PERIZINAN, PENGAMANAN, PENGAWASAN DAN

PENGENDALIAN BAHAN PELEDAK KOMERSIAL

oleh :
KBP. Dr. H. Kasmen, ME.
Kasubdit 2 Dit Kamneg Baintelkam Polri

PERATURAN KAPOLRI NOMOR 17 TAHUN 2017

 1. Handak Komersial dibutuhkan untuk menunjang
Pembangunan Nasional.

Pendahuluan 2. Penggunaan Handak Komersial

a. Tambang Umum
b. Tambang Minyak & Gas
c. Konstruksi dan Tambang (Non Tambang)

Penggunaan bahan peledak Proses peledakan seimic dalam Penggunaan bahan peledak Penggunaan bahan peledak
dalam kegiatan tambang umum pencarian minyak bumi dalam proses explorasi dalam kegiatan non tambang
 CONTOH-CONTOH BAHAN PELEDAK KOMERSIAL

DAYAGEL SEISMIC ELECTRIC DETONATOR

SHAPED CHARGES

DAYAGEL MAGNUM NONEL DETONATOR

ANFO

DETONATING CORD
SAFETY FUSE PLAIN DETONATOR
 1. ILLEGAL FISHING

2. ILLEGAL MINING

3. TERORISME

Bom Ikan Tambang Illegal

KORBAN LEDAKAN BOM BALI I LEDAKAN DI DEPAN KEDUBES AUSTRALIA LEDAKAN BOM HOTEL GW MARRIOT
JAKARTA 9 SEPT 2004
BALI, 11 OKTOBER 2002 JAKARTA 5 AGUSTUS 2003
Peraturan Per UU yg mengatur ttg Handak

ORDONANSI BAHAN PELEDAK (LEMBARAN NEGARA 1893 NO.234) DIUBAH TERAKHIR MENJADI LEMBARAN
NEGARA 1931 NO.168 TENTANG PEMASUKAN, PEMBUATAN DAN PENGANGKUTAN BAHAN PELEDAK

UNDANG-UNDANG NO. 8 TH 1948 TENTANG PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN IZIN PEMAKAIAN SENJATA API

UNDANG-UNDANG DARURAT NO 12 TAHUN 1951 MENGENAI PERATURAN HUKUMAN ISTIMEWA SEMENTARA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NO. 20 TAHUN 1960 TENTANG KEWENANGAN

PERIZINAN YANG DIBERIKAN MENURUT UNDANG-UNDANG MENGENAI SENJATA API

UNDANG-UNDANG NO. 2 TAHUN 2002, TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPRES RI NO.125 TAHUN 1999 TENTANG BAHAN PELEDAK.

PERKAP NO. 17 TH. 2017 TGL 10-11-2017 TENTANG PERIZINAN, PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN
PENGAMANAN HANDAK KOMERSIAL.
 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YG MENGATUR TTG
PENGAWASAN BAHAN PELEDAK KOMERSIAL
PERATURAN
NO
PERUNDANG-UNDANGAN
1 Ordonansi Bahan Peledak (Lembaran
Negara 1893 No. 234) diubah terakhir
menjadi Lembaran Negara 1931 No. 168
tentang Pemasukan, Pembuatan, dan
Pengangkutan Bahan Peledak.
2 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1948
tentang Pendaftaran dan Pemberian Izin
Pemakaian Senjata Api.
KAITAN DENGAN PENGAWASAN
KET.
BAHAN PELEDAK KOMERSIAL
Pasal 1 ayat (1) :
Untuk pemasukan, pemilikan, pembuatan, pengiriman serta pemakaian bahan peledak di Indonesia
seperti ; bahan peledak yg mengandung zat asam chloor dan zat asam pikring, knikwik zilver,
dinamit, ijthofracteur dan lain sebagainya, diharuskan memiliki surat izin berdasarkan pasal 2 dari
peraturan ini.
Pasal 2 ayat (1) :
Izin sebagaimana telah disebutkan pada awal pasal 1 akan diberikan oleh Kepala Kepolisian
Karesidenan dalam lingkungan kekuasaannya.
Pasal 1 :
yang dimaksud dengan senjata api dalam undang-undang ini ialah : senjata api dan bagian-
bagiannya; alat penyembur api dan bagian2-nya; mesiu dan bagian2-nya seperti Patroonhulsen,
Slaghoejes dan lain2-nya; bahan peledak, termasuk juga benda-benda yang mengandung peledak
seperti granat tangan, bom dan lain-lainnya.
Pasal 5 ayat (1) :
Senjata api yang berada ditangan orang bukan anggauta Tentara atau Polisi harus didaftarkan oleh
Kepala kepolisian Karesidenan, atau orang yang ditunjuk olehnya.
Pasal 5 ayat (2) : Senjata api yang berada ditangan anggauta Angkatan perang didaftarkan menurut
instruksi Menteri Pertahanan, dan yang berada ditangan Polisi menurut instruksi Pusat Kepolisian
Negara.
 Lanjutan….
PERATURAN
NO
PERUNDANG-UNDANGAN
3 Undang-Undang Darurat Nomor 12
tahun 1951 tentang Peraturan
Hukum Istimewa Sementara.
KAITAN DENGAN PENGAWASAN
KET.
BAHAN PELEDAK KOMERSIAL
Pasal 1 ayat (1) :
Barang siapa tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh,
menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya,
menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu
senjata api, amunisi atau sesuatu bahan peledak di hukum dengan hukuman mati atau penjara seumur
hidup atau hukuman penjara sementara setinggi-tingginya 20 tahun.

