Anda di halaman 1dari 63

Diklat Pekerja Tambang Bawah Tanah PT.

Dairi Prima Mineral


17 – 21 Desember 2019

VENTILASI TBT

www.bdtbt.esdm.go.id

1
Daftar Bahasan
• Teori Ventilasi (08.00 -10.15)
1. Pendahuluan
2. Dasar Ventilasi Tambang
3. Elemen Sistem Ventilasi Tambang

• Pemantauan Ventilasi (10.30-12.00)


1. Pemantauan Ventilasi
2. Simulasi Gas

2
1. PENDAHULUAN

3
Peraturan Perundangan Acuan
• Kepmen ESDM No 1827 K/30/MEM/2018
tentang Pedoman pelaksanaan kaidah teknik
pertambangan yang baik (lampiran I Pedoman
Pengelolaan Teknis Pertambangan)
• Kep Dirjen Minerba No 185/K/37.04/DJB/2019
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Keselamatan Pertambangan dan Pelaksanaan,
Penilaian, dan Pelaporan Sistem Manajemen
Keselamatan Pertambangan Minerba
(lampiran I Juknis Pelaksanaan Keselamatan
Pertambangan dan Keselamatan PP Minerba)
• Permenkes Permenkes No 70 Tahun 2016
Standar dan Persyaratan Lingkungan Kerja
Industri

4
Sejarah Ventilasi
1. 4000-1000 sebelum
masehi penambang di
eropa menggali
terowongan untuk
mencari flint (batu api)
2. 600 SM, tambang perak
laurium di Yunani telah
memiliki layout tambang
yang menunjukkan
mereka telah sadar akan
pentingnya
menghubungkan jalur-
jalur terowongan
3. 1556 buku yang
membahas mengenai
tambang oleh Agricola
“De re Metalica”
Sejarah Ventilasi

4. 1812 ditemukan lampu


keselamatan Davy oleh Sir
Humprey Davy di Inggris
5. 1854 “On the Theory of the
ventilation on the mine” oleh
John Job Atkinson England
Institute of Mining Engineer
6. 1930 Kipas angin centrifugal
pertama di kenalkan secara
umum
7. 1943 Prof Baden Hinsley
“understanding of behaviour of
airflow by a thermodynamic
and computer practice
FUNGSI VENTILASI

1. Menyediakan oksigen bagi


pernapasan manusia.
2. Mengencerkan gas – gas
berbahaya dan beracun
yang ada di dalam
tambang, sehingga tidak
membahayakan bagi para
pekerja tambang.
3. Menurunkan temperatur
udara tambang, sehingga
dapat dicapai lingkungan
kerja yang nyaman.
4. Mengurangi konsentrasi
debu yang timbul akibat
kegiatan produksi yang
dilakukan di dalam
tambang.

7
Kontrol Risiko Oleh Ventilasi
Factor yang Metode kontrol
berkontribusi
terhadap bahaya

Faktor Faktor BAHAYA Kontrol Kontrol


alam desain tambahan aliran

Kedalaman Metode kerja Debu Penyemprotan Kipas angin


debu utama
Iklim Susunan
permukaan fasilitas Penirisan gas Kipas angin
tambang Emisi Gas penguat, kipas
Geologi Sistem
angin bantu
Laju refrigerasi
Sifat fisik kimia
fragmentasi
batuan Panas dan Sistem Ventilasi alami
batuan
Kelembapan pemantauan
Kandungan gas Airlocks,
Kebersihan
Air tanah stopping,
mineral
jembatan
Umur lubang Tipe dan Api dan udara,
bukaan tempat regulator
ledakan
peralatan
Jumlah, ukura,
Lalulintas pelapisan dan
kendaraan Radiasi tata letak
Bahan yang lubang bukaan
tersimpan Sumber : Mcpherson, 1993 modified
8
2. DASAR VENTILASI
TAMBANG

9
Prinsip Pengaliran Udara Tambang
• Aliran udara bergerak dari tekanan yang lebih tinggi ke
tekanan yang lebih rendah.
• Udara akan mengalir dari tempat yang bertemperatur
lebih rendah ke tempat yang bertemperatur lebih tinggi
• Udara akan lebih banyak mengalir melalui jalur-jalur
ventilasi yang memberikan tahanan yang lebih kecil
dibandingkan dengan jalur bertahanan yang lebih besar.
• Tekanan Ventilasi tetap memperhatikan tekanan atmosfir,
bisa positif (Blowing) atau negatif (Exhausting).
• Aliran udara mengikuti hukum kuadrat yaitu hubungan
antara quantity dan tekanan, bila quantity diperbesar dua
kali lipat maka dibutuhkan tekanan empat kali lipat.
• Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam
perhitungan pada ventilasi tambang
www.bdtbt.esdm.go.id
Anatomi Sistem Ventilasi

