Anda di halaman 1dari 36

Pemantauan Massa Batuan di

Bawah Tanah

Latar belakang






Pemantauan adalah pengamatan terhadap struktur rekayasa


baik secara visual maupun dengan bantuan peralatan
Sejak dulu telah dilakukan dengan mata dan telinga:
 Runtuhan batu
 Pembukaan rekahan
 Pelengkungan penyangga kayu
 Perkataan batuan sebuah awal dari pemantauan seismik
(Brown, 2003).
Bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan mekanika batuan
modern dan telah dikembangkan sejak 40 50 tahun yang lalu.
Dalam beberapa hal mungkin timbul kesan bahwa kegiatan
pemantauan telah dilakukan secara sederhana hanya supaya
terlihat ada yang dilakukan.

Latar belakang


If you can measure what you are speaking about


and express it in numbers, you know something
about it
(Lord Kelvin)

Every instrument on a project should be selected


and placed to assist with answering a specific
question: if there is no question, there should be no
instrumentation.
(Dunnicliff, 1988)

Tujuan pemantauan massa batuan




Mendapatkan besar dan variasi parameter geoteknik sebelum dimulainya


pekerjaan rekayasa




Meyakinkan keselamatan selama konstruksi dan operasi melalui peringatan


terjadinya




Deformasi massa batuan


Tekanan air tanah
Beban pada penyangga

yang berlebihan
Memeriksa validitas perhitungan rancangan




Muka air tanah


Bentuk permukaan
Seismic events

Asumsi
Model konseptual
Nilai parameter tanah atau massa batuan

Mengendalikan pelaksanaan ground treatment dan tindakan perbaikan

Tujuan pemantauan massa batuan









Massa batuan merupakan media yang sangat kompleks.


Sifat keteknikannya sangat sulit, atau bahkan tidak mungkin,
ditentukan secara akurat sebelum lubang bukaan digali.
Model-model yang digunakan untuk memperkirakan respons
massa batuan terhadap kegiatan penambangan didasarkan pada
idealisasi, asumsi, dan penyederhanaan.
Keakuratan dari prediksi yang dilakukan pada perhitungan
rancangan sangat penting untuk diperiksa.
Pelaksanaan pemantauan, khususnya untuk tujuan ini,
merupakan bagian dari metode observasi yang merupakan kunci
pokok dari kegiatan geoteknik modern (Peck, 1969).

Pertimbangan umum






Apa yang dipantau?


Bagaimana memantaunya?
Dimana dan kapan pemantauan dilakukan?
Berapa keakuratan dan ketelitian (atau kehandalan)
yang diinginkan dalam pengukuran?
Bagaimana memvalidasi dan menginterpretasi hasil?

Pertanyaan-pertanyaan ini hanya dapat


dijawab secara rinci berdasarkan kasus per
kasus.

Apa yang dipantau?




Dengan teknologi sekarang, yang dapat diukur langsung:






Surface subsidence: pemantauan sistematis yang pertama-tama


dilakukan di pertambangan









Perpindahan
Tekanan
Waktu

Di Belgia pada tahun 1830-an.


Tambang batubara, bijih besi, garam di Eropa dan Amerika Serikat (Young
dan Stoek, 1916)
Metode penambangan block caving (Fletcher, 1960)

Pengukuran perpindahan ralatif antara dua titik atau convergence


(Greenwald et al., 1937)
Borehole extensometer (Merrill, 1954; Potts, 1957)
Stressmeter (Merrill, 1962)
Microseismic di tambang bawah tanah meliputi juga pengukuran
perpindahan dan waktu (Obert dan Duvall, 1957).