Pasal 1 ayat (3) :

Yang dimaksud dengan pengertian bahan-bahan peledak termasuk semua barang yang dapat meledak,
yang dimaksud dalam Ordonansi tanggal 18 september 1893 (Stbl No. 234), yang telah diubah kemudian
sekali dengan Ordonansi tanggal 9 Mei 1931 (Stbl. No. 168).
4 Peraturan Pemerintah Pengganti Pasal 1 :
Undang- Undang Nomor 20 tahun Kewenangan utk mengeluarkan dan atau menolak sesuatu permohonan peridzinan menurut vuurwapen
1960 tentang Kewenangan regelingen a dan b, ordonansi tgl 19 maret 1937 (stbl. 1937 no. 170) dan ordonansi tgl 30 mei 1939 (stbl.
Perizinan yang diberikan menurut 1939 no. 279) diberikan kepada Menteri/ Kepala Kepolisian Negara atau pejabat yg dikuasakan olehnya
Perundang-Undangan mengenai untuk itu, kecuali mengenai peridzinan untuk kepentingan (dinas) Angkatan Perang, yg diurus oleh
Senjata Api masing-masing Departemen Angkatan Perang sendiri;

Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 20 tahun 1960.

Pasal 1 :
Ketentuan peridzinan mengenai senjata api, obat peledak, mesiu dan lain sebagainya untuk kepentingan
(dinas) Angkatan Perang hendaknya diatur dalam lingkungan Angkatan Perang sendiri. adapun yang
diperuntukan bagi pribadi anggota Angkatan Perang tetap termasuk bidang kewenangan peridzinan
seperti untuk umum di luar angkatan perang, ialah dibawah Menteri / Kepala Kepolisian Negara;
 Lanjutan….
PERATURAN
NO
PERUNDANG-UNDANGAN
5 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
6 Kepres RI No.125 Tahun 1999 tentang bahan
Peledak.
7 Perkap No. 17 Th. 2017 Tgl 10-11-2017 tentang
Perizinan, Pengawasan, Pengendalian dan
Pengamanan Handak komersial
KAITAN DENGAN PENGAWASAN
KET.
BAHAN PELEDAK KOMERSIAL
Pasal 15 ayat (2) huruf e :
Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang - undangan
lainnya berwenang memberikan izin dan melakukan pengawasan senjata api, bahan
peledak dan senjata tajam
Pasal 2 ayat (1) :
Produksi, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian bahan peledak dilakukan oleh
badan usaha setelah mendapat izin dari Menteri Pertahaanan dan Keamanan
Pasal 2 ayat (3) :
Pengaturan, pembinaan dan pengembangan industri bahan peledak dilakukan oleh
menteri Pertahanan dan Keamanan.
Peraturan Kapolri (Perkap) ini terdiri dari VIII Bab 86 pasal yang menjelaskan tentang
pengaturan terhadap bahan peledak komersial, mulai dari pengertian, penggolongan,
prosedur perizinan dan mekanisme pengawasan, pengendalian dan pengamanan bahan
peledak komersial yang dilakukan oleh Polri mulai dari tingkat mabes, Polda, Polres
sampai ke tingkat Polsek.
 ❖ORDONANSI HANDAK TH.1931
❖UU NO. 8 TH. 1948
❖UU DRT NO.12 TH.1951
❖UU NO.20 PRP TH .1960
❖UU NO. 2 TH. 2002
❖PP NO.60 TH. 2016
❖KEPRES RI NO. 125 TH. 1999
❖PERMENHAN NO.5 TH. 2016
▪ POLRI ❖PERKAP NO.17 TH.2017
▪ KEMHAN
▪ BAIS TNI ➢ AMAN
▪ KEMENTERIAN ESDM
PENGAWASAN
▪ DINAS ESDM DAERAH ➢ SELAMAT
▪ KEMENDAG HANDAK KOMERSIAL
▪ KEMENPERIN ➢ EKONOMIS
▪ KEMEN LHK
▪ KEMENKEU BADAN USAHA HANDAK :
▪ DITJEN BEA & CUKAI ❖PRODUSEN
▪ BKPM ❖IMPORTIR
❖DISTRIBUTOR
❖PENGGUNA AKHIR
JASA TERKAIT HANDAK
❖JASA PELEDAKAN
❖JASA PERGUDANGAN
❖JASA ANGGKUTAN
❖JASA PENGELOLA
 NOMOR 17 TAHUN 2017

PERIZINAN, PENGAMANAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BAHAN

PELEDAK KOMERSIAL
 KETENTUAN UMUM.
BAB I (1 Pasal : Pasal 1)

JENIS HANDAK KOMERSIAL.

SUBSTANSI BAB II (2 Pasal : Pasal 2 s/d 3)
PERKAP

BADAN USAHA HANDAK KOMERSIAL

BAB III (9 Pasal : Pasal 4 s/d 12)

Bagian Kesatu: Penggolongan Badan Usaha (Pasal 4 s/d 5)
Bagian Kedua : Persyaratan Badan Usaha (Pasal 6 s/d 12)
 Lanjutan….
PERIZINAN (31 Pasal : Pasal 13 s/d 43)
Bagian Kesatu : Jenis Izin (Pasal 13 s/d 15)
BAB Bagian Kedua : Prosedur Perizinan (Pasal 16 s/d 22)
IV Bagian Ketiga : Masa Berlaku Izin (Pasal 23 s/d 35)
Bagian Keempat : Kewajiban Pemegang Izin dan Rekomendasi (Pasal 36 s/d 43)

PENGAMANAN HANDAK KOMERSIAL

(24 Pasal : Pasal 44 s/d 67)
SUBSTANSI Bagian Kesatu : Umum (Pasal 44)
PERKAP Bagian Kedua : Pengamanan Dalam Pembuatan
Handak Komersial (Pasal 45)
Bagian Ketiga : Pengamanan Dalam Pengangkutan
Handak Komersial (Pasal 46 s/d 58)
BAB V Bagian Keempat : Pengamanan Dalam Penyimpanan
Handak Komersial (Pasal 59 s/d 63)
Bagian Kelima : Pengamanan Dalam Penggunaan
Handak Komersial (Pasal 64)
Bagian Keenam : Pengamanan Dalam Pemusnahan
Handak Komersial (Pasal 65 s/d 67)
 PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
(16 Pasal : Pasal 68 s/d 83)
Bagian Kesatu : Umum (Pasal 68)
BAB VI Bagian Kedua : Pendataan (Pasal 69 s/d 77)
Bagian Ketiga : Pelaporan (Pasal 78 s/d 83)

SUBSTANSI BAB SANKSI (1 Pasal : Pasal 84)

PERKAP VII

BAB KETENTUAN PENUTUP

VIII (2 Pasal : Pasal 85 s/d 86)
PENGELOLA HANDAK KOMERSIAL

Pasal 5 butir d

“Selain badan usaha sebagaimana dimaksud dalam

pasal 4, badan usaha yang beregak dibidang jasa yang
berkaitan dengan bahan peledak komersial, yaitu ;
Badan usaha jasa pengelola, untuk pengelolaan
Handak Komersial oleh operator dan/ atau supplier
atau perwakilan perusahaan asing yang bekerjasama
dengan importir dan/atau pengguna akhir ”
 Izin Pembelian dan penggunaan Handak

Pasal 30 ayat (1) Izin pembelian dan penggunaan Handak berlaku untuk
Perkap 17/2017 jangka waktu 6 bulan sejak diterbitkan

Psl 30 ayat (2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Handak yang
Perkap 17/2017 belum dilaksanakan pembeliannya dapat diperpanjang satu kali

“Handak Komersial yang sudah dibeli dan belum habis digunakan,

Psl 30 ayat (3) dan surat izinnya sudah habis masa berlakunya dapat diajukan
Perkap 17/2017 permohonan perpanjangan izin untuk penggunaan sampai dengan
Handak Komersial habis digunakan ”

Pengajuan perpanjangan izin penggunaan Handak Komersial, dalam

Pasal 30 ayat (4) mengajukan permohonan perpanjangan dapat digabun dengan
Perkap 17/2017 beberapa izin penggunaan yang masa berlakunya hampir bersamaan
Penanganan Sisa Handak

“Apabila masih terdapat sisa Handak Komersial dalam gudang dan tidak
Pasal 30 ayat (10) digunakan, dikarenakan Pengguna Akhir tidak beroperasi lagi, Handak
Perkap 17/2017 Komersial harus dialihgunakan, dimusnahkan, dan/atau dihibahkan kepada
Impor/Prod asal Handak Komersial diperoleh”.

“Produsen, Importir & Distri Handak Komersial wajib :

C. Memonitor sisa Handak Komersial yang telah didistribusikan kepada Pengguna Akhir, jangan sampai
terlantar yang dikarenakan Pengguna Akhir tersebut sudah tidak operasional lagi dan masih menyimpan
Psl 36 Handak Komersial;
Perkap 17/2017 D. Menerima hibah sisa Handak Komersial milik Penguna Akhir yang sudah tidak beroperasional lagi dan
masih menyimpan Handak Komersial, dan apabila dalam jangka waktu 1 (satu) tahun tidak dihibahkan,
Produsen, Importir dan Distributor mengambil alih Handak Komersial”.

Pengguna Akhir Handak Komersial wajib : segera melakukan pemusnahan

Pasal 38 ayat (1) Handak Komersial yang telah rusak dan tidak dipakai lagi, dan
huruf (j)
apabila dalam jangka waktu 1 (satu) tahun izin tidak diperpanjang,
Perkap 17/2017
Polri memusnahkan Handak Komersial
 - IZIN PEMASUKAN (IMPOR)
- IZIN PENGELUARAN (EKSPOR)
QUOTA - IZIN RE-EKSPOR
- IZIN GUDANG
KEMENHAN - IZIN 3P
HASIL RAPAT - IZIN PRODUKSI/DISTRIBUSI
- IZIN ANGKUT
INTERKEM - IZIN HIBAH
- IZIN PEMBELIAN/DISTRIBUSI
- IZIN PEMUSNAHAN
IMPORTIR/ - IZIN UJI COBA
PRODUSEN
IMPORT /
PRODUKSI
PENGGUNA
AKHIR
- IZIN GUDANG (NON TB)
1. PT. DAHANA - IZIN PEMILIKAN, PENGUASAAN
2. PT. ARMINDO DAN NYIMPANAN (3P)
3. PT. TRIFITA PERKASA - IZIN PEMBELIAN DAN
4. PT. MNK PENGGUNAAN (2P)
5. PT. ASA KARYA - IZIN PENGGUNAAN
6. PT. PINDAD SISA (1P)
- IZIN ANGKUT
7. PT. MEXIS
- IZIN ALIH GUNA
8. PT. KNI - IZIN HIBAH
9. PT. DAN - IZIN PEMUSNAHAN
10.PT. PMB
 ANGKUT
OLEH BADAN
USAHA
ANGKUTAN
IMPOR dari LN
OLEH IMPORTIR
GUDANG TRANSIT GUDANG
MILIK IMPORTIR/ PENGGUNA
PRODUSEN AKHIR (END USER)
PRODUKSI di DN
OLEH PRODUSEN