Panas, CO2, CO, H2S,


Kelembapan, radiasi CH4,
H, SO2, NO2

• Udara debu
Bersih
• Kelembapan Udara
permukaan
kotor
• Temperatur
permukaan

Friksi, listrik, swabakar, runtuhan


Nilai Ambang Batas
Nilai Ambang Batas (NAB) faktor fisik/kimia adalah
intensitas/konsentrasi rata-rata pajanan bahaya fisik/kimia
yang dapat diterima oleh hampir semua pekerja tanpa
mengakibatkan gangguan kesehatan atau penyakit dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam perhari
dan 40 jam perminggu, yang terdiri dari TWA (Time Weighted
Average), STEL (Short Term Exposure Limit), dan Ceiling
• TWA (Time Weighted Average) adalah konsentrasi rata-rata
tertimbang waktu di tempat kerja yang dapat diterima oleh
hampir semua pekerja tanpa mengakibatkan gangguan
kesehatan atau penyakit, dalam pekerjaan sehari-hari untuk
waktu tidak melebihi 8 jam perhari dan 40 jam perminggu
• STEL (Short Term Exposure Limit) adalah konsentrasi rata-
rata tertinggi dalam waktu 15 menit yang diperkenankan dan
tidak boleh terjadi lebih dari 4 kali, dengan periode antar
pajanan minimal 60 menit selama pekerja melakukan
pekerjaannya dalam 8 jam kerja perhari.
• Ceiling adalah konsentrasi bahan kimia di tempat kerja yang
tidak boleh dilampaui selama jam kerja.

Sumber : Permenkes No 70 Tahun 2016


Berat GAS TAMBANG Explosive
GAS Jenis Sifat fisik Pengaruh Sumber TLV-TWA TLV-STEL TLV-C
(%)
(Udara = 1)

tidak berbau, tidak


O2 1,106 berwarna, tidak ada
rasa
tidak beracun udara normal - - - -

tidak berbau, tidak menyesakkan udara normal,


N2 0,967 berwarna, tidak berasa napas lapisan
- - - -

tidak berbau, tidak


menyesakkan pernapasan, lapisan,
CO2 1,529 berwarna,
terasa agak asam
napas pembakaran
0,5 3,0 - -

tidak berbau, tidak peledakan, motor


racun,
CO 0,967 berwarna, tidak ada
rasa
dapat meledak
Bakar,pembakaran
idak sempurna
0,0025 0,04 -
12,5-74

bau telur busuk, tidak racun, lapisan air


H2S 1,191 berwarna, terasa asam dapat meledak tanah
0,001 0,0015 - (4-44)

tidak berbau, tidak dapat meledak,


CH4 0,555 berwarna, tidak
ada rasa
menyesakkan
napas
lapisan batubara - - - (5 – 15)

bau mangganggu,
peledakan, motor
warna
NO2 1,590 merah coklat, terasa
racun Bakar, pembakaran
tidak sempurna
0,0003 - 0,0005 -
pahit

bau mangganggu,
oksidasi sulfida,
SO2 1,191 tidak
berwarna, rasa asam
racun
motor bakar
0,0002 0,0005 - -

Tidak berbau, tidak


H2 0,0695 berwarna, tidak berasa
Tidak beracun Air pada api, baterai - - - 4-74

tidak berbau, tidak


Rn 7,665 berwarna, tidak ada
rasa
radioaktif Lapisan 1 WL - - -
Standar Ventilasi Tambang
H2S ≤ 0,001%
NO2 ≤ 0,0003%
Temperatur
NO ≤ 0,0025% Efektif
CO2 ≤ 0,5%
SO2 ≤ 0,0002% 18-270C
Kelembapan
< 85 %

Kecepatan
CO ≤ Udara
0,005%
≥7m/min
Rata-rata 8 jam

Kep Dirjen 2 m³/min/org


Oksigen ≥ Minerba No : ditambah 3
m³/min untuk 1
19,5% 185/37. hp daya mesin
04/Djb/2019 diesel

