Pidana unya H Denddy Maharani Alfarez 22041068 BAB Batas BerlaThunya 3 HuT hum Pidana A. Berlakunya Hukum Pidana Menurut Tempat Berlakunya hukum pidana menurut tempat di dalam Kitab Undang- Undang Hukum Pidana (KUHP) diatur di dalam Pasal 2 sampai dengan Pasal 9 yang kemudian dikelompokkan menjadi empat asas, yaitu:
1.asas teritorial (Pasal 2 dan 3 KUHP);
2.asas personal (nasional aktif) (Pasal 5,6,7 KUHP);
3.asas perlindungan (nasional pasif), (Pasal 4 ayat (1), (2) dan Pasal 8 KUHP); dan
4.asas universal85 (Pasal 4 sub 2 dan sub 4 KUHP).
BAB Batas BerlaThunya 3 HuT hum Pidana Manfaat untuk mengetahui asas-asas berlakunya hukum pidana menurut tempat adalah: (1)untuk mengetahui di manakah orang melakukan tindak pidana terhadap orang yang melakukan tindak pidana itu; (2)undang-undang hukum pidana manakah yang berlaku terhadap pelaku tindak pidana, apakah undang-undang hukum pidana Indonesia atau undang-undang hukum pidana asing; (3)untuk menentukan pengadilan manakah yang berwenang mengadili peristiwa pidana yang bersangkutan. BAB Batas BerlaThunya 3 HuT hum Pidana B. Locus Delicti Locus delicti adalah suatu tempat yang secara hukum dianggap sebagai tempat kejadian perkara. Tujuannya adalah untuk menentukan aturan hukum pidana negara mana yang harus digunakan sebagai dasar untuk menangani perkara tersebut atau pengadilan mana yang berwenang untuk mengadili perkara tersebut. Mengenai locus delicti terdapat empat teori, yaitu sebagai berikut. 1.De leer van de lichamelijke daad 2.De leer van het BAB Batas BerlaThunya 3 HuT hum Pidana C. Berlakunya Hukum Pidana Menurut Waktu Tujuan untuk mengetahui berlakunya hukum pidana menurut waktu adalah sebagai berikut, yaitu: 1.untuk menentukan berlakunya hukum pidana, sehubungan dengan adanya ketentuan Pasal 1 KUHP; 2.untuk menentukan waktu kapan terjadinya tindak pidana; 3.untuk menentukan berlakunya lewat waktu, untuk menentukan saat mana harus dianggap sebagai saat terjadinya kejahatan. Berlakunya hukum pidana menurut waktu dalam KUHP diaturdalam Pasal 1