Pengertian :
1.Tidak ada perbuatan…….
2.Tidak boleh digunakan Analogi (Kiyas)
3.Tidak berlaku surut
Tujuan :
1.Tercapainya kepastian hukum
2.Unt.menjamin kep.Pribadi pelaku dari tindakan
semena-mena hakim yg menghukumnya
ASAS MENSREA (ASAS KESALAHAN)
Ada dua Syarat :
1.Ada perbuatan lahiriah yang terlarang (Actus Reus)
2.Ada sikap bathin yang jahat/tercela (Mens Rea)
Actus reus tidak hanya menunjuk pada suatu perbuatan (an act),
tetapi mengandung arti yang lebih luas :
1.Perbuatan dari Si Terdakwa
2.Hasil atau akibat dari perbuatannya itu
3.Keadaan-keadaan yang tercantum dalam perumusan tindak
pidana, (misal: TP.Pencurian ada rumusan delik:
“Barang milik orang lain”).
Yang Termasuk Mens Rea:
1.Intention (Kesengajaan)
2.Recklessness (Kesemberonoan)
3.Negligence (kealpaan/kurang hati-hati)
PENAFSIRAN UNDANG-UNDANG
(INTERPRETASI)
buku ajar hlm 13
1.Gramatical Interpretasi (tata bahasa
2.Logis Interpretasi
3.Sistimatis Interpretasi
4.Historis Interpretasi (Sejarah)
5.Analogis Interpretasi
6.Redenering A-Contario Interpretasi
7.Extensip Interpretasi
8.Penafsiran Teleologis
9. Penafsiran autentik
ASAS-ASAS YANG BERKAITAN DENGAN
BERLAKUNYA HP
Dalam KUHP Pasal 2 – 9
Ada beberapa asas :
1.Asas Teritorial
2.Asas Personal atau Asas Nasional Aktif
3.Asas Perlindungan atau Asas Nasional Pasif
4.Asas Universal
Lanjutan……
AZAS TERRITORIAL :
Psl 2 KUHP
“Aturan Pidana dalam UU Indonesia berlaku bagi
setiap orang yang melakukan sesuatu tindak
pidana di wilayah Indonesia”
FORMIL :
Suatu perbuatan bersifat melawan hukum,
apabila perbuatan diancam pidana dan
dirumuskan sebagai suatu delik dlm UU. Sifat
melawan hukumnya bisa hapus hanya
berdasarkan ketentuan UU.
b. pyromanie
Yaitu penyakit jiwa yg berupa kesukaan untuk
melakukan pembakaran tanpa alasan sama
sekali
c. Claustrophobie
Yaitu penyakit jiwa yg berupa ketakutan
untuk berada di ruang yg sempit
Lanjutan…..
1. Kealpaan yg disadari :
pelaku dpt menyadari ttg apa yg dilakukan beserta
akibatnya, akan tetapi ia percaya dan
mengaharap/menginginkan akibatnya tdk akan
terjadi.
Jenis-jenis pidana :
a. Pidana pokok :
1. mati
2. penjara
3. kurungan
4. denda
5. tutupan
b. Pidana tambahan :
1. pencabutan hak-hak tertentu
2. perampasan brg-brg tertentu
3. pengumuman putusan hakim
PEMIDANAAN DAN PELAKSANA PIDANA
a. Maxima Umum
Yaitu pembatasan pidana yang paling berat ditentu kan secara
umum, sebagai contoh pidana penjara secara umum hanya
dapat dijatuhkan selama-lamanya 20 tahun.
b. Maxima Khusus
Yaitu ancaman pidana yang paling tinggi dapat dijatuhkan
pada suatu perbuatan pidana ditentukan secara khusus,
sebagai contoh sering diformulasikan dengan kata-kata “
dipidana paling lama selama 1 5 tahun”
Sistem Pelaksanaaan penjatuan Pidana
A. Sistem Absorbsi
• Apabila seseorang yang melakukan beberapa perbuatan
pidana dijatuhkan beberapa pidana dengan ancaman pidana
yang berbeda maka hukuman yang dilaksanakan adalah
hukuman yang lebih lama, hal ini didasarkan anggapan bahwa
pidana yang lebih ringan telah diserap dalam pidana yang
lebih berat.
• Contoh: Seseorang dipidana Karena Penganiayaaan selama 5
tahun dan dijatuhi pidana karena pencurian selama 3 tahun.
Maka menurut system ini ia harus melaksanakan pidana
selama 5 tahun karena hukuman bagi pencuriannya yang 3
tahun telah termasuk dalam hitungan lima tahun tersebut.
B. Sistem kumulatif