Anda di halaman 1dari 8

OMPOK

EL 1
K

TIDAK MAMPU

BERTANGGUNG

JAWAB
1. MUHAMMAD RAFIF E0019290 4. AHMAD JIDAN E0019017
2. ZAIDAN YUSUF KINAYUNGAN E0019448 5. KASIH KARUNIA E0019222
3. DANINDRA KURNIA DAFA E0019096
PERTANGGUNG

JAWABAN PIDANA

Pertanggungjawaban pidana merupakan hal penting karena tidak ada artinya


pidana yang diancamkan terhadap orang yang melakukan tindak pidana apabila
orang yang melakukan tindak pidana tersebut tidak diminta untuk
mempertanggungjawabkan perbuatanya.

Seseorang akan memiliki sifat pertanggungjawaban pidana apabila suatu


hal atau perbuatan yang dilakukan olehnya bersifat melawan hukum,
namun seseorang dapat hilang sifat bertaanggungjawabnya apabila
didalam dirinya ditemukan suatu unsur yang menyebabkan hilangnya
kemampuan bertanggungjawab seseorang.
TIDAK MAMPU

BERTANGGUNG

JAWAB

ADA 3 ORANG YANG MASUK KEDALAM KATEGORI TIDSK MAMPU BERTANGGUNG

JAWAB

Jiwanya terganggu oleh penyakit


Jiwanya dalam keadaan tidak sadar
Jiwanya cacad dalam pertumbuhannya
Keadaan idiot dan imbesil, pada umumnya
DASAR diakui sebagai termasuk ke dalam keadaan
jiwanya cacat dalam pertumbuhan
sebagaimana yang di maksud dalam Pasal 44
HUKUM ayat (1) KUHP, sehingga orang-orang demikian
tidak dapat dipidana.

Berdasarkan Pasal 44 KUHPidana yang berbunyi :


Pasal 44 ayat (1) KUHP berbunyi :
“Tiada dapat dipidana barang siapa mengerjakan suatu perbuatan yang
tidak dapat dipertanggungjawabkan kepadanya, sebab kurang
sempurna akalnya atau sakit berubah akal.”

Pasal 44 ayat (2) KUHP berbunyi:


“Jika nyata perbuatan itu tidak dapat dipertanggungjawabkan
kepadanya sebab kurang sempurna akalnya atau sakit berubah akal,
maka dapatlah hakim memerintahkan memasukkan dia ke rumah sakit
jiwa selama-lamanya satu tahun untuk diperiksa.
Orang yang

cacat jiwanya

Tidak mampu menjaga dirinya sendiri


terhadap bahaya yang datangnya dari luar.

Intelegensinya tidak bisa berkembang; tidak


bisa mengerti dan tidak bisa diajar apa-apa

Tidak memiliki insting-insting yang fundamental dan tidak mempunyai


kemampuan untuk mempertahankan diri serta melindungi diri

Tidak bisa menerima rangsangan sinar,


rabaan atau bau, dan tidak punya ingatan.
Orang yang dianggap jiwanya tidak normal adalah orang

yang kurang sempurna akalnya maupun sakit yang

merubah akal.

SEHINGGA

Keadaan jiwa yang tidak normal ini diatur khusus di dalam

Pasal 44 KUHP sebagai alasan pemaaf yang menghapus

kesalahan dari si pelaku suatu tindak pidana, sedangkan

perbuatannya tetap melawan hukum.

Keterangan ahli oleh dokter jiwa (psikiater) di sidang pengadilan

tentang keadaan jiwa si pembuat tidaklah wajib diikuti oleh majelis

hakim. Akan tetapi, oleh adanya alasan bahwa hakim pada

umumnya bukanlah ahli di bidang kejiwaan, maka sewajarnya

pendapat ahli jiwa itu dipertimbangkan untuk memperkuat

pendapatnya.
KESIMPULAN
Untuk menentukan bahwa terdakwa tidak mampu bertanggung jawab tidak cukup ditentukan
oleh Psikiater atau hakim sendiri, tapi harus ada kerja sama antara psikiater dan hakim. Psikiater
menentukan adanya penyakit; sedangkan hakim menilai bahwa penyakit yang ada itu
sedemikian besarnya, hingga perbuatan tidak dapat dipertanggungjawabkan kepadanya.

Namun, harus diingat bahwa hasil pemeriksaan dari psikiater mengenai psikopatologi pelaku
tindak pidana tidak bersifat mengikat hakim dalam menentukan ada atau tidaknya
pertanggungjawaban pidana dari pelaku tindak pidana, walaupun dalam hal ini memiliki kerja
sama dengan psikiater dalam menentukan psikopatologi tersebut.
ANY

QUESTION ?

Anda mungkin juga menyukai