B
uku yang berjudul “Hukum menyelesaikan semua perkara yang
Acara Pidana (Prosedur terjadi di pusat-pusat dagang, kemudian
Penyelesaian Perkara dibuat peraturan-peraturan lebih lanjut
Pidana Bagi Penegak yaitu dalam bentuk plakat-plakat, yang
Hukum)” menguraikan kemudian dihimpun dan dinamakan
bahwa untuk mengetahui pengertian Statuta Betawi (Bataviasche Statuten),
hukum pidana, perlu diketahui terlebih yang pada awalnya berlaku di daerah
dahulu apakah yang dimaksud dengan Betawi dan sekitarnya (Bataviasche
tindak pidana. Hukum pidana materiil Ommelanden).
yang termuat dalam Kitab Undang- Plakat-plakat pada awalnya
Undang Hukum Pidana (KUHPidana), ditujukan untuk semua suku bangsa
yaitu hukum yang menentukan yang berada di tempat itu, namun pada
perbuatan-perbuatan apa yang dapat praktiknya hanya digunakan bagi bangsa
dipidana, siapa-siapa yang dapat Belanda saja, sedangkan bagi bangsa-
dipidana, dan pidana-pidana apa yang bangsa Timur Asing dan Pribumi tetap
dapat dijatuhkan. Sementara hukum berlaku hukum adat. Sementara selama
pidana formil-lah yang dikenal dengan pendudukan Jepang, untuk semua
hukum acara pidana. Hukum acara golongan penduduk, kecuali bangsa
Jepang, hanya ada dua pengadilan, yaitu JUDUL BUKU
pidana diatur dalam ‘Herziene Inlands
Reglement’ (HIR) atau ‘Reglemen ‘Tiho Hooin’ dan ‘Keizai Hooin’ sebagai
HUKUM ACARA PIDANA (PROSEDUR
Indonesia yang Diperbaharui’ (RIB). lanjutan dari dua pengadilan zaman PENYELESAIAN PERKARA PIDANA BAGI
Dalam buku ini, penulis mencoba Belanda ‘Landraad’ dan ‘Landgerecht’, PENEGAK HUKUM)
untuk menjelaskan tentang sejarah sedangkan sebagai hukum acaranya Penulis : R. Soesilo
hukum acara pidana, bahwa Jaksa-lah tetap mempergunakan ‘HIR’ dan Halaman : 220
dahulunya sebagai pemutus perkara, ‘Landgerechtsreglement’. Begitu juga di Penerbit : Politeia - Bogor, 1979
yang sekarang ini dilaksanakan zaman Republik Indonesia berdasarkan
oleh hakim. Sejarah hukum tertulis hukum peralihan, tetap memberlakukan
di Indonesia, baik hukum pidana HIR’ dan ‘Landgerechtsreglement’.
maupun hukum acaranya dimulai Pada 14 Januari 1951 dikeluarkan
Negeri, untuk pemeriksaan tingkat
sejak kedatangan bangsa Belanda di Undang-Undang Darurat Nomor 1
pertama; (2) Pengadilan Tinggi, untuk
Indonesia pada zaman VOC. Pada zaman Tahun 1951 tentang Tindakan-tindakan
pemeriksaan tingkat banding; dan (3)
kedatangan VOC, hukum yang berlaku sementara untuk Menyelenggarakan
Mahkamah Agung, untuk pemeriksaan
adalah ‘hukum kapal’ (scheepsrecht) Kesatuan dalam Susunan, Kekuasaan,
kasasi. Bangsa Indonesia yang telah
yang terdiri dari hukum Belanda kuno dan Acara Pengadilan-pengadilan Sipil
merdeka sampai sekarang masih
ditambah dengan asas-asas hukum di Indonesia, yang memberlakukan
tetap mempertahankan HIR sebagai
Romawi (Romeinsche Recht). Oleh karena tiga macam pengadilan untuk segala
pedoman acara pidana sehari-hari.
hukum kapal sudah tidak dapat lagi golongan penduduk, yaitu: (1) Pengadilan
Nomor
Nomor
162 •161
Agustus
• Juli 2020
2020
81
bukti-buktinya, wajib disampaikan Penulis dalam bukunya juga keputusan untuk mendapat surat kuasa
kepada Jaksa Pembantu atau Jaksa menguraikan mengenai putusan hakim. buat menggeledah rumah, daftar dari
pada Pengadilan Negeri. Penulis juga Bahwa peradilan dilakukan dalam dua Kejaksaan tentang perkara pidana
menguraikan, pentingnya seorang tingkatan, yaitu tingkat pertama dan yang dimajukan kepada Pengadilan
terdakwa dalam perkara pidana harus tingkat banding. Terhadap putusan Negeri, daftar penahanan sementara
didampingi oleh seorang pembela atau yang sudah diputus oleh hakim, dari Kejaksaan, daftar dari Kejaksaan
penasehat hukum. dimungkinkan untuk dilakukan upaya tentang perkara pidana yang harus
Dalam buku ini, dijelaskan hukum, antara lain kasasi, adalah jalan dimajukan kepada Pengadilan Negeri,
penuntutan perkara pidana, bagaimana hukum untuk melawan keputusan- pemberitahuan kepada Kepala Rumah
kedudukan Kejaksaan Negeri dalam keputusan hakim tingkat tertinggi, Penjara berhubung dengan Pasal 83j
melaksanakan tugas negara tentang yaitu keputusan-keputusan yang tidak ayat (2) HIR, permintaan putusan
penuntutan perkara pidana, yang dapat dimohonkan banding baik kerena hukuman pada sidang, contoh sampul
diuraikan oleh penulis keadaan pada tidak diperbolehkan oleh undang- berkas pemeriksaan pendahuluan,
zaman pemerintahan Hindia Belanda, undang, maupun karena kesempatan contoh bagan lampiran berita-acara,
pemerintahan Balatentara Jepang, banding telah dipergunakan. Terhadap daftar adanya barang-barang bukti,
dan seterusnya zaman pemerintahan kasasi dilakukan oleh Mahkamah daftar adanya saksi-saksi, contoh label
Republik Indonesia sekarang ini. Selain Agung. Kemudian, upaya hukum yang barang bukti, contoh surat keputusan
itu, buku ini juga menguraikan tugas lain, yaitu grasi atau perampuan, hakim, Undang-Undang Pokok
Jaksa dalam penyelesaian perkara adalah wewenang dari Presiden, yang Kejaksaan, Undang-Undang Pokok
pidana, bagaimana terbitnya surat merupakan salah satu dari wewenang Kepolisian, Undang-Undang Pokok
tuduhan, bagaimana syarat-syarat prerogatip negara untuk membatalkan Kehakiman, Penyidik dan Pembantu
penggabungan (voeging) suatu perkara pidana yang telah dijatuhkan, untuk Penyidik.
dan pemecahan (splitsing) suatu perkara, seluruhnya atau sebagian, atau untuk Dalam buku ini, penulis
bagaimana penyidikan penuntutan merubah pidana itu menjadi suatu menguraikan secara jelas dan lugas
dan peradilan tindak pidana ekonomi. pidana yang lebih ringan (lebih berat mengenai hukum acara pidana, sehingga
Peradilan adalah putusan perselisihan tidak mungkin). Suatu keputusan hakim sangat disarankan untuk membaca
yang timbul, baik antara warga negara yang selesai diucapkan di depan sidang dan memahami buku ini apabila ingin
satu sama lain, maupun antara warga umum, maka selesailah tugas hakim memperdalam mengenai hukum acara
negara dan pemerintah, ataupun antara dalam penyelesaian perkara pidana. pidana. Semoga sekuel buku dari
alat-alat pemerintah sesamanya. Keputusan hakim tersebut wajib tulisan Penulis ini dapat segera dirilis.
Sehingga, dalam buku ini diuraikan dilaksanakan oleh Jaksa, yang dikenal Buku ini sangat direkomendasikan bagi
mengenai susunan dan kekuasaan dengan eksekusi dengan syarat-syarat pengajar hukum pidana, mahasiswa,
peradilan. Pengadilan sipil yang ada di yang telah ditentukan oleh peraturan pengacara, maupun praktisi hukum, dan
Indonesia, adalah: (1) Pengadilan Negeri; perundang-undangan. masyarakat umum sebagai referensi,
(2) Pengadilan Tinggi; dan (3) Mahkamah Sebagai penutup, penulis jangan sampe terlewatkan.
Agung. Selain itu, masih terdapat memberikan pedoman-pedoman Selamat membaca!
badan-badan pengadilan lainnya, yaitu: atau model-model dalam lampiran,
(1) Pengadilan Tentara; (2) Pengadilan bagaimana membuat surat perintah
Agama; dan (3) Pengadilan Adat. Buku untuk penahanan sementara Model
“
ini menguraikan secara jelas, kedudukan A, surat perintah untuk penangkapan
Terdakwa dalam pemeriksaan perkara atau penahanan Model S.1., permintaan
dan mengenai ilmu pembuktian, yang dengan keputusan untuk menambah Hukum pidana itu kompleks,
menjadi alat bukti yang sah yaitu: waktu penahanan Model S.6. proses- berilah kepastian hukum kepada
kesaksian, surat-surat, pengakuan, dan perbal pemeriksaan keterangan saksi warga negara melalui keadilan
petunjuk-petunjuk. dengan sumpah, permintaan dengan yang berintegritas
”
82 Nomor 162 • Agustus 2020