ACARA PIDANA
PENGERTIAN
• Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, SH.
Hukum Acara Pidana adalah rangkaian peraturan yang memuat cara
bagaimana badan-badan pemerintah yang berkuasa, yakni kepolisian,
kejaksaan dan pengadilan harus bertindak guna mencapai tujuan negara
dengan mengadakan hukum pidana
• S. M. Amin
Hukum Acara Pidana adalah kumpulan peraturan dengan tujuan memberikan
pedoman dalam usaha mencari kebenaran dan keadilan bila terjadi perkosaan
terhadap ketentuan hukum pidana materiil
• Pompe (Andi Hamzah)
hukum pidana formal (hukum acara pidana) mengatur tentang bagaimana
negara melalui alat-alatnya melaksanakan haknya untuk memidana dan
menjatuhkan pidana.
TUJUAN HUKUM ACARA PIDANA
KEDUDUKAN PENYELIDIK:
Dikoordinasi, diawasi dan diberi petunjuk oleh
penyidik (pasal 105 KUHAP)
Penjabaran tentang penyelidikan dalam KUHAP: Petunjuk
Pelaksanaan KAPOLRI (Kepala Kepolisian Indonesia) No. POL:
JUKLAK/04/II/1982 tanggal 18 Februari 1982 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan:
Angka IV butir 2 huruf a (Penyelidikan Reserse
(RECHERCHE))
1. Dasar hukum penyelidikan
2. Yang berwenang melakukan penyelidikan
3. Pertimbangan dilakukan penyelidikan reserse
4. Penyelidikan reserse yang dilakukan untuk mencari keterangan2
guna menentukan suatu peristiwa merupakan TP atau bukan;
melengkapi keterangan yang telah diperoleh agar jelas sebelum
melakukan tindakan; persiapan pelaksanaan tindakan
5. sasaran penyelidikan (orang, benda/barang, tempat)
6. Penyelidikan reserse dilakukan dengan cara terbuka, atau tertutup
apabila terdapat kesulitan mendapatkannya
7. Syarat2 penyelidikan tertutup
8. Hasil penyelidikan dituangkan dalam bentuk laporan dan
harus benar-benar dioleh sehingga merupakan keterangan-
keterangan yang berguna untuk:
a. Keperluan menentukan benar atau tidaknya telah terjadi
suatu TP
b. Memperoleh kejelasan dalam rangka melengkapi
keterangan2 guna kepentingan penindakan dan petunjuk2
dalam melakukan pemeriksaan
9. Olah TKP (mencari keterangan, petunjuk, bukti, serta
identitas tersangka, korban untuk kepentingan penyidikan;
pencarian, pengambilan, pengumpulan, dan pengawetan
barang bukti dilakukan dengan metode-metode tertentu
dan didukung bantuan teknis operasional seperti Labkrim,
Identifikasi dan bidang-bidang keahlian lainnya)
10. Tindakan yang dilakukan dalam pengolahan
TKP dituangkan dalam BAP di TKP yang dibuat
oleh penyidik/penyidik pembantu
11. hal-hal yang harus diperhatikan:
a. Dalam melaksanakan penyelidikan secara
terbuka petugas wajib menunjukkan tanda
pengenal
b. Dalam melakasanakan penyelidikan secara
tertutup agar dihindari tindakan-tindakan
yang dapat menimbulkan tuntutan ganti
kerugian
Setelah penyelidikan selesai, dibuat dan
disampaikan laporan hasil pelaksanaan
tindakan kepada penyidik (Pasal 5 ayat (2)),
baik lisan maupun tertulis.
FUNGSI UTAMA PENYELIDIKAN
Sebagai suatu filter/penyaring apakah suatu
peristiwa hukum yang telah terjadi merupakan
tindak pidana dan dapat dilakukan penyidikan.
kaitannya dengan upaya paksa dalam
penyidikan dan menghindarkan praperadilan
PENYIDIKAN
• Pengertian ( Pasal 1 butir 2 KUHAP jo Pasal 1 butir 13
UU 2/2002)
Serangkaian tindakan penyidik menurut cara yang
diatur dalam UU untuk mencari dan mengumpulkan
bukti sehingga membuat terang tindak pidana yang
terjadi dan menemukan tersangkanya.
• Penyidik: Pasal 1 butir 1 KUHAP jo Pasal 1 butir 10 UU
2/2002:
pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat
pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang
khusus oleh undang-undang untuk melakukan
penyidikan.