PEMUSNAHAN
(DISPOSAL)
MILIK IMPORTIR/
PENGGUNAAN
PRODUSEN ATAU OLEH END USER
END USER
DALAM PEMBUATAN/ PRODUKSI HANDAK, PRODUSEN HANDAK WAJIB MEMILIKI :
1. LAHAN UNTUK PABRIK PEMBUATAN HANDAK
2. GUDANG PENYIMPANAN BAHAN BAKU HANDAK
3. GUDANG PENYIMPANAN HASIL PRODUKSI HANDAK
DALAM PEMBUATAN/
PEMBUATAN HANDAK HANYA DAPAT DILAKSANAKAN OLEH BADAN USAHA MILIK
NEGARA ATAU SWASTA YANG DITUNJUK OLEH PEMERINTAH DENGAN PERSYARATAN PRODUKSI HANDAK,
SEBAGAI BERIKUT:
1. PABRIK HARUS MEMENUHI KETENTUAN TEKNIS DARI SEGI KESELAMATAN DAN DILAKUKAN PENGAMANAN
KEAMANAN.
2. TIDAK MENIMBULKAN GANGGUAN KAMTIBMAS DAN TIDAK MERUGIKAN SCR TERUS MENERUS OLEH
MASYARAKAT SEKITARNYA.
3. HANDAK YANG DIPRODUKSI HARUS MENCANTUMKAN LOGO PRODUSEN DENGAN PETUGAS SATPAM
CIRI KHUSUS YANG HANYA DIKETAHUI OLEH PRODUSEN.
4. HANDAK YANG DIPRODUKSI HARUS MENCANTUMKAN TULISAN ATAU SIMBOL PERUSAHAAN DGN DIBANTU
PRODUKSI, NOMOR REGISTRASI PRODUKSI DAN STANDARD KHUSUS TENTANG
UKURAN SERTA BERAT SETIAP JENIS HANDAK YANG DIPRODUKSI.
OLEH PETUGAS POLRI
5. HANDAK HASIL PRODUKSI DIKEMAS DALAM KOTAK YANG TERBUAT DARI KAYU
ATAU KARTON YANG BERTULISKAN “HATI-HATI BERBAHAYA BAHAN PELEDAK
SIMPAN BAIK-BAIK”.
6. MEMATUHI KETENTUAN YANG DITETAPKAN OLEH INSTANSI TERKAIT.
 PAM WAS PENGANGKUTAN HANDAK
PENGANGKUTAN BAHAN PELEDAK MELALUI DARAT, LAUT MAUPUN UDARA
WAJIB MENGGUNAKAN SARANA ANGKUT YANG MEMENUHI PERSYARATAN

ANGKUTAN DARAT :
o MESIN, STANG-STIR, PERSENELING, REM, PER, SHOCH BREKER, BAN, LAMPU2 HARUS DALAM KEADAAN BAIK.
o KNALPOT KENDARAAN HARUS MENGGUNAKAN PENAHAN PANAS (FIRE ARRESTER) DAN CEROBONG ASAP TIDAK MENGARAH KE BAK
PENGANGKUTAN (LOADBAK) DIMANA HANDAK DILETAKAN
o RANGKA BAK (BODY LOAD BAK) HARUS DALAM KEADAAN BAIK, MOBIL BOX BAGIAN DALAM DILAPISI KAYU
o DILENGKAPI KUNCI-KUNCI, BAN CADANGAN, TERPAL, PEMADAM KEBAKARAN DAN KOTAK P3K, GPS.
o PADA BAGIAN BELAKANG KENDARAAN DI LENGKAPI DENGAN TULISAN “BERBAHAYA”
o MAX MUATAN 80% DARI KEMAMPUAN MUAT KENDARAAN
o PENGANGKUTAN HANDAK JENIS DETONATOR, DINAMIT DAN AN TIDAK BOLEH DICAMPUR.
o KENDARAAN YANG DIGUNAKAN HARUS DILENGKAPI DENGAN SURAT-SURAT KENDARAAN.