15
Debu Tambang
• Partikel debu yang berukuran dibawah 5 m
diklasifikasikan sebagai debu yang dapat terhisap
oleh sistem pernafasan manusia atau respirable
dust.
• Partikel debu yang berukuran diatas 10 m
biasanya tidak mempunyai kemampuan suspensi
dalam aliran udara kecuali kecepatan aliran udara
tinggi.
• Debu industri dan penambangan mempunyai
kisaran ukuran diameter rata-rata 0,5 sampai
dengan 3 m.
• Partikel debu yang berukuran dibawah 10 m tidak
mempunyai berat jenis dan gaya inersia sendiri
sehingga semua pergerakan partikelnya karena
aliran udara yang membawanya.

16
Debu Tambang

17
Debu Tambang
Konsentrasi di tempat kerja TLV TWA 2mg/m3
(ACGIH)

Gambar Hubungan Konsentrasi Debu dan Lama waktu


seseorang terkena penyakit paru2 berdebu
18
Dampak Debu

19
LEDAKAN DEBU BATUBARA
(Sumber :Hartman 1997)
3. ELEMEN SISTEM
VENTILASI TAMBANG

22
ELEMEN SISTEM VENTILASI

23
Jaringan Ventilasi
a. Jalan masuk utama udara dan jalan keluar
utama udara dibuat dalam sumuran atau
terowongan yang berbeda. Apabila terjadi
ketidaksesuaian , KTT dapat membuat kajian
teknis dan laporan hasil kajian teknis
disampaikan kepada KaIT atau Kepala Dinas
atas nama KaiT sesuai kewenangannya.
b. Ventilasi pada satu sumuran hanya dapat
dilakukan dengan ketentuan
1. Penyalur udara boleh digunakan pada bukaan
yang sama pada waktu pembuatan sumuran
tegak atau miring; dan
2. Jalan masuk udara dan jalan keluar udara
pada sumuran tunggal dilengkapi dengan tirai
pemisah (curtain wall)

(Berdasarkan Lamp I.E.10.j.11). Kepdirjen Minerba185 tahun 2019)


24
Jaringan Ventilasi
c. Udara bersih yang masuk melalui
sumuran (shaft) didistribusikan den gan
baik ke semua tempat kerja sesuai
kebutuhan di setiap tempat kerja.
d. Apabila ada kelainan pada jaringan
ventilasi atau perubahan yang tidak
normal dari aliran udara, maka pekerja
melaporkan kepada pengawas
operasional atau Kepala Tambang Bawah
Tanah atau KTT.
e. Semua jalan udara dikondisikan bebas
dari rintangan supaya udara dapat
mengalir dengan lancar.
(Berdasarkan Lamp I.E.10.j.11). Kepdirjen Minerba185 tahun 2019)
25
Kipas Angin Utama

• Kipas angin utama (Main Fan) adalah kipas angin yang


mengalirkan udara ke seluruh lubang bukaan tambang
• Kipas angin utama biasanya diletakkan di permukaan
tambang
• Dapat terdiri dari sistem tiup (forcing/blowing) atau sistem
hisap (exhaust)
• Jenis kipas terdiri dari centrifugal atau axial

26
Kipas Angin Utama
Centrifugal
• Udara masuk di
dekat pusat roda,
berputar melalui
sudut kanan dan
bergerak secara
radial ke luar dengan
aksi sentrifugal di
antara bilah impeler
yang berputar.

Axial
• Udara melewati
kipas sepanjang
jalur aliran yang
pada dasarnya
selaras dengan
sumbu rotasi
impeller dan tanpa
mengubah arah.

27
Kinerja Kipas Angin

28
Kipas Angin Utama
(Lamp II.E.6.c.3).d))
Peraturan terkait kipas angin utama :
• Daya dukung lokasi penempatan kipas angin utama
(main fan) bisa menahan beban statis rumah kipas
angin;
• Kapasitas kipas angin utama mampu mengalirkan
udara ke seluruh area tambang bawah tanah sesuai
kebutuhan maksimum ditambah 15% (lima belas
persen);
• Kipas angin cadangan yang mampu mengalirkan udara
untuk kebutuhan udara minimal tambang bawah tanah
tersedia.
• Dalam hal kipas angin cadangan tidak terpenuhi maka
disediakan refuge chamber
• Jenis dan tipe kipas angin yang digunakan pada
tambang batubara bawah tanah jenis kipas angin isap
(auxiliary exhaust fan) dan/atau gabungan sistem isap
dan tekan

29
Daya Kipas Angin Utama

𝐻𝑄
𝑃𝑎 = 𝑘𝑊
1000

• Pa : daya kipas (kW)


• H : head total(Pa)
• Q : kuantitas (m3/s)

30
Kipas Angin Penguat
• Kipas penguat
(booster fan) yg
berfngsi
memperkuat &
menambah aliran
udara yg
ditempatkan pada
jalan udara utama
dan / pd cabang
jalan udara
• Harus memiliki
kapasitas lebih
rendah
dibandingkan
kipas angin utama
• Umumnya tipe
kipas angin axial

31
Kipas Angin Penguat
Peraturan terkait :
• Setiap kipas angin penguat diperiksa sewaktu beroperasi pada selang waktu yang tidak lebih
dari 4 (empat) jam.
• Setiap kipas angin penguat dirancang dan dipasang agar:
( 1) secara otomatis mencegah terjadinya aliran balik (recirculation) yang terjadi didalam
sistem ventilasi tambang; dan
(2) udara dapat mengalir melalui bagian dalam kipas angin penguat apabila kipas angin
tersebut tidak berfungsi,
• Konstruksi rumah kipas angin penguat agar dibuat tahan api dan dipasang dengan jarak
minimum 10 (sepuluh) meter pada jalan masuk udara ke kipas angin dan minimum 50 (lima
puluh) meter pada jalan keluar udara dari kipas angin.
• apabila kipas angin penguat dipasang, maka pedoman pengaturan ventilasi paling sedikit
meliputi:
( 1) sistem pengoperasian yang aman ;
(2) laporan kerusakan atau tidak berfungsinya alat atau kenaikan yang sangat berarti dari
kandungan gas metan;
(3) penghentian kipas angin dilakukan, hanya untuk pemeriksaan dan pemeliharaan pada
waktu yang telah ditetapkan ;
(4) penghentian kipas angin hanya boleh dilakukan oleh petugas yang telah ditunjuk;
( 5) tindakan yang diambil bila kipas angin berhenti tanpa direncanakan; dan
(6) cara memberitahu dari petugas yang bertanggung jawab kepada bagian lain di tambang
atau pimpinan tambang yang berhubungan, yang mungkin tempat kerjanya kena pengaruh
apabila kipas angin berhenti,

(Berdasarkan Lamp I.E.10.j.8). Kepdirjen Minerba185 tahun 2019)


32
Kipas Angin Tambahan
• Kipas angin
tambahan/bantu
(auxiliary fan) adala
kipas angin yang
berfungsi
mengalirkan udara
ke tempat kerja
buntu yg dilengkapi
saluran penghantar
udara
• dapat terdiri dari
tiga jenis sistem
(forcing, exhaust
dan overlap system)

33
Kipas Angin Tambahan
Jenis sistem ventilasi tambahan / bantu

FORCING Overlap

Exhaust Brattice

34
Kipas Angin Tambahan
Jenis pipa ventilasi/pipa angin/duct :

Flat Layer Flexible

35
Kipas Angin Tambahan
Peraturan terkait :
• kipas angin tambahan tipe hembus (auxiliary forcing fan) dipasang
pada jalan masuk udara dan kipas angin tambahan tipe isap
(auxiliary exhaust fan) dipasang pada jalan keluar udara, ditempat
yang ventilasinya dilayani oleh kipas angin tersebut.
• setiap lubang maju atau lubang buntu yang panjangnya lebih dari 7
(tujuh) meter dilengkapi dengan mesin ventilasi penguat untuk
mengalirkan udara sedekat mungkin ke permuka kerja dan jaraknya
dari ujung lubang atau permuka kerja tersebut tidak lebih dari 7
(tujuh) meter.
• apabila beberapa kipas angin penguat dipasang pada satu cabang
jalan udara masuk maka perhitungan lebih dahulu dibuat untuk
memastikan bahwa semua bagian di dalam tambang mendapat
aliran udara dalam jumlah yang cukup
• sakelar kendali pada setiap kipas angin penguat ditempatkan pada
bagianjalan masuk udara.
• apabila kipas angin penguat tidak berfungsi maka Pekerja tidak
boleh masuk ke tempat yan g ventilasinya bersumber dari kipas an
gin tambahan tersebut, sampai lokasi kerja dinyatakan aman
setelah diperiksa oleh pengawas operasional

(Berdasarkan Lamp I.E.10.j.8). Kepdirjen Minerba185 tahun 2019)


36
Pengontrol Ventilasi
Pintu Ventilasi
• Pintu ventilasi
adalah suatu
tempat pada lubang
bukaan yang
dipasang sekat
berpintu untuk
mencegah
Simbol Pintu Ventilasi
terjadinya aliran
udara antar bagian
di jalur tersebut

Sumber simbol : Hartman 1997


37
Pengontrol Ventilasi
Pintu Ventilasi
Peraturan yang terkait :
• Jalan terowongan yang menghubungkan aliran utama udara
masuk dengan aliran utama udara keluar atau yang
menghubungkan jalan masuk udara dan jalan keluar udara
dilengkapi dengan dua pintu yang memadai dan dirawat
dengan baik untuk mengatasi kebocoran seminimal
mungkin. Bila hal tersebut tidak memungkinkan, maka
digunakan cara lain
• Terhadap terjadinya hubungan pendek aliran udara
dilengkapi paling sedikit 2 (dua) pintu yang memadai dan
dirawat dengan baik. Bila hal tersebut tidak memungkinkan
boleh satu pintu dengan satu atau dua tirai.
• Antara pintu-pintu ventilasi atau tirai penyekat tersedia jarak
antara sehingga apabila salah satu pintu atau tirai penyekat
dibuka maka pintu atau tirai penyekat lainnya tetap tertutup
untuk mencegah udara lewat
• Pintu-pintu ventilasi selalu tertutup dan tirai penyekat
dikondisikan agar tahan terhadap api.
(Berdasarkan Lamp I.E.10.j.10). Kepdirjen Minerba185 tahun 2019)
38
Pengontrol Ventilasi
Pintu Ventilasi
Peraturan yang terkait :
• Tidak boleh mengganjal pintu ventilasi agar tetap
terbuka, kecuali bila diperlukan selama kendaraan
lewat. Pintu-pintu yang tidak diperlukan untuk
ditutup lagi agar dilepas dari engselnya dan
ditempatkan pada posisi yang tidak menghalangi
aliran udara.
• Setiap orang yang membuka pintu di tambang
bawah tanah, memastikan bahwa pintu tersebut
telah ditutup dengan baik secepat mungkin. Setiap
orang yang mengganti tirai ventilasi, memastikan
bahwa tirai penggantinya dipasang secepat
mungkin.
• Hanya petugas yang berwenang dapat mengubah
pengatur ventilasi.
(Berdasarkan Lamp I.E.10.j.10). Kepdirjen Minerba185 tahun 2019)
39
Pengontrol Ventilasi
Temporary/Stopping
Dam/Stopping
• Penyekat udara untuk
lewat pada suatu jalur
lubang bukaan
tambang.
• Dapat dibuat secara
permanen
(menggunakan dinding
bata, dinding beton)
dan sementara
(menggunakan papan,
terpal plastic, air
ataupun timbunan
tanah)
Permanent/Seal
40
Pengontrol Ventilasi
Regulator
• Regulator adalah
alat yang
digunakan untuk
mengurangi aliran
udara sesuai
keinginan pada
suatu lubang
bukaan tambang
dengan
Sliding door regulator mempersempit
diameter lubang
bukaan

41
Pengontrol Ventilasi
Jembatan
Angin/Saluran
Simpang/Air
Crossing
• Adalah saluran
penyekat yang dibuat
agar udara tidak
bercampur pada
suatu simpangQan
udara di lubang
bukaan tambang
bawah tanah
42
PETA VENTILASI

43
PETA VENTILASI
Peta terkini atau rangkaian peta dengan skala yang dapat
terbaca dan mencantumkan:
1. Arah dan penyebaran aliran udara;
2. Letak dari kipas angin utama, kipas angin penguat, dan
kipas angin tambahan;
3. Letak pintu pengatur udara, penyekat udara, penyekat
(stopping) dan pintu-pintu ventilasi;
4. Letak saluran simpang bawah (under casts) atau simpang
atas (over casts), dan saluran simpang lainnya;
5. Letak penyekat daerah tern pat kerja yang sudah
ditinggalkan;
6. Letak daerah-daerah yang tidak diberi ventilasi;
7. Letak bengkel permanen dibawah tanah, gudang
penyimpanan bahan bakar, ruang derek, kompressor, ruang
pengecasan baterai dan gudang bahan peledak; dan
8. Lokasi tetap pengukuran udara dan pengukuran kuantitas
udara yang terbaru,
(Berdasarkan Lamp I.E.10.j.11). Kepdirjen Minerba185 tahun 2019)
44
4. PEMANTAUAN
VENTILASI

45
PEMANTAUAN VENTILASI

Pemantauan
sistem ventilasi Untuk memastikan seluruh tempat
kerja mendapatkan udara sesuai
adalah kegiatan kebutuhan yang efisien dan efektif
terorganisir yang Pengukuran
dilakukan untuk Aliran Udara Perencanaan ventilasi selalu terpantau
mendapatkan
data terukur Memverifikasi arah, kuantitas dan
untuk mengetahui pembagian aliran udara pada seluruh
distribusi aliran, infrastruktur ventilasi
tekanan dan
kualitas udara Memastikan perbedaan tekanan akibat
pada seluruh jalur Pengukuran
instrumen ventilasi terjaga pada arah
Tekanan
sistim ventilasi dan batas yang diijinkan.
tambang

Pengukuran Mengukur temperatur dry & wet,


kualitas tekanan barometri, level debu dan
udara konsentrasi polutan gas
Pengukuran Kuantitas Udara

Rumus Mencari Kuantitas Udara

Q=VXA
Q = Kuantitas udara (m3/s)
V = Kecepatan aliran udara (m/s)
A = Luas Penampang (m2)
Alat Ukur Kecepatan Aliran Udara

ALAT KECEPATAN (m/s) AKURASI


SMOKE TUBE 0,1 – 0,6 (RENDAH) 70 - 80%

VANE 0,76 – 10,16 (menengah - 80 - 90%


ANEMOMETER tinggi)
10,16 – 50,8 (sangat tinggi)

VELOMETER 0,15 – 15,24 (rendah – tinggi) 3% dibawah skala


multirange terbaca

THERMOANEMOM 0,0508 – 2,54(rendah – 80 – 95%


ETER menengah)
Thermometer

HOT WIRE 0,0508 – 1,52 90 – 95%

0,508 – 15,24 (rendah – tinggi)


multirange

KATA 0,508 – 7,62 (menengah – 70 – 90%


THERMOMETER tinggi)
PITOT TUBE 3,8 – 50,8 (tinggi) 90 -98%

48
Pengukuran Kuantitas Udara
Metode Ukur Kecepatan Udara Continous Traversing

30 • Membuat lintasan garis


detik khayal melintasi
penampang terowongan
• Melewatkan anemometer
sepanjang lintasan garis
khayal dalam waktu 1
menit
15 45
detik detik • Usahakan kecepatan alat
melintasi penampang
terowongan teratur dan
stabil
0 detik 60 detik

49
18/12/2019 www.bdtbt.esdm.go.id 50
Pengukuran Kuantitas (lokasi)
• Setiap jalan masuk udara utama sedapat
mungkin dekat dengan jalan masuk utama
atau jalan keluar utama;
• Setiap tempat terbaginya udara sedapat
mungkin dekat dengan persimpangan;
• Di tempat kerja yang pertama 50 (lima puluh)
meter dari mulai masuknya udara dan di
tempat kerja yang terakhir 50 (lima puluh)
meter dari ujung keluarnya udara;
• Lokasi udara keluar sedapat mungkin dekat
dengan persimpangan jalan keluar udara
utama; dan
• Tempat lain berdasarkan hasil pengawasan
oleh IT.

(Berdasarkan Lamp I.E.10.J.4).k)). Kepdirjen Minerba185 tahun 2019)


51
Pengukuran Kualitas Udara (Gas)
Waktu Pemeriksaan Gas

Pra Gilir Setelah


Harian Mingguan Bulanan
Kerja peledakan
Metana √ √ √ √
Oksigen √
H2S √
SO2 √
CO √ √
CO2 √ √
NO2 √ √
NO √
NH3 √

(Berdasarkan Lamp I.E.10.l.11). Kepdirjen Minerba185 tahun 2019)


52
Pengukuran Kualitas Udara (Gas)
Lokasi pengukuran gas metan
• masing-masing pada permuka kerja dari
setiap lokasi penggalian;
• setiap penggalian lubang maju (road head)
atau tempat meruntuhkan atap (ripping);
• pada percabangan jalan aliran udara tempat
keluar udara kotor dari lokasi kerja;
• tempat yang jaraknya kurang dari 30 (tiga
puluh) sentimeter ke arah ambrukan, bekas
penggalian, atau pada dinding penyangga
alami dijalur jalan keluar udara kotor;
• tempat tertentu sepanjang jalan yang
diperkirakan terakumulasi gas metan; dan
• pada pipa monitor gas yang dipasang pada
daerah yang telah ditutup kedap,
Posisi pengukuran gas metan :
• Sedekat mungkin batuan atap; dan
• Penampang jalan aliran udara,

(Berdasarkan Lamp I.E.10.l.5).a)). Kepdirjen Minerba185 tahun 2019)


53
Pengukuran Kualitas Udara (Gas)
Pengambilan contoh untuk mengukur kadar oksigen (02),
karbon dioksida (C02), karbon monoksida (CO), dan
nitrogen dioksida (N02) yang terkandung di udara yang
dilakukan dalam kondisi kerja normal dilaksanakan
setiap selang waktu sebulan pada tempat-tempat berikut
ini :
• 30 (tiga puluh) meter dari permuka kerja terowongan;
• 15 (lima belas) meter dari lubang turun dan jalan
masuk utama; dan
• pada ujung terowongan atau dasar buangan udara
pada lokasi bukaan produksi yang mempunyai satu
jalan masuk,
pengambilan contoh untuk menentukan kandungan
karbon monoksida (CO) dan oksida nitrat (N02) pada
setiap tempat, atau pada setiap ujung jalan tempat mesin
diesel dioperasikan maka dilakukan pada selang waktu
yang tidak melebihi tujuh hari

(Berdasarkan Lamp I.E.10.J.4).l)). Kepdirjen Minerba185 tahun 2019)


54
Pengukuran Kualitas Udara (Gas)
Kebutuhan Detektor Gas Metan
1) Pada permuka kerja lorong panjang
atau bagian dari permuka kerja
ruang berpenyangga alami paling
tidak dilengkapi satu alat deteksi
gas metan portable untuk setiap 8
(delapan) Pekerja selama gilir kerja;
2) Paling sedikit 1 (satu) alat deteksi
gas metan portable pada daerah
kerja lainnya termasuk pada
terowongan atau lubang maju
bukan lapisan batubara; dan
3) Paling sedikit 1 (satu) alat deteksi
gas metan portable pada setiap
jalan udara keluar apabila
pekerjaan perbaikan sedang
dilaksanakan dan pada jarak 90
(sembilan puluh) meter dari
permuka kerja dijalan udara keluar,

(Berdasarkan Lamp I.E.10.l.13).a)). Kepdirjen Minerba185 tahun 2019)


55
Pengukuran Kualitas Udara (Gas)
Kebutuhan Alat Monitor Gas Metan
• Permuka/front kerja
Apabila hasil pengukuran 2 (dua) kali yang berurutan
pada jarak 50 (lima puluh) meter di jalan udara keluar
dari setiap permuka kerja lorong panjang atau bagian
ruang berpenyangga alami kandungan gas metan
lebih dari 0,5% (nol koma lima persen) maka alat
deteksi otomatis dipasang pada ( ujung akhir jalan
udara keluar dari permuka kerja/bagian penyangga
alaminya, pada tempat yg menggunakan mesin, pd
tiap pembongkaran pilar)
• Jalan udara masuk
alat deteksi gas metan otomatis dipasang pada lubang
maju aliran udara masuk apabila dalam 2 (dua) kali
pengukuran berturut-turut didapat kandungan gas metan
lebih dari 0 ,5% (nol koma lima persen)
• Jalan udara keluar
pada jalan udara keluar yang kandungan gas metan
biasanya lebih dari 0 ,5% (nol kama lima persen) pada
ujung jalan yang menuju sumuran utama atau jalan
keluar (out bye end), maka alat detector gas metan
otomatis dipasang pada setiap: (motor listrik tetap
dijalan tersebut, lokomotif atau kendaraan berkemudi
yang beroperasi pada bagian jalan tersebut)
(Berdasarkan Lamp I.E.10.l.13).c)). Kepdirjen Minerba185 tahun 2019)
56
Pengukuran Kualitas Udara (Debu)
Pengukuran Explosive Dust

