● Baru ada di FH 1981. Dulu adalah hk. Penitensier, gnt krn penitensier sesuatu
berkaitan penjara tp penol dan kemasyarakatan berkaitan pemidanaan.
Terjemahan :
Hukum yang berkenaan dengan tujuan daya kerja dan organisasi dari
lembaga-lembaga pemidanaan.
1
5. Penitensier adalah suatu lembaga yang dimaksudkan mengisolasi
narapidana-narapidana dari masyarakat dan dari narapidana yang lain
sehingga mereka dapat merenungkan kesalahan di waktu lalu, menyesali,
kemudian menjalani pembinaan.
● Penologi → berbicara tujuan pemidanaan, akibat pemidanaan bagi pelaku tindak
pidana dan pengaruh pidana bagi korban kejahatan serta berat ringannya pidana yang
dijatuhkan hakim.
Tidak sekedar ilmu pemidanaan, juga berhubungan tugas penasihat hukum saat
melakukan pembelaan, tugas Jaksa Penuntut Umum saat penuntutan dan tugas Hakim
saat menjatuhkan pidana.
Sebagai ilmu pengetahuan, juga mengantarkan apa dasarnya terdakwa harus dibela di
pengadilan, harus dituntut dan harus dipidana.
● Ilmu hukum = ilmu sosial. Penologi adalah bagian ilmu hukum. Sbg ilmu sosial tnt gk
baku
● Dalam kasus perdata gk blh kt dipidana. Dipidana boleh pakai kt hukuman sm pidana
TUJUAN
Penologi gak bs jwb soal knp hukuman nya selama it, tp menjawab apa alasan
dihukum.
⮚ KUHP atur min penjara 1 hari. Tipikor min 1 thn krn extra ordinary crime (ganggu
perekonomian dan pengelolaan negara)
1. Dasar hukum (bnr gak Pasal yg diterapkan) misalnya bedanya pidana perbuatan
pencurian malam hari dengan siang hari
2
2. Motivasi melakukan kejahatan
3. Keadilan pelaku, korban dan masyarakat hrs seimbang. Pelaku jg d perhatikan krn
bkn pembinasaan tp membina
4. Usia pelaku
Kl dibwh umr gk pakai KUHP tp UU peradilan anak. 18 dewasa, anak” sidang
tertutup hakim dan jaksa gak pakai toga
5. Apakah ia tulang punggung = meringankan
Lembaga negara seperti polisi, jaksa, hakim belum ada. Jadi, penjatuhan pidana dari 3 tahap:
3
➔ Negara sudah terbentuk, hukum pidana telah tertulis dan lembaga negara
spt polisi, jaksa, hakim, advokat sudah ada jadi penyelesaian perkara pidana
sepenuhnya tanggung jawab negara.
➔ Terjadi tindak pidana - polisi penyelidikan - penyidikan -
penangkapan/penahanan dan dsr hk jls - diadakan berita acara pemeriksaan
pd tersangka.
➔ Berkas lengkap - berkas dan tersangka diserahkan ke Jaksa - Jaksa memohon
PN memeriksa di persidangan - PN menetapkan sidang pemeriksaan.
KUHP mulai berlaku 1 Jan 1918 berdasarkan asas konkordansi → dipersamakan dengan
KUHP Belanda tp krng tpt krn
1. KUHP Belanda berlaku 1870, pidana mati untuk kalangan sipil gak dicantumkan tp di
KUHP cantum
2. KUHP Belanda tidak kenal pencurian ringan tapi KUHP ada (Ps. 64)
4
➔ Ps 10 KUHP = Hakim dpt menjatuhkan dgn btsn wkt tnt/smntr/tnp bts. Mis :
cbut hak jadi peserta dlm pemilihan gubernur utk semntr/selamanya
➔ Lembaga pencabutan hak” tnt di Ps 10 sbnrnya uda ada lama. Sejak hukum
romawi = Infamia, Prancis = Peines infomantes. Artinya lembaga hukum
berupa usaha untk mendegradasikan martabat seorang sbg WN yg memang
layak dihormati dengn mengaitkan deminutuo existimatio (pencabutan hak
tnt dgn perlaku tercela) krn telah melakukan kejahatan.
b. Penyitaan benda” tnt
➔ Ps 39 (1) KUHP : “benda-benda kepunyaan terpidana yang diperoleh karena
kejahatan, atau benda-benda yang diperoleh dari kejahatan dapat disita”.
Bisa kita lihat susunan pidana pokok Ps. 10 KUHP diurut dri yg terberat ke ringan → gk
sesuai hk pidana yg sifatnya ultimum remedium / berfungsi subsidair. Jd, hrsnya teringan
ke terberat.
CIRI-CIRI PIDANA
A. Pokok
1. Sesama pidana pokok tidak bisa digabung (akumulasi). Pengeculian → jika
menyangkut tipikor, tindak pidana narkotika, pencucian uang, lingkungan hidup
karena telah mergikan negara
5
2. Bersifat alternatif/memilih → memilih dari ancaman pidana yg tercantum dlm
pasal yg dilanggar
3. Berdiri sendiri → dpt dijatuhkan tnp pidana tambahan
B. Tambahan
1. Bersifat fakultatif → bisa dijatuhkan hakim/tidak
2. Tidak boleh berdiri sendiri → tdk blh tnp pidana pokok
1. Dapat dikenakan selama seumur hidup Dikenakan minimal satu hari dan paling
atau selama waktu tertentu, antara satu lama satu tahun (Pasal 18 ayat (1)
hari hingga dua puluh tahun KUHP) tetapi dapat diperpanjang
berturut-turut (baca Pasal 12 KUHP) sebagai pemberatan hukuman penjara
serta dalam masa hukumannya paling lama satu tahun empat bulan
dikenakan kewajiban kerja (Pasal 14 (Pasal 18 ayat (3) KUHP) serta
KUHP) dikenakan kewajiban kerja tetapi lebih
ringan daripada kewajiban kerja
terpidana penjara (Pasal 19 ayat (2)
KUHP)
6
karena kelalaian.
PIDANA PENJARA
7
nyawa kepada manusia, maka Tuhan juga yang berhak mencabut nyawa tersebut
dan bukan merupakan campur tangan manusia
3) Efektivitas hukum terbukti tingga meningkat apabila pidana yang diberikan
kepada terpidana memiliki intensitas tinggi dan bersifat berat (makin merenggut
kebebasan
4) Pada Pasal 28A UUD 1945, dijelaskan bahwa setiap orang berhak
mempertahankan hidup dan kehidupan. Maka tidak terkecuali terpidana, dirinya
memiliki hak mutlak atas kehidupannya yang tidak boleh direnggut oleh orang
lain
5) Pidana penjara seumur hidup akan dianggap lebih efektif dalam mendidik pelaku
kambuhan karena sifatnya yang membatasi aktivitas pelaku tanpa merenggut
nyawa sebagai hak miliknya. Hal ini berkaitan dengan tugas Lembaga
Pemasyarakatan dalam membina terpidana, bukan untuk melenyapkan
eksistensinya.
PIDANA KURUNGAN
1. Perlu suatu jenis pidana yang sangat sederhana berupa pembatasan kebebasan
bergerak bagi pelaku tindak pidana ringan
2. Perlu suatu jenis pidana berupa pembatasan kebebasan bergerak bagi pelaku
tindak pidana yang tidak begitu jahat (Custodia Honesta)
➔ Tidak ada peraturan tanpa pengecualian. Jadi pengecualian pidana kurungan diatur
dalam :
8
Jadi, penerapan pidana kurungan terhadap tindak pidana kejahatan dimungkinkan,
misalnya terhadap Ps. 188, 191, 193, 195, 197, 199, 201, 359, dam 360 KUHP.
Antara kedua Pasal itu aneh, yang mati sama cuman luka sama berat. Harusnya yg
luka berat dikurangi.
➔ Ps. 90 KUHP
1. jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama
sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
2. tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencarian;
3. kehilangan salah satu panca indera;
4. mendapat cacat berat;
5. menderita sakit lumpuh;
6. terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
7. gugur atau matinya janin seorang perempuan.
➔ Jadi, pidana kurungan ada 2 fungsi yakni sbg pidana kurungan (dlm arti murni) dan
sbg pengganti pidana denda
PIDANA DENDA
➔ Ps. 30 KUHP
1) Pidana denda paling sedikit tiga rupiah tujuh puluh lima sen
2) Jika pidana denda tidak dibayar, ia diganti dengan pidana kurungan
3) Lamanya pidana kurungan pengganti paling sedikit satu hari dan paling lama
enam bulan
9
4) Dalam putusan hakim, lamanya pidana kurungan pengganti ditetapkan demikian;
jika pidana dendanya tujuh rupiah lima puluh dua sen atau kurungan, di hitung
satu hari; jika lebih dari lima rupiah lima puluh sen, tiap-tiap tujuh rupiah lima
puluh sen dihitung paling banyak satu hari demikian pula sisanya yang tidak
cukup tujuh rupiah lima puluh sen
5) Jika ada pemberatan pidana denda disebabkan karena perbarengan atau
pengulangan, atau karena ketentuan pasal 52, maka pidana kurungan pengganti
paling lama delapan bulan
6) Pidana kurungan pengganti sekali-kali tidak boleh lebih dari delapan bulan.
Di pasal ini cuman diatur min brp thn tp gk maxnya karena tiap Ps. yg
mencantumkan denda sudah diatur denda maxnya.
➔ Menurut Ps. 273 (1) UU 8/1981, jika putusan pengadilan menjatuhkan pidana
denda kepada terpidana dlm jangka wkt 1 bln utk bayar kecuali dalam acara
pemeriksaan cepat yang hrs seketika dilunasi. Bs diperpanjang max 2 bln jika ada
alasan kuat sbgaimana diatur ayat (2) nya.
➔ Ada perbedaan penerapan pidana denda di KUHP dengan diluar KUHP. Di KUHP
jmlahnya lbh dkit beda sm UU Tipikor karena Tipikor kan merugikan keuangan
negara, menganggu stabilitas perekonomian. Beda jg sm UU Psikotropika krn
keuntungannya bsr dan sgt menganggu stabilitas jiwa bagi pengguna yg
menyalahgunakan.
➔ Pasal 82 (1) KUHP
Jadi, kl cmn pelaku pelanggaran cmn diancam pidana denda, dpt menyelesaikan
perkara sblm persidangan dgn byr denda tertinggi dan dpt jg byr stlh penuntutan
ditambah biaya perkara.
10
➔ PERMA yang blg jumlah denda dilipatgandakan jadi 1000x itu gak sah jd gk prlu
diikuti Hakim krn UU gk bs diubah dgn PERMA dan itu kewenangan DPR brsama
Presiden.
➔ Krn tiap karakter dan unsur TPnya berbeda jadi dendanya gk boleh disamain. Beda
hal dengan tpe, tindak pidana lingkungan hidup dan tipikor itu sama-sama merugikan
keuangan negara.
➔ Untuk tpe, tp. lingkungan hidup, tipikor bisa lebih dari 8 bulan.
➔ Bandingkan dengan pidana penjara dan kurungan :
1. Pidana denda tidak atau hampir tidak mengakibatkan stgmatisasi bagi pelaku
tindak pidana
2. Pelaku tindak pidana tidak dipisahkan dari keluarga atau lingkungan masyarakat
karena tidak masuk penjara
➔ Pasal yg mencantumkan pidana denda sbg pidana alternatif → baca hlm. 51-53.
Hrsnya gk prl cantumkan lg utk kejahatan diatur Buku 2 KUHP krn blm pernah
ditetapkan jadi hukuman justru yg ditetapkan pidana penjara.
PIDANA BERSYARAT
➔ Disebut juga hukuman percobaan atau pidana janggelan baru ditetapkan 1 Jan 1927
(L.N. 1926 No. 251 jo. 486)
➔ Tidak sama dengan pidana penjara, kurungan, ttpn, denda (yg diatur Ps. 10 KUHP) tp
suatu bentuk penundaan pelaksanaan pidana penjara jangka pendek yg tdk prlu
dijalani terdakwa jika syarat yang ditentukan hakim dipenuhi terdakwa = gk prlu
dijalani kl slm ms percobaan ditetapkan hakim, terpidana gk lakuin tindak pidana
Misalnya : hukum 8 bln penjara, masa percobaan 6 bln. Kl dr skrng 6 bln, berarti
selesai bulan 11 April 2022. Selama masa percobaan sampe hbs dia gak lakuin tindak
pidana, 8 bln penjara gak perlu dijalankan
11
➔ Diatur dalam Ps. 14 a (1) KUHP
“Apabila hakim menjatuhkan pidana paling lama satu tahun atau pidana kurungan,
tidak termasuk pidana kurungan pengganti maka dalam putusnya hakim dapat
memerintahkan pula bahwa pidana tidak usah dijalani, kecuali jika dikemudian hari
ada putusan hakim yang menentukan lain, disebabkan karena si terpidana melakukan
suatu tindak pidana sebelum masa percobaan yang ditentukan dalam perintah
tersebut diatas habis, atau karena si terpidana selama masa percobaan tidak
memenuhi syarat khusus yang mungkin ditentukan lain dalam perintah itu.”
➔ Ps. 14 b KUHP
1) Masa percobaan bagi kejahatan dan pelanggaran dalam pasal-pasal 492, 504, 505,
506, dan 536 paling lama tiga tahun dan bagi pelanggaran lainnya paling lama dua
tahun
2) Masa percobaan dimulai pada saat putusan telah menjadi tetap dan telah
diberitahukan kepada terpidana menurut cara yang ditentukan dalam
undang-undang
3) Masa percobaan tidak dihitung selama terpidana ditahan secara sah.