Pejabat penyidik penuh:
Sekurang2nya berpangkat Inspektur Dua
Polisi dan berpendidikan paling rendah
sarjana strata satu atau yang setara Atau
Berpangkat Bintara di bawah Inspektur Dua
Polisi apabila dalam suatu sektor kepolisian
Penyidik PPNS tidak ada pejabat penyidik yang berpangkat
Inspektur Dua Polisi
penyidik
Penyidik POLRI:
PP NO 27/1983
Penyidik pembantu:
Sekurang2nya berpangkat
Brigadir Dua Polisi
Pasal 2a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2010
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983
tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
• Wewenang :
– Penyidik (Surat Perintah)
– Penuntut Umum (Surat Perintah)
– Hakim (Penetapan)
• Sifat Pengalihan Penahanan:
– Terberat Terendah
– Terendah Terberat
TENGGANG WAKTU PENAHANAN
(PASAL 24 – 28)Pranata
Pasal Tingkat Tahap I Tahap II Perpanjangan
(hari) (hari) Penahanan
24 Penyidikan 20 40 PU
25 Penuntutan 20 30 Ketua PN
26 PN 30 60 Ketua PN
27 PT 30 60 Ketua PT
28 MA 50 60 Ketua MA
Jumlah 150 250
TOTAL 400
TENGGANG WAKTU PENAHANAN
(PASAL 29)
Alasan:
• Tersangka/terdakwa mengalami gangguan fisik/mental berat
dibuktikan dengan surat keterangan dokter
• Perkara pidana diancam 9 tahun atau lebih
Aparat 4
5
Hukum Bukti Setor
Tersangka/
Terdakwa
PROSEDUR PENANGGUHAN PENAHANAN
B. Jaminan Orang
Kesepakatan
Besar Uang
Tersangka/ Aparat +
Terdakwa Hukum Persetujuan
+ orang sebagai
jaminan
Orang Lain
(keluarga/PH)
PENANGGUHAN
PENGGELEDAHAN
PASAL 32 - 37
Pengertian:
Sehingga:
– tidak mungkin disimpan sampai dengan putusan
berkekuatan tetap
– biaya penyimpanan terlalu tinggi
Dengan persetujuan tersangka atau kuasanya dapat
diambil tindakan sbb:
– Penyidik/PU : dijual lelang atau dapat diamankan
dengan disaksikan oleh tersangka atau kuasanya;
– PU dengan ijin Hakim (telah dalam proses
pengadilan), disaksikan oleh terdakwa atau
kuasanya.
• Uang hasil pelelangan dipakai sebagai barang
bukti (Pasal 45 ayat (2))
• Saksi tidak disumpah, kecuali dengan alasan yang sah dan jelas
tidak mungkin hadir di persidangan (pasal 116)
• PENGERTIAN :
kumpulan berita acara dari setiap tindakan
penyidik dalam tahap penyidikan yang
disusun menjadi satu bendel/berkas
• Dasar hukum Pasal 75 KUHAP
• Berkas Perkara wajib segera diserahkan
kepada Penuntut Umum (Pasal 110 ayat 1)
• Penyerahan Berkas Perkara dilakukan
dalam 2 Tahap yakni :
Pasal 110:
(4) Penyidikan dianggap telah selesai apabila dalam waktu
empat belas hari PU tidak mengembalikan hasil penyidikan
atau apabila sebelum batas waktu tersebut berakhir telah ada
pemberitahuan tentang hal itu dari PU kepada penyidik.
BAGAN ALUR PRAPENUNTUTAN
Pemeriksaan
PENYIDIK Tambahan
(max 14 hari)
PU
(max 7 hari)
Tidak ada lagi alasan untuk mengajukan masih dapat diajukan penuntutan
perkara itu kembali ke muka sidang kembali jika ternyata ditemukan alasan
pengadilan. baru yang memungkinakan agar
perkaranya dilimpahkan ke sidang
pengadilan, Pasal
TATA CARA PENGHENTIAN
PENUNTUTAN
• Tata cara penghentian penuntutan: dituangkan oleh PU dalam
suatu surat ketetapan yang disebut SP3 yang menjelaskan
dengan terang apa yang menjadi alasan penilaian PU melakukan
penghentian penuntutan. Dasar penyidik maupun pihak ketiga
untuk mengajukan keberatan atas penghentian penuntutan.
• Pemberitahuan isi surat penetapan penghentian penuntutan
diberitahukan kepada tersangka baik lisan maupun tertulis.