ANGKUTAN LAUT : ANGKUTAN UDARA :

❑ KAPAL YG DIGUNAKAN HARUS o PENUMPANG HANYA TERDIRI DARI
PILOT, CO PILOT, MEKANIK DAN
MEMENUHI PERSYARATAN SESUAI
PETUGAS PENGAMANAN.
KETENTUAN PELAYARAN.
o PENGANGKUTAN HANDAK DG
❑ PENEMPATAN HANDAK HARUS HELI DIGANTUNG DI BAWAH HELI
JAUH DARI KAMAR MESIN DAN TDK DG JARAK AMAN MINIMAL 5 MTR .
BOLEH BERCAMPUR DG BARANG o DIBATASI PENGGUNAAN
LAIN. PERALATAN TRANSMITTER, RADIO
DAN PERALATAN ELEKTRONIK
❑ DIPASANG BENDERA MERAH LAINNYA.
SESUAI KETENTUAN.
 PAM DALAM PENYIMPANAN

JAUH DARI PEMUKIMAN, JALAN

LOKASI GUDANG UMUM, LOKASI HANDAK
BILA TERDPT HANDAK (JARAK AMAN GUDANG)
HANDAK
RUSAK SGR AJUKAN
PEMUSNAHAN
GUDANG PERMANEN

GUDANG SEMENTARA
MODEL GUDANG
HANDAK GUDANG AMMONIUM
NITRATE
SYARAT GUDANG
HANDAK - BHN YG TDK MUDAH TERBAKAR
- RUANG DEPAN
KONSTRUKSI - PENANGKAL PETIR
GUDANG - RUANG BELAKANG
HANDAK - POS JAGA, POS PANTAU/CCTV
BILA PA TDK OPS LAGI - LAMPU
DAN MSH TERDPT SISA
HANDAK DI GUD, AGAR: SIMPAN DETONATOR
- ALIH GUNA ATAU
- DIMUSNAHKAN ATAU TATA CARA
- HIBAH KPD PRODUSEN/ SIMPAN HANDAK SIMPAN DINAMIT
IMPORTIR ASAL HANDAK
DIPEROLEH SIMPAN AMMONIUM
NITRATE
 PAM DALAM PENYIMPANAN
MENGGUNAKAN 3 (TIGA) KUNCI YANG BERBEDA DENGAN ATURAN :
• SATU DIPEGANG PETUGAS POLRI SETEMPAT.
• SATU DIPEGANG KA TEKNIK/KEPALA SAFETY
• SATU DIPEGANG KA GUDANG/KEPALA LOGISTIK

GUDANG DIKELILINGI OLEH PAGAR KAWAT BERDURI ±2 MTR YANG DI PINTUNYA TIDAK BOLEH BERHADAPAN LANGSUNG
DENGAN GUDANG HANDAK & DIPASANG GEMBOK YANG KUNCINYA DIPEGANG OLEH ANGGOTA SATPAM/SEKURITI

DIJAGA 1X 24 JAM TERUS MENERUS , MINIMAL 2 (DUA) ORANG SEKURITI PETUGAS SEKURITI DAN PEMEGANG KUNCI
GUDANG MENYAKSIKAN KELUAR/MASUK HANDAK DARI/KE GUDANG HANDAK

ADAKAN PATROLI KELILING DAN ADAKAN CEK GUDANG SCR BERKALA BAIK OLEH SATPAM /SEKURITI PERUSAHAAN MAU
PUN OLEH PETUGAS PATROLI POLSEK SETEMPAT.

HARUS ADA POS PENJAGAAN DAN POS PANTAU ATAU DIPASANG CLOSED CIRCUIT TELEVISION (CCTV) YANG LETAKNYA DI
BAGIAN LUAR PAGAR YANG DAPAT MENGAWASI GUDANG DAN SEKITARNYA;

TATACARA PENGAMANAN BAHAN PELEDAK OLEH PETUGAS POLRI :

PASAL 63 AYAT (3) F
KHUSUS UNTUK PAM DLM SIMPAN HANDAK DLM BANGKER DIATAS RIG (PENGGUNA AKHIR KKKS),VPETUGAS POLRI YANG
DITUGASKAN MELAKUKAN PAMWAS PENGANGKUTAN HANDAK DARI GUDANG INDUK KE ATAS RIG, UNTUK PENGAMANAN
SELANJUTNYA DISERAH TERIMAKAN KEPADA TNI-AL SEBAGAILIAISON OFFICER (LO) MEWAKILI PEMERINTAH
PADAKEGIATAN MIGAS LEPAS PANTAI.
 PAM DALAM PENGGUNAAN
DILINDUNGI DOKUMEN (SURAT IZIN KAPOLRI)
• SURAT IZIN PEMBELIAN DAN PENGGUNAAN;
• SURAT IZIN ALIH GUNA, ATAU;
• SURAT IZIN GUNA SISA.