➔ Ps. 14 c KUHP
“Dengan perintah yang dimaksud pasal 14a, kecuali jika dijatuhkan pidana denda,
selain menetapkan syarat umum bahwa terpidana tidak akan melakukan tindak
pidana, hakim dapat menetapkan syarat khusus bahwa terpidana tindak pidana ,
hakim dapat menerapkan syarat khusus bahwa terpidana dalam waktu tertentu, yang
lebih pendek daripada masa percobaannya, harus mengganti segala atau sebagian
kerugian yang ditimbulkan oleh tindak pidana tadi.”
Berkaitan dengan Pasal ini, yg akan mengawasi pelaksanaan syarat umum atau
syarat khusus ditetapkan Hakim diatur dlam Ps. 14 d (2) KUHP.
➔ Manfaat :
a. terpidana tidak kehilangan pekerjaan
b. terpidana bs berkumpl dgn keluarga spt sediakala
12
c. terpidana tidak merasakan stigma seperti yang dialami seseorang yang dipidana
penjara
d. tidak akan mengalami hal-hal yang tidak baik yg trjd d penjara
➔ Ps. 14a (5) KUHP
“Perintah tersebut dalam ayat 1 harus disertai hal-hal atau keadaan-keadaan yang
menjadi alasan keputusan itu.”
Harus disertai hal-hal atau keadaan-keadaan yang menjadi alasan keputusan itu =
hakim boleh memerintahkan bahwa hukuman tidak akan dijalankan kecuali kemudian
hari ada perintah lain dalam keputusan hakim.
PIDANA TUTUPAN
“Dalam mengadili orang yang melakukan kejahatan, yang diancam dengan hukuman
penjara, karena terdorong oleh maksud yang patut dihormati, hakim boleh
menjatuhkan hukuman tutupan”.
13
Tidak ada definisi lebih lanjt yg d maksud “terdorong oleh maksud yg patut
dihormati” jadi ada perbedaan penafsiran sehingga merugikan pencari keadilan.
“Tempat untuk menjalani hukuman tutupan, cara melakukan hukuman itu dan segala
sesuatu yang perlu untuk menjalankan undang-undang ini diatur dalam peraturan
pemerintah.”
PP dimaksud = PP 8/1948.
➔ PP 8/1948 mengatur :
Urusan umum dan pengawasan tertinggi ats rmh ttupan dipegang Menteri
Pertahanan, sedang urusan dan pengawasan sehari-hari dipegang Kepala Bagian
Kehakiman Tentara dan Menteri Pertahanan
Orang” hukuman ttpn gk blh dipekerjakan diluar tembok rumah ttpan
Hari minggu dan hari raya, orang” hukuman ttpn gk boleh dipekerjakan
melainkan dgn sukanya sendiri dan dlm hal amat perlu menurut pertimabngan
Menteri Pertahanan.
➔ Hukuman ttpan sunyi hrs dijalankan dgn menempatkan org” sendirian dlm sel buat
seorng yg terttp, tdk blh bcr sm siappun melainkan dgn seorng guru agama atau
pegawai rumah ttupan
➔ Blh memakai pakaian sendiri. Bnyknya d ttpkan Kepala Rumah Tutupan.
➔ Kalau mau dan mungkin, blh nerima dari luar atau mengadakan makanan minuman
dan sedap-sedapan dan membeli segala yang sekiranya bs meringankan nasibnya
sendiri.
➔ Penjelasan Ps. 76 RKUHP
14
“Pidana tutupan, meskipun merupakan salah satu jenis pidana pokok, namun pada
dasarnya merupakan cara pelaksanaan dari pidana penjara yang bersifat istimewa.
Karena itu, jenis pidana ini tidak diancamkan secara khusus dalam perumusan suatu
tindak pidana. Pertimbangan penjatuhan pidana tutupan didasarkan pada motif dari
pembuat tindak pidana-tindak pidana yaitu karena oleh maksud yang patut dihormati.
Tindak pidana yang dilakukan karena alasan ini pada dasarnya tindak pidana politik.
Maksud yang patut dihormati dimaksud harus ditentukan oleh hakim dan harus
termuat dalam pertimbangan putusannya”.
Komentar
Harusnya kriteria maksud yang patut dihormati harus dirumuskan jelas dalam
RKUHP dan jangan diserahkan kepada hakim karena dapat mengakibatkan
multitafsir
POLISI
“Barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau memudahkan perbuatan cabul oleh
orang lain dengan orang lain, dan menjadikannya sebagai pencarian atau kebiasaan,
diancam dengan pidana penjara paling lama satin tahun empat bulan atau pidana
denda paling banyak lima belas ribu rupiah”.
15
Blh diperpanjng 40 hr kl blm … tp smua utk pemeriksaan saksi dll, stlh 60 hri gk
mngkn, hrs selesai. Kl tdk selesai, hrs dikeluarkan demi hukum yakni ttp jalani
prosedur pengadilan tp gk bs d thn polisi.
JAKSA
HAKIM
16
➔ Terdakwa/trsngka berhak mengajukan ahli (Ps. 65 KUHAP)
➔ Polisi dan Hakim jg berhak ajuin ahli
Ahli = orng yg beri ket berdasarkan keilmuan (jgn d kaitkan dgn gelar, gk hrs SH, doktor,
Prof). Cth ada orng kl keahlian nya bgn rmh dia gk hrs prof bs sj cmn insinyur
PIDANA
➔ Aliran modern atau dualistis memandang dalam suatu tindak pidana harus ada
pemisah secara teknis antara perbuatan dan pelaku. Perbuatan yang mencermin
unsur melanggar hukum yang tidak ada alasan pembenar dan dalam diri pelaku harus
ada kesengajaan dan kelalaian dan tanpa alasan pemaaf. Namun, dalam menjatuhkan
pidana keduanya sama penting, ibarat sisi mata uang logam, yang satu memberi arti
pada yang lain.
➔ Aliran klasik atau monisme memandang dengan adanya tindak pidana maka akan ada
orang dipidana.
➔ Dasar meniadakan penuntutan :
a. Ps. 61 KUHP = penerbit tidak dapat dituntut apabila dalam cetakan tercantum
nama dan alamat orang yang menyuruh menerbitkan atau mencetak. Yg
tanggungjawab = yg nyuruh.
b. Ps. 62 KUHP = pencetak tidak dapat dituntut apabila dalam cetakan tercantum
nama dan alamat orang yang menyuruh menerbitkan atau mencetak. Yg
tanggungjawab = yg nyuruh.
c. Ps. 72 KUHP = delik aduan hanya dapat dituntut jika ada pengaduan dari korban
(diberi kebebasan biar gak malu korban, keluarga korban dan pelaku).
