Kabupaten Sanggau
Tiap masyarakat
Sanggau sehat secara JAMINAN PELAYANAN
fisik, mental, spiritual KESEHATAN YANG
dan sosial sehingga MEMADAI TERMASUK
memungkinkan hidup PENANGANAN MASALAH
produktif secara sosial KESEHATAN MENTAL /
dan ekonomi ODGJ
LANJUTAN .....
Setiap orang dengan sengaja melakukan
pemasungan, penelantaran, kekerasan dan/atau
kekerasan terhadap ODMK (Orang Dengan
Masalah Kejiwaan ) dan ODGJ ( Orang Denga
Gangguan Jiwa ) atau tindakan lainnya yang
melanggar hak asasi manusia, dipidana sesuai
dengan ketentuan perundang undangan (pasal 86
UU No.18/2014 tentang Kesehatan Jiwa
DASAR HUKUM
Undang Undang Nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan
Jiwa :
Bahwa Negara menjamin setiap orang harus hidup sejahtera
Lahir dan batin serta memperoleh pelayananan kesehatan
yang merupakan amanat UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
Upaya Kesehatan Jiwa adalah setiap kegiatan yg
mewujudkan derajat keswa yg optimal bagi setiap individu,
keluarga dan masyarakat dgn pendekatan promotif,preventif,
kuratif dan rehabilitatif yg diselenggarakan menyeluruh oleh
pemerintah, pemerintah daeah dan/atau masyarakat (psl 1 ayat
4).
Belum optimalnya pelayanan kesehatan jiwa bagi setiap
orang dan belum terjaminnya hak orang dengan gangguan
jiwa mengakibatkan rendahnya produktivitas sumber daya
manusia.
LANJUTAN ....
Pengaturan penyelenggaraan upaya kesehatan jiwa di
Kabupaten Sanggau, apabila dilakukan secara
komprehensif akan dapat mengoptimalkan pelayanan
kesehatan jiwa bagi setiap orang dan terjaminnya hak
Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Dinas sosial tidak berperan sendiri menangani
ODGJ,adapun tanggungjawab ini juga melibatkan
Dinas Kesehatan dan Instansi terkait lainnya
LANNJUTAN ......
1. Miskin
3. Memiliki faktor risiko akibat gangguan jiwa pada diri sendiri maupun orang
lain.
PASAL 6
FASE KEJIWAAN ODGJ MELIPUTI :
1. Fase Akut
2. Fase Stabilisasi
3. Fase Pemberdayaan
BAB IV
PENJANGKAUAN DAN PENERTIBAN
PASAL 7:
1.
Dalam hal ODGJ terlantar memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5, maka Pemerintah Daerah memfasilitasi ODGJ untuk
mendapat penanganan lebih lanjut.
3.
Penatalaksanaan kondisi kejiwaan pada ODGJ dapat dilakukan dengan
cara:
a.Rawat Jalan; atau
b.Rawat Inap
BAB V
PENATALAKSANAAN KONDISI KEJIWAAN PADA
ODGJ
PASAL 12:
1. Rujukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) dengan ketentuan
sebagai berikut:
a.ODGJ dalam fase akut dirujuk ke rumah sakit jiwa provinsi Kalimantan
Barat; dan
b.ODGJ dalam fase stabilisasi dan ODGJ terlantar dalam fase
pemberdayaan dirujuk ke balai rehabilitasi sosial/panti sosial
2.
Selain fasilitasi pelayanan dibidang Kesehatan Jiwa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ODGJ dapat dirujuk ke fasilitas pelayanan lain dibidang
Kesehatan Jiwa yang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
3.
Setiap pelaksanaan rujukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2), harus disertai dengan pencatatan dan berita acara serah terima rujukan
BAB VI
PENATALAKSANAAN KONDISI KEJIWAAN PADA
ODGJ
PASAL 13:
1.
Penatalaksanaan kondisi kejiwaan ODGJ yang dilakukan secara rawat inap
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) huruf b, dilakukan atas
hasil pemeriksaan psikiatrik oleh dokter spesialis kedokteran jiwa dan/atau
dokter yang berwenang dengan persetujuan tindakan medis secara tertulis
1.
Dalam penanganan ODGJ, Pemerintah Daerah dapat mengembangkan dan
melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan instansi
pemerintah/pemerintah provinsi, swasta, dan masyarakat
1.
Dalam melaksanakan upaya penanganan ODGJ, dibentuk tim pembina
kesehatan jiwa masyarakat di tingkat kabupaten dan kecamatan.
1.
Pemerintah Daerah melalui tim pembina kesehatan jiwa masyarakat di
tingkat kabupaten dan kecamatan bertanggungjawab dalam pendataan
ODGJ, serta monitoring dan evaluasi penanganan ODGJ di Daerah.
Hasil Rekomendasi Bupati Sanggau pada Telaah Staf Tgl 08 Juli 2019
Nomor 460/1299/DSP3AKB.
SEBERAPA BESAR
PERMASALAHANNYA
• Jumlah penderita ODGJ di Kab.Sanggau
th 2020 375 orang (data s/d Juli 2020)
• Ada 18 orang ODGJ terlantar
(dinyatakan layak pulang tdk/blm bisa
diterima oleh keluarga)
Kematian/bunuh diri
Disabilitas
Menderita
2 Menyiapkan kelengkapan KK, Kepesertaan JKN APBD 1-14 hari Kartu JKN APBD /
dokumen / BPJS BPJS