Anda di halaman 1dari 13

ASAS-ASAS UMUM PERADILAN AGAMA

PERTEMUAN KE IV

A. Asas Personalitas Keislaman


adalah yang tunduk dan dapat ditundukkan kepada
kekuasaan lingkungan Peradilan Agama hanya mereka yg
beragama Islam.
Penegasan asas tersebut adalah:
1. Pihak yg bersengketa harus sama-sama beragama Islam
2. Perkara perdata yg dipersengketakan mengenai perkara yg
termasuk bidang perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah,
wakaf dan sedekah.
3. Hubungan hukum yg melandasi keperdataan tertentu
tersebut berdasarkan hukum Islam.
1
2/11/2020
B. Asas Kebebasan
1. Tujuan kemerdekaan kekuasaan kehakiman
merujuk pada Pasal 24 UUD 45 dan Pasal 1 UU No.
14 thn 1970 ttg Ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman. Penjabaran filosofisnya adalah:
a. Kekauasaan kehakiman dalam melaksanakan
fungsi peradilan adalah “alat kekuasaan negara”
(kekuasaan yudikatif).
b. Tujuan memberi kemerdekaan bagi kekuasaan
kehakiman dalam menjalankan fungsi peradilan,
yaitu:
1). Agar hukum dan keadilan berdasarkan
Pancasila dapat ditegakkan.
2).Agar benar-benar dapat diselengarakan
kehidupan bernegara berdasarkan hukum.
2
2/11/2020
2. Pengertian Kebebasan Kekuasaan Kehakiman.
a. Bebas campur tangan pihak kekuasaan negara yg lain.
b. Bebas dari paksaan, arahan, rekomendasi yg datang dari
pihak extra yudicial, yaitu hakim tdk boleh dipaksa
diarahkan atau direkomendasikan dari luar lingkungan
kekuasaan peradilan,
c. Kebebasan melaksanakan wewenang peradilan. Sifat
kebebasan hukum tidak mutlak tapi terbatas pada:
1). Menerapkan hukum yg bersumber dari peraturan
perundang-undangan yg benar dan tepat dalam
menyelesaikan perkara yg diperiksanya.
2). Menafsirkan hukum yg tepat melalui metode
penafsiran yg dibenarkan.
3). Bebas mencari danmenemukan hukum, dasar-dasar
dan asas-asas hukum melalui doktrin ilmu hukum, hukum
adat, yurisprudensi dan melalui pendekatan realisme
hukum.

3
2/11/2020

3. Penegasan Asas Kebebasan dalam UU No. 7 thn


1989.
Asas kebebasan hakim yg dianut dalam UU ini
adalah sebagai pengejawantahan asas
kemerdekaan kekuasaan kehakiman yg diatur
dalam pasal 24 UUD 45 dan Pasal 1 UU no. 14 th
1970.

Penegasan asas kebebasan hanya pengulangan yg


bersifat penekanan dan peringatan bagi aparat yg
melaksanakan fungsi pengawasan dan pembinaan
tidak diperkenankan mengurangi kebebasan hakim
dalam memeriksa dan memutuskan perkara.
4
2/11/2020

C. ASAS WAJIB MENDAMAIKAN

1. Pengertian Mendamaikan
Diatur dalam Pasal 65 dan 82 UU No. 7 th 1989.
Ajaran Islam, apabila ada perselisihan maka sebaiknya
melalui pendekatan “islah” (QS. 49: 10).

Peranan hakim dalam mendamaikan para pihak terbatas


pada anjuran, nasihat, penjelasan, dan memberi
bantuan dalam perumusan sepanjang hal itu diminta
oleh kedua belah pihak.

Hasil akhir dari perdamaian merupakan hasil


kesepakatan kehendak bebas para pihak yg
bersengketa.
5
2/11/2020
2. Tata Cara Upaya Mendamaikan

sesuai Pasal 154 HIR atau 130 RB.g ttg tata


tertib proses pemeriksaan perkara, yaitu tahap:
a. Pernyataan persidangan terbuka utk umum;
b. Pembacaan surat gugatan atau permohonan;
c. Mengusahakan perdamaian, yaitu:
1). Jika tercapai perdamaian, maka:
a). Para pihak menyelesaikan sendiri di luar
persidangan tanpa turut campur tangan hakim,
atau
b). Para pihak dapat meminta hasil
perdamaian dituangkan dalam bentuk putusan
perdamaian oleh pengadilan.
6
2/11/2020
2). Jika tidak tercapai perdamaian, maka proses dapat
meningkat kepada tahap pemerikasaan:
a. jawab menjawab;
b. Dilanjutkan dengan pemerikasaan pembuktian.

Khusus terhadap mendamaikan dalam perceraian, maka


Pasal 82 ayat (4) UU No. 7 thn 1989 jo Pasal 31 ayat (2)
dan Pasal 21 PP No. 9 thn 1975 melampaui prinsip tsb,
yaitu:

Upaya mendamaikan dalam perkara perceraian adalah


berlanjut selama proses pemeriksaan berlangsung dan
dimulai dari sidang pertama sampai pada tahap
putusan belum dijatuhkan. Maka setiap tahap
persidangan hakim tetap dibebani fungsi
mengupayakan perdamaian.

7
D. ASAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA
2/11/2020

RINGAN
Asas ini diatur dlm Pasal 57 ayat (3) UU No. 7 thn 1989,
pada dasarnya berasal dari Pasal 4 ayat (2) UU No. 14
th 1870.

Dalam UU No. 7 thn 1989 tidak ada lagi penjelasan yg ada


hanya sekedar memberi peringatan tantang makna dan
tujuan asas peradilan sederhana, cepat dan biaya
ringan yg diatur dalam UU No. 14 thn 1970.
Penje;asan Umum angka 5 alinea kelima yaitu:
“…setiap keputusan dengan Demi Keadilan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa, peradilan dilakukan dengan
sederhana, cepat dan biaya ringan…”

8
E. ASAS PERSIDANGAN TERBUKA UNTUK 2/11/2020

UMUM
Makna yg luas yaitu meliputi segala sesuatu yg berkaitan
dengan pemeriksaan. Selain itu termasuk juga
mengenai keluwesan dan kebijaksanaan para hakim
dalam menyiapkan akomodasi bagi para pengunjung
sidang, ketertiban, pengambilan foto, dan reportase.

Bertujuan menghindari adanya pemeriksaan yg


sewenang-wenang dan menyimpang, selain itu
berdampak edukasi dan prepensi.

Asas persidangan terbuka untuk umum dikecualikan


dalam perkara perceraian. (Pasal 80 ayat (2) UU No. 7
thn 1989 jo Pasal 33 dan Pasal 21 PP No. 9 thn 1975).
9
2/11/2020

E. ASAS LEGALITAS
Pasal 58 ayat (1) sebagaimana tercantum pada Pasal 5
ayat (1) UU No. 14 thn 1970 berbunyi:

“Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak


membeda-bedakan orang”

Asas Legalitas meliputi hak asasi yg berkenaan dengan


hak perlindungan hukum dan asas persamaan
hubungan dengan persamaan di hadapan hukum (asas
equality).

Makna asas legalitas pada prinsipnya sama dengan


penegasan “rule of law” bila dikaitkan dengan negara
Republik Indonesia.
10
2/11/2020

G. ASAS EQUALITY
Equality adalah persamaan hak. Asas ini dikaitkan
dengan fungsi peradilan, artinya setiap orang
mempunyai hak dan kedudukan yang sama di
depan pengadilan, dg kata lain hak dan
kedudukan adalah sama di depan hukum.

Tiga pantokan yg fundamental, yaitu:


1. Persamaan hak atau derajat dalam proses
persidangan atau “equal before the law”;
2. Hak perlindungan yg sama oleh hukum atau
“equal protection on the law”;
3. Mendapatkan hak perlakuan di bawah hukum
atau “equal justice under the law”.
11
2/11/2020

H. ASAS AKTIF MEMBERI BANTUAN


Pasal 58 ayat (2) UU No. 7 thn 1989 jo Pasal 5 ayat (2)
UU No. 14 thn 1970 adalah:

“Pengadilan membantu para pencari keadilan dan


berusaha sekeras-kerasnya mengatasi segala
hambatan dan rintangan untuk tercapainya peradilan
yang sederhana, cepat, dan biaya ringan”

Sumber:
Sulaikin Lubis dkk, 2008, Hukum Acara Perdata
Peradilan Agama di Indonesia, BPFH UI, Jakarta.
UU No. 50 Thn 2009 jo UU No. 3 Thn 2006 jo UU No. 7
Thn 1989 ttg Peradilan Agama.
12
@Faisal FH Unimal, 2103 2/11/2020
Peradilan Islam

13

Anda mungkin juga menyukai