Anda di halaman 1dari 23

HUKUM ACARA PIDANA

Dr. BUDI PARMONO, SH., M.Hum.


PENDAHULUAN
PEMBIDANGAN HUKUM PIDANA

Hukum Pidana

1. Hukum Pidana 2. Hukum Pidana


Materiil Formil

3. Ilmu Bantu bagi Hukum Pidana


Hukum Pidana Materil
 ISTILAH : 1) IUS POENALE, 2) MATERIELE STRAFRECHT, dan 3)
SUBSTANTIVE CRIMINAL LAW

 HUKUM PIDANA MATERIL = KESELURUHAN NORMA DAN


ASAS YANG BERISI LARANGAN DAN KEHARUSAN , BAGI
YANG MELANGGAR LARANGAN DAN KEHARUSAN
TERSEBUT DIANCAM DENGAN SANKSI PIDANA

 SUMBER HUKUM POKOK : KITAB UNDANG-UNDANG


HUKUM PIDANA (KUHP) JO. UU 1/1946 JO. UU 73/1958
Hukum Pidana Formil
 ISTILAH : 1) IUS POENIENDI, 2) FORMIELE STRAFRECHT, dan
3) ADJECTIVE CRIMINAL LAW

 HUKUM PIDANA FORMAL = KESELURUHAN NORMA ASAS


YANG MENGATUR PELIMPAHAN WEWENANG KEPADA
NEGARA MELALUI APARAT² HUKUMNYA UNTUK
MENGAMBIL TINDAKAN BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG MANAKALA HUKUM PIDANA MATERIL
DILANGGAR

 SUMBER HUKUM POKOK : KITAB UNDANG-UNDANG


HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP) JO. UU 8/1981
PENGERTIAN HUKUM ACARA PIDANA
 Simon, HAP / hukum pidana formil : mengatur
bagaimana caranya Negara dengan perantaraan alat-
alat kekuasaanya menggunakan haknya untuk
menghukum dan menjatuhkan hukuman, dengan
demikian ia memuat acara pidana .

 van Hamel, HAP/hukum pidana formil adalah


menunjukkan bentuk-bentuk dan jangka-jangka waktu
yang mengikat pemberlakuan hukum pidana material.
PENGERTIAN HUKUM ACARA PIDANA
 Andi Hamzah, Hukum acara pidana merupakan
bagian dari hukum pidana dalam arti yang luas.
Hukum pidana dalam arti yang luas meliputi baik
hukum pidana substantive (materiil) maupun hukm
pidana formal atau hukum acara pidana.

 L.J. Van Apeldoorn, HAP/Hukum acara pidana adalah


mengatur cara pemerintah menjaga kelangsungan
pelaksanaan hukum pidana material.
PENGERTIAN HUKUM ACARA PIDANA
Mochtar Kusuma Atmadja, Hukum Acara Pidana adalah peraturan
hukum pidana yang mengatur bagaimana cara mempertahankan
berlakunya hukum pidana materil. Hukum Pidana Formil
memproses bagaimana menghukum atau tidak menghukum
seseorang yang dituduh melakukan tindak  pidana (makanya
disebut sebagai HukumAcara Pidana)

Wirjono Prodjodikoro, Hukum Acara Pidana adalah rangkaian


peraturan yang memuat cara bagaimana badan-badan pemerintah
yang berkuasa, yakni kepolisian, kejaksaan dan pengadilan harus
bertindak guna mencapai tujuan negara dengan mengadakan
hukum pidana
PENGERTIAN HUKUM ACARA PIDANA
Bambang Poernomo, Hukum acara pidana itu beranggapan bahwa
hukum acara pidana mempunyai dasar norma-norma tersendiri,
bahkan dilihat dari susunan serta substansi hukum acara pidana
mengandung struktur ambivalensi dari segi perlindungan manusia
dan bersegi majemuk dari segi kewenangan alat perlengkapan
Negara dalam rangka usaha mempertahankan pola integrasi
kehidupan bermasyarakat.

van Hattum,  HAP/ hukum pidana formil adalah memuat


peraturan-peraturan yang mengatur tentang bagaimana caranya
hukum pidana yang bersifat abstrak itu harus diberlakukan secara
nyata.
Kesimpulan
 Keseluruhan asas-asas hukum, norma-norma hukum
dan ketentuan-ketentuan hukum
 yang mengatur pelimpahan wewenang kepada negara
melalui aparat-aparat penegak hukumnya
 untuk mengambil tindakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan
 dalam rangka mempertahankan hukum pidana materil
(...apabila hukum pidana materil nyata-nyata
dilanggar)
SEJARAH HUKUM ACARA PIDANA INDONESIA
 MASA HINDIA BELANDA
o 1838  Belanda merdeka dari Perancis
o 1747  VOC telah membuat aturan sendiri bagi Hindia
Belanda
o Penerapan Asas Konkordansi, pro (legisme)-kontra pasal 131
IS
o Gubernur Jenderal Rochussen :
• Suatu keharusan untuk membuat peraturan pengadilan
yang terpisah bagi masing-masing golongan penduduk,
dikarenakan perbedaan kecerdasan, dan Bumiputera
membutuhkan peraturan yang lebih sederhana.
• Hindia Belanda dalam posisi dijajah, memudahkan urusan
hukum di wilayah jajahan.
• Apabila ditemukan kesulitan di lapangan dalam
menerapkan aturan, maka reglemen itulah yang harus
tunduk pada kenyataan.
SEJARAH HUKUM ACARA PIDANA INDONESIA

o Inlandsch Reglement (IR) berlaku sejak 1 Mei 1848


sebagai hukum acara pidana dan perdata bagi
Bumiputera  Landraad
o Reglement op de Strafvordering (RR) dan Reglement op
de Rechsvordering (RS) bagi Gol.Eropa  Raad Van
Justitie.
Hoggerecht

RVJ

Landraad
SEJARAH HUKUM ACARA PIDANA INDONESIA

o Tujuan perubahan IR menjadi HIR :


• Agar penyesuaian peraturan IR dengan peraturan yang berlaku
bagi orang eropa, dengan mempertahankan sifat kesederhanaan
dari acara yang berlaku bagi Landraad
• Kenyataannya IR dan HIR masih diterapkan bersamaan. Bandung,
Batavia, Semarang, Malang (HIR), IR di kota-kota lain
• Institusi Pengadilan terbagi dua
• Bumi Putera Eropa
Districtgerecht- Residentigerecht
Regentschapgerecht Raad Van Justitie
Landraad Hooggerechtshof
Raad Van Justitie
Hooggerechtshof
SEJARAH HUKUM ACARA PIDANA INDONESIA

 MASA JEPANG
o UU No.14 tahun 1942, putusan hakim, surat pemeriksaan,
surat resmi yang belum ditandatangani tidak berlaku,
sedangkan yang sudah berlaku tetap dan sudah
ditandatangani tapi belum diumumkan dianggap sah.
o Pengadilan
• Landraad  Tihoon Hooin (PN)
• Landgerecht  Keizai Hooin (P.Kepolisian)
• Regentschpsgerecht  Ken Hooin (P.Kabupaten)
• Districtsgerecht  Gun Hooin (P. Kewedanaan)
SEJARAH HUKUM ACARA PIDANA INDONESIA

o Jepang menghapus Dualisme pengadilan


• Raad Van Justitie  Kootoo Hooin (PT)
• Hooggerechtshof  Saikon Hooin (MA)

 MASA REPUBLIK INDONESIA


o UU DRT No.1 tahun 1951
• Maksud pembentukan : mengadakan unifikasi susunan kekuasaan
dan acara semua Pengadilan Negeri dan Tinggi yang merupakan
pelaksanaan dari Pasal 102 UUDS
• Berisi 20 Pasal, Aturan Peralihan 4 hal :
 Penghapusan beberapa Pengadilan pada masa invasi Belanda &
Jepang.
SEJARAH HUKUM ACARA PIDANA INDONESIA

 Penghapusan pengadilan Swapraja /keresidenan dan pengadilan


adat
 Melanjutkan pengadilan agama dan peradilan desa
 Pembentukan pengadilan negeri dan kejaksaan di tempat dimana
dihapuskan nya pengadilan negara (Landregerecht), serta
pembentukan Pengadilan Tinggi di Makasar dan pemindahan
pengadilan Tinggi Jogya dan Bukit Tinggi ke Surabaya dan Medan
 Dengan penghapusan institusi-institusi tersebut, PN saja yang
berkuasa memeriksa perkara pidana dan perdata pada tingkat
pertama.
 Peraturan yang menjadi dasar bagi pelaksanaan hukum acara
pidana di lingkungan peradilan umum adalah Reglement Indonesia
yg Diperbaharui (HIR) staatsblad No.44 tahun 1941
SEJARAH HUKUM ACARA PIDANA INDONESIA

 MASA REPUBLIK INDONESIA


o PEMBENTUKAN RUU Tentang KUHAP
• Dirintis tahun 1965  Draft RUU  DPR
• Tahun 1967  Panitia pembentukan  Dep.Kehakiman
• Tahun 1968  Seminar Hukum Nasional  LPHN
• Tahun 1973  menghasilkan naskah RUU HAPID  Kejaksaan
Agung, Dep.Hankam, dan Dep.Kehakiman
• Tahun 1979  Sampai dengan penyempurnaan Draft RUU ke V
disampaikan kepada DPR-RI
• Tahun 1979-1980  sidang pembahasan RUU tsb, menghasilkan 13
kesepakatan pendapat
• 23 September 1981  pendapat akhir fraksi
• 31 Desember 1981  disahkan menjadi UU
HAL-HAL BARU DALAM KUHAP
1. HAK TERSANGKA/TERDAKWA
• Asas Praduga Tidak Bersalah
• Beban pembuktian pada PU
• Diberitahu hal yang didakwa, menyiapkan pembelaan, mempunyai juru
Bahasa, dll (Pasal 50 s/d 68 KUHAP)

2. BANTUAN HUKUM PADA SETIAP TINGKATAN


• Menunjuk dan berkomunuikasi dengan advokatnya
• Pengadaan advokat oleh negara bagi yang tidak mampu
• Privasi atas segala informasi yang diberikan kepada advokatnya

3. PENANGKAPAN DAN PENAHANAN


• Mensyaratkan Dasar Menurut Hukum dan Dasar Menurut Keperluan
• Masa waktu penahanan : Penyidik : 20 hari + 40 hari, PU : 20 hari + 30 hari
, hakim : 30 hari + 30 hari ; Banding : 30+2x30 hari, kasasi : 50+2x50 hari
HAL-HAL BARU DALAM KUHAP

4. REHABILITASI DAN GANTI KERUGIAN


• Sebagai jaminan terhadap tersangka/terdakwa yang dikenakan
penangkapan atau penahanan yang tidak berdasarkan hukum
• Ganti kerugian material/uang, dan rehabilitasi berupa putusan hakim

5. PENGGABUNGAN PERKARA GUGATAN GANTI KERUGIAN


• Gugatan ganti kerugian dari korban tindak pidana yang sifatnya perdata
berupa kerugian meterial bagi korban
• Efisiensi dan efektifitas waktu dan biaya perkara

6. UPAYA-UPAYA HUKUM
• Upaya hukum biasa (perlawanan /verzet, banding maupun kasasi)
• Upaya hukum luar biasa ( kasasi demi kepentingan hukum & Peninjauan
Kembali terhadap putusan hakim yang memperoleh kekuatan hukum tetap
(Herzeining))
HAL-HAL BARU DALAM KUHAP

7. KONEKSITAS
• Tindak pidana yang dilakukan secara bersama-sama oleh orang-orang
yang termasuk Pengadilan umum dan pengadilan militer.
• Team tetap gabungan berupa : Penyidik-Polisi Militer-penyidik militer
• Pada dasarnya perkara koneksitas diperiksa dan diadili di Pengadilan
Militer, namun dapat dilakukan oleh peradilan umum dengan catatan
hakim anggota peradilan berasal dari militer dan umum secara berimbang

8. PENGAWASAN PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN


• Sistem Peradilan Terpadu (Integrated Criminal Justice System)
• Pengawasan Perkembangan Prilaku Narapidana di LP
TUJUAN DAN FUNGSI HUKUM ACARA PIDANA
TUJUAN HUKUM ACARA PIDANA (van Bemmelen) :
1. MENCARI DAN MENEMUKAN KEBENARAN (MATERIL); artinya,
kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana
dengan menerapkan ketentuan hukum secara jujur dan tepat,
dengan tujuan untuk mencari siapakah pelaku yang dapat
didakwakan suatu pelanggaran hukum, menentukan apakah
terbukti bahwa suatu tindakan pidana telah dilakukannya dan
apakah orang yang didakwa itu dapat dipersalahkan
2. MENDAPATKAN PUTUSAN HAKIM; artinya, bahwa setiap orang
yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut, dan atau
dihadapkan di depan pengadilan wajib dianggap tidak bersalah
sebelum adanya putusan pengadilan yang menyatakan
kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum yang tetap.
3. PELAKSANAAN PUTUSAN HAKIM
TUJUAN DAN FUNGSI HUKUM ACARA PIDANA
FUNGSI HUKUM ACARA PIDANA
 FUNGSI PREVENTIF : Hukum Acara Pidana
dipergunakan untuk menjamin terlaksananya
perlindungan hukum dan Hak Asasi Manusia dari para
pihak, melalui tindakan-tindakan administratif

 FUNGSI REPRESIF : Hukum Acara Pidana


dipergunakan untuk melakukan tindakan-tindakan
terhadap perilaku menyimpang atau perbuatan yang
bertentangan dengan undang-undang, misalnya :
Penyelidikan, Penyidikan, Penuntutan, dan Pemidanaan
PIHAK-PIHAK DALAM HUKUM ACARA PIDANA

PENUNTUT
PENYIDIK
UMUM

TERSANGKA TERSANGKA TERDAKWA

NARAPIDANA TERPIDANA

BEBAS /
MENG-
ULANG
LEMBAGA PENGADILAN
PEMASYARAKATAN

Anda mungkin juga menyukai