• Membebaskan tersangka yang berada pada penahanan.
• Turunan surat penetapan penghentan penuntutan wajib
disampaikan kepada:
1. Tersangka atau keluarganya atau penasihat hukumnya.
2. Pejabat rumah tahanan negara
3. Kepada penyidik: pengawasan terhadap kewenangan JPU
4. Kepada hakim
• Penuntutan kembali perkara yang telah
dihentikan:
• Pasal 140 ayat (2) huruf d, penjelasannya
menyebutkan “alasan baru tersebut diperoleh
penuntut umum dari penyidik yang berasal dari
keterangan tersangka, saksi, benda, atau
petunjuk yang baru kemudian diketahui didapat”.
• Penuntutan harus kembali dilakukan apabila
keputusan praperadilan menetapkan
penghentian penuntutan yang dilakukan PU tidak
sah menurut hukum. Tidak perlu ada penetapan
yang berisi pembatalan dan penuntutan kembali
perkara yang bersangkutan.
Penghentian Penuntutan
1. Dituangkan dalam Surat Ketetapan Penghentian
Penuntutan (SKPP model-26) : Pasal 140 ayat (2)
2. Alasan-alasan penghentian penuntutan =
alasan-alasan penghentian penyidikan,
PENGHENTIAN PENYIDIKAN.ppt
SURAT DAKWAAN
• Pengertian
Surat dakwaan adalah surat atau akte yang
memuat perumusan tindak pidana yang
didakwakan kepada terdakwa, didasarkan hasil
pemeriksaan penyidik dan dihubungkan dengan
pasal tindak pidana yang dilanggar, serta menjadi
dasar pemeriksaan hakim dalam sidang
pengadilan” (Yahya Harahap)
Syarat Surat Dakwaan (pasal 143):
• Syarat Formil meliputi:
– nama lengkap;
– tempat lahir;
– umur atau tanggal lahir;
– jenis kelamin;
– kebangsaan ;
– tempat tinggal;
– agama;
– pekerjaan tersangka .
• Syarat materiil meliputi
– uraian secara cermat;
– jelas
– lengkap
– mengenai tindak pidana yang didakwakan
– dengan menyebut waktu
– tempat tindak pidana dilakukan
Konsekuensi hukum jika syarat tidak terpenuhi:
• Syarat formil dapat dibatalkan (vernietigbaar)
• Syarat materiil batal demi hukum (null and void): 143 (3) KUHAP
cermat
1. Klacht delict diperlukan adanya pengaduan
(Pasal 1 butir 25)
2. Ne bis in idem atau daluarsa
3. Terdakwa dapat dipertanggungjawabkan
(Pasal 44 KUHAP)
4. Apakah dalam pemeriksaan penyidikan
/pembuatan BAP tersangkanya sudah
didampingi penasihat hukum (Pasal 56 ayat 1
KUHAP)
Jelas
1. Rumusan unsur-unsur delik harus dapat
dipadukan dan dijelaskan dalam bentuk
uraian fakta perbuatan yang dilakukan oleh
terdakwa.
2. Apakah terdakwa sebagai pelaku? Pelaku
peserta?penggerak?penyuruh? Atau hanya
pembantu?
3. Apakah uraian merupakan penipuan?
penggelapan?pencurian?penadahan?
4. Tidak obscuur libel.
Lengkap
Tidak ada unsur yang tertinggal, atau tidak
diterangkan dalam surat dakwaan
Penyebutan/penulisan tentang
waktu (perlunya)
1. Alibi
2. Daluarsa
3. Kepastian umur terdakwa atau korban (ex:
290 KUHP)
4. Penentuan mengenai hal-hal yang bersifat
memberatkan (363 KUHP)
SURAT DAKWAAN YANG TIDAK
MEMENUHI SYARAT
1. Surat dakwaan tidak terang: penguraian
dengan mencampuradukkan unsur-unsur
tindak pidana yang diuraikan dalam surat
dakwaan (mengacaukan dan merugikan pihak
terdakwa).
2. Surat dakwaan mengandung pertentangan
antara yang satu dengan yang lain
KESIMPULAN
- Surat dakwaan tidak boleh kabur atau obscuur
libel
- Surat dakwaan harus jelas memuat semua
unsur tindak pidana yang didakwakan
BENTUK SURAT DAKWAAN
• SD tunggal: tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa hanya satu, dan
tidak terjadi penyertaan maupun perbarengan, mudah, tidak rumit. Ex:
• Subsidair/primer/dakwaan pengganti: berlapis, bertingkat dr yang
terberat sampai yang teringan, biasanya untuk TP yang agak rumit.