17
d. Ps. 76 KUHP = tindak pidana tidak bisa dituntut dua kali dengan dasar sama (ne
bis in idem) guna kepastian hukum bagi pelaku.
e. Ps. 77 KUHP = hak menuntut gugur apabila pelaku tindak pidana meninggal dunia
karena kesalahan tidak bisa dialihkan. Sesuai dengan prinsip tiada pidana tanpa
kesalahan (Geen Straf Zonder Schuld).
f. Ps. 78 KUHP
(1) hak menuntut gugur karena kadaluarsa :
1. dalam 1 tahun untuk semua pelanggaran dan kejahatan dengan alat
cetak;
2. dalam 6 tahun untuk kejahatan-kejahatan yang diancam hukuman
denda, hukum kurangan atau penjara tidak melebihi 3 tahun;
3. dalam 12 tahun untuk semua kejahatan yang diancam penjara
sementara lebih dari 3 tahun;
4. dalam 18 tahun untuk semua kejahatan yang diancam hukuman mati
atau penjara seumur hidup;
(2) bagi orang yang sebelum melakukan perbuatan itu belum 18 tahun, maka
tiap-tiap tenggang waktu kadaluwarsa diatas dikurangi menjadi sepertiga.
Diatur karena untuk memberi kepastian hukum bagi JPU, bahwa ada batasan
waktu untuk melakukan penuntutan serta memudahkan polisi mengumpulkan
barang bukti dan memanggil saksi-saksi karena akan sulit mengumpulkan jika
sudah sangat lama, dan akan banyak pelaku TP yang dituntut karena tidak ada
batas waktu penuntutan.
g. Ps. 82 KUHP = hak menuntut pelanggaran yang diancam pidana denda gugur jika
secara sukarela denda maksimum dan biaya-biaya penuntutuan yang
dikeluarkan telah dimulai. Tindakan tersebut adalah penyelesaian diluar
persidangan.
➔ Dasar-dasar meniadakan hukuman :
a. Ps. 44 (1) KUHP = bagi orang yang pertumbuhan akal sehatnya tidak sempurna
atau sakit jiwa. Yang menetapkan kondisinya adalah psikiater karena mempunyai
keilmuan atau pengetahuan tentang itu. Hakim yang memutuskan.
18
b. Ps. 48 KUHP = bagi yang melakukan suatu perbuatan karena pengaruh suatu
keadaan terpaksa (overmacht). Overmacht dapat terjadi paksaan secara fisik,
psikis dan noodtoestand. Fisik → hanya alat orang lain melakukan TP hingga tidak
mungkinkan dilawan atau dihindar yakni paksaaan tekanan, ancaman atau
kekuatan dari luar. Yang akan dihukum = yang maksa.
Misalnya : A dan B berebut sebilah papan di tengah laut karena kapal mereka
tenggelam. Papan tersebut hanya mampu menahan 1 orang. Untuk itu, B
membunuh A agar ia dapat selamat.
Misalnya : ada rumah terbakar dan di dalam ada anak kecil. Untuk
menyelamatkannya, pintu atau jendela harus di rusak karena kebetulan
pemilik sedang keluar kota sehingga tidak mungkin meminta izin.
c. Ps. 49 (1) KUHP = bagi yang melakukan pembelaan darurat (noodweer) karena
ada serangan bersifat melawan hukum, bahaya langsung bagi tubuh, kehormatan,
atau benda kepunyaan sendiri atau orang lain sehingga untuk meniadakan bahaya
nyata akibat serangan tersebut, tidak dapat ditiadakan dengan cara lain.
d. Ps. 50 KUHP = bagi yang melakukan suatu perbuatan untuk melaksanakan
peraturan perundang-undangan.
Misalnya :
19
1. Polisi yang bertugas sebagai regu penembak saat mengeksekusi terpidana
mati (UU 2/1964)
2. Panitera Pengadilan yang meletakkan sita jaminan atas sebidang tanah atau
sebuah rumah sebagai jaminan atas utang pemilik tanah atau rumah.
e. Ps. 51 (1) KUHP = bagi yang melakukan suatu perbuatan untuk melaksanakan
perintah jabatan, yang diberikan oleh kekuasaan yang bewenang. Seandainya
yang diperintah atasan itu bertentangan hukum, merupakan perintah atasan yang
sah dan yang laksanain juga bawahan yang sah, yg bertanggungjawab = atasan.
➔ Hal-hal meringankan ancaman pidana
1. Ps. 364 KUHP = apabila nilai barang yang dicuri tidak lebih dari Rp 250,00
sehingga ancaman pidana max 3 bulan penjara. Dibawah itu 5 tahun penjara.
2. Ps. 373 KUHP = apabila nilai barang yang digelapkan tidak lebih dari Rp. 250,00
sehingga ancaman pidana max 3 bulan penjara. Dibawah itu 4 tahun penjara.
3. Ps. 379 KUHP = apabila nilai barang yang ditipu tidak lebih dari Rp. 250,00
sehingga ancaman pidana menjadi 3 bulan penjara. Dibawah itu 4 tahun penjara.
4. Ps. 341 KUHP = pembunuhan karena rasa takut atau malu, misalnya hamil luar
nikah. Ancaman pidana menjadi 7 tahun penjara. Dibawah itu 15 tahun penjara.
5. Ps. 342 KUHP = pembunuhan anak berencana (kindermoord), ancaman pidananya
max 9 tahun sehingga tetap dikategorikan pembunuhan yang meringankan karena
ancaman pidana pokok 15 tahun.
6. Ps. 482 KUHP = apabila nilai barang yang ditadah tidak lebih dari Rp. 250,00
sehingga ancaman pidana menjadi 3 bulan penjara. Dibawah itu 4 tahun penjara.
➔ Hal-hal memberatkan ancaman pidana
1. Ps. 339 KUHP = adanya tindak pidana tertentu dilakukan sebelum atau setelah
pembunuhan. Ancaman pidananya yaitu pidana seumur hidup atau penjara 20
tahun. Diatas pidana pokok 338 KUHP yaitu 15 tahun.
2. Ps. 340 KUHP = pembunuhan berencana (moord) diancam pidana mati atau
pidana seumur hidup atau penjara 20 tahun.
3. Ps. 363 KUHP = pencurian dengan unsur memberatkan sehingga ancaman
hukuman menjadi 7 tahun.
4. Ps. 365 KUHP = pencurian dengan ancaman kekerasan ancaman pidananya
menjadi 9 tahun kalau tidak dilakukan pada malam hari dan tidak mengakibatkan
20
luka berat atau meninggal dunia. Menjadi 12 tahun apabila dilakukan dua orang
atau lebih, pada malam hari, mengakibatkan luka berat atau mati korban
pencurian.
5. Ps. 349 KUHP = pengguguran dilakukan bidan/dokter dan apoteker ancaman
pidananya ditambah ⅓ dari pasal yang dilanggar.
6. Ps. 374 KUHP = penggelapan oleh orang yang mendapatkan upah atau
mempunyai hubungan kerja atau karena mata pencahariannya, ancaman
pidanannya menjadi 5 tahun penjara.
7. Ps. 481 (1) KUHP = penadahan menjadi kebiasaan pelaku, ancaman pidananya
menjadi 7 tahun penjara.
A. PENGERTIAN PIDANA
➔ Kata pidana tidak sama dengan kata hukuman. Pidana khusus dipakai di lapangan
ilmu pengetahuan hukum pidana. Sedangkan, hukuman itu digunakan juga dilapangan
hukum lain selain pidana.
➔ Kriteria pidana menurut Flew :
a. pidana harus mensyaratkan suatu kejahatan, sesuatu yang tidak menyenangkan
korban;
b. pidana harus dikenakan bagi pelanggaran nyata atau diduga pelanggaran;
c. pidana harus dikenakan bagi seseorang pelanggar atau diduga pelanggar;
d. pidana itu dilakukan perorangan;
e. pidana harus dikenakan oleh yang berwenang melalui atau oleh institusi sesuai
aturan yang terbukti telah dilanggar.
➔ Secara sederhana, diartikan pengenaan penderitaan dari yang berkuasa bagi suatu
pelanggaran. Ada 3 unsur terkait pengertian itu, yakni :
1. Unsur pertama → pidana dikenakan oleh orang yang mempunyai kewenangan
memidana. Contoh : orang tua bisa menghukum anaknya tp tidak sebaliknya.
2. Unsur kedua → pidana terkait pengenaan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi
korban, apakah penderitaan fisik yang positif atau kehilangan sesuatu keinginan
seperti kebebasan.
21
3. Unsur ketiga → pidana terkait suatu tindakan nyata atau dugaan atas
pelanggaran. Ini salah satu sisi dari sifat pembalasan dari pidana.
➔ Hukuman berhubungan dengan sesuatu menyiksa
➔ Pidana adalah salah satu penyiksaan yang terukur dan disengaja kepada seseorang
yang biasa berkaitan dengan hak orang tersebut yang dilakukan oleh institusi resmi,
menggunakan paksaan jika dibutuhkan
Dikenakan kepada seseorang oleh otoritas hukum, peradilan, dan hukuman yang
diberikan kepada pelaku atau orang yang terlibat kejahatan sesuai hukum yang
berlaku.
Tidak ada penjelasan dalam KUHP ttg tujuan pidana. Maka dari itu, lihat teori ahli yang
dibagi 3 bagian :
1. Teori Pembalasan
- KUHP kita mengikuti teori pembalasan = (lihat Ps. 10nya adalah pidana mati,
bahwa ketika seseorang dikenai pidana mati maka tidak mungkin lagi ada
pembinaan). Teori pembalasan kan ada tujuannya untuk pembinaan. Jadi, cuman
pidana mati doang.
- Gak ada individualisasi hukum pidana dalam teori pembalasan artinya gk ada
orientasi ke pelaku jadi semata-mata membalas perbuatan melanggar hukum
yang dilakukan ybs. Beda sama pidana penjara yang ada pembalasan jadi ada
pembinaan.
- Menganut paham retributif, bahwa memidana pelaku tindak pidana merupakan
suatu perbuatan yang baik karena setiap orang harus mempertanggungjawabkan
tindakannya. Pembalasan dibenarkan berpegang pada ungkapan mata dibayar
mata dan gigi dibayar gigi bahkan nyawa dibayar nyawa. Mereka tidak berusaha
22
memahami berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi seseorang melakukan
tindakan tersebut.
- Menurut Jan Remmelink bahwa pembenaran penjatuhan pidana menurut
penganut teori pembalasan tercakup di dalam kejahatan itu sendiri terlepas dari
kegunaan pratikal yang diharapkan dari pidana (penjatuhan pidana tersebut).
Oleh karena kejahatan telah dilakukan seseorang, maka harus dijatuhkan
hukuman, Quia Peccatum (karena telah dilakukan dosa).
23
2. Pembalasan menolak memperhitungkan akibat pidana atau hal-hal selain
hubungan langsung antara pidana dengan kejahatan, tidak ada
pertimbangan diberikan pada sifat atau hakikat dari hukum atau aturan.
3. Tidak ada bukti bahwa memperlakukan seseorang sebagai agen moral
mengarah pada pidana pembalasan. Untuk menyimpulkan bahwa pidana
mengandung tujuan atau kebaikan, hanya dapat diwujudkan oleh intuisi
atau dianggap tidak perlu dibuktikan lagi.
- Ciri-ciri menurut Karl. O. Christiansen dikutip Muladi dan Barda :
1. Tujuan pidana semata pembalasan
2. Pembalasan adalah tujuan utama dan didalamnya tidak ada sarana tujuan
lain misalnya untuk kesejahteraan masyarakat
3. Kesalahan merupakan satu-satunya syarat ada pidana
4. Pidana harus disesuaikan kesalahan pelanggar
5. Pidana melihat ke belakang (perbuatannya), ia merupakan pencelaan yang
murni, tujuannya tidak untuk memperbaiki, mendidik, atau
memasyarakatkan kembali pelanggar
24
- Menurut Bentham, pidana tidak boleh dikenakan jika tidak berdasar (jika tidak
ada penyimpangan yang dicegah); tidak efektif (jika tidak dapat diterapkan untuk
mencegah penyimpanan); tidak menguntungkan atau terlalu mahal (jika
penyimpangan dibiarkan akan lebih terkendali daripada dicegah); dan jika tidak
diperlukan (penyimpangan akan berkurang atau berhenti dengan sendirinya,
lebih murah daripada memidana).
- Jika pidana berguna, menurut Bentham ada 4 sasaran yang harus
dipertimbangkan pembuat UU yang menganut prinsip kebermanfaatan :
1. Mencegah semua penjahat.
2. Jika gagal, setidaknya orang akan terpengaruh sehingga penyimpangan
yang dilakukan lebih ringan.
3. Membuat pelaku kejahatan sekecil mungkin melakukan penyimpangan
dalam mencapai tujuannya.
4. Mencegah penyimpangan sampai ke tingkat serendah mungkin.
- Ciri-ciri menurut Karl O. Christiansen, dikutip Muladi dan Barda :
1. Tujuan pidana adalah pencegahan pidana;
2. Pencegahan bukan tujuan akhir tetapi hanya sarana untuk mencapai tujuan
yang lebih tinggi yaitu kesejahteraan masyarakat;
3. Hanya pelanggaran-pelanggaran hukum yang dapat dipersalahkan kepada
si pelaku (misalnya karena sengaja) dan memenuhi syarat untuk adanya
pidana;
4. Pidana harus ditetapkan berdasarkan tujuannya sebagai alat untuk
pencegahan kejahatan;
5. Pidana melihat ke muka (bersifat prosfektif) forward looking, pidana dapat
mengandung unsur pencelaan, tetapi baik unsur pencelaan maupun
pembalasan tidak dapat diterima apabila tidak membantu pencegahan
kejahatan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.
- Salah satu tujuan pidana menurut penganut teori ini adalah mencegah
kejahatan dengan penjeraan baik individu maupun umum.
25
2. Menghilangkan keinginannya melakukan kejahatan;
- Kelebihan :
1. Penjeraan berhubungan dengan pengontrolan tindakan, oleh karena itu
penjeraan melihat ke depan.
2. Penjeraan adalah bagian dari teori sosial umum mengenai kegunaan dan
dapat dimasukkan ke dalam kerangka kerja teori tersebut.
3. Penjeraan mempunyai batasan dalam penggunaan pidana, sebagian besar
karena pertanyaan Bentham bahwa semua pidana adalah penyimpangan
dan juga memperhitungkan prinsip-prinsip kecermatannya.
4. Peraturan hukum dapat diubah sesuai permintaan masyarakat, jika
dianggap lebih banyak membuat penderitaan daripada kesenangan.
- Kekurangan :
1. Tidak ada jalinan kuat dengan kesalahan sehingga membuka kesempatan
untuk menuduh paham utilitarian menganut pidana balas dendam.
2. Penganut paham utilitarian lebih mudah terpengaruh penyimpangan
sehingga memperkenalkan pidana yang berat untuk melawannya.
3. Paham utilitarian mengalami kesulitan dalam menentukan asal-muasal
penyimpangan tersebut.
4. Pidana yang luar biasa dapat dilihat sebagai ketidakadilan.
26
- Dibagi 3 golongan :
1. Teori menggabungkan yang menitikberatkan pembalasan tetapi membalas
itu tidak boleh melampaui batas yang perlu dan sudah cukup untuk dapat
mempertahankan tata tertib masyarakat.
2. Teori menggabungkan yang menitikberatkan pertahanan tata tertib
masyarakat, tetapi hukuman tidak boleh lebih berat dari suatu penderitaan
yang beratnya sesuai perbuatan terhukum.
3. Teori menggabungkan yang menganggap kedua asas harus dititikberatkan
sama.
- Dasar tiap hukuman ialah penderitaan yang beratnya sesuai berat perbuatan
dilakukan si terhukum. Penentuan berat atau sampai batas mana kesesuaian
berat hukuman dengan perbuatan berdasarkan apa yang berguna bagi
masyarakat.
1. Aliran Klasik
- Lahir sebagai reaksi terhadap pemerintah yang sewenang-sewenang di Prancis
sehingga menghendaki hukum pidana itu tertulis demi kepastian hukum.
27
Bahwa hukum pidana harus berpegang asas nullum delictum nulla poena sine
praevia lege poenale (tidak ada suatu perbuatan yang dapat dipidana kecuali
ditentukan terlebih dahulu di dalam UU).
28
- Dihubungkan dengan dasar-dasar meniadakan hukuman dan penuntutan yang
ada dalam KUHP membuktikan ada perhatian pada pelaku tindak pidana jadi ada
individualisasi hukum pidana sebagai bukti aliran modern juga diterima hukum
pidana kita.
- Pendapat Roeslan Saleh agar hakim dapat membuat putusan yang masuk akal
dan tidak sewenang-wenang adalah apabila bahwa pidana tidak diperlu
dijatuhkan apabila tanpa pidana saja persoalan sudah selesai → terlihat jelas ada
usaha melindungi terpidana dari perlakuan tidak wajar.
3. Aliran Sosiologis
29
agar para narapidana 3. Sulit mengembalikan
kembali ke jalan yang kepercayaan bahwa
benar. Setiap narapidana mereka bagian dari
baik siang maupun masyarakat karena
malam hanya beraktivitas keterbatasan kontak
dalam sel yang terdapat dengan masyarakat.
toilet dan kran. 4. Tidak dianut Indo
Narapidana diberi makan dan sudah tidak ada
dan pekerjaan dikerjakan di Amerika.
di dalam sel, tidak boleh
merokok dan minum
anggur serta tidak bisa
berkomunikasi dengan
narapidana lain kapanpun
= solitary system atau
cellulair system.
30
pada petugas penjara
mereka dilarang berbicara
kecuali sakit serta tidak
diperbolehkan mengirim
atau menerima surat =
silent system.
Para narapidana
dikategorikan 3
kelompok :
31
dipenjara. Apabila
mendapat nilai tertentu,
narapidana
diperbolehkan bekerja
dengan lima atau enam
narapidana lainnya
dengan mengumpulkan
nilai lagi secara kelompok.
Perilaku buruk salah satu
anggota, dapat
mengurangi nilai anggota
kelompok secara
keseluruhan.
Pemikiran tersebut
didasarkan :
1. Hukuman tidak
seharusnya
didasarkan atas
waktu tertentu,
tetapi pada tingkah
laku yang ditunjukkan
dan penilaian hasil
kerja yang spesifik;
singkatnya, hukuman
berdasarkan waktu
harus dihilangkan
dan diganti dengan
hukuman tugas.
2. Nilai hasil karya
narapidana yang
32
ditargetkan,
ditunjukkan dengan
sejumlah nilai yang
diapat dengan
perbaikan perilaku,
kesederhanaan, dan
kebiasaan hidup,
sebelum dibebaskan.
3. Selama dipenjara, dia
harus memperoleh
apapun yang
diterima, semua
kebutuhan hidup dan
pemberian penjara
dianggap utang yang
harus dibayar dengan
nilai.
4. Apabila memenuhi
syarat, karena displin
mengerjakan tugas,
narapidana boleh
bekerja dalam
kelompok kecil
bersama narapidana
lain, anggotanya
enam atau tujuh
orang, dan kelompok
harus
bertanggungjawab
atas tingkah laku dan
hasil kerja setiap
33
anggotanya.
5. Pada tahap terakhir,
narapidana
disamping tetap
diwajibkan meraih
nilai dari tugas
harian, harus diberi
pilihan pekerjaan
sendiri dan
pelonggaran displin
untuk persiapan
memasuki kehidupan
bermasyarakat
kembali.
34
paling besar. Natal lebih
besar karena
memperingati kelahiran
sementara paskah itu
kebangkitan. Bahwa
kebangkitan tidak
mungkin ada tanpa
adanya kelahiran.
Untuk 3 bulan
pertama, narapidana
akan dikurangi
ransumnya dan
diizinkan tidak
mengerjakan apa
saja. Setelah 3 bulan
tanpa bekerja,
narapidana termalas
pun akan mencari
pekerjaan. Setelah
itu, narapidana diberi
35
ransum penuh dan
diperkenakan bekerja
memisahkan serat
kelapa untuk
membuat tali.
Kerugian akibat
hukuman akan
dipulihkan dan
narapidana dapat
bekerja lebih baik.
Selama tahap
pertama, narpidana
akan diperkenakan
dengan agama dan
diajarkan
keterampilan
termasuk seni
membaca.
2. Tahap kedua,
narapidana
ditempatkan untuk
bekerja dengan
narapidana lain di
sebuah penjara
khusus. Dibagi dalam
4 kelas, yaitu ketiga,
kedua, pertama, dan
terakhir, kelas A
(advance).
36
Narapidana dapat
berpindah dari kelas
tiga ke kelas dua jika
mendapat nilai 18.
Selama dipenjara,
narapidana diberikan
latihan keterampilan atau
program-program
tertentu dan pendidikan
agama.
Diatur UU 12/1995
bahwa program
pembinaan disesuaikan
tingkat pendidikan,
agama dan tindak pidana
yang dilakukan
narapidana serta
mengatur hak para
narapidana misalnya
mendapat remisi dan
pembebasan bersyarat.
37
LEMBAGA PEMASYARAKATAN SEBAGAI WADAH PEMBINAAN NARAPIDANA
38
4. Negara tidak berhak membuat mereka menjadi lebih buruk atau lebih jahat
daripada sebelum dijatuhi pidana, misalnya mencampurbaurkan narapidana
dan anak didik yang melakukan tindak pidana berat dengan yang ringan.
5. Selama kehilangan kemerdekaan bergerak, mereka harus dikenalkan dengan
dan tidak boleh diasingkan dari masyarakat.
6. Pekerjaan yang diberikan tidak boleh bersifat sekedar pengisi waktu juga
tidak boleh untuk memenuhi kebutuhan jabatan atau kepentingan negara
pada waktu tertentu saja, melainkan harus satu dengan pekerjaan yang ada
di masyarakat yang menunjang pembangunan.
7. Bimbingan dan didikan yang diberikan harus berdasarkan Pancasila berarti
harus ditanamkan jiwa kegotong-royangan, toleransi, dan kekeluargaan di
samping pendidikan kerohanian dan kesempatan menunaikan ibadah agar
memperoleh kekuatan spiritual.
8. Mereka harus diperlakukan sebagaimana seorang manusia sehingga
martabat dan perasaannya harus dihormati.
9. Hanya dijatuhi pidana hilang kemerdekaan sebagai satu-satunya derita yang
dapat dialami.
10. Disediakan dan dipupuk sarana-sarana yang dapat mendukung fungsi
rehabilitatif, korektif, dan edukatif dalam sistem pemasyarakatan.
39
anak usia 17 tahun, dijatuhi 3 tahun jadi 2 tahun lagi di lembaga
pemasyarakatan, 1 tahunnya dilembaga pemasyarakatan anak.
Pendidikan itu formal dan pengajaran gak. Sama-sama proses pemberian ilmu
pengetahuan tp yg pendidikan tdk hny itu tp jg menyangkut nilai sedangkan
pengajaran cuman itu. Sama-sama bs diberikan dosen tp kl pendidikan ke yang
masih kuliah.
40
- Kunjungan orang tertentu lainnya misalnya mahasiswa atau organisasi
tertentu untuk lebih menyakinkan atau membuka pikiran narapidana bahwa
mereka masih dihargai masyarakat selain keluarga.
i. Mendapat pengurangan masa pidana (remisi)
- Dulu berdasarkan Gestichten Reglement STB 1917 Tahun 708 → hanya
diberikan narapidana saat ulang tahun Ratu Belanda (semacam hadiah,
bukan hak).
- Setelah 1950, dengan Keppres No. 156/1950 → diberikan saat 17 Agustus.
- Berlaku UU 12/1995 → tidak hanya 17 Agustus, tp jg hari raya keagamaan
paling besar menurut agama ybs.
- Ps. 1 Ayat (1) Permenkumham No. 21/2013 mengatur definisi remisi
41
program pembinaan yang diselenggarakan lembaga
pemasyarakatan dengan predikat baik;
Bersedia bekerja sama dengan penegak hukum untuk membantu
membantu membongkar perkara tindak pidana yang
dilakukannya;
Telah mengikuti program deradikalisasi yang diselenggarakan oleh
Lembaga Pemasyarakatan dan/atau Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme; dan
Menyatakan ikrar : kesetiaan kepada negara RI secara tertulis bagi
narapidana WNI atau tidak akan mengulangi perbuatan tindak
pidana terorisme secara tertulis bagi narapidana WNA.
3. Bagi pelaku tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika serta
psikotropika yang dipidana penjara minimal 5 tahun :
Berkelakuan baik;
Telah menjalani masa pidana lebih dari 6 bulan;
Berkelakuan baik yang harus dibuktikan dengan tidak sedang
menjalani hukuman disiplin dalam waktu 6 bulan terakhir,
terhitung sebelum tanggal pemberian remisi, dan telah mengikuti
program pembinaan yang diselenggarakan lembaga
pemasyarakatan dengan predikat baik; dan
Harus bersedia bekerja sama dengan penegak hukum untuk
membantu membongkar perkara tindak pidana yang
dilakukannya.
4. Bagi pelaku tipikor :
Berkelakuan baik;
Telah menjalani masa pidana lebih dari 6 bulan;
Berkelakuan baik yang harus dibuktikan dengan tidak sedang
menjalani hukuman disiplin dalam waktu 6 bulan terakhir,
terhitung sebelum tanggal pemberian remisi, dan telah mengikuti
program pembinaan yang diselenggarakan lembaga
pemasyarakatan dengan predikat baik;
42
Bersedia bekerja sama dengan penegak hukum untuk membantu
membongkar perkara tindak pidana yang dilakukannya; dan
Telah membayar lunas denda dan uang pengganti sesuai putusan
Pengadilan.
5. Bagi pelaku tindak pidana kejahatan terhadap keamanan negara,
kejahatan HAM yang berat, dan kejahatan transnasional terorganisasi
lainnya :
Berkelakuan baik;
Telah menjalani masa pidana lebih dari 6 bulan;
Berkelakuan baik yang harus dibuktikan dengan tidak sedang
menjalani hukuman disiplin dalam waktu 6 bulan terakhir,
terhitung sebelum tanggal pemberian remisi, dan telah mengikuti
program pembinaan yang diselenggarakan lembaga
pemasyarakatan dengan predikat baik; dan
Harus bersedia bekerja sama dengan penegak hukum untuk
membantu membongkar perkara tindak pidana yang
dilakukannya.
- Syarat tambahan bagi narapidana yang melakukan tindak pidana terorisme,
narkotika dan prekursor narkotika serta psikotropika yang dipenjara minimal 5
bulan, pelaku tipikor serta pelaku tindak pidana kejahatan terhadap
keamanan negara, kejahatan HAM yang berat, dan kejahatan transnasional
terorganisasi lainnya.
43
keamanan negara, kejahatan HAM yang berat, serta kejahatan transnasional
terorganisasi lainnya diatur Ps. 22 Permenkumham No. 21/2013.
- Pengaturan lebih lanjut diatur dalam PP No. 28/2006.
Pasal 34 Ayat (1) dan (2) PP No. 28/2006 terdapat perbedaan mengenai
tenggang waktu menjalani masa pidana bagi narapidana dan anak pidana
yang tidak melakukan tindak pidana terorisme, narkotika dan psikotropika,
korupsi, kejahatan terhadap keamanan negara, kejahatan HAM yang berat,
serta kejahatan transnasional terorganisasi lainnya dengan yang melakukan.
Hal tersebut mungkin berkaitan jenis tindak pidana yang sangat berat hingga
dapat mengganggu stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara masyarakat
Indonesia.
44
(2) Penghitungan remisi bagi Narapidana dan Anak Pidana yang
menjalani pidana lebih dari satu putusan Pengadilan secara
berturut-turut dilakukan dengan cara menggabungkan semua putusan
pidananya;
(3) Pidana kurungan sebagai pengganti pidana denda tidak
diperhitungkan di dalam penggabungan putusan Pidana sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2).
- Ps. 9 Keppres RI No. 174/1999 :
(1) Narapidana yang dikenakan pidana penjara seumur hidup dan telah
menjalani pidana paling sedikit 5 (lima) tahun berturut-turut serta
berkelakuan baik, dapat diubah pidananya menjadi pidana penjara
sementara, dengan lama sisa pidana yang masih harus dijalani paling
lama 15 (lima belas) tahun;
(2) Perubahan pidana penjara seumur hidup menjadi pidana penjara
sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Presiden;
(3) Permohonan perubahan pidana penjara seumur hidup menjadi pidana
penjara sementara diajukan oleh Narapidana yang bersangkutan
kepada Presiden melalui Menteri Hukum dan Perundang-undangan;
(4) Ketentuan mengenai tata cara pengajuan permohonan perubahan
pidana seumur hidup menjadi pidana sementara sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri
Hukum dan Perundang-undangan.
- Ps. 10 Keppres RI No. 174/1999 :
Dalam hal pidana penjara seumur hidup telah diubah menjadi pidana
penjara sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, maka untuk
pemberian remisi berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
sampai dengan Pasal 6.
45
a. Narapidana dan Anak Pidana yang mengajukan permohonan grasi
sambil menjalankan pidananya; dan
b. Narapidana dan Anak Pidana Warga Negara Asin.
- Ps. 12 Keppres RI No. 174/1999 :
46
1. membangkitkan motivasi diri narapidana dan anak didik pemasyarakatan
ke arah tujuan pembinaan
2. memberi kesempatan pada narapidana dan anak didik pemasyarakatan
untuk pendidikan dan keterampilan guna mempersiapkan diri hidup
mandiri ditengah masyarakat setelah bebas menjalani pidana
3. mendorong masyarakat berperan serta aktif dalam penyelenggaraan
pemasyarakatan
- Syarat substantif bagi narapidana dan anak pidana dalam Ps. 6
Permenkumham RI M.01.Pk-04-10 Tahun 2007
a. telah menunjukkan kesadaran dan penyesalan atas kesalahan yang
menyebabkan dijatuhi pidana
b. telah menunjukkan perkembangan budi pekerti dan moral yang positif
c. berhasil mengikuti program kegiatan pembinaan dengan tekun dan
bersemangat
d. masyarakat dapat menerima program kegiatan pembinaan narapidana
dan anak pidana yang bersangkutan
e. berkelakukan baik selama menjalani pidana dan tidak pernah mendapat
hukuman disiplin minimal dalam 9 bulan terakhir dan masa pidana yang
telah dijalani ⅔ dengan ketentuan ⅔ tersebut tidak kurang dari 9 bulan.
47
- Syarat administratif bagi narapidana atau anak didik pemasyarakatan dalam
Ps. 7 Permenkumham RI M.01.Pk-04-10 Tahun 2007
1. Kutipan putusan hakim (ekstrak vonis)
2. Laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat pembimbing
kemasyarakatan atau laporan perkembangan pembinaan narapidana dan
anak didik pemasyarakatan yang dibuat wali pemasyarakatan
3. Surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian
pembebasan bersyarat terhadap narapidana dan anak didik
pemasyarakatan yang bersangkutan
4. Salinan register F (daftar pelanggaran tata tertib yang dilakukan
narapidana dan anak didik pemasyarakatan selama menjalani masa
pidana) dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan dan Kepala Rumah
Tahanan Negara.
5. Salinan daftar perubahan atau pengurangan masa pidana, seperti grasi,
remisi dan lain-lain dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan atau Kepala
Rumah Tahanan Negara.
6. Surat pernyataan kesanggupan dari pihak yang akan menerima
narapidana dan anak didik pemasyarakatan seperti keluarga, sekolah,
instansi pemerintah daerah setempat serendah-rendahnya Lurah atau
Kepala Desa.
7. Bagi narapidana atau anak pidana WNA diperlukan syarat tambahan,
yaitu :
a. Surat jaminan dari Kedutaan Besar/Konsul/ Negara orang asing
tersebut bahwa tidak akan melarikan diri atau menaati syarat-syarat
selama menjalani asimilasi, pembebasan bersyarat, cuti menjelang
bebas, atau cuti bersyarat.
b. Surat keterangan dari Kepala Kantor Imigrasi setempat mengenai
status keimigrasian yang bersangkutan.
- Dikeluarkannya Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI No : M.H.H-09. PK.
01.05.04 Tahun 2011 tentang Pencabutan Keputusan Menteri Hukum dan
HAM RI No : Pas-144 PK. 05. 06 Tahun 2010 tentang Pembebasan Bersyarat
48
yang belum dilaksanakan karena Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI No :
Pas-144 PK. 05. 06 Tahun 2010 bertentangan dengan UU.
- Contoh :
GRASI
Pasal 2
(1) Terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
terpidana dapat mengajukan permohonan grasi kepada Presiden;
49
(2) Bahwa putusan pengadilan yang dapat dimohonkan grasi adalah terhadap
pidana mati, penjara seumur hidup, dan pidana penjara minimal 2 tahun;
(3) Permohonan grasi hanya dapat diajukan satu kali.
➔ Ps. 7 (2) UU 5/2010 mengatur tenggang waktu pengajuan grasi paling lama 1 tahun
sejak putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap.
➔ Ps. 3 UU 22/2022 menetapkan bahwa permohonan grasi tidak menunda pelaksanaan
putusan pemidanaan bagi terpidana, kecuali dalam hal putusan pidana mati. Maka,
grasi terhadap pidana mati belum bisa dilaksanakan sebelum ada jawaban dari
Presiden.
➔ Grasi dibatasi sedemikian rupa → persoalan yang harus dikaji ulang oleh lembaga
pembentuk UU mengingat abolisi, amnesti dan rehabilitasi yang juga hak prerogratif
Kepala Negara tidak.
50