Yang dapat dipantau pada tambang bawah tanah


(Brady & Brown, 1993)














Rekahan atau gelinciran pada batuan (visual)


Pergerakan sepanjang atau memotong sebuah kekar atau rekahan
Convergence antara dua titik
Perpindahan pada massa batuan
Subsidence
Perubahan kemiringan lubang bor
Muka, tekanan, dan aliran air tanah
Perubahan tegangan normal pada sebuah titik dalam massa batuan
Perubahan beban pada elemen penyangga dan perkuatan
Tegangan normal dan tekanan air pada material pengisi
Settlement material pengisi
Seismic dan microseismic emissions
Kecepatan rambat gelombang

Apa yang dipantau?





Perpindahan adalah salah satu besaran primer yang diukur pada


kegiatan pemantauan di tambang bawah tanah.
Yang diukur:



Perpindahan absolut dari beberapa titik pada batas galian atau, dengan
kesulitan yang lebih tinggi, di dalam massa batuan.
Perpindahan relatif atau convergence antara dua titik pada batas galian

Pengukuran kebanyakan parameter lainnya, khususnya gaya dan


tegangan, membutuhkan penggunaan model matematis dan
karakteristik material untuk perhitungannya.
Stress is a philosophical concept deformation is the physical
reality.
(Burland, 1967)
Untuk tujuan pembandingan dan pengambilan keputusan, lebih baik
menggunakan parameter yang diukur langsung daripada menggunakan
parameter yang dihitung dengan model matematis yang menggunakan
parameter yang diukur sebagai masukan.

Stasiun pengukuran convergence pada drawpoint drift di


Henderson Mine, USA (Brumleve dan Maier, 1981)

Bagaimana memantaunya?


Sistem instrumentasi pemantauan modern:






sensor atau detector


sistem transmisi
read-out dan/atau perekam

Sistem pemantauan yang digunakan pada sebuah


tambang bawah tanah modern dapat sangat
kompleks dan mahal.
Kesimpulan berharga seringkali dapat dicapai
melalui observasi visual atau observasi yang
menggunakan peralatan pengukuran yang sangat
sederhana.

Kriteria sistem pemantauan (Brady & Brown, 1993)







Pemasangan yang mudah bahkan dalam kondisi lapangan


yang sulit
Sensitivitas, keakuratan, dan kemampuulangan yang
memadai
Ketahanan dan pelindung yang baik selama digunakan
Kemudahan pembacaan dan kemampuan menghasilkan data
seketika;
Gangguan yang ditimbulkan pada operasi penambangan
sangat kecil.

Metode pemantauan perpindahan (Windsor, 1993)




Teknik:



Akses




Batas galian
Lubang bor
Permukaan tanah

Metode




Observasi
Instrumen

Manual
Otomatis
Observasi

Sensitivitas




Rendah
Menengah
Tinggi

Pengukuran convergence (Brady & Brown, 1993)

Distometer ISETH (Kovari et al., 1974)

MPBX dan pengukuran convergence (Brady & Brown, 1993)

Dimana dan kapan memantaunya?









Orang yang menginterpretasi hasil pemantauan sering kecewa:


 Pengukuran tidak dilakukan lebih awal (kapan?)
 Pengukuran tidak dilakukan di beberapa lokasi (dimana?)
 Beberapa data tambahan tidak tersedia (apa?)
Perencanaan pemantauan sering tidak baik
Dalam penambangan : batasan-batasan operasional
Perencanaan menjadi sangat penting apabila data pemantauan
akan digunakan untuk analisis balik
Pertanyaan praktis lainnya:
 Biaya instrumentasi dan pemasangan
 Keterjangkauan lokasi pemantauan
 Gangguan pekerjaan pemantauan terhadap operasi
penambangan

Tambang Nasliden, Swedia


(Nilsson & Krauland, 1981)

Tambang Nasliden, Swedia


(Nilsson & Krauland, 1981)

Tambang Nasliden, Swedia


(Nilsson & Krauland, 1981)

Tambang Nasliden, Swedia


(Nilsson & Krauland, 1981)

Tambang Nasliden, Swedia


(Nilsson & Krauland, 1981)


Convergence yang terukur bervariasi


menurut kedalaman dan tinggi lombong.
Laju penambahan convergence meningkat
dengan bertambahnya tinggi lombong.
Convergence kumulatif terbesar yang terukur
pada setiap titik adalah 100 mm.