RENCANA LEDAK (JADWAL PELEDAKAN)

KA TEKHNIK, KA GUDANG, JURU LEDAK, SEKURITI DAN POLRI YG DITUGASKAN BERTANGGUNG JAWAB
KELUAR/MASUKNYA HANDAK.

KA TEKNIK, JURU LEDAK DAN SATPAM BERTANGGUNG JAWAB ATAS KEAMANAN ANGKUT DARI GUDANG KE LOKASI
PELEDAKAN, DIDAMPINGI MIN 2 PTGS POLRI

KA TEKNIK & JURU LEDAK BERTANGGUNG JAWAB ATAS PENGGUNAAN HANDAK DI LAPANGAN

BILAMANA TERDAPAT SISA HANDAK YG TDK HBS DIGUNAKAN DAN KEESOKAN HARINYA MSH DIGUNAKAN DAN ATAU
DIKARENAKAN CUACA BURUK/SITUASI YG TDK MEMUNGKINKAN DIKEMBALIKAN KEGUDANG INDUK, MAKA HANDAK TSB
DAPAT DISIMPAN DILOKASI DLM TEMPAT (BUNGKER) YG AMAN DAN DIJAGA OLEH PETUGAS POLRI 1 X 24 JAM SERTA
PETUGAS POLRI YG DITUGASKAN MELAPOR KEPADA PIMPINANNYA YG MEMBERI TUGAS (PASAL 64 HRF F.4)

BILAMANA TERDAPAT SITUASI BAHAN PELEDAK SDH DIRAKIT NAMUN TIDAK MEMUNGKINKAN UNTUK DILEDAKAN, MAKA
PETUGAS POLRI WAJIB PASTIKAN BHW DETONATOR SDH TERPISAH DR RANGKAIAN HANDAK KOM DAN MELAKUKAN
PENGAMANAN SAMPAI DILAKSANAKAN PELEDAKAN. (F.5)
 2,5 M

2M
2,5 M
DILEDAKKAN
Handak
Ukuran Lubang :
2,5 x 2,5 x 2 M

Lubang dalam tanah

-SBLM DIMASUKKAN LUBANG, IKATAN HANDAK DIBERI

DETONATOR.
-DETONATOR DIHUB-KAN DGN KABEL KE EXPLODER/
BLASTING MACHINE (JARAK AMAN)
-BILA TDK MELEDAK, 30 MENIT KEMUDIAN BARU DI
DIPERIKSA, APA SEBABNYA DAN DIPERBAIKI/ULANGI.

DIBAKAR HANDAK yg akan

DIBAKAR disiram
MINYAK

PETUGAS
(JARAK AMAN) API UNGUN
 PENDATAAN • DATA END USER, DATA GUDANG, DATA
JURU LEDAK, DATA HASIL CEK
LAPANGAN, DATA LAHGUN HANDAK,
TINGKAT POLSEK, POLRES, POLDA DATA HANDAK TEMUAN, DATA
DAN MABES POLRI JUKRAH TERKAIT HANDAK
• BUKU REGISTRASI

• PERIODIK: Laporan Harian,

PELAPORAN Mingguan, Bulanan, Triwulan,
Semester, tahunan
• LAPORAN INSIDENTIL
ADMINISTRASI :
1. TEGURAN SECARA TERTULIS

2. PENUNDAAN OPERASIONAL SEMENTARA

3. PENCABUTAN IZIN

PIDANA :
BILA MELANGGAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
YANG TERKAIT PIDANA, DISESUAIKAN DENGAN SANKSI
DARI TINDAK PIDANA YG DILANGGAR
Sekian dan
Terima Kasih