjalani pidana kurungan pengganti
tanpa menunggu batas waktu pembayaran denda.
2.Ia selalu berwenang membebaskan dirinya dari pidana
kurungan pengganti dengan membayar dendanya.
3.Pembayaran sebagian dari pidana denda, baik sebelum
maupun sesudah mulai menjalani pidana kurungan yang
seimbang dengan bagian yang dibayarnya.

Pidana tutupan merupakan ancaman pidana yang
tidak populer di masyarakat, karena ancaman ini

memang jarang kita temui dalam putusan
pengadilan.
Pada dasarnya pidana tutupan ini sama dengan
pidana penjara, akan tetapi pelaku kejahatan yang
dijatuhi sanksi pidana tutupan akan diberikan
tempat yang lebih layak dari pada pidana penjara.
Menurut Prof. Andi Hamzah, pidana tutupan
sebenarnya disediakan untuk para politisi yang
melakukan kejahatan yang disebabkan oleh ideologi
yang dianutnya.
Pidana tutupan adalah merupakan jenis pidana yang baru
dimasukkan dalam KUHP yang diatur dalam UU No.
20/1946 tanggal 31 Oktober 1946 dan menempati urutan

kelima pada jenis-2 pidana pokok seperti yg telah ada pada
Pasal 10 huruf a KUHP.
Mengenai pidana tutupan
Adami Chazawai, menyatakan bahwa :
Dalam praktik hukum selama ini, hampir tidak pernah ada
putusan hakim yang menjatuhkan pidana tutupan. Sepanjang
sejarah praktik hukum di Indonesia, pernah terjadi hanya
satu kali hakim menjatuhkan pidana tutupan, yaitu putusan
Mahkamah Tentara Agung RI pada tanggal 27 Mei 1948
dalam hal mengadili para pelaku kejahatan yang dikenal
dengan sebutan peristiwa 3 Juli 1946.
Ketentuan tentang pidana tutupan diatur secara
khusus dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun
1946 tentang hukuman tutupan.


PASAL 2
1. Dalam mengadili orang yg melakukan kejahatan
yang diancam dengan hukuman penjara karena
terdorong oleh maksud yang patut dihormati,
hakim boleh menjatuhkan pidana tutupan.
2. Peraturan untuk ayat (1) tidak berlaku jika
perbuatan yang merupakan kejahatan atau cara
melakukan perbuatan itu atau akibat dari
perbuatan tadi adalah demikian sehingga hakim
berpendapat bahwa hukuman penjara lebih pada
tempatnya.
JADI PIDANA TUTUPAN

a. Boleh diputuskan bagi tindak pidana yg diancam



dengan pidana penjara, karena terdorong oleh
maksud yang patut
b. Tdk berlaku jika perbuatan, cara, atau akibat-
nya sedemikian rupa sehingga lebih baik diputus-
kan pidana penjara.
c. Wajib menjalankan pekerjaan, kecuali ditentukan
lain.
d. Semua aturan pdn penjara berlaku bagi pidana
tutupan, jika tdk bertentangan dgn sifat atau
aturan khusus pidana tutupan.
PIDANA PIDANA TUTUPAN
(UU No. 20/1946)

a. Boleh diputuskan bagi tindak pidana yg diancam
dengan pidana penjara, karena terdorong oleh
maksud yang patut
b. Tdk berlaku jika perbuatan, cara, atau akibat-
nya sedemikian rupa sehingga lebih baik diputus-
kan pidana penjara.
c. Wajib menjalankan pekerjaan, kecuali ditentukan
lain.
d. Semua aturan pdn penjara berlaku bagi pidana
tutupan, jika tdk bertentangan dgn sifat atau
aturan khusus pidana tutupan.

Terima Kasih
ASSALAMU ALAIKUM
ASSALAMU ALAIKUM
WR. WB.
WR. WB.

33

Anda mungkin juga menyukai