Tambang Questa, USA


(Agapito & Shoemaker, 1987)

Tambang Questa, USA


(Agapito & Shoemaker, 1987)


Stasiun 1, yang terletak di dekat intersection,


menunjukkan convergence horisontal yang besar
dan laju convergence awal yang besar akibat
pengaruh tegangan yang ditimbulkan oleh proses
ambrukan. Convergence vertikal di stasiun ini jauh
lebih kecil.
Stasiun 2, yang terletak 10 m di timur Stasiun 1
menjauhi intersection dan pada massa batuan yang
lebih kuat, memberikan convergence yang kecil.
Kurva yang semakin datar menunjukkan
kecenderungan kemantapan jangka panjang.

Tambang Questa, USA


(Agapito & Shoemaker, 1987)


Convergence horisontal dan laju convergence yang


tinggi seperti terlihat pada Stasiun 1 menunjukkan
bahwa penyangga baut Split Set dan beton tembak
tidak memadai. Pemasangan fully grouted rock bolt
dengan panjang 6 m dan pem-betontembak-an
kembali kemudian dilakukan dan daerah ini dapat
dimantapkan.
Contoh ini menunjukkan bagaimana pengukuran
convergence sederhana dapat memberi peringatan
akan kemungkinan terjadinya ketidakmantapan,
perlunya tindakan perbaikan, dan keefektifan
tindakan perbaikan tersebut.

Lubang bor untuk


borehole camera
= 68 mm

Monitoring
di
ramp up
ciurug
pongkor

Lubang bor
untuk
ekstensometer
= 68 mm

7
m

0,5 m

1,5 m

Atap
Baut konvergen
(atap)

4,5 m

Permuka kerja
(face)

Baut konvergen
(dinding)

A. Tampak
samping
Lantai

7
m

680,00 cm

T6

426,01 cm

T5

345,97 cm

T4

238,00 cm

T3

149,47 cm

T2

70,27 cm

T1

23,00 cm

B. Tampak depan

T 0

Kiri
Baut
konvergen
(dinding kiri)

12 %

Target magnetik
ekstensometer

Baut konvergen (atap)

Kanan

Horisontal

4m

4,5 m
Baut
konvergen
(dinding kanan)

Magnetic MPBX

Distometer/Convergencemeter

Borehole camera

Hasil
mpbx

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

Kumulatif

Jarak ke

waktu (jam) face (m)


0.0
1.50
46.0
3.92
70.5
6.30
92.0
8.32
115.0
8.32
122.5
8.32
138.5
8.32
144.5
8.32
162.0
11.00
170.0
11.00
186.5
11.00
194.0
11.00
210.0
14.00
217.5
14.00
235.0
14.00
284.0
14.00
308.0
14.00
332.0
14.00
355.5
14.00
379.5
14.00
403.5
14.00
427.5
14.00
451.5
14.00
499.5
14.00
523.5
14.00
547.5
14.00
571.5
14.00
595.5
14.00
619.5
14.00
643.5
14.00
667.5
14.00
691.5
14.00
715.5
14.00
1339.5
17.00

Perpindahan (mm)
T 5-4
0.0
-0.1
-0.1
-0.1
-0.1
0.0
-0.2
-0.1
0.0
0.1
0.0
0.1
0.0
-0.2
0.0
0.0
0.1
0.1
0.0
0.0
0.0
0.1
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
-0.1
0.0
0.0
0.0

T 4-3
0.0
0.0
0.1
0.1
0.1
0.3
-0.1
0.1
0.0
0.1
0.3
0.6
0.3
0.4
0.2
0.3
0.2
0.3
0.2
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.2
0.2
0.3
0.2
0.2
0.3
0.2
0.2
0.2