Menggunakan kata subsidair, akan digunakan bila tindak pidana yang
dilakukan berkaitan dengan pasal-pasal lain yang ada dalam KUHP,
menyinggung pasal-pasal lain, disusun dari TP yang terberat ke yang
ringan .
– Misal: subsidair, lebih subsidair, lebih lebih subsidair, dst.
• Alternatif: menggunakan kata “atau”, misal 378 dengan 372, JPU ragu, TP
rumit .
• Kumulatif: menggunakan kata “dan”, Bila terjadi concursus
• Campuran: menggunakan kata subsidair dan “dan”, perpaduan antara
kumulatif dan subsidair.
1. tunggal
• Hanya satu tindak pidana saja yang
didakwakan.
• Tindak pidana jelas, sederhana, tidak
mengandung faktor penyertaan
(mededaderschap) atau faktor concursus.
• Lebih banyak dipergunakan dalam acara
pemeriksaan singkat.
2. subsidair
1. Disusun dari yang paling berat ke ancaman
pidana yang paling ringan
2. Yang sungguh didakwakan hanya satu
3. Primair: subsidari: lebih subsidair, ex:
4. Semua harus dibuktikan
3. Surat dakwaan alternatif
• adalah suatu bentuk dakwaan yang memberi kesempatan
kepada hakim memilih salah satu diantara dakwaan yang
diajukan dalam surat dakwaan, saling mengecualikan.
• apabila dakwaan urutan pertama terbukti, pemeriksaan
terhadap dakwaan yang selebihnya (urutan kedua atau ketiga)
tidak perlu lagi diperiksa dan dipertimbangkan. (tidak ada
keharusan membuktikan semuanya).
• Penuntut umum ragu-ragu tentang kualifikasi atau pasal yang
tepat.
• Memberikan pilihan bagi hakim untuk memilih dakwaan yang
paling tepat bagi terdakwa.
Surat dakwaan kumulatif
1. Didakwakan secara serempak beberapa
delik/dakwaan yang masing-masing delik
berdiri sendiri
(Samenloop/concursus/perbarengan)
Kesatu:
Bahwa ia terdakwa........dst (melanggar pasal
365 KUHP)
dan
Kedua: ...
Surat Dakwaan Campuran
BENTUK SURAT DAKWAAN
• Surat Dakwaan Pokok/Tunggal/biasa
• Surat Dakwaan Alternatif: saling
mengecualikan (menghindari pelaku
terbebas dari pertanggungjawaban
pidana; memberi pilihan pada hakim
menerapkan hukum yang lebih tepat)
• Surat Dakwaan Kumulatif: Penggabungan
Perkara (Pasal 141 KUHAP)-diajukan
beberapa dakwaan sekaligus, terjadi
concursus
Splitsing (Pasal 142 KUHAP)
• Perubahan Surat Dakwaan (Pasal 144 KUHAP)
• Hal2 yang boleh dirubah: (HIR Pasal 282,
putusan MA tanggal 13-2-1971 No. 15
K/Kr/1969 dan putusan MA tanggal 3-11-1971
No.88 K/Kr/1968):
- tidak boleh mengakibatkan tindak pidana
yang didakwakan semula berubah menjadi
tindak pidana baru, misalnya dakwaan semula
adalah tindak pidana penggelapan berubah
menjadi pencurian, atau dalam dakwaan
semula adalah menyuruh berbuat kemudian
diubah menjadi menggerakkan/membujuk
untuk berbuat.
