PIDANA
9
Menurut Bambang Poernomo bahwa
tugas dan fungsi hukum acara pidana
melalui alat perlengkapanya, ialah :
1. Untuk mencari dan menemukan fakta
menurut kebenaran;
2. Menerapkan hukum dengan
keputusan berdasarkan keadilan;
3. Melaksanakan keputusan secara adil;
Prof. Dr. Andi Sofyan, SH.,MH. H. Abd. Asis, S.H.,MH., Hukum Acara pidana : suatu pengantar, Kencana, hal. 8)
10
D. Tujuan Hukum Acara Pidana
Pedoman pelaksanaan KUHAP (keputusan menteri Kehakiman
R.I. Nomor : M.01.PW.07.03 Th. 1982 tanggal 4 Februari 1982) :
“Tujuan dari hukum acara pidana adalah untuk mencari dan
mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran
materiel, ialah kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari suatu
perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hukum acara
pidana secara jujur dan tepat, dengan tujuan mencari siapakah
pelaku yang dapat didakwakan melakukan suatu pelanggaran
hukum, dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari
pengadilan guna menentukan apakah terbukti bahwa suatu
tindak pidana telah dilakukan dan apakah orang yang didakwa
itu dapat dipersalahkan.”
11
Bambang Poernomo, beranggapan bahwa pedoman
pelaksaan KUHAP tersebut telah menyatukan antara
tujuan dan tugas atau fungsi hukum acara pidana.
Seharusnya perlu ditegaskan bahwa tujuan hukum
acara pidana dari :
1. Segi teoritis disejajarkan atau diparalelkan dengan
tujuan hukum pada umumnya yaitu hukum
mencapai kedamaian dalam masyarakat;
2. Segi praktis, (operasionalisasi) adalah untuk
mendapatkan suatu kenyataan yang berhasil
mengurangi keresahan dalam masyarakat berupa
aksi sosial yang bersifat rasional dan konstruktif
didasarkan kebenaran dan keadilan hukum;
12
E. Sumber dan dasar Hukum Acara Pidana
1. Pasal 24 undang-undang dasar 1945;
• Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakan hukum dan keadilan;
• Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah
Mahkama Agung dan badan peradilan yang berada di
bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan
oleh sebuah Mahkama Konstitusi
2. Pasal 24 ayat (1) undang-undang dasar 1945 “Mahkamah
Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi , menguji
peraturan perundang-ungangan dibawah undang-undang
terhadapundang-undang, dan mempunyai wewenang
lainnya yang di berikan oleh undang-undang; 13
3. Pasal 5 ayat (1) uu (drt) no. 1 tahun 1951 (telah dicabut) :
15
7. Undang-undang No. 2 tahun 1986 tentang Peradilan
Umum, kemudian diubah dengan Undang-undang
No. 8 tahun 2004 diubah kembali dengan UU No. 49
tahun 2009;
16
11. Segala peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan proses hukum acara pidana
dan pedoman pelaksanaan KUHAP;
12. Surat edaran atau Fatwa Mahkamah Agung
Republik Indonesia terkait masalah hukum
acara pidana;
13. Yurisprudensi atau putusan-putusan
Mahkama Agung atau Pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap, yang terkait
masalah hukum Acara Pidana;
17
F. Ruang Lingkup Berlakunya KUHAP