T 3-2 T 2-1
0.0 0.0
0.0 0.0
0.0 0.1
-0.2 0.0
0.0 0.0
0.2 0.1
0.0 0.0
-0.2 0.2
0.1 0.1
0.1 0.2
0.1 0.0
0.1 0.4
0.1 0.3
0.2 0.2
0.2 0.2
0.2 0.2
0.2 0.2
0.2 0.2
0.2 0.2
0.1 0.2
0.2 0.1
0.1 0.1
0.2 0.1
0.1 0.1
0.2 0.1
0.1 0.1
0.2 0.2
0.2 0.1
0.1 0.1
0.2 0.1
0.2 0.1
0.2 0.1
0.2 0.1
0.2 0.1

T 1-0
0.0
0.0
-0.7
-0.7
-0.8
-0.9
-1.2
-1.0
-1.1
-1.0
-0.9
-1.0
-1.1
-1.0
-0.9
-0.9
-0.9
-1.0
-1.0
-1.0
-1.0
-1.1
-1.1
-1.1
-1.1
-1.1
-1.1
-1.1
-1.2
-1.0
-1.1
-1.2
-1.0
-1.0

Perpindahan kumulatif (mm) Keterangan


T 5-4
0.0
-0.1
-0.1
-0.1
-0.1
0.0
-0.2
-0.1
0.0
0.1
0.0
0.1
0.0
-0.2
0.0
0.0
0.1
0.1
0.0
0.0
0.0
0.1
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
-0.1
0.0
0.0
0.0

T 5-3
0.0
-0.1
0.0
0.0
0.0
0.3
-0.3
0.0
0.0
0.2
0.3
0.7
0.3
0.2
0.2
0.3
0.3
0.4
0.2
0.3
0.3
0.4
0.3
0.3
0.3
0.2
0.2
0.3
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2

T 5-2
0.0
-0.1
0.0
-0.2
0.0
0.5
-0.3
-0.2
0.1
0.3
0.4
0.8
0.4
0.4
0.4
0.5
0.5
0.6
0.4
0.4
0.5
0.5
0.5
0.4
0.5
0.3
0.4
0.5
0.3
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4

T 5-1
0.0
-0.1
0.1
-0.2
0.0
0.6
-0.3
0.0
0.2
0.5
0.4
1.2
0.7
0.6
0.6
0.7
0.7
0.8
0.6
0.6
0.6
0.6
0.6
0.5
0.6
0.4
0.6
0.6
0.4
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5

T 5-0
0.0 Bacaan awal
-0.1 Peledakan
-0.6 Peledakan
-0.9 Peledakan
-0.8
-0.3
-1.5 Peledakan
-1.0
-0.9 Peledakan
-0.5
-0.5
0.2
-0.4 Peledakan
-0.4
-0.3
-0.2
-0.2
-0.2
-0.4
-0.4
-0.4
-0.5
-0.5
-0.6
-0.5
-0.7
-0.5
-0.5
-0.8
-0.5
-0.6
-0.7
-0.5
-0.5 Peledakan

1.5

Peledakan

Atap dekat face


dikhawatirkan runtuh

T 5-4

T5
T4
T3

Pemasangan steel
set support

1.0

T 5-3

T2

T 5-2

T0

T 5-1

T1

T 5-0

Perpindahan kumulatif (mm)

0.5

0.0
0

200

400

600

800

-0.5

-1.0

-1.5

-2.0
Waktu (jam)

1000

1200

1400

C
o
n
v
e
r
g
e
n
c
e

PERPINDAHAN
Pengukuran

Kumulatif

Jarak ke

ke

waktu/t

face

Ke-t

Laju

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

(jam)
0.0
23.0
30.5
46.5
52.5
70.0
78.0
94.5
102.0
118.0
125.0
143.0
167.0
192.0
216.0
239.5
264.0
288.0
312.0
336.0
360.0
384.0
408.0
432.0
456.0
480.0
504.0
528.0
552.0
1128.0

