Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RINGINARUM
Jl Tejoarum No 1 Desa Ringinarum-Kendal
Telp.( 0294 ) 3641105 Kode Pos 51356
Email: puskringinarum@gmail.com

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESEHATAN JIWA

1. PENDAHULUAN

Menurut undang-undang republik indonesia nomor 18 tahun 2014,


kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang
secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara
produktif, dan mampu memberikan kontribusi bagi komunitasnya
Orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) adalah orang yang
mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan, dan perkembangan,
dan / kualitas hidup sehingga memiliki resiko mengalami gangguan jiwa.
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami
gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam
bentuk sekumpulan gejala dan atau perubahan perilaku yang bermakna serta
dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi
orang sebagai manusia.

Seseorang dengan gangguan jiwa berhadapan dengan stigma,


diskriminasi dan marginalisasi. Stigma dapat mengakibatkan penderita tidak
mencari pengobatan yang sebenarnya sangat mereka butuhkan atau mereka
akan mendapatkan pelayanan yang bermutu rendah. Marginalisasi dan
diskriminasi dapat meningkatkan risiko kekerasan pada hak-hak individu, hak
politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Pasien dengan gangguan jiwa berat sering memiliki gejala yang dapat
menjadi ancaman, baik terhadap keluarga, diri sendiri, maupun orang lain.
Keluarga dan masyarakat di sekitar lingkungannya cenderung melakukan
tindakan paksa untuk mengurangi atau membatasi ancaman tadi. Bentuk
pemaksaan itu dapat berupa pemasungan, yaitu mengikat tangan dan/atau
kaki dengan rantai atau seutas tali atau menguncinya pada sebuah batang
kayu, atau mengurungnya dalam sebuah ruangan yang sangat sempit.
Pembatasan gerak ini atau pemasungan acapkali juga disertai dengan
penelantaran termasuk kebutuhan hidupnya yang sangat mendasar tidak
diperhatikan. Kebutuhan makan minum, buang air besar dan buang kecil,
kebersihan diri dan berpakaian yang pantas menjadi sangat sulit ia dapatkan.
Pada kondisi ini sebenarnya penderita gangguan jiwa yang dipasung  adalah
individu terlantar dan miskin,  yang seharusnya ditanggung oleh pemerintah.

Pemasungan di Indonesia telah dilarang sejak tahun 1977 dengan


surat Menteri Dalam Negeri No: PEM.29/6/15 tanggal 11 Nopember 1977. 
Surat ini ditujukan kepada Gubernur seluruh Indonesia yang meminta kepada
masyarakat untuk tidak melakukan pemasungan terhadap penderita
gangguan jiwa dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk
menyerahkan perawatan penderita di Rumah Sakit Jiwa. Hal ini juga agar
diinstruksikan kepada para Camat dan Kepala-Kepala Desa agar secara aktif
mengambil prakarsa dan langkah-langkah dalam hal penanggulangan pasien
yang ada di daerah masing-masing.

Berbagai alasan dikemukakan mengenai mengapa mereka dipasung.


Sebagian masyarakat memasung anggota keluarganya untuk melindungi dari
kecelakaan. Sebagian lagi memasung karena takut membahayakan orang
lain. Ibu yang lain memasung putranya karena malu sebab putranya sering
mencuri rokok di warung tetangga.

Upaya kesehatan jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan


derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan
masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan
oleh pemerintah daerah, dan / masyarakat.
Survei data kesehatan jiwa di masyarakat, pelatihan kesehatan jiwa,
penyediaan obat-obatan esensial untuk gangguan jiwa, pengembangan
program sesuai kebutuhan daerah setempat, penggunaan posyandu,
pemberdayaan keluarga pasien gangguan jiwa dan dukungan pemerintah
baik daerah maupun pusat baik dalam hal anggaran maupun kegiatan, adalah
hal yang harus dipertimbangkan dalam mengintergrasikan pelayanan
kesehatan jiwa di pelayanan primer (Carla R. Machira,2011).

2. TUJUAN
A. Tujuan Umum

Tujuan dari program jiwa ini adalah mendukung dalam “Mewujudkan


Ringinarum Bebas Pasung 2015” 

B. Tujuan Khusus
a. Mengetahui jumlah penderita gangguan jiwa yang berada di
wilayah kerja puskesmas Ringinarum
b. Merumuskan langkah-langkah penanganan pasien gangguan
jiwa di wilayah kerja puskesmas Ringinarum
c. Melakukan kegiatan pencegahan munculnya penderita
gangguan jiwa baru di wilayah kerja puskesmas Ringinarum
3. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN

NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

1. PELACAKAN ORANG DENGAN Membagikan kuisoner dan membantu


MASALAH KEJIWAAN DAN pasien ataupun keluarga odmk dan
ORANG DENGAN GANGGUAN odgj dalam mengisinya
JIWA
Memberikan penyuluhan kepada
pasien dan keluarga mengenai
masalah jiwa

Menstimulus pasien dan keluarga


agar mau berkonsultasi ke
puskesmas mengenai kesehatan
pasien

Menstimulus keluarga agar


memperbolehkan pasien pasung di
jemput dan di rawat di RSJ

Menerangkan kepada keluarga apa


yang harus dilakukan keluarga
setelah pasien pulang dari RSJ

Mengadvokasi keluarga agar


menyiapkan syarat-syarat pembuatan
BPJS untuk pasien jiwa yang belum
memilikinya.

Melengkapi status pasien

2. Rapat koordinasi dan komunikasi Menyampaikan hasil pelacakan jiwa


lintas sektoral dengan seluruh
Menyampaikan masalah-masalah
kader jiwa, ninik mamak,
yang yang mungkin muncul dari
kecamatan dan jajarannya, serta
penelantaran pasien jiwa
dinas sosial,dinas kesehatan.
Menyampaikan kendala-kendala
dalam pendeteksian, pengobatan dan
perawatan pasien jiwa
1. BPJS
2. Dukungan keluarga
3. Ketersediaan obat

Mendiskusikan dan merumuskan


masalah jiwa di wilayah kerja
puskesmas Ringinarum dan
penyelesaiannya secara bersama-
sama
3. Pelatihan Kader Jiwa wilayah Menerangkan jenis-jenis gangguan
kerja Puskesmas jiwa

Dan cara mencegah terjadinya


gangguan jiwa

Menerangkan tugas dan tanggung


jawab seorang kader sehat jiwa

Menerangkan tehnik-tehnik
penyuluhan yang dapat dilakukan
seorang kader sehat jiwa di desanya

Menjelaskan isu-isu global mengenai


kesehatan jiwa

4. Kunjungan rumah untuk Melakukan anamnesa dan


pemberian obat kepada pasien pemeriksaan fisik dan pemberian
gangguan jiwa berat yang tidak regimen terapi kepada pasien
bisa berobat ke puskesmas
Melengkapi rekam medis pasien

Memberikan penyuluhan kepada


pasien dan keluarga mengenai
penyakit pasien

Menerangkan langkah-langkah yang


harus keluarga jalankan dalam
membantu perawatan pasien

Menerangkan alur pelaporan jika


terjadi hal-hal yang berbahaya baik
bagi pasien maupun bagi orang lain.

4. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Observasi
b. Wawancara
c. Diskusi /Tanya jawab
5. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

6. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan disusun


pelaporannya

7. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai