Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PELACAKAN KASUS GANGGUAN JIWA

A. PENDAHULUAN
Kesehatan dan kesejahteraan jiwa merupakan hal penting untuk diperhatikan
dan diupayakan oleh berbagai pihak, terutama oleh para tenaga profesional di bidang
kesehatan. Teraihnya kesehatan jiwa manusia sebagai makhluk biopsikososial, baik
yang telah didiagnosis menderita gangguan fisik maupun mental-psikologis, perlu
mendapatkan respon yang proporsional dan adekuat dari semua tenaga kesehatan.
Hal ini sejalan dengan konsep sehat WHO yang melihat kesehatan dari tiga sisi
yaitu kesehatan fisik-biologis, mental-psikologis (jiwa) dan sosial yang harus dicapai
secara terintegrrasi (WHO, 2015). Undang-Undang Kesehatan RI tahun 2009, bahkan
menambahkan aspek spiritual sebagai komponen yang harus ada melengkapi konsep
sehat seutuhnya (UU Kesehatan RI, 2009).
Dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kualitas pelayanan bagi
pasien jiwa di Puskesmas, maka pelayanan kesehatan mental atau jiwa yang
menyeluruh menjadi salah satu syarat yang harus terpenuhi untuk menjamin
tercapainya kebutuhan pasien jiwa. Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan
peran tenaga kesehatan dan keluarga pasien dalam membantu peningkatan kualitas
hidup pasien adalah kunjungan rumah. Kunjungan rumah dapat memberi bantuan bagi
pasien dan keluarga untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan bagi peningkatan
kualitas hidup pasien.
B. LATAR BELAKANG

Pelacakan Kasus gangguan jiwa adalah mengunjungi pasien dengan gangguan


jiwa yang dilaporkan oleh kader atau masyarakat sekitar pasien jiwa untuk bertemu
dengan keluarga dengan tujuan mendapatkan berbagai informasi penting yang
diperlukan dalam rangka membantu pasien dalam proses penyembuhan, serta
melakukan penyuluhan/ pemberian edukasi kesehatan fisik/mental/sosial terkait
dengan kebutuhan pasien selama menjalani perawatan kesehatan. Pelacakan pasien
dengan gangguan jiwa merupakan alternatif yang baik untuk dilakukan sebagai salah
satu upaya membantu proses perubahan respon maladaptif pasien menjadi respon
yang lebih adaptif. Hal ini menjadi alasan bahwa melalui kegiatan pelacakan ini akan
didapatkan informasi data fisik maupun non fisik pasien dan keluarga yang
dibutuhkan untuk proses penyembuhan di fasilitas kesehatan secara lebih lengkap dan
sesuai dengan keadaan nyata pasien.
Data pasien dengan masalah kesehatan jiwa di Puskesmas Kelir sendiri
sepanjang tahun dilaporkan sebanyak 11 pasien dengan gangguan jiwa. Kasus yang
paling sering dijumpai adalah gangguan psikotik dan gangguan somatoform,
sedangkan kasus-kasus lainnya seperti epilepsi, gangguan tingkah laku dan
kecemasan umum. Fakta tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa
merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar dan nyata di masyarakat. Pasien
dengan gangguan jiwa di Puskesmas Kelir perlu dilakukan pelacakan untuk
mengetahui tindakan apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk menolong
anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa, serta memberikan informasi
dan motivasi agar pasien dapat diterima keberadaannya dan diperlakukan sewajarnya
baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat sekitarnya.
C. TATA NILAI PROGRAM

Pelaksanaan program Kesehatan Jiwa harus dilakukan secara cekatan, empati,


ramah dan memiliki inovasi untuk menyelesaikan kendala yang ada di lapangan serta
akuntabel. Tata nilai Program Autopsi Verbal Puskesmas Kelir, yaitu: KELIR

1. Ketepatan waktu dalam memberikan pelayanan


Dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat kita harus tepat
waktu
2. Loyalitas dalam memberikan pelayanan
Dalam memberikan pelayanan tidak membedakan social ekonomi,
suku, agama semua dilayani sesuai prosedur
3. Rapi beratribut dalam memberikan pelayanan
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kjepada pasien/masyarakat
petugas selalu rapid an lengkap atributnya sebagai identitas petugas
kesehatan.

D. PERAN LINTAS SEKTORAL DAN LINTAS PROGRAM

Untuk melaksanakan program kesehatan jiwa tak lepas dari peran lintas sektoral yaitu
Kalurahan yang berperan dalam penyediaan data dan informasi mengenai warganya
yang mempunyai gangguan jiwa berat di wilayahnya. Selain itu juga kader kesehatan
tiap RW di wilayah Puskesmas Kelir yang juga berperan memberikan data dan
informasi tentang warga di wilayah RW masing- masing yang menderita gangguan jiwa
berat.
E. TUJUAN

a. Tujuan Umum
Keluarga dan masyarakat (baik lingkungan sekitar ataupun lintas sektor
terkait) memiliki pengetahuan dalam memperlakukan pasien dan dapat
menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.

b. Tujuan Khusus
1. Memberikan informasi pada pasien tentang perkembangan kondisinya
2. Memberikan motivasi pada pasien untuk meningkatkan kualitas
hidupnya dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki
3. Memberikan informasi tentang perkembangan kondisi pasien kepada
keluarga
4. Meningkatkan peran keluarga dalam mengoptimalkan fungsi sebagai
sistem pendukung untuk pasien di rumah
5. Meningkatkan informasi dan kesadaran masyarakat tentang perlakuan
pada pasien jiwa
6. Meningkatkan peran masyarakat dan lintas sektor terkait dalam
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan jiwa.

F. PROSEDUR
1. Persiapan
 Petugas membuat jadwal kunjungan
 Menentukan maksud dan tujuan kunjungan
 Mempersiapkan bahan yang akan dibawa
 Mempersiapkan buku kegiatan
 Menyiapkan SPPD
 Menyiapkan kendaraan apa yang mau dipakai
 Petugas melakukan kunjungan
2. Pelaksanaan
 Petugas berangkat menggunakan kendaraan sepeda motor
 Mengemukakan maksud dan tujuan kepada kepala desa
 Mengemukakan maksud dan tujuan kepada keluarga penderita
 Menjelaskan tentang penyakit jiwa, pentingnya minum obat secara
teratur
 Mendengarkan dan mencatat keluhan penderita
 Menyimpulkan dan memberi saran serta solusi kepada penderita dan
keluarga
 Menyerahkan SPPD untuk di tanda tangani kepada kepala desa
 Pulang ke puskesmas dengan kendaraan sepeda motor
G. PELAPORAN
Setelah dilakukan kegiatan berdasarkan petunjuk dari berbagai sumber, kemudian
dilakukan evaluasi kegiatan dan dilaporkan ke kepala puskesmas yang dilanjutkan ke
DINKES kabupaten Banyuwangi

Anda mungkin juga menyukai