(m)
1.50
3.92
6.30
8.32
8.32
8.32
8.32
8.32
11.00
11.00
11.00
11.00
14.00
14.00
14.00
14.00
14.00
14.00
14.00
14.00
14.00
14.00
14.00
14.00
14.00
14.00
14.00
14.00
14.00
14.00

(mm)
0.0000
0.0150
0.0250
0.0300
0.0400
0.0450
0.0400
0.0700
0.0500
0.1150
0.0800
0.0700
0.0750
0.0950
0.0950
0.0800
0.0950
0.1150
0.0900
0.0900
0.0750
0.0800
0.0750
0.0750
0.0650
0.0700
0.0750
0.0650
0.0700
0.1050

(mm/hari)
0.0000
0.0157
0.0197
0.0155
0.0183
0.0154
0.0123
0.0178
0.0118
0.0234
0.0154
0.0117
0.0108
0.0119
0.0106
0.0080
0.0086
0.0096
0.0069
0.0064
0.0050
0.0050
0.0044
0.0042
0.0034
0.0035
0.0036
0.0030
0.0030
0.0022

Horisontal

Kiri
Ke-t

Kanan
Laju

Ke-t

Keterangan

Laju

(mm) (mm/hari) (mm) (mm/hari)


0.0000
0.0000
-0.3450
0.3600
0.0000
0.0000
-0.1850
0.1456
-0.3400
0.2675
-0.1800
0.0929
-0.2250
0.1161
-0.3900
0.1783
-0.0950
0.0434
0.0850
0.0291
0.1600
0.0549
0.1800
0.0554
0.1050
0.0323
-0.1100
0.0279
0.1450
0.0368
-0.1300
0.0306
0.0550
0.0129
0.3550
0.0722
0.3900
0.0793
0.2800
0.0538
0.3650
0.0701
0.3200
0.0537
0.3450
0.0579
0.3250
0.0467
0.3300
0.0474
0.3450
0.0431
0.3500
0.0437
0.3350
0.0372
0.3300
0.0367
0.2600
0.0261
0.2850
0.0286
0.2950
0.0268
0.3200
0.0291
0.2750
0.0229
0.3000
0.0250
0.2600
0.0200
0.2850
0.0219
0.2200
0.0157
0.2950
0.0211
0.2150
0.0143
0.3000
0.0200
0.2200
0.0138
0.3050
0.0191
0.2350
0.0138
0.2800
0.0165
0.2250
0.0125
0.3200
0.0178
0.2550
0.0134
0.3500
0.0184
0.2600
0.0130
0.3550
0.0177
0.2550
0.0121
0.3500
0.0167
0.2450
0.0111
0.3300
0.0150
0.2500
0.0109
0.3350
0.0146
0.2750
0.0059
0.3650
0.0078

Bacaan awal
Peledakan
Peledakan
Peledakan

Peledakan
Peledakan

Peledakan

convergence
0.5000
Peledakan

Atap dekat face


dikhawatirkan runtuh

0.4000

Pemasangan steel
set support

0.3000

Perpindahan dinding (mm)

0.2000

0.1000

0.0000
0

200

400

600

800

1000

1200

-0.1000

-0.2000

-0.3000
Horisontal
Kiri

-0.4000

Kanan

Horisontal

-0.5000
Waktu (jam)

Kiri
Kanan

Tambang Pongkor, Indonesia


(Rai et al., 2001)

Tambang Pongkor, Indonesia


(Rai et al., 2001)

Tambang Pongkor, Indonesia


(Rai et al., 2001)


Hasil pengukuran digunakan untuk memprediksi


parameter geoteknik massa batuan melalui analisis
balik dengan metode elemen hingga dengan
perilaku elasto-visko-plastik
Diprediksi bahwa setelah hari ke 36, akan terdapat
daerah tidak mantap di sekitar lombong. Prediksi ini
sesuai dengan kenyataan di lapangan bahwa pada
hari ke 60 terjadi keruntuhan blok batuan di sudut
kiri atas lombong.

Anda mungkin juga menyukai