• Percontoh debu dari setiap jalan yang berdebu dengan selang


waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari dilakukan untuk
mengetahui kandungan yang mudah terbakar dalam debu tersebut
• Lokasi pengambilan (( 1) jalan angkutan batubara, untuk setiap
jarak tidak lebih dari 150 (seratus lima puluh) meter; (2) jalan keluar
udara masuk, dimulai pada jarak 180 (seratus delapan puluh) meter
dari permuka kerja dan selanjutnya untuk setiap jarak tidak lebih
dari 150 (seratus lima puluh) meter; dan (3) setiap jalan selain
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b untuk setiap jarak
tidak lebih dari 250 (dua ratus lima puluh) meter)
• percontoh debu yang akan dianalisis dipastikan tercampur merata
dan berukuran lebih kecil dari 250 (dua ratus lima puluh)
mikrometer dan dianalisis dengan metoda yang telah diakui.

(Berdasarkan Lamp I.E.10.l.13).c)). Kepdirjen Minerba185 tahun 2019)


57
Pengukuran Kualitas Udara (Debu)

Pengukuran Respirabel

• Pengukuran konsentrasi debu yang berukuran lebih kecil


dari 10 (sepuluh) micron dilakukan paling sedikit 3 (tiga)
bulan sekali kecuali ditetapkan lain KaiT atau Kepala Dinas
atas nama KaiT sesuai kewenangannya. Hasil pengukuran
udara dicatat dalam buku ventilasi
• Prosedur dapat menggunakan SNI 16-7058-2004 tentang
Pengukuran kadar debu total di udara tempat kerja
• Prinsip : Alat diletakkan pada titik pengukuran setinggi zona
pernafasan, pengambilan contoh dilakukan selama beberapa
menit hingga satu jam (sesuai kebutuhan dan tujuan
pengukuran) dan kadar debu total yang diukur ditentukan
secara gravimetri
• Peralatan : a) low volume dust sampler (LVS) dilengkapi
dengan pompa pengisap udara dengan kapasitas 5 l/menit –
15 l/menit dan selang silikon atau selang teflon; b) timbangan
analitik dengan sensitivitas 0,01 mg; c) pinset; d) desikator,
suhu (20 + 1)oC dan kelembaban udara (50 + 5)%; e)
flowmeter; f) tripod; g) termometer; h) higrometer

(Berdasarkan Lamp I.E.10.l.13).c)). Kepdirjen Minerba185 tahun 2019)


58
Pengukuran Kualitas Udara
(Temperatur dan Kelembapan)
• Temperatur udara di dalam tambang bawah
tanah dipertahankan antara 18 (delapan
belas) derajat celcius sampai dengan 27
(dua puluh tujuh) derajat Celcius agar tetap
terjaga dalam kondisi nyaman untuk bekerja
dengan kelembaban relatif maksimum 85%
(delapan puluh lima persen). Jika
temperatur dan kelembaban relatif udara Sling Psikrometer
dalam tambang bawah tanah tidak
terpenuhi, maka mendapat pengecualian
dari KaiT atau Kepala Dinas atas nama KaiT
sesuai dengan kewenangannya.
• Temperatur diukur secara berkala. Apabila
temperatur efektif antara 18 (delapan
belas) derajat celcius sampai dengan 27
(dua puluh tujuh) derajat Celcius tidak
terpenuhi maka tempat tersebut diperiksa
Termometer
setiap minggu
(Berdasarkan Lamp I.E.10.j.4).a&o)). Kepdirjen Minerba185 tahun 2019)
59
Pengukuran Kualitas
Udara (Temperatur dan 28,8-26 = 2,8

Kelembapan)

260 C 80%

60
Pengukuran Kualitas Udara
(Temperatur dan Kelembapan)
Penentuan Nilai Temperatur Efektif

• Plot nilai dry dan


wet temp pada
masing-masing
TE = 700F
garis skala
800F
• Tarik garis
penghubung
keduanya
650F • Plot nilai
kecepatan pada
garis skala
kecepatan
• Tarik garis hingga
bertemu dengan
50 garis penghubung
temperatur
Laporan Ventilasi

62
Terima Kasih
www.bdtbt.esd Balai Diklat
m.go.id Tambang Bawah
Tanah

Bdtbt Esdm @bdtbt_esdm

@bdtbt_esdm

63

Anda mungkin juga menyukai