WEWENANG MENGADILI DARI
PENGADILAN
Pasal 147 – 151 KUHAP
• 147 KUHAP
• 148 ayat (1) KUHAP
• 148 ayat (2) KUHAP
• 148 ayat (3) KUHAP
• Terdapat 2 kewenangan mengadili :
o Prosedur penangkapan,penahanan,
penggeledahan, dan penyitaan sudah
dilaksanakan atau tidak
o Alasan penghentian penyidikan sesuai Pasal 109
KUHAP
o Alasan penghentian penuntutan sesuai Pasal
140 KUHAP
ISI PUTUSAN PRAPERADILAN
• Penangkapan/penahanan sah
• Penghentian penyidikan/penuntutan sah,dan
dicantumkan rehabilitasi
• Penangkapan/penahanan tdk sah, maka diikuti putusan :
- membebaskan tersangka
- jumlah ganti kerugian dan rehabilitasi
Penghentian penyidikan/penuntutan tdk sah, maka harus
dilanjutkan
Benda yg disita tdk termasuk pembuktian, maka segera
dikembalikan
• Pemeriksaan Praperadilan di PN (Pasal 82
KUHAP):
Diperiksa dgn Acara Pemeriksaan Cepat
Dengan Hakim Tunggal
3 hr sejak diterimanya permohonan
praperadilan, hakim menetapkan hari sidang
Pemeriksaan dilakukan dg mendengar keterangan
dari pemohon dan termohon
Selambat-lambatnya 7 hr sudah diputuskan
Pemeriksaan dilakukan secara cepat, krn apabila
sudah dimulai pemeriksaan perkara pidananya dan
belum diputus praperadilannya maka permohonan
praperadilan gugur.
Putusan Praperadilan pada prinsipnya tidak dapat
diajukan banding kecuali “putusan praperadilan
tentang tidak sahnya penghentian
penyidikan/penuntutan” (Pasal 83 ayat 2 KUHAP)
2) CONVICTION RAISONEE
Pembuktian berdasarkan keyakinan Hakim tapi disertai alasan-alasan yg
jelas dan logis (dibatasi). Hakim menguraikan dan menjelaskan alasan2
yang mendasari keyakinannya.
• Surat putusan pemidanaan harus memenuhi format pada Pasal 197 yakni :
a. kepala putusan “Demi keadilan Berdasarkan Ketuhanan YME”
b. Identitas lengkap terdakwa
c. dakwaan
d. pertimbangan mengenai fakta, keadaan dan alat bukti yg diperoleh
dipersidangan sbg dasar penentuan kesalahan terdakwa
e. tuntutan pidana
f. pasal sbg dasar pemidanaan dan dasar hukum putusan, disertai keadaan
memberatkan/meringankan
g. pernyataan kesalahan, terpenuhi semua unsur TP dg kualifikasinya dan
pemidanaannya
h. keterangan kalau ada surat palsu atau keterangan palsu
i. perinta terdakwa utk ditahan atau tetap ditahan atau dibebaskan
j. hari/tgl, nama PU, hakim dan panitera
a. prinsip ada kesamaan dgn format di Pasal 197 kecuali ttg tuntutan
pdn, pasal sbg dasar penjatuhan pdn, dan pernyataan kesalahan
terdakwa
b. pernyataan terdakwa diputus bebas atau lepas dgn menyebutkan
alasan dan pasalnya
c. perintah terdakwa segera dibebaskan kalau ditahan
1. menguatkan putusan PN
2. mengubah atau memperbaiki amar putusan
(PN maupun PT): 240
3. Membatalkan putusan PN dan PT membuat
putusan sendiri (pasal 240: 2)
KASASI
244-258 KUHAP
• Merupakan hak
• Tujuan kasasi:
- koreksi terhadap kesalahan putusan
bawahan
- menciptakan dan membentuk hukum baru,
- pengawasan terciptanya keseragaman
penerapan hukum.
244 KUHAP
• Pihak-pihak
diperluas dengan Lampiran Keputusan Menteri Kehakiman
No. M,-PW.07.03 Tahun 1983, tanggal 10 Desember 1983
(tambahan pedoman pelaksanaan KUHAP), dengan kuasa
khusus.
• Putusan yang dapat dilakukan kasasi
1. Perkara yang diajukan hrs sesuai dgn yang ditentukan UU
(psl 244 KUHAP).
Kep. Menkeh 14/1983 ttg Tambahan Pedoman
Pelaksanaan KUHAP butir 19 berdasarkan situasi dan
kondisi, demi hukum, keadilan dan kebenaran, thd
putusan bebas dpt dimintakan kasasi
2. Putusan MK Nomor 114/PUU-X/2012
militer.
KAPAN DIPERIKSA DI PERADILAN MILITER? Pasal 90 KUHAP:
Peradilan umum:
Sekurang-kurangnya terdiri dari 3 orang hakim
Hakim ketua majelis diambil dari peradilan umum (PN)
Hakim anggota diambil secara berimbang dari lingkungan
peradilan umum dan peradilan militer
Peradilan militer
Hakim ketua dari lingkungan peradilan militer
Hakim anggota diambil secara berimbang dari lingkungan
peradilan umum dan peradilan militer
yang mengusulkan hakim anggota adalah menteri kehakiman
dan menhankam