H U K U M P I D A N A
M A T I
CARA PENYELESAIAN
a p a s i H ? ?
Pidana mati merupakan bagian dari jenis-jenis pidana yang
berlaku berdasarkan hukum pidana positif Indonesia. Bentuk
pidana tersebut merupakan hukuman yang dilaksanakan terhadap
seseorang yang melanggar ketentuan undang-undang.
1 2 3
Tiga kali 24 jam sebelum Apabila terpidana hamil, Kapolda membentuk regu
eksekusi, jaksa maka pelaksanaan pidana mati tembak yang terdiri dari
memberitahukan terpidana dapat dilaksanakan 40 hari seorang bintara, 12 orang
tentang rencana hukuman setelah anaknya dilahirkan. tamtama, di bawah pimpinan
mati.
seorang perwira.
6
4 5
Jarak antara titik terpidana
Komandan pengawal menutup Terpidana dapat menjalani
berada dengan regu penembak
mata terpidana dengan pidana dengan berdiri,
tidak lebih dari 10 meter
sehelai kain. duduk, atau berlutut.
dan tidak kurang dari lima
meter.
7 8
Komandan regu penembak Apabila terpidana masih memperlihatkan tanda kehidupan,
dengan menggunakan pedang maka regu penembak melepaskan tembakan terakhir dengan
memberikan isyarat dan menekankan ujung laras senjata pada kepala terpidana tepat
memerintahkan anggotanya di atas telinga.
membidik jantung terpidana.
P E R M A S A L A H A N
Penegakan HAM secara remedial itu tidak bertentangan dengan bunyi Pasal 28I UUD 1945, "Hak
untuk hidup...adalah hak asasi yang tidak bisa dikurangi dalam keadaan apapun". Karena
terpidana mati itulah yang terlebih dahulu melanggar konstitusi.
Pasal tersebut seringkali menjadi benteng mereka yang menolak penetapan hukuman mati. Sering
kali ketentuan itu dikemukakan dengan disertai alasan, ‘Mengapa pidana mati hanya diberlakukan
kepada orang tertentu, tidak kepada penjahat lain yang lebih patut menerimanya?’
KEBUTUHAN HUKUM
Secara rasional berdasarkan:
Untuk prakteknya bahwa di Indonesia sudah menganut hukuman mati sejak lama,
hukuman mati diberikan berdasarkan alasan-alasan kejahatan yang sangat berat
dan dilaksanakan dengan pelbagai cara. Muncul pro dan kontra terhadap
FISIOLOGIS hukuman mati, dengan alasan kemanusiaan dan demi kehidupan bersama. Hanya
negara yang mempunyai hak untuk menjatuhkan hukuman mati dalam kasus-kasus
di mana tiada keraguan tentang beratnya pelanggaran dan kesalahan orang
tertuduh. Proses peradilan harus adil, jujur dan terbuka.
Pidana mati merupakan salah satu jenis pidana yang paling kontroversial di
dunia, banyak pendapat yang mendukung dan juga menentang penerapan hukuman
ini pihak yang mendukung pidana mati umumnya didasarkan pada alasan
konvensional yaitu pidana mati sangat dibutuhkan guna menghilangkan orang-
SOSIOLOGIS orang yang dianggap membahayakan kepentingan umum atau negara, dan dirasa
tidak dapat diperbaiki lagi, sedangkan mereka yang menentang penerapan
pidana mati ini lazimnya menjadikan alasan bahwa hukuman mati ini
bertentangan dengan hak asasi manusia dan merupakan bentuk pidana yang tidak
dapat lagi diperbaiki apabila setelah eksekusi dilakukan kemudian ditemukan
kesalahan atas vonis yang dijatuhkan oleh hakim.
KEBUTUHAN HUKUM
Secara rasional berdasarkan:
Ada argumen yang mengatakan bahwa hukuman mati memiliki kegunaan dalam memulihkan
disharmoni sosial tidak memiliki dasar. Sedikitnya ada tiga sebab mengapa hukuman
mati tidak memiliki efek deteren. Pertama, bahwa pada saat melakukan kejahatan,
diri orang sedemikian terlibatnya sehingga pertimbangan tentang konsekuensi
PSIKOLOGIS seperti hukuman mati tidak mendapat tempat. Kedua, bahwa persepsi subjektif
seseorang mengenai peluang bahwa dirinya akan tertangkap atau dihukum lebih
memainkan peran dalam menimbulkan efek jera ketimbang jenis hukuman (seperti
hukuman mati). Ketiga, berdasarkan prinsip kontiguitas dalam psikologi pemberian
hukuman, hukuman yang efektif adalah hukuman yang diberikan segera setelah
perbuatan jahat dilakukan; padahal dalam hukuman mati mustahil ada jarak waktu
sesingkat itu.
Dalam tatanan sanksi pidana di Indonesia, juga dikenal dengan baik pidana mati
sebagai salah satu pidana pokok. Dari sisi substansi, pidana mati adalah suatu
bentuk sanski yang diberikan kepada pelaku tindak pidana tertentu, khususnya
kejahatan berat. Pidana mati juga dikenal sebagai suatu bentuk hukuman terkejam
YURIDIS karena bisa mencabut nyawa seseorang yang adalah pemberian Tuhan Yang Maha
Kuasa. Namun, tidak lama sebelum ini, pada RKUHP 2019, Sanksi Pidana Mati dibuat
menjadi Pidana Pokok yang bersifat khusus. Namun, dengan moderasi ini harus
dilihat apakah memang sudah disesuaikan dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia
yang memang seharusnya dijamin oleh negara.
PASAL 98 :
Step 1. Pidana mati diancamkan secara
alternatif sebagai upaya terakhir untuk
mencegah dilakukannya Tindak Pidana dan
mengayomi masyarakat.
MATI
(Pasal 100